Target Utama

April membuka kotak nasi yang di beri dari Erik, saat di buka nasi goreng dengan telur berbentuk hati. Erik menatap April yang mencoba menyantap nasi goreng tersebut, saat satu suapan, April meneteskan air matanya.

"Kamu kenapa?" tanya Erik.

"Nggak apa - apa." jawab April mengusap air matanya.

"Tapi kamu kok nangis?"

"Saya terakhir, makan nasi goreng buatan Mamah itu, waktu umur 11 tahun, itu terkahir saya makan nasi goreng ternikmat. Dan saya baru merasakan lagi, nasi goreng seperti ini. Kamu beruntung, masih memiliki orang tua lengkap sedangkan saya, anak yatim piatu."

"Maaf." ucap Erik.

"Nggak apa - apa."ucap April kembali memakannya.

" Kalau kamu mau, saya bisa bawakan ini setiap hari."

"Nggak, nggak usah."

Dari jauh Dimas, kamal, Adi menatap tak suka kedekatan April dan Erik. Dengan mengepalkan kedua tangannya siap untuk memukul Erik.

"Sabar bro, kita kerjain tuh anak nanti." ucap Adi.

"Saya saja, kesal lihatnya. Sok kecakapan gitu." ucap Kamal.

"Awas saja kamu Erik, kamu mencoba mendekati April, nyawa kamu ada di tangan saya."

***

"Eh culun." panggil Dimas pada Erik.

"Eh, saya sudah peringatkan kamu. Kalau kamu, itu tidak boleh dekatin April." ucap Dimas sambil menarik krah seragam milik Erik.

"Eh Erik, kamu itu harus tahu. Dimas itu pacarnya April, jadi kamu itu jangan berharap sama dia." ucap Kamal, sambil menampar pelan pipi Erik.

"Paham nggak kamu?" ucap Adi.

"Jawab..!!! jangan diam saja kamu." bentak Dimas sambil menarik krah seragam Erik.

Tangan Erik melepaskan tangan Dimas, di pelintir lengannya, membuat Dimas berteriak kesakitan. Kamal mencoba memukul Erik, namun tangan kanan Erik, langsung mencekik leher Kamal.

"A - ampun Erik." ucap Dimas.

"Lepaskan Erik!!! " ucap Adi.

"Kalian pikir, saya akan diam terus. Kalian pikir, saya tidak bisa melawan hah..!! " bentak Erik.

"Kalian sudah membangunkan macam tidur, diamnya saya bukan berarti kalah."

Aaaaaaawwww

Teriak Kamal dan Dimas, saat tubuh mereka di dorong kasar, hingga terjatuh. Kedua telapak tangan Erik di bersihkan, dengan seragam Adi sebagai lap nya.

"Sekali lagi, kalian ganggu saya. Saya jamin, salah satu tubuh kalian hilang." ucap Erik langsung pergi meninggalkan mereka bertiga.

****

Elang berhenti berjalan, saat di depannya Selena. Mereka berhenti, dengan jarak 3 meter, Elang lantas melanjutkan langkahnya.

"Hi apa kabar?" sapa Elang pada Selena.

"Kabar baik, kamu masih ingin tanya kabar? seharusnya saya yang tanya kabar kamu, apakah kamu masih bisa hidup tenang?"

"Kamu lihat, saya masih berdiri disini. Dan masih menggunakan seragam lengkap, bukti kalau saya bisa terhindar dari musuh."

"Jangan sombong kamu, oh iya salah ingin kasih tahu kamu. Kalau saya, sudah tunangan dengan Tedy." ucap Selena sambil menunjukkan cincin di jari tangannya.

"Selamat, jangan lupa undangannya." ucap Elang melanjutkan langkahnya lagi.

"Kamu tidak cemburu sedikit pun Elang! apa kamu tidak ingin, memperjuangkan hubungan kita?" ucap Selena sambil menatap punggung Elang.

****

Braaaaakkkkk

"Aaaaarrrrgghhhhh.... ini pasti kerjaan Black Mamba." ucap Jack marah.

"Saya sudah bilang, kurir cantik itu ancaman. Saat kejadian, di hutan itu. Saya ingin habisi dia, karena dia itu ancaman untuk kita." ucap Pablo.

"Tapi, aksi mereka sempat di hadang orang Tentara yang kita percayai, tanpa mereka kita tidak akan bisa selamat hingga saat ini."

"Kalian awasi gadis itu, karena Black Mamba pasti dekat dengan dia."

"Siap Bos."

****

April biasa melayani para pengunjung, di bawah lampu remang - remang, sambil sesekali mengajak mengobrol bersama para pria hidung belang.

Elang datang, dengan memakai kacamata hitam dan masker. April langsung menghampirinya, dan Elang melepaskan kacamatanya.

"Seperti biasa."

April menuangkan segelas bir di gelas besar, tanpa banyak bicara April kembali melayani pengunjung.

Elang meletakkan sejumlah uang, di atas meja bar. April lantas menatapnya, dan mendekati Elang.

"Apa maksudnya?"

"Temani saya malam ini."

"Maaf tidak bisa."

"Ambilah, dari pada kamu bekerja ambil resiko."

April lantas menatap Elang secara intens, dan Elang pun sama. April menyerahkan kembali uang tersebut, dan Elang merasa kaget.

"Kenapa di tolak?"

"Pergilah, jangan dekati saya."

"Saya suka kamu."

"Maaf saya sedang bekerja."ucap April langsung menjauh.

Saat menoleh, Elang melihat Juna. Elang langsung memakai masker dan kacamata hitamnya. Juna duduk di samping Elang, dan April langsung melayani Juna.

" Pulang jam berapa kamu?" tanya Juna.

"Jam 3 pagi Bang." jawab April.

"Temani Abang." ucap Juna langsung pergi.

April menurut apa yang di perintahkan oleh Juna, Elang pun langsung mengikuti langkah keduanya.

Mereka memasuki ruangan bersekat, dan hanya mendengar suara yang membuat geli di telinga dari dalam bilik.

Elang mengintip, dan melihat April tengah melakukan hal, yang tidak pantas untuk di lakukan oleh April dan Juna. Elang melihat, April tengah berjongkok, memainkan milik Juna.

"Yang dalam..!! "

Plaaaakkk

Juna memukul April, dengan tangannya. Bahkan menjambak rambutnya, hingga melihat April untuk melepaskan semuanya pakaiannya. Terlihat April, yang terpaksa dan kedua matanya berkaca - kaca.

"Kamu selain kurir, kamu memuaskan Juna. Jangan - jangan, selain Juna juga."

******

"Tolong Bang, lindungi saya."

"Saya akan lindungi kamu, selagi kamu mau melayani saya, dan ingat Jangan sampai ada yang tahu, tentang hubungan kita."

"Baik Bang."

"Abang pergi, jam 3 Abang akan jemput kamu." ucap Juna langsung pergi meninggalkan April.

Elang masuk, dan April terkejut melihatnya. April langsung merapihkan pakaiannya, dan segera pergi, tapi di tahan oleh Elang.

"Apa kamu khusus mainan pria itu?"

"Saya katakan tidak bisa."

"Saya bisa bayar kamu lebih."

"Saya bukan wanita seperti itu.'

" Hahahahah bukan wanita seperti itu, terus kamu tidak menggunakan apa - apa di depan dia, bukannya itu rendah."

"Kamu itu siapa?tolong jangan dekati saya. Kalau kamu tidak mau terluka."

"Saya bisa membawa kamu ke zona aman. Saya tahu, kamu seperti ini demi adik kamu."

April menatap ke arah Elang, dengan mata berkaca - kaca. April menunjuk ke wajah Elang yang masih tertutup masker dan kacamata hitam.

"Siapa kamu? atau kamu mata - mata?"

"Siapa saya itu tidak penting, tapi saya tahu siapa kamu. Kamu itu seorang kurir, yang masih bersekolah."

"Tolong, jangan tangkap saya. Karena saya memiliki seorang adik, saya perlu biaya pengobatan."

"Kalau kamu mau kerjasama, ini bisa meringankan hukuman kamu."

"Baik, saya akan kerjasama, kalau memang bisa saya terbebas dari ini semua."

"Ok, mulai sekarang kita kerjasama."

"Tapi siapa nama kamu?"

"Tidak perlu tahu siapa nama saya, berikan saya informasi saja itu cukup. Kalau kamu, ingin perlindungan."

"Baik, saya akan berikan informasi."

****

"Gila, kamu katakan itu pada April?" ucap Willy.

"Hanya melalui dia, kita bisa dekat menangkap musuh."

"Kamu jamin, dia akan menjadi pengikut kita?"

"Saya jamin, karena dari wajahnya terdapat sebuah tekanan."

.

.

.

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

kasihan banget km pril...demi adek km lakukan itu semua...dan tanpa klrg yg nglindungi km...🥺

2023-04-08

1

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

ya ampun April ternyata dia jadi pemuas Nafsu Juna...semoga April bisa bekerjasama baik dengan Elang

2023-04-07

2

Grafity_ky

Grafity_ky

selain juna siapa lagi k0mpl0tannya ia😒sem0ga bang elang bisa bantu April😁lanjut kak

2023-04-07

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!