Beraksi

"Kita harus menangkap Juna dan Steven, sebelum mereka menangkap kita." ucap Elang.

"Apa kita, tangkap mereka saat kemari?"tanya Willy.

" Jalan satu - satunya, kita harus menyamar sebagai pembeli senjata, dan obat terlarang." jawab Elang.

"Kita harus gagalkan setiap misi mereka."

"Setiap awal bulan di tanggal 1,mereka mengadakan pertemuan." ucap April.

"Pertemuan di mana?" tanya Elang.

"Hotel milik Bos Pablo." jawab April.

"Famous Hotel, disana para Bos besar berkumpul. Bahkan dari luar negeri pun datang."ucap April kembali.

" Berarti tanggal 1 itu, lusa." ucap Willy.

"Benar, mereka biasanya akan ada pesta, dan bagi hasil yang lumayan besar. Dan sering diadakan pelelangan ilegal benda kuno. Salah satu Bos mafia yang memenangkan lelang itu, wajib menjual dengan harga tinggi di salah satu kolektor benda sejarah." ucap April.

"Luar biasa sekali mereka ya, bisnisnya apa saja."ucap Willy.

" Apa Juna dan Steven datang?" tanya Elang.

"Tidak, tapi tidak tahu. Pertemuan sekarang, mereka bersamaan tidak dengan tugas mereka."ucap April.

"Sebagai apa mereka datang?" tanya Willy.

"Pengawal." ucap April.

"Apa kamu pernah ikut dalam acara tersebut?"

"Iya, saya selalu di minta oleh para bos Mafia untuk menari di atas panggung tanpa busana."

Seketika Elang, Willy dan Mika terdiam. April tersenyum, mengingat hal tersebut, namun di balik senyumnya ada rasa yang melukainya.

"Semuanya gara - gara Bang Juna, dan teman - temannya yang memakai saya. Hanya demi uang, saya mau melakukan."

"Sekarang tidak ada kamu, lantas siapa yang akan mereka pakai?" tanya Elang.

"Mungkin, penari wanita lain." jawab April.

"Saya ada ide, saat aksi menari apa lampu dimatikan?" tanya Elang.

"Iya, hanya menyoroti tubuh saya." jawab April.

"Kamu jadi penarinya nanti."

"Kamu mau menonton April?" tanya Mika.

"Kita culik penarinya, kamu naik panggung dengan menutup wajah kamu. Pakai pakaian yang biasa kamu, lakukan saya menari. Mereka akan terfokus pada kamu. Kita curi, dan gagalkan mereka. Kita hubungi komandan Fatih, untuk mengirim pasukan."ucap Elang.

" Kamu hafal peta lokasi hotel?" tanya Elang.

"Saya hafal."

*****

"Hallo." sapa Jefri.

"Berikan pada Komandan." ucap Elang dari seberang.

"Elang, kamu dimana? sebaiknya kamu menyerah sekarang."

Komandan Fatih langsung memberikan kode untuk panggilannya di loudspeaker, dan terdengar suara Elang dengan jelas.

"Katakan pada Komandan kamu, tanggal 1 besok, bawa pasukan ke Famous Hotel. Ada sebuah pelelangan ilegal, dan pertemuan para Bos Mafia dari luar negeri. Dimana Pablo dan teman - teman nya ada disana, kemungkinan anggota kita pun ada. Kalian akan tahu, siapa yang berkhianat selain Juna."

Tut

"Elang." panggil Jefri, namun panggilan terputus.

"Komandan." panggil Jefri.

"Kumpulkan Anggota sekarang, kita bentuk Tim untuk besok." ucap Pak Fatih.

***

"Ini denah lokasi hotel, dimana di ruangan ini yang berada di lantai 7 , mereka akan mengadakan pertemuan ini. Dan lantai 7 ini, khusus mereka. Tidak ada orang lain, yang berada di lantai 7." ucap April menjelaskan.

"Ok, berarti kita masuk dengan cara menyamar." ucap Elang.

"Betul, kita menyamar sebagai cleaning servis." ucap Mika.

"Sebelum mereka datang, kita harus sudah berada di sana. Kita hancurkan acara mereka, dan kita ambil barang itu, penangkapan langsung di lakukan."

"Apa ini tidak bahaya?" ucap April.

"Kamu takut?"

*****

Elang, Willy, April dan Mika turun dari sebuah mobil. Mereka masuk dengan pakaian, resmi. Elang dan Willy mengenakan dasi dan jas, berpura - pura menjadi seorang pengusaha kaya yang akan menginap. Begitu juga dengan Mika dan April, berdandan ala wanita sosialita.

"Maaf, apa masih ada kamar paling mahal di hotel ini?" tanya Elang.

"Masih ada, dengan harga permalamnya sebesar 14 juta, fasilitas kamar yang luas, dengan kamar mandi di dalam, ruang tamu, ruang makan dan dapur, tersedia privat pool." ucap seorang resepsionis.

"Kami butuh kamar tersebut, tapi untuk kami berempat. Kalau bisa yang menyatu, agar kami bisa dekat. Karena dia rekan bisnis saya." ucap Elang.

"Ada dengan permalamnya 20 juta, dengan tempat tidur king size."

"Saya ambil yang itu."

Mereka pun berjalan ke arah lift, saat masuk dalam lift terlihat Juna dan Steven masuk. Mereka tidak mengenali keberadaan Elang dan teman - temannya. April tampak takut yang tepat di belakang Juna, tapi Elang segera memegang tangan April dan menggenggamnya.

Mereka pun keluarga sedangkan Juna dan Steven masih harus naik lift, satu tingkat lagi. Mereka tampak lega, setelah lolos dari Juna dan Steven.

"Ini kamarnya, kamar ini panjangnya sekitar 15 meter, hampir satu lantai sendiri, karena di lantai ini hanya ada 3 kamar, dengan harga fantastik. Dan di suguhi pemandangan pantai yang indah, dengan fasilitas mewah." ucap salah satu pegawai hotel yang mengantar Elang, Willy, Mika dan April.

"Terima kasih." ucap Willy.

Setelah pegawai hotel itu pergi, mereka langsung berganti pakaian. Mengganti pakaian seperti cleaning service, dan April mengganti pakaiannya yang sangat seksi, dan transparan.

"Kita sudah siap?" ucap April, ketiganya menganggukkan kepala dengan perlengkapan senjata, yang sudah disiapkan.

Elang mendekati April, dan memakaikan jas pada tubuh gadis itu. April merasa tersanjung, di perlakuan seperti ini.

"Terima kasih."

"Jujur, saya tidak rela demi penyamaran kamu harus memperlihatkan milik kamu, yang seharusnya tidak di perlihatkan pada mereka."

"Seandainya Bang Juna itu kamu, mungkin lain ceritanya." ucap April.

"Gunakan senjata, saat kamu terancam. Jangan sampai kamu terluka, kita harus menang tidak boleh kalah."

Sedangkan di atas gedung hotel, sudah terdapat beberapa Tentara dengan senjata lengkap. Di seberang hotel, ada beberapa sniper yang lurus ke arah tepat dimana ruang pertemuan tersebut.

Willy diam - diam memberikan sinyal, pada Komandan Fatih. Sehingga memudahkan para Anggotanya siap untuk menembak, disaat mereka melawan.

"Kita beraksi sekarang." perintah Elang dan langsung keluar dari dalam kamar.

Mereka berjalan menuju ke arah lantai 7,dalam Lift, mereka berganti pakaian. Elang dan Willy, berhati pakaian ala pria timur Tengah, sedangkan Mika berganti dengan seragam waitress.

Pintu Lift terbuka, April berjalan ke arah kamar, dimana penari itu tinggal selama berada di hotel. April berjalan mengendap dan membuka pintu dengan pelan, sebuah sapu tangan yang sudah disiapkan dengan obat bius, siap untuk membuat penari tersebut tidak sadarkan diri selama beberapa jam.

Ceklek

"Siapa kamu?" tanyanya.

April berjalan santai, mendekatinya. Sedangkan penari tersebut menatap April dari Pantulan cermin.

"Saya juga penari." ucap April.

"Saya baru tahu, kalau ada dua penari."

"Tapi sayangnya, hanya saya yang jadi penari malam ini." ucap April langsung membekap wanita tersebut, dan dalam hitungan detik langsung tidak sadarkan diri.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Diyah Istikasari

Diyah Istikasari

deg deg poll,,,

2023-06-15

1

Murni Zain

Murni Zain

deg deg an... Thor semoga berhasil 💪🏼

2023-04-12

1

Ina Yulfiana

Ina Yulfiana

semoga berhasil


next semngt sukses selalu

2023-04-12

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!