Membangunkan Macan Tidur

Elang mengikuti langkah suster tersebut, suster tersebut berjalan seakan merasakan ketakutan. Elang berjalan mengikuti langkah kakinya, hingga berhenti tepat di depan pintu kamar rawat yang di maksud.

Dengan sigap, Elang langsung membekap mulut suster tersebut, dan menyeretnya ke salah satu kolidor kosong. Dan masuk kedalam sebuah, ruangan yang seperti gudang.

"Mau kamu suntik apa dia?" tanya Elang sambil mencengkram dagu suster tersebut.

"Saatnya suntik obat." jawabnya dengan gemetar.

"Bohong, saya tahu kamu akan menghabisi nyawa anak kecil yang tidak berdosa itu, secara perlahan kan?"

"Bu - bukan, ini obat pe - penurun demam."

Elang dengan tangan kiri mencekik lehernya, dan tangan kanan merogoh saku seragamnya. Elang menemukan suntikan, yang sudah siap untuk di suntik.

"Benar ini penurun demam?" tanya Elang sambil mengarahkan suntikan tersebut , ke arah matanya.

"Be - benar pak." ucapnya sambil memejamkan kedua matanya.

"Katakan, kalau tidak saya suntik ini ke tubuh kamu."

"To - tolong, jangan bunuh saya."

"Dibayar berapa sama dokter itu?"

"Tolong Pak, jangan bunuh saya. Ada anak kecil di rumah, saya tidak memiliki suami. Dan saya membutuhkan uang, untuk sekedar membeli susu."

"Kamu bilang ada anak kecil di rumah? yang kamu akan lakukan itu, apa dia bukan anak kecil? kamu licik." ucap Elang dengan menekan lehernya hingga merasakan sesak.

"To - tolong."

"Saya akan menghabisi setiap, orang yang akan mencelakainya."

"Tolong jangan sakiti saya."

"Katakan apa ini?"

"Bisa ular kobra."

"Apa!! kamu akan suntikan ini ke dia?"

"Maaf, tolong lepaskan saya."

"Baik, saya akan lepaskan kamu. Sekarang tunjukkan, dimana ruang dokter itu."

"Di lantai 2, ruang dokter Anton Spesialis saraf."

"Ok, kamu pergi."

Saat Elang melepaskan, dan Suster tersebut hendak pergi. Dengan sekuat tenaga, Elang memukul tengkuk lehernya hingga Suster pingsan. Sambil mengawasi sekitar, Elang menyeretnya hingga dia masukan kedalam ruangan sempit, dan menguncinya dari dalam.

"Dengan begini, kamu akan takut dan tidak melakukan yang seharusnya kamu tidak lakukan."

Elang langsung berjalan ke arah ruang dokter Anton, Elang membuka perlahan pintunya. Dan terlihat dokter Anton, sedang membereskan mejanya hendak bersiap - siap untuk pulang.

"Maaf, apa kamu pasien terakhir?" tanyanya saat Elang masuk, menutup pintunya dan menguncinya.

"Saya kira sudah tidak ada pasien, karena tadi seorang wanita masuk itu pasien terakhir saya, makannya saya bersiap - siap pulang."

"Dokter Anton."

"Iya gimana?"

"Apa rasanya, kalau tubuh kita di suntikan racun ular?"

"Akan menyerang saraf kita, darah dan biasanya korban akan meninggal dunia."

"Oh begitu ya, saya ingin mencoba menyuntikkan pada orang." ucap Elang sambil mengeluarkan suntikannya.

"Itu." ucapnya saat melihat sebuah suntikan, yang di tangan Elang.

"Kenapa? kok kaget. "

"Ka - kamu dapatkan dari mana?"

"Bukan urusan kamu, tapi karena kamu sudah membangunkan macan tidur, jadi kamu berurusan dengan saya."

Dokter Anton langsung bagun dari duduknya, dan segera menuju ke arah pintu. Tapi pintu tersebut, telah di kunci oleh Elang, terlihat semakin panik wajahnya, saat kunci pintu tersebut tidak ada.

"Anda mau lari bukan?" ucap Elang sambil tersenyum.

"Tolong lepaskan saya.'

" Apa kamu bilang? lepaskan saya, hahahahha.. kamu pikir, saya akan lepaskan kamu." ucap Elang bangun dari duduknya, dan berjalan mendekat ke arah dokter Anton.

Elang berjalan sambil memainkan suntikan tersebut, bahkan menyentuh jarumnya. Cairan warna kuning terlihat menyeramkan, dokter Anton semakin ketakutan.

"Sepertinya, ini lebih cocok saya suntikan ke dokter, karena dengan begini dokter akan langsung terbebas dari masalah."

"Saya mohon jangan."

"Jangan!! apa mungkin ini, akan di masukan besok, dan besoknya lagi?"

"Baik, saya mengaku salah. Tapi tolong jangan suntikan itu pada saya, dan tolong setelah saya mengaku bebaskan saya."

"Ok ceritakan."

"Saya di perintahkan oleh Pak Jack, dia meminta saya untuk suntikan cairan itu, ke tubuh Clara."

"Siapa Clara?"

"Clara adalah adik dari April, dia sakit kanker stadium akhir. Usianya masih sekira 7 tahun, itu saja yang saya tahu."

"Tidak mungkin, pasti kamu menyembunyikan sesuatu."

"Sumpah saya tidak tahu lagi, hanya itu saja."

"Ok, kalau begitu cukup jelas."

Dokter Anton masih merasakan takut, hingga kakinya gemetar, Elang tersenyum saat melihatnya.

"Kamu penakut juga dok, tapi gayanya menerima pekerjaan ini." ucap Elang sambil berjalan semakin mendekat.

"Tolong, jangan suntik pada tubuh saya."

"Tidak kok, saya tidak akan menyuntikkan ke tubuh Pak dokter." ucap Elang, dan dokter Anton merasakan sedikit lega.

"Saya pergi." ucap Elang berjalan ke arah pintu.

Saat dokter Anton berjalan ke arah mejanya, Elang membalikkan tubuhnya, dan langsung membekap mulut dokter Anton. Tepat di lehernya, jarum suntik itu menembus kulitnya, dan racun bisa ular tersebut, berhasil masuk kedalam tubuhnya.

"Ka - kamu." ucap Dokter Elang yang sudah merasakan sebagian, kaku dan mati rasa.

"Itu hukuman, buat orang yang membangunkan macan tidur. Dan kamu harus tahu, saya itu Black Mamba, sama dengan racun ular Black Mamba yang mematikan."

Elang langsung keluar dari ruang dokter Anton, dan sebelum pergi Elang melihat CCTV, dan langsung mengambilnya untuk menghilangkan barang bukti.

****

April keluar dari kamar rawat Clara, rumah sakit heboh tentang kematian dokter Anton, dan seorang perawat yang di sekap di salah satu gudang, namun perawat tersebut mengalami gangguan mental, hingga tidak bisa memberikan keterangan.

"Suster, apa benar dokter Anton meninggal dunia disini?"

"Benar mba, dokter Anton bunuh diri. Karena di temukan sebuah jarum suntik tangannya."

"Astaga, terus dengan perawat itu?"

"Dia itu kekasih dokter Anton, kemungkinan mereka memiliki masalah."

"Terima kasih sus infonya."

"Sama - sama."

April kembali mendekati Clara, gadis kecil itu terlihat semakin kurus, dengan kepala tanpa rambut.

"Ada apa Kak?"

"Dokter Anton, meninggal dunia di ruangannya. Kata Suster tadi, dia bunuh diri."

"Lalu, sekarang gimana?"

"Jenazahnya sedang di urus, untuk di serahkan pada keluarganya."

"Semoga dokter Anton, di ampuni segala dosa - dosanya." ucap Clara.

"Amin." ucap April.

****

"Hi pagi." sapa Elang saat April baru sampai di sekolah.

"Pagi." ucap April sambil berjalan.

"Kamu kemarin kemana? saya itu cari kamu."

"Kepo banget sih kamu, mau saya kemana kek, itu bukan urusan kamu."

"April, saya ada sesuatu untuk kamu." ucap Erik membuka tasnya, dan memberikan sebuah kotak nasi.

"Apa ini?"tanya April saat menerima sebuah kotak nasi berwarna pink.

" Itu nasi goreng, buatan Mamah saya, kita sarapan bareng yuk."

Hahahahahah...

"Maaf, saya tidak suka sarapan pagi." ucap April mengembalikan lagi pada Erik.

"Padahal ini Mamah yang kasih, bukan saya yang minta. Mamah bilang, kasih satu buat teman satu bangku kamu, ajak sarapan sama - sama."

.

.

.

Terpopuler

Comments

Cengkeh Mubarok

Cengkeh Mubarok

bisa ae s mazeh

2023-05-11

2

Dewi Nurlela

Dewi Nurlela

kayanya elang akan pacaran sama April

2023-05-07

2

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

makin seru bnyk teka tekinya nih...elang kn jd pelindung buat april dan adeknya

2023-04-08

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!