Penjahat Kecil

"Eh.. cepetan kamu jalannya!! " ucap April pada Erik.

Erik yang saat itu membawa tumpukan buku dari perpustakaan, membawanya kedalam kelas.

"Taruh di atas meja." perintah April.

"Kok diem, rangkum semua." ucap April kembali.

"Sumpah, ingin sekali, saya cepat bongkar penyamaran ini." ucap Erik dalam hatinya

"I - iya." ucap Erik.

"April, ada yang cari kamu." ucap salah satu siswa.

"Siapa?"tanya April.

"Sepertinya keluarga kamu." jawabnya.

"Ok, makasih." ucap Aril langsung beranjak bangun.

April lalu pergi, meninggalkan kelas. Setelah April tak terlihat, Erik langsung menyusulnya. Erik berjalan mengikuti langkah April, dan melihat April bertemu dengan seseorang di lapangan.

"Black Mamba melihat target dengan seseorang." ucap Elang melalui earphones nya.

"Spy game, siap memantau."

Dengan kamera tersembunyi , yang terpasang di jas almamater sekolah. Elang memotret, setiap interaksi April. Hasil photo Camera tersembunyi tersebut, langsung terkirim ke markas.

"Sedang apa kamu?" bentak Dimas, saat Elang membalikkan tubuhnya.

"Sa - saya tadi habis mencari orang." ucap Elang, yang kembali menjadi Erik.

"Jangan bohong kamu, saya tahu kamu itu mengikuti April. Jawab...!!! kalau tidak saya pukul wajah kamu." Dimas menarik krah jas almamater yang di pakai Erik.

"Ti - tidak. "

Buuuugggghhhhh

Erik tersungkur, saat Dimas menonjok wajahnya tepat pada pipinya hingga memberi. Erika diam, amarahnya memuncak, tapi dirinya ingat, sedang dalam penyamaran.

Sedangkan ditempat lain, Timnya melihat rekaman, Elang yang di pukul, hingga tersungkur. Terlihat Elang hanya diam, dengan gaya culunnya.

"Sakit pasti,menjadi pemain seperti Elang." ucap Steven.

"Kalian lihat kan tadi, kedua tangan yang di kepalkan? dia ingin membalas tapi dia ingat siapa dia sekarang." ucap Jefri.

"Ingatkan dia, jangan sampai penyamarannya terbongkar, hanya karena gara - gara cacing kecil. " ucap Pak. Fatih, Komandan mereka.

"Siap Komandan." ucap keduanya.

April segera masuk, setelah tiga pria itu meninggalkan halaman sekolah. April kaget melihat, Erik yang sedang duduk di kursi sambil mencatat dengan wajah yang lebam. Semua memperhatikan, tapi tidak ada yang berani untuk bertanya.

"Kenapa kamu?" tanya April.

"Beb, dia mengikuti kamu. Saya hajar dia, saya tidak suka ada pria lain yang diam - diam memperhatikan kamu." jawab Dimas.

April langsung menatap tajam ke arah Dimas, dan Dimas langsung menundukkan kepalanya.

"Sekali lagi, kamu lukai wajah jongos saya. Saya pastikan, besok kamu tidak ada disini lagi." ancam April.

****

"Erik..!! " panggil April.

"Ada apa?" tanya Erik masih melanjutkan langkahnya berjalan ke arah parkiran.

"Maaf soal Dimas." jawab April.

"Oh tidak apa - apa."

"Dia orangnya begitu, namanya juga suka sama saya."

"Kalian itu pacaran ya?"

"Tidak ada waktu bagi saya pacaran."

"Oh"

"Eh tapi benar, kamu tadi diam - diam mengikuti saya?"

"Ti - tidak, tadi saya sedang cari sinyal. Ada telepon tidak terdengar jelas suaranya,jadi saya keluar kelas."

"Oh gitu ya."

Sebuah mobil berhenti tepat di depan April dan Erik, terlihat seorang pengemudi dengan mengenakan jas rapih. Camera pengintai Elang, merekam mobil yang menjemput April, hingga supir yang membawanya.

"Saya duluan."

"Iya, hati - hati." ucap Erik.

Setelah mobil April pergi, Willy pun sampai. Elang langsung masuk ke dalam mobil tersebut.

"Ikuti mereka." ucap Elang, sambil mengganti penampilannya.

"Kita ikuti ke rumahnya?" ucap Willy.

"Saya yakin, pergi ke suatu tempat." ucap Elang.

Mobil terus mengikuti kemana arah mobil yang membawa April, hingga mobil masuk ke kawasan sebuah pabrik kosong.

"Dia itu mau apa kesini?"ucap Elang.

"Bukannya, ini tempat yang kemarin?" ucap Willy.

"Iya, kita berhenti disini. Saya akan masuk kesana." ucap Elang, dengan membawa pistol dibalik jaketnya.

Elang keluar dari dalam mobil, berlari pelan dan memasuk gerbang saat bersamaan dengan mobil, dengan cara menyelinap dan langsung bersembunyi di balik tumpukan drum.

Terlihat April keluar, dan semuanya masuk mengawal April. Hanya ada dua penjaga di depan pintu, tiga di atap bangunan pabrik.

Saat semuanya lengah, Elang mencari celah untuk masuk. Elang pun berhasil masuk kedalam pabrik, yang sudah terbengkalai.

"Hola Carino." sapa pria asing, yang langsung memeluk April.

"Todo esta listo." ucap April sambil memberikan sebuah kunci.

Pria tersebut mengambil kuncinya, dan membuka sebuah koper besar. Kedua mata Elang terbelalak kaget, saat melihat isinya, sebuah senjata Api dan sejumlah mata uang asing.

Elang merekam semuanya, hingga pria itu pergi dengan membawa koper tersebut. April pun lalu kembali, dan memasuki mobil yang membawanya.

****

"Ikuti lagi mobil April." perintah Elang.

"Apa yang terjadi?"

"Transaksi senjata api dan mata uang asing palsu, plat nomer dan wajah pria asing sudah saya ambil. Markas langsung mencari tahu siapa dia, dan sekarang kita ikuti dia."

Mobil yang membawa April berhenti tepat, di sebuah gang kumuh. Dan lantas mobil tersebut pergi, Elang pun langsung turun dan mengikuti April dari belakang.

April merasakan ada yang mengikutinya, dan menghentikan langkah kakinya. Saat menoleh tidak ada siapa - sapa, sedangkan Elang bersembunyi di belakang gerobak bakso yang berhenti.

April kembali melanjutkan langkah kakinya, Elang pun kembali mengikutinya. April memasuki gang sempit, seperti sebuah lokalisasi dan tempat perjudian.

Elang pun masuk, dan berpura - pura untuk sekedar minum. Terlihat April masuk kedalam sebuah kamar.

"Mau pesan minuman atau kupu - kupu?" tanya seorang wanita.

"Saya minta Bir satu botol."

"Ok." ucapnya sambil membuka tutup botol Bir, lalu menuangkan ke dalam gelas yang berisi es batu.

April keluar dan merubah penampilannya menjadi seksi, pakaian dress se atas lutut dengan belahan dada yang sedikit memperlihatkan, miliknya.

"Sudah waktunya saya pulang, nanti malam ada yang boking ruang VIP tolong siapkan pesanan mereka, yang ada di papan pengumuman itu."

"Ok darling." ucap April.

April menatap ke arah Elang, menatap wajahnya dengan begitu teliti. Lalu mendekati Elang, yang sedang menghisap rokok dan minum segelas Bir.

"Sepertinya kita pernah bertemu?"

"Saya baru pertama kesini." ucap Elang dengan wajah santainya menatap ke arah April.

"Mungkin karena terlalu banyak pelanggan."

"Mungkin juga, saya baru tahu disini ada tempat surganya dunia."

"Disini kamu mau apa saja ada, karena disini juga surganya dari segala macam."

"Apa saya bisa membeli kupu - kupu malam?"

"Bisa, banyak yang membawa mereka untuk keluar dari sini. Kebanyakan, mereka pelanggan tetap, tapi dengan harga yang lumayan."

"Saya tertarik sama kamu.'

"Maksudnya?"

"Saya ingin membeli kamu, karena saya tidak suka memakai barang di tempat seperti ini. Saya ingin, khusus saya yang pakai."

"Masih banyak kupu - kupu cantik, kamu bisa beli mereka. Di mulai dari harga 300 juta, yang masih original juga ada, harga 1 milyar."

.

.

.

Terpopuler

Comments

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

original harga 1 M cuma semalam lagi 😱....jadi penasaran siapa April

2023-04-04

2

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

OMG, April 😱😱😱😱

2023-04-04

2

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

hmmm April tuh siapa sih kak author,kenapa semua temen"nya tuh kayaknya pada takut sama dia...apa dia juga seorang mafia 😱

2023-04-03

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!