DPO

Willy dari jauh menghentikan mobilnya, sebelum sampai di rumahnya. Terlihat banyak Anggota Tentara yang bersenjata lengkap berjaga di rumahnya.

Lantas Willy segera memutar arah mobilnya, untuk menghindari penangkapan dirinya. Dalam perjalanan, Willy mencoba menghubungi Elang.

"Kamu dimana?" tanya Willy melalui sambungan teleponnya.

"Kamu sudah sampai di tanah air?" tanya Elang dari seberang.

"Iya, saya baru mau masuk ke rumah, tapi rumah saya di kepung Tentara."

"Siapa yang memimpin?"

"Saya tidak tahu, dan yang jelas saya terancam."

"Datanglah ke Losmen Hanoi, saya dan April ada disini. Kamar nomer 5."

"Saya meluncur kesana sekarang."

Willy dengan kecepatan kencang, segera mengarahkan mobilnya sesuai alamat yang di katakan Elang.

****

Willy dengan penampilan mengenakan masker, masuk kedalam losmen. Terlihat banyak pasangan yang keluar masuk dari dalam kamar, bahkan Losmen yang terlihat seperti bukan Losmen melainkan tempat pada pria hidung belang dan kupu - kupu.

Tok.. tok..

Ceklek

Pintu kamar terbuka, Willy langsung masuk dan Elang segera mengunci pintu kamar. Terlihat April, yang masih tertidur pulas.

"Bagaimana bisa sampai disini?" tanya Willy.

"Rumah saya di serang, kami berdua dalam pengejaran." jawab Elang.

"Apakah teman - teman kita yang mengejar?"

"Bukan, saya yakin anak buah Jack."

"Kita tidak hanya di kejar mereka, tapi sepertinya Komandan kita memerintahkan, untuk menangkap kita bertiga."

"Kita harus pakai cari sendiri, karena disini ada unsur adu domba, dan pemainnya ada di tim kita.'

" Siapa?"

"Steven, dia ancaman kita. Pantas, mereka tahu Black Mamba ternyata dia.'

" Kurang ajar, kita harus tangkap Steven dan Juna terlebih dahulu."

"Benar, kita harus ringkus, karena keduanya adalah pemain ahli di lapangan, untuk meloloskan aksi mereka. "

"Elang, kita harus pergi dari sini. Kita akan bahaya, bila masih ada di dalam kota."

"Kita harus kemana?"

"Kita atur rencana, siapkan semuanya. Sementara kita harus bersembunyi jauh dari sini. Sambil kita susun rencananya, agar kita membuktikan pada mereka, bukan hanya Juna targetnya, tapi Steven juga."

"Kamu sadar tidak Elang? kenapa mereka cari kita?" ucap Willy.

"Saya tahu, karena kita bawa April." ucap Elang.

****

"Nomer ponsel Elang dan Willy tidak bisa di hubungi, kamu coba cek di mana terakhir nomer mereka pakai." ucap Pak Fatih.

"Nomer terakhir di pakai Elang berada di Losmen Hanoi, dan Willy di jalan Embassy."ucap Jefri.

" Arahkan pasukan ke Losmen Hanoi."

"Siap Komandan."

Setelah mendapatkan perintah langsung dari Komandan Fatih, dan dirinya langsung terjun ke lapangan masuk menerobos Losmen Hanoi. Tapi beberapa pria bertubuh kekar mencoba menghalangi, namun beberapa Tentara berhasil mencekal kelima pria tersebut, dan beberapa Tentara lagi naik ke atas Losmen.

"Hi... kalian tidak boleh masuk sembarangan." bentak seorang wanita, pemilik Losmen tersebut.

"Kami mencari wanita dan pria ini." ucap Pak Fatih sambil menunjukan photo Elang dan April.

"Saya tidak tahu." ucapnya bohong.

"Jangan bohong, karena berdasarkan hasil penyelidikan mereka menginap disini."

"Hey... kalau saya bilang tidak tahu ya tidak tahu."

"Geledah setiap kamar." perintah Pak Fatih.

Setelah hampir 30 menit menggeledah setiap kamar, para Tentara bersenjata tersebut, kembali turun ke bawah.

"Komandan mereka tidak ada." ucap salah satu Tentara.

"Apa yang saya bilang, mereka itu tidak ada." ucap pemilik Losmen.

"Kembali ke markas." ucap Pak Fatih.

"Saya minta maaf."

"Ya saya maafkan, tapi ingat bila kalian kembali lagi kesini, kalian akan saya tuntut balik."

Setelah semuanya pergi, si pemilik Losmen mengetuk sebuah lemari besar. Lalu Elang, April dan Willy keluar dari dalam kemari besar tersebut.

Sebelumnya mereka bisa sembunyi, saat akan pergi melihat Pak Fatih dengan sepuluh anak buahnya sedang berjalan ke arah Losmen Hanoi, dan meminta bantuan si pemilik Losmen untuk bersembunyi.

"Terima kasih Bu." ucap Elang.

"Sama - sama, semoga kalian selamat."

"Kalau begitu kami pamit.'

" Ya hati - hati."

****

Mobil Willy dan Elang berganti plat nomer, sedangkan April duduk di dalam mobil bersama Willy.

"Adik saya bagaimana?"

"Dia sudah mendapatkan perawatan disana, kamu tenang saja untuk masalah biaya, dokter Karisma yang menanggung."

"Seandainya saya tertangkap dan mati, tolong katakan pada adik saya, kalau saya pergi mencari kerja."

"Saya akan katakan itu."

"Kenapa kalian tidak langsung menangkap saya? padahal saya ini seorang kurir yang berbahaya."

"Karena kamu adalah kunci dari Juna dan Steven."

******

"Kamu pasti tahu dimana April?" bentak Pablo.

"Maaf Bos saya tidak tahu."ucap Juna.

"Dia itu kekasih kamu, dan kamu pikir saya percaya sama kamu.Sekarang katakan yang jujur, kalau tidak saya tembak kepala kamu."

"Jangan Bos, saya benar bersumpah atas nama Tuhan kalau saya tidak tahu." ucap Juna sambil berlutut.

"Baik, saya kasih kamu waktu. Cari April, bawa dia kemari."

"Baik Bos."

****

Mereka kini berada di sebuah pinggiran kota, di sebuah bengkel mobil menyambung dengan rumah, di belakangnya.

"Kalian bisa bersembunyi di dalam, tapi ingat jangan bawa saya dalam masalah ini." ucap Mika.

"Tenang lah Mika, kami hanya ingin tempat berlindung." ucap Willy.

"Sebenarnya, saya itu tidak mau lagi berurusan sama kalian lagi. Setelah saya mengundurkan diri dari militer, saya ingin menjadi warga ׅbiasa."

"Saya paham Mika, kematian Akmal kekasih kamu, saat itu kamu memutuskan untuk berhenti." ucap Elang.

"Benar, senjata dan seragam membuat saya trauma. Dan sekarang, kalian datang mengingatkan saya dengan Akmal."

"Kami minta maaf, tapi tolong bantu kami. Hanya tembak ini, yang tidak bisa di akses oleh mereka."

"Ok, asal kalian tahu. Tempat ini tidak ada Asuransinya, kalau tempat ini rusak karena ulah mereka."

****

Elang langsung merebahkan tubuhnya di sofa panjang, terasa tubuhnya menggigil. Bahkan pucat, dan terasa demam. April melihatnya, lalu menghampiri Elang.

"Kamu kenapa?"

"Saya ingin istirahat."

April melihat jaket yang di pakai Elang, ada sebuah bercak darah. Dan tangan April lalu membuka jaket tersebut.

"Darah, ini kamu terluka."

Willy langsung menaikan kaos yang di kenalan Elang, sedikit keatas dan melihat luka dengan jahitan terbuka.

"Ini sejak kapan?"

"Luka minggu yang lalu."

"Astaga, bisa terbuka." ucap Willy langsung beranjak bangun.

Mika datang dan melihat luka pada perut Elang, luka yang terbuka dan infeksi membuka di sekitar area luka membiru.

"Ini harus segera di bawa ke rumah sakit, kalau tidak akan bahaya." ucap Mika.

"Kamu bisa lakukan, cepat kamu lakukan."

"Tidak, ini berisiko."

"Kamu ingat, membantu luka tembak di paha saya. Kamu bantu keluarkan dan menjahit nya, saya tidak bisa di bawa ke rumah sakit."

"Saya sudah lama, tidak memegang alat medis. Kalau alat perbengkelan saya paham, saya tidak mau ambil resiko."

"Please, tolong."

.

.

.

Terpopuler

Comments

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

Elang semoga kamu baik" saja yah...luka"nya ga parah 😥

2023-04-10

1

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

kak author,tolong dong jangan biarkan April meninggal,ga kebayang deh gmna nasib Clara nantinya,kan dia gak punya siapa" selain April,kakaknya 😭

2023-04-10

1

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

untung ibunya baik yah...ayo Elang,April dan Willy,selamatkan diri kalian...😐

2023-04-10

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!