"Hi boleh saya duduk?" tanya seorang siswi, berambut kepang dia, dengan kacamata tebal.
"Boleh." ucap Erik.
"Kamu anak kelas 12 IPA 1 ya?"
"Iya."
"Kenalkan, nama saya Mela." ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
"Erik." balas Erik, sambil berjabat tangan.
"Tangan kamu halus banget." ucap Mela.
"Makasih."
"Kamu tinggal di luar negeri lama ya?"
"Lama banget, dari lahir."
"Saya ingin sekali ke luar negeri, malah ingin kuliah disana. Kamu ada rencana balik lagi kesana tidak?"
"Tergantung orang tua sih."
"Oh gitu ya, eh kamu mau sih duduk sama April? terus mau saja di suruh sama Dimas Cs. "
"Karena pertama saya kenal kan mereka."
"Kita selalu menghindari mereka, Dimas itu terkenal suka Bully, tapi tidak ada tindakan tegas mentang - mentang masih keturunan pemilik yayasan. Kalau April, cantik tapi sangar dia. Kalau ada yang nyakiti dia langsung, dia keluarkan jurusnya."
"Boleh tahu tentang April tidak?"
"Mau tanya apa?"
"Dia tidak punya teman disini?"
"Dia sepertinya membatasi teman disini, yang berani hanya Dimas. Soalnya April terlihat kasar, kamu kan tahu sendiri bagaimana kalau dia bicara."
"Iya saya tahu."
****
Erik melihat April yang masih duduk di sebuah halte bus depan sekolah mereka, Erik lantas menghampiri April.
"Kok belum pulang? mana jemputan kamu?"
"Lagi tidak di jemput."
"Motor kamu?"
"Lagi malas saja pakai motor, lagian kamu ngapain sih tanya - tanya kepo banget sama urusan orang."
"Barang kali mau nebeng, saya antar."
"Naik apa kamu?"
"Saya naik taksi, kita bareng yuk."
"Nggak terima kasih."
"Ya sudah, saya duluan pulang." ucap Erik dan langsung menyetop taksi yang berhenti tepat di depannya.
April diam, saat Erik masuk. Dan langsung April mengejar dan segera membuka pintu taksi tersebut.
"Saya ikut." ucap April.
Taksi pun jalan, April hanya diam sepanjang jalan dan tidak duduk bersandar di kursi penumpang.
"Kamu kok, kayak tegang gitu duduknya?"
"Nggak kok." ucap April.
"Sandaran dong duduknya."
"Nggak Terima kasih."
Erik dan April diam hingga, April meminta supir taksi berhenti di salah satu rumah sakit.
"Stop pak." ucap April.
"Kok rumah sakit?"
"Iya, makasih ya." ucap April langsung segera turun.
Erik pun langsung turun, dan mengikuti April. Langkah April berhenti, saat Erik mengikutinya.
"Kamu ngapain ikuti saya?"
"Penasaran siapa yang sakit?"
"Kamu kepo banget sih, sana kamu pulang. Jangan dekat - dekat saya, sana kamu pergi."
"Tadi kamu kan ikut naik taksi sama saya."
"Oh kamu minta ganti rugi?"
"Bu - bukan, saya niat baik kok."
"Saya bilang kamu pergi."
"Kamu kenapa sih?"
"Pergi sana." ucap April langsung berjalan masuk.
Saat April berlari masuk kedalam rumah sakit, terlihat seorang pria memakai hoodie mengikuti langkah April, bahkan saat berbalik badan seseorang duduk di atas motor, sedang memperhatikan ke arah Erik.
"Pantas, kata Mela April memilih menjauh itu, gerak geriknya selalu di awasi." ucapnya dalam hati.
****
"Ini mba tagihannya, masih harus di lunasi 30 juta lagi."
"Baik terima kasih, kalau begitu saya nanti akan melunasinya." ucap April.
April menoleh ke arah pria yang duduk di kursi penunggu pasien, dan April langsung duduk bersamanya.
"Saya minta kamu tidak terlalu akrab dengan pria itu."
"Maaf, tadi saya menumpang sama dia."
"Jangan sampai kamu tertangkap, bila tertangkap kamu tembak diri kamu."
"Iya, saya paham."
"Kamu mau masih butuh uang kan? datang pukul 8 malam nanti, di gedung eks bioskop. Ada mobil warna merah berhenti, kamu masuk kedalamnya. Ada tugas baru yang kamu harus kerjakan, tidak pakai membantah."
"Apa boleh saya minta sesuatu?"
"Apa?"
"Bila suatu saat saya tertangkap dan mati tertembak, bisa minta untuk melunasi dan menjamin perawatan adik saya, hingga dia sembuh? dengan kejadian kemarin, itu yang pertama kalinya, saya takut terjadi lagi. Adik saya, hanya memiliki saya tidak ada keluarga lagi."
"Tergantung, karena itu bukan urusan kami." ucap pria tersebut lalu pergi.
April hanya bisa meneteskan air matanya, karena sudah mengambil keputusan yang salah, hanya demi untuk kesembuhan Clara.
"Maafkan kakak, ini semua demi kamu."
****
"Elang, kamu kenapa bergerak sendiri?" tanya Willy.
"Maaf, tadi itu di luar skenario. Saya hanya ingin dekat saja dengan April."jawab Elang.
"Ingat, jangan sampai penyamaran kamu di ketahui nya."
"Tenang saja, selagi saya bisa bermain dengan pintar."
****
Elang memakai topi dan kacamata hitam saat memasuki club dimana April bekerja, Elang duduk di depan meja Bar dan saat itu April yang menjadi Bartendernya.
"Mau pesan apa?" tanya April saat melihat Elang, dan Elang membuka kacamatanya.
"Biasa, Bir satu botol. Saya ingin minum sama kamu."
"Maaf, saya sedang bekerja." ucap April sambil menuangkan Bir ke dalam gelas.
"Ayolah, saya ingin kamu temani saya. Malam ini, saya bayar kamu 5 juta."
"Masih banyak disini wanita penghibur, saya bukan kupu - kupu."
"Apa yang Kemarin, kamu katakan yang masih original itu kamu?"
"Saya bukan kupu - kupu."
Elang menegak habis minumannya, lalu menuangkan lagi kedalam gelas. Elang terus menatap April, saat sedang melayani pengunjung.
"Sudah berapa lama, kamu kerja jadi bartender?"
"Kamu tanya? maaf saya tidak akan jawab."
Elang tersenyum sambil meminum birnya, Elang terus menatap ke arah April yang cuek, dan tetap santai tidak merasakan risih saat Elang menatapnya.
Saat itu, ada seorang pria duduk di samping Elang, dan April langsung pergi dan di gantikan oleh Bartender lain.
Elang memperhatikan April yang keluar dari Club, dan pria di samping Elang terus menatapnya.
"Jangan ganggu dia, kalau mau kupu - kupu kamu pilih yang lain." ucapnya.
*****
April telah sampai di sebuah gedung eks Bioskop, tak jauh dari arah pandangan matanya, di pukul 12. Terlihat sebuah mobil warna merah, April lantas berjalan ke arah mobil tersebut dan masuk.
"Kamu antar senjata api dan yang palsu mata uang asing ini, mereka menunggu kamu di stasiun kereta api bawah tanah. Saat kereta Api jurusan stasiun malaka panjangan berhenti, nanti akan ada pria yang mendekati kamu dengan menggunakan sandi jari."
"Baik Bos."
"Ingat, jangan sampai gerak kamu tercium lagi. Seperti biasa, saat tertangkap kamu harus segera tembakan diri kamu ke kepala."
"Baik Bos."
"Selesai tugas, saya akan transfer kamu."
April lalu keluar dari dalam mobil, dengan membawa sebuah koper. Lalu beralih masuk kedalam mobil lain.
****
"Berarti, dia itu aslinya terancam." ucap Elang saat berbaring di atas tempat tidur.
"Dia kurir, benar - benar sulit hidup dia. Saya harus cari tahu, siapa yang ada di dalam rumah sakit itu. Saya harus kesana besok, untuk cari tahu."
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
kasihan juga si April dia melakukan itu karena tekanan...semoga Elang bisa membantu menyelamatkan nya
2023-04-06
2
Desyi Alawiyah
bilang aja modus 🤭
2023-04-06
2
Desyi Alawiyah
ya allah April,kmu rela melakukan semua ini demi adik kamu,Memangnya ga ada pekerjaan lain yah,ini terlalu beresiko apalgi kamu perempuan...dan klo adikmu tau,pasti dia akan sedih 😥
2023-04-06
2