The Black Mamba
Erik berjalan mencari kelas, dimana dia akan belajar di sekolahnya yang baru. Dengan penampilan yang culun dan kacamata tebalnya , Erik masuk ke dalam kelas 12 IPA 1.
"Siang Pak." sapa Erik.
"Siang, kamu siapa?" tanya seorang guru, dan para siswa di dalam kelas memperhatikan dirinya.
Ada yang tertawa, dan ada pula yang membicarakan dirinya karena penampilan yang culun.
"Saya murid baru disini."
"Oh iya, kamu pindahan dari luar negeri itu. Silahkan kamu, perkenalkan diri."
"Hallo nama saya Erik Nagato, saya pindahan dari Jepang. Saya adalah sebenarnya, asli orang sini, karena lahir di Jepang, nama belakang saya pakai Nagato."
Semuanya diam, dan tawa mereka meledak, sambil menertawakan Erik. Dengan tersenyum, menunjukkan deretan gigi kawatnya.
"Erik, kamu duduk di sebelah April."
"Pak, nggak salah? April duduk sama si culun." ucap salah satu pria laki - laki, bernama Dimas.
"Diam kamu Dimas, kamu duduk disana."ucap Pak Rudi.
"Baik, Pak."
Erik lalu duduk disamping April, gadis berparas ayu dengan rok di atas lutut, Erik dan April tersenyum.
"Kenalkan nama saya April." ucap April sambil mengulurkan tangannya.
"Nama saya Erik." balas Erik dengan mengulurkan tangannya.
"Kamu pindahan dari Jepang?"
"Iya, saya lahir disana, dan baru pertama pindah kesini."
"Aneh, asli orang sini tapi baru pulang ke negaranya.
" Karena orang tua saya itu, sering melakukan perjalanan bisnis diberbagai negara."
"Berarti kamu sering keliling dunia dong?"
"Bahkan saya, menguasai hampir bahasa di seluruh dunia."
"Wow hebat kamu."
"Baik anak - anak, sekarang kita buka halaman 50,membahas tentang kecepatan cahaya."
*****
Saat istirahat Erik duduk sendiri, di sebuah kantin sambil meminum susu kotaknya. Dimas CS mendatangi Erik, dengan salah satu kali di taruh di atas kursi.
"Eh culun, kamu jangan dekati cewek saya si April. Awas saja, kalau kamu goda si April." ucap Dimas.
"Eh, tampan kamu itu cupu, mana ada sih cewek yang naksir sama kamu. Mending juga, dia kita jadikan jongos saja, gimana?" ucap Adi.
"Ide bagus tuh." ucap Kamal.
"Boleh juga, kamu boleh dekat sama April, karena kamu itu duduk sama dia. Tapi syaratnya kamu jadi jongos kita, setiap ada tugas sekolah, kamu yang kerjakan." ucap Dimas.
"Kalian kan bisa kerjakan sendiri, masa orang lain yang kerjakan?" ucap Erik.
"Eh kamu melawan kami ya, mau saya tonjok nih wajah kamu yang jelek itu." ucap Dimas akan mengarahkan pukulan ke wajahnya, tetapi ada sebuah tangan yang menahannya.
"Eh Ayank Mbeb." ucap Dimas menurunkan tangannya.
"Sekali lagi, kalian ganggu dia, urusannya sama saya." ucap April dengan menarik krah seragam sekolah April.
"Santai April, santai. " ucap Dimas langsung pergi bersama kedua sahabatnya.
"Kamu tidak apa - apa?" tanya April.
"Tidak apa - apa." jawab Erik, sambil membenarkan kacamatanya.
"Dia itu memang rese anaknya, semua anak sini pada takut sama dia, maklum lah dia kan cucu pemilik Yayasan. Jadi sok berkuasa dan seenaknya sendiri, memperlakukan orang lain."
"Eh kamu kagak makan? kantin sini makanannya enak - enak loh, kok cuman susu kotak?"
"Ini saya bawa bekal." ucap Erik, menunjukkan kotak nasi.
Hahahahahahha
April tertawa, saat Erik menunjukkan bekal kotak nasi, berwarna pink. Hingga perutnya sakit, karena tertawa terpingkal - pingkal.
"Kamu itu seperti anak TK, bawa bekal warnanya pink."
"Kenapa? kata Mami saya, bawa bekal sendiri lebih sehat, hemat lagi."
"Ya kagak gitu, habis lihat tempat nasinya modelnya girly banget."
"Ini warna favorit saya loh."
Hahahahaha..
"Kamu suka warna pink?"
*****
"Eh kamu pulang naik apa?" tanya April.
"Saya di jemput, ada supir yang akan jemput saya." jawab Erik.
Sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan April dan Erik, seorang supir turun dan membukakan pintu untuk April.
"Saya duluan ya, sudah di jemput." ucap April.
"Iya, hati - hati." ucap Erik.
Setelah mobil yang membawa April pergi, sebuah mobil pun berhenti tepat di depan Erik. Lalu Erik pun masuk kedalam mobil, dan mobil pun kembali melaju.
"Ah... ini kawat gigi bikin susah gerak, makan saya sampai tersiksa." Ucap Elang.
"Gimana, hari pertama jadi murid SMA?" tanya Willy.
"Hari yang memberatkan, jadi siswa culun. Ada tiga murid, yang benar - benar tidak sopan, kalau saya sedang tidak menyamar sudah saya seret tuh bocah."
"Kenapa?"
"Dia jadikan saya jongos, kurang ajar banget kan. Mentang - mentang penampilan saya culun, belum tahu saja kalau saya kembali menjadi Elang, wajah tampan ini selalu buat wanita langsung jatuh cinta."
"Mantap...!! " ucap Willy.
"Apa ada info?" tanya Willy kembali.
"Belum, karena ini hari pertama saya jadi siswa."
****
"Apa yang kamu dapatkan?"
"Siap Komandan, saya belum mendapatkan informasi yang di inginkan." udak Elang.
"Tapi kami lihat, dari rekaman Camera kamu sudah berinteraksi dengan murid disana?"
"Siap itu benar, tapi belum terlalu jauh."
"Kamu terus dekati dia, cari informasi sejauh mungkin."
"Siap komandan." ucap Elang.
Elang keluar dari ruangan Komandannya, senyum seorang wanita berseragam Loreng, dengan membawa sebatang cokelat.
" Makasih ya." ucap Elang, menerima cokelat pemberian dari Selena.
"Kapan kamu ada waktu buat kita?" tanya Selena.
"Tidak tahu, karena saya masih dalam tugas." jawab Elang.
"Tapi hari ini kamu kan sudah selesai, baru besok lagi? dari kamu pulang dari misi rahasia itu, kamu belum luangkan waktu untuk saya, kamu malah langsung menerima pekerjaan baru lagi."
"Maaf ya, saya janji kita akan jalan."
"Kapan? kamu sukanya janji. Dan sekarang mau kemana?"
"Masih ada yang harus di kerjakan, janji setelah hari ini urusannya selesai, saya akan ke rumah."
"Awas janji ya."
"Iya, saya janji."
*****
Elang dari balik kemudi mobilnya, memperhatikan gerak gerik seorang wanita yang sedang berada di sebuah taman. Dari dalam mobil, Elang terus menatapnya, hingga dua pria itu meninggalkan wanita tersebut.
Elang menjalankan mesin mobilnya, dan mengikuti wanita tersebut, dari jarak jauh. Motor yang di kendarai nya berjalan ke arah sebuah bangunan pabrik tua kosong, Elang menghentikan mobilnya. Terlihat dua orang pria membukakan pintu gerbang, lalu menutupnya kembali.
"Apa tempat ini yang di jadikan markas besar mereka?"
Elang pun segera meninggalkan tempat tersebut, tempat yang sudah di tandai, sebagai titik operasinya.
"Roger satu, Black Mamba minta ijin, untuk menjalankan drone di daerah operasi."
"Laporan di terima."
Elang pun menghentikan mobilnya, dengan jarak sedikit jauh dari pabrik yang dia intai, dari dalam mobilnya, Elang menjalankan sebuah drone ke arah dimana wanita tersebut masuk.
Dari layar camera drone tertangkap, beberapa pria bersenjata dengan berdiri di balik pintu. Bahkan beberapa pria memasukan sebuah, kotak besar kedalam sebuah truk.
"Gadis nakal, kecil - kecil kamu jadi Mafia."
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Nurhayati Nia
apa april seorang mapia thorr
2024-01-26
0
Yane Kemal
April kah?
2023-07-28
1
百里金
menarikkkkk
2023-04-27
1