NovelToon NovelToon

The Black Mamba

Siswa Baru

Erik berjalan mencari kelas, dimana dia akan belajar di sekolahnya yang baru. Dengan penampilan yang culun dan kacamata tebalnya , Erik masuk ke dalam kelas 12 IPA 1.

"Siang Pak." sapa Erik.

"Siang, kamu siapa?" tanya seorang guru, dan para siswa di dalam kelas memperhatikan dirinya.

Ada yang tertawa, dan ada pula yang membicarakan dirinya karena penampilan yang culun.

"Saya murid baru disini."

"Oh iya, kamu pindahan dari luar negeri itu. Silahkan kamu, perkenalkan diri."

"Hallo nama saya Erik Nagato, saya pindahan dari Jepang. Saya adalah sebenarnya, asli orang sini, karena lahir di Jepang, nama belakang saya pakai Nagato."

Semuanya diam, dan tawa mereka meledak, sambil menertawakan Erik. Dengan tersenyum, menunjukkan deretan gigi kawatnya.

"Erik, kamu duduk di sebelah April."

"Pak, nggak salah? April duduk sama si culun." ucap salah satu pria laki - laki, bernama Dimas.

"Diam kamu Dimas, kamu duduk disana."ucap Pak Rudi.

"Baik, Pak."

Erik lalu duduk disamping April, gadis berparas ayu dengan rok di atas lutut, Erik dan April tersenyum.

"Kenalkan nama saya April." ucap April sambil mengulurkan tangannya.

"Nama saya Erik." balas Erik dengan mengulurkan tangannya.

"Kamu pindahan dari Jepang?"

"Iya, saya lahir disana, dan baru pertama pindah kesini."

"Aneh, asli orang sini tapi baru pulang ke negaranya.

" Karena orang tua saya itu, sering melakukan perjalanan bisnis diberbagai negara."

"Berarti kamu sering keliling dunia dong?"

"Bahkan saya, menguasai hampir bahasa di seluruh dunia."

"Wow hebat kamu."

"Baik anak - anak, sekarang kita buka halaman 50,membahas tentang kecepatan cahaya."

*****

Saat istirahat Erik duduk sendiri, di sebuah kantin sambil meminum susu kotaknya. Dimas CS mendatangi Erik, dengan salah satu kali di taruh di atas kursi.

"Eh culun, kamu jangan dekati cewek saya si April. Awas saja, kalau kamu goda si April." ucap Dimas.

"Eh, tampan kamu itu cupu, mana ada sih cewek yang naksir sama kamu. Mending juga, dia kita jadikan jongos saja, gimana?" ucap Adi.

"Ide bagus tuh." ucap Kamal.

"Boleh juga, kamu boleh dekat sama April, karena kamu itu duduk sama dia. Tapi syaratnya kamu jadi jongos kita, setiap ada tugas sekolah, kamu yang kerjakan." ucap Dimas.

"Kalian kan bisa kerjakan sendiri, masa orang lain yang kerjakan?" ucap Erik.

"Eh kamu melawan kami ya, mau saya tonjok nih wajah kamu yang jelek itu." ucap Dimas akan mengarahkan pukulan ke wajahnya, tetapi ada sebuah tangan yang menahannya.

"Eh Ayank Mbeb." ucap Dimas menurunkan tangannya.

"Sekali lagi, kalian ganggu dia, urusannya sama saya." ucap April dengan menarik krah seragam sekolah April.

"Santai April, santai. " ucap Dimas langsung pergi bersama kedua sahabatnya.

"Kamu tidak apa - apa?" tanya April.

"Tidak apa - apa." jawab Erik, sambil membenarkan kacamatanya.

"Dia itu memang rese anaknya, semua anak sini pada takut sama dia, maklum lah dia kan cucu pemilik Yayasan. Jadi sok berkuasa dan seenaknya sendiri, memperlakukan orang lain."

"Eh kamu kagak makan? kantin sini makanannya enak - enak loh, kok cuman susu kotak?"

"Ini saya bawa bekal." ucap Erik, menunjukkan kotak nasi.

Hahahahahahha

April tertawa, saat Erik menunjukkan bekal kotak nasi, berwarna pink. Hingga perutnya sakit, karena tertawa terpingkal - pingkal.

"Kamu itu seperti anak TK, bawa bekal warnanya pink."

"Kenapa? kata Mami saya, bawa bekal sendiri lebih sehat, hemat lagi."

"Ya kagak gitu, habis lihat tempat nasinya modelnya girly banget."

"Ini warna favorit saya loh."

Hahahahaha..

"Kamu suka warna pink?"

*****

"Eh kamu pulang naik apa?" tanya April.

"Saya di jemput, ada supir yang akan jemput saya." jawab Erik.

Sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan April dan Erik, seorang supir turun dan membukakan pintu untuk April.

"Saya duluan ya, sudah di jemput." ucap April.

"Iya, hati - hati." ucap Erik.

Setelah mobil yang membawa April pergi, sebuah mobil pun berhenti tepat di depan Erik. Lalu Erik pun masuk kedalam mobil, dan mobil pun kembali melaju.

"Ah... ini kawat gigi bikin susah gerak, makan saya sampai tersiksa." Ucap Elang.

"Gimana, hari pertama jadi murid SMA?" tanya Willy.

"Hari yang memberatkan, jadi siswa culun. Ada tiga murid, yang benar - benar tidak sopan, kalau saya sedang tidak menyamar sudah saya seret tuh bocah."

"Kenapa?"

"Dia jadikan saya jongos, kurang ajar banget kan. Mentang - mentang penampilan saya culun, belum tahu saja kalau saya kembali menjadi Elang, wajah tampan ini selalu buat wanita langsung jatuh cinta."

"Mantap...!! " ucap Willy.

"Apa ada info?" tanya Willy kembali.

"Belum, karena ini hari pertama saya jadi siswa."

****

"Apa yang kamu dapatkan?"

"Siap Komandan, saya belum mendapatkan informasi yang di inginkan." udak Elang.

"Tapi kami lihat, dari rekaman Camera kamu sudah berinteraksi dengan murid disana?"

"Siap itu benar, tapi belum terlalu jauh."

"Kamu terus dekati dia, cari informasi sejauh mungkin."

"Siap komandan." ucap Elang.

Elang keluar dari ruangan Komandannya, senyum seorang wanita berseragam Loreng, dengan membawa sebatang cokelat.

" Makasih ya." ucap Elang, menerima cokelat pemberian dari Selena.

"Kapan kamu ada waktu buat kita?" tanya Selena.

"Tidak tahu, karena saya masih dalam tugas." jawab Elang.

"Tapi hari ini kamu kan sudah selesai, baru besok lagi? dari kamu pulang dari misi rahasia itu, kamu belum luangkan waktu untuk saya, kamu malah langsung menerima pekerjaan baru lagi."

"Maaf ya, saya janji kita akan jalan."

"Kapan? kamu sukanya janji. Dan sekarang mau kemana?"

"Masih ada yang harus di kerjakan, janji setelah hari ini urusannya selesai, saya akan ke rumah."

"Awas janji ya."

"Iya, saya janji."

*****

Elang dari balik kemudi mobilnya, memperhatikan gerak gerik seorang wanita yang sedang berada di sebuah taman. Dari dalam mobil, Elang terus menatapnya, hingga dua pria itu meninggalkan wanita tersebut.

Elang menjalankan mesin mobilnya, dan mengikuti wanita tersebut, dari jarak jauh. Motor yang di kendarai nya berjalan ke arah sebuah bangunan pabrik tua kosong, Elang menghentikan mobilnya. Terlihat dua orang pria membukakan pintu gerbang, lalu menutupnya kembali.

"Apa tempat ini yang di jadikan markas besar mereka?"

Elang pun segera meninggalkan tempat tersebut, tempat yang sudah di tandai, sebagai titik operasinya.

"Roger satu, Black Mamba minta ijin, untuk menjalankan drone di daerah operasi."

"Laporan di terima."

Elang pun menghentikan mobilnya, dengan jarak sedikit jauh dari pabrik yang dia intai, dari dalam mobilnya, Elang menjalankan sebuah drone ke arah dimana wanita tersebut masuk.

Dari layar camera drone tertangkap, beberapa pria bersenjata dengan berdiri di balik pintu. Bahkan beberapa pria memasukan sebuah, kotak besar kedalam sebuah truk.

"Gadis nakal, kecil - kecil kamu jadi Mafia."

.

.

.

Penyamaran Yang Menyebalkan

Elang tersenyum, saat melihat Selena sudah duduk menunggunya di sebuah cafe. Elang mencium kedua pipi Selena, terakhir ke keningnya.

"Maaf lama ya menunggu." ucap Elang.

"Tidak juga, hanya telat 30 menit." ucap Selena.

"Kamu selalu bilang kata tidak di awal, padahal saya yang sering telat loh, by the way kamu kok belum pesan minuman?"

"Saya menunggu kamu."

"Kamu pesan apa?"

"Seperti biasa lemon tea dan kamu kopi espresso. "

"Mba, maaf mba." panggil Elang.

"Lemon tea satu dan kopi espresso satu, tambah dessert nya creme Brulee." ucap Elang.

"Mohon tunggu sebentar, untuk pesanannya."ucapnya.

" Terima kasih." ucap Elang.

"Setelah misi ini, saya ingin kamu tidak bekerja dalam bahaya. Saya akan minta sama Papah, untuk kamu tidak menjadi mata - mata. Pekerjaan kamu sangat berbahaya, saya takut kamu itu terjadi sesuatu."

"Ini sudah resiko pekerjaan, saya suka menjalaninya."

"Kamu tahu, Black Mamba itu banyak dicari di luar sana. Tanpa topeng, kamu sudah habis tidak bisa berkeliaran disini. Dan saya, mungkin akan terancam."

"Pergerakan Black Mamba, begitu mematikan. Tidak akan pernah ada yang mau mendekatinya, siapa pun dia, saya akan mengetahui gerakan nya. Mungkin kita tidak sadar kalau mereka ada disini."

Selena langsung menoleh ke kanan dan kiri, pesanan pun datang sesuai yang mereka pesan. Elang langsung meminum kopi, namun Selena masih seperti mencari sesuatu.

"Arah jam 6 di belakang kamu." ucap Elang.

"Jangan menoleh, karena dia sedang menatap kita." ucap Elang kembali dengan santai.

"Dia tahu Black Mamba?"

Elang tersenyum, saat seseorang berjalan ke arahnya. Selena dengan jantung berdebar melihat sosok pria tinggi, menggunakan stelan jas warna hitam.

"Apa kabar Elang?" sapa nya.

"Baik, gimana kabar kamu Jack?" ucap Elang.

"Baik, oh ini siapa?" tanyanya.

"Dia adalah partner kerja saya." jawab Elang.

"Tentara?"

"Yupz."

"Boleh saya gabung?"

"Silahkan."

"Saya tidak menyangka bertemu kamu disini, sudah lama, terakhir kita pernah berpisah saat kita lulus SMA, kamu jadi Tentara , saya seorang pengusaha."

"Kamu masih menjalankan bisnis itu?"

"Tentu, menghasilkan banyak uang Dari pada jual beli mobil mewah. Kamu bisa bergabung dengan saya, bisnis ini sampai ke luar negeri. Dari pada kamu menerima gaji, ya bisa di hitung. "

"Saya suka profesi ini." ucapnya, suara ponsel berdering dan Jack langsung mengangkatnya.

Elang dan Selena hanya jadi pendengar, saat Jack berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing.

"Nos vemos." ucap Jack langsung menutup ponselnya.

"Elang, kalau begitu saya permisi. Kalau kamu berubah pikiran, hubungi saya." ucapnya.

" A de conocerte. " ucap Elang.

Elang tersenyum saat Jack pergi, Elang menatap punggung Jack hingga keluar dari Cafe. Sedangkan Selena, menatap Elang dengan penuh tanda tanya.

"Siapa dia?"

"Namanya Badrudin, berganti Jack setelah dia menjadi seorang pengusaha ekspor impor, berkedok mobil mewah. Dia itu teman selasa SMA saya."

"Kenapa nama Badrudin jadi Jack?"

"Mungkin nama bisnisnya, hidup dia sekarang bak Sultan. Dia tidak tahu, kalau saya sedang memata - matainya, karena usaha dia berhubungan dengan Mafia Internasional."

"Tunggu dulu, saya belum paham, kamu bisa tahu dia terlibat?"

"Dia pernah menyebutkan nama Rafael De Sciglio, dia bekerja di bawahnya."

"Siapa Rafael De Sciglio?"

"Maaf, ini rahasia."

*****

Kembali menjadi Erik, berjalan dengan menundukkan kepalanya. Tiba - tiba seorang siswa perempuan, menghalangi jalan Erik, hingga terjatuh tersungkur.

Hahahahahh

Semua menertawakan Erik, hingga kacamatanya lepas. Pura - pura, mencari sebuah kacamata lalu mendapatkannya, dan memakai kembali.

"Kalau jalan itu pakai mata, bukan pakai lutut." ucap salah satu siswi, yang menghalangi jalannya Elang bernama Putri.

Erik hanya diam, dan langsung duduk di sebelah Apri, yang sedang memakai headset dengan buku menutup wajahnya.

"Kamu sedang apa?" tanya Erik, tapi April tetap diam.

"April, kok kamu diam." ucap Erik kembali.

April menurunkan bukunya, lalu melepaskan headset nya, dan menatap ke arah Putri. Seketika, Putri menundukkan kepalanya.

Erik yang melihatnya dalam hati tersenyum, dan melihat mata April seperti memberikan kode pada Putri, dan langsung pergi ke tempat duduknya.

"Kamu itu jadi cowok lembek banget sih? dikerjain sama tuh sih Putri kamu malah diam saja."

"Maaf saya tidak berani."

"Kamu tahu tidak? saya ini disini paling ditakuti. Kecuali tuh, anak kursi belakang." ucap April dan Erik menoleh ke arah belakang Dimas dan dua temannya.

"Hey... semuanya, terutama kamu tadi Putri, kamu sekarang selamat, kalau sampai besok kamu kerjain lagi si Erik, urusan kita berlanjut." ucap April.

"Dan kamu Dimas, kalau kamu masih suka sama saya, jangan ganggu Erik, karena Erik milik saya." ucap April, dan Erik langsung menatap ke arah April.

"Ma - maksud kamu?" tanya Erik.

"Kamu jadi jongos saya." jawab April.

Hahahahhahhahah

Seketika seisi kelas tertawa terbahak - bajak, saat mendengar perkataan April. Erik hanya bisa tertunduk.

****

"Kerjain nih tugas saya, pokoknya tugas tadi harus sudah beres saat jam ketiga." ucap April menyuruh Erik, untuk mengerjakan soal Fisika.

"Tapi kamu usaha dulu dong, masa langsung saya yang mengerjakan."

"Eits.. kamu jangan bantah, karena kamu jongos saya."

"Nih sekalian punya kita bertiga." ucap Dimas.

"Ta - tapi."

"Kamu bantah saya, wajah kamu saya tonjok." ucap Dimas.

"Ba - baik." ucap Erik.

"Kurang aja banget ini bocah, harus saya kasih pelajaran mereka."

*****

Jam pelajaran telah usai, semua siswa keluar untuk pulang. Saat sampai di parkiran, Dimas langsung berteriak saat melihat mobil mewahnya, tanpa roda.

"Dim, ban mobil kamu ada di atas pohon." tunjuk Adi.

"Siapa yang berani melakukan ini? kalian sudah berani membuat macam mengamuk...!!" bentak Dimas, saat melihat roda mobilnya, di gantung di atas pohon.

"Cepat naik, jangan diam saja ambil itu roda mobil." Bentak Dimas pada Adi dan Kamal.

"Ba - baik bos." ucap Kamal dan Adi langsung naik ke atas pohon.

Erik tersenyum penuh kemenangan, saat melihatnya. Bahkan saat itu, April yang menggunakan motor maticnya, pun terkena imbas. Kedua ban motornya kempes.

"Sial, siapa lagi yang kerjain motor saya?" ucap April kesal.

"Kenapa?" tanya Erik, pura - pura tidak tahu.

"Ada yang berani kempesin ban motor saya." jawab April kesal.

*****

Hahahahahaha

"Mampus tuh bocah." ucap Elang saat sudah berada di dalam mobil.

"Sumpah, kamu harus bayar saya, lima kali lipat dari gaji kamu sebulan. Saya harus bongkar empat ban mobil, dan harus naik ke atas pohon gantungin tuh ban mobil, belum kempesin motor tuh cewek. Sumpah baru kali ini, dapat kerjaan sampingan yang membuat saya ikut naik darah." ucap Willy.

"Jangankan kamu, saya saja harus terima nasib menjadi jongos, yang rela di perbudak sama mereka."

"Benar - benar anak jaman sekarang." ucap Willy.

.

.

.

Penjahat Kecil

"Eh.. cepetan kamu jalannya!! " ucap April pada Erik.

Erik yang saat itu membawa tumpukan buku dari perpustakaan, membawanya kedalam kelas.

"Taruh di atas meja." perintah April.

"Kok diem, rangkum semua." ucap April kembali.

"Sumpah, ingin sekali, saya cepat bongkar penyamaran ini." ucap Erik dalam hatinya

"I - iya." ucap Erik.

"April, ada yang cari kamu." ucap salah satu siswa.

"Siapa?"tanya April.

"Sepertinya keluarga kamu." jawabnya.

"Ok, makasih." ucap Aril langsung beranjak bangun.

April lalu pergi, meninggalkan kelas. Setelah April tak terlihat, Erik langsung menyusulnya. Erik berjalan mengikuti langkah April, dan melihat April bertemu dengan seseorang di lapangan.

"Black Mamba melihat target dengan seseorang." ucap Elang melalui earphones nya.

"Spy game, siap memantau."

Dengan kamera tersembunyi , yang terpasang di jas almamater sekolah. Elang memotret, setiap interaksi April. Hasil photo Camera tersembunyi tersebut, langsung terkirim ke markas.

"Sedang apa kamu?" bentak Dimas, saat Elang membalikkan tubuhnya.

"Sa - saya tadi habis mencari orang." ucap Elang, yang kembali menjadi Erik.

"Jangan bohong kamu, saya tahu kamu itu mengikuti April. Jawab...!!! kalau tidak saya pukul wajah kamu." Dimas menarik krah jas almamater yang di pakai Erik.

"Ti - tidak. "

Buuuugggghhhhh

Erik tersungkur, saat Dimas menonjok wajahnya tepat pada pipinya hingga memberi. Erika diam, amarahnya memuncak, tapi dirinya ingat, sedang dalam penyamaran.

Sedangkan ditempat lain, Timnya melihat rekaman, Elang yang di pukul, hingga tersungkur. Terlihat Elang hanya diam, dengan gaya culunnya.

"Sakit pasti,menjadi pemain seperti Elang." ucap Steven.

"Kalian lihat kan tadi, kedua tangan yang di kepalkan? dia ingin membalas tapi dia ingat siapa dia sekarang." ucap Jefri.

"Ingatkan dia, jangan sampai penyamarannya terbongkar, hanya karena gara - gara cacing kecil. " ucap Pak. Fatih, Komandan mereka.

"Siap Komandan." ucap keduanya.

April segera masuk, setelah tiga pria itu meninggalkan halaman sekolah. April kaget melihat, Erik yang sedang duduk di kursi sambil mencatat dengan wajah yang lebam. Semua memperhatikan, tapi tidak ada yang berani untuk bertanya.

"Kenapa kamu?" tanya April.

"Beb, dia mengikuti kamu. Saya hajar dia, saya tidak suka ada pria lain yang diam - diam memperhatikan kamu." jawab Dimas.

April langsung menatap tajam ke arah Dimas, dan Dimas langsung menundukkan kepalanya.

"Sekali lagi, kamu lukai wajah jongos saya. Saya pastikan, besok kamu tidak ada disini lagi." ancam April.

****

"Erik..!! " panggil April.

"Ada apa?" tanya Erik masih melanjutkan langkahnya berjalan ke arah parkiran.

"Maaf soal Dimas." jawab April.

"Oh tidak apa - apa."

"Dia orangnya begitu, namanya juga suka sama saya."

"Kalian itu pacaran ya?"

"Tidak ada waktu bagi saya pacaran."

"Oh"

"Eh tapi benar, kamu tadi diam - diam mengikuti saya?"

"Ti - tidak, tadi saya sedang cari sinyal. Ada telepon tidak terdengar jelas suaranya,jadi saya keluar kelas."

"Oh gitu ya."

Sebuah mobil berhenti tepat di depan April dan Erik, terlihat seorang pengemudi dengan mengenakan jas rapih. Camera pengintai Elang, merekam mobil yang menjemput April, hingga supir yang membawanya.

"Saya duluan."

"Iya, hati - hati." ucap Erik.

Setelah mobil April pergi, Willy pun sampai. Elang langsung masuk ke dalam mobil tersebut.

"Ikuti mereka." ucap Elang, sambil mengganti penampilannya.

"Kita ikuti ke rumahnya?" ucap Willy.

"Saya yakin, pergi ke suatu tempat." ucap Elang.

Mobil terus mengikuti kemana arah mobil yang membawa April, hingga mobil masuk ke kawasan sebuah pabrik kosong.

"Dia itu mau apa kesini?"ucap Elang.

"Bukannya, ini tempat yang kemarin?" ucap Willy.

"Iya, kita berhenti disini. Saya akan masuk kesana." ucap Elang, dengan membawa pistol dibalik jaketnya.

Elang keluar dari dalam mobil, berlari pelan dan memasuk gerbang saat bersamaan dengan mobil, dengan cara menyelinap dan langsung bersembunyi di balik tumpukan drum.

Terlihat April keluar, dan semuanya masuk mengawal April. Hanya ada dua penjaga di depan pintu, tiga di atap bangunan pabrik.

Saat semuanya lengah, Elang mencari celah untuk masuk. Elang pun berhasil masuk kedalam pabrik, yang sudah terbengkalai.

"Hola Carino." sapa pria asing, yang langsung memeluk April.

"Todo esta listo." ucap April sambil memberikan sebuah kunci.

Pria tersebut mengambil kuncinya, dan membuka sebuah koper besar. Kedua mata Elang terbelalak kaget, saat melihat isinya, sebuah senjata Api dan sejumlah mata uang asing.

Elang merekam semuanya, hingga pria itu pergi dengan membawa koper tersebut. April pun lalu kembali, dan memasuki mobil yang membawanya.

****

"Ikuti lagi mobil April." perintah Elang.

"Apa yang terjadi?"

"Transaksi senjata api dan mata uang asing palsu, plat nomer dan wajah pria asing sudah saya ambil. Markas langsung mencari tahu siapa dia, dan sekarang kita ikuti dia."

Mobil yang membawa April berhenti tepat, di sebuah gang kumuh. Dan lantas mobil tersebut pergi, Elang pun langsung turun dan mengikuti April dari belakang.

April merasakan ada yang mengikutinya, dan menghentikan langkah kakinya. Saat menoleh tidak ada siapa - sapa, sedangkan Elang bersembunyi di belakang gerobak bakso yang berhenti.

April kembali melanjutkan langkah kakinya, Elang pun kembali mengikutinya. April memasuki gang sempit, seperti sebuah lokalisasi dan tempat perjudian.

Elang pun masuk, dan berpura - pura untuk sekedar minum. Terlihat April masuk kedalam sebuah kamar.

"Mau pesan minuman atau kupu - kupu?" tanya seorang wanita.

"Saya minta Bir satu botol."

"Ok." ucapnya sambil membuka tutup botol Bir, lalu menuangkan ke dalam gelas yang berisi es batu.

April keluar dan merubah penampilannya menjadi seksi, pakaian dress se atas lutut dengan belahan dada yang sedikit memperlihatkan, miliknya.

"Sudah waktunya saya pulang, nanti malam ada yang boking ruang VIP tolong siapkan pesanan mereka, yang ada di papan pengumuman itu."

"Ok darling." ucap April.

April menatap ke arah Elang, menatap wajahnya dengan begitu teliti. Lalu mendekati Elang, yang sedang menghisap rokok dan minum segelas Bir.

"Sepertinya kita pernah bertemu?"

"Saya baru pertama kesini." ucap Elang dengan wajah santainya menatap ke arah April.

"Mungkin karena terlalu banyak pelanggan."

"Mungkin juga, saya baru tahu disini ada tempat surganya dunia."

"Disini kamu mau apa saja ada, karena disini juga surganya dari segala macam."

"Apa saya bisa membeli kupu - kupu malam?"

"Bisa, banyak yang membawa mereka untuk keluar dari sini. Kebanyakan, mereka pelanggan tetap, tapi dengan harga yang lumayan."

"Saya tertarik sama kamu.'

"Maksudnya?"

"Saya ingin membeli kamu, karena saya tidak suka memakai barang di tempat seperti ini. Saya ingin, khusus saya yang pakai."

"Masih banyak kupu - kupu cantik, kamu bisa beli mereka. Di mulai dari harga 300 juta, yang masih original juga ada, harga 1 milyar."

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!