Luka Pada Tubuh

Mika keluar membeli beberapa obat, dan alat medis untuk menjahit ulang luka Elang. Tampak kondisi Elang, yang semakin menurun.

April mengelap keringat yang keluar dari tubuh Elang, hingga bantal pun basah. Willy semakin panik, karena Mika belum juga kembali.

Ceklek

Suara pintu terbuka, Mika langsung meletakkan apa yang tadi dia beli di Apotek. Willy langsung menyiapkan alat infus, dan Mika menyiapkan alat untuk menjahit kembali luka Elang.

Elang membuka kedua matanya, terlihat Willy sedang memasukkan jarum infus, ke pergelangan tangannya.

"Saya akan menjahit kembali luka kamu, saya akan buat tidak terasa di bagian lukanya." ucap Mika.

Elang hanya diam, saat Mika melakukan bius lokal, di tatapnya wajah April yang kini berdiri tepat di depannya.

April memejamkan kedua matanya, saat melihat sebuah jarum menembus kulit perut Elang. Wajah Elang tersenyum, saat melihat April memejamkan keduanya matanya.

Mika pun selesai menjahit luka milik Elang, dan kini Elang terlihat lebih baik. Setelah masuk obat, melalui selang infus.

"Kalian kok hebat sekali, bisa melakukannya seperti dokter?" ucap April.

"Tidak semua bisa melakukan, kalau tidak bisa belajar tekniknya." ucap Mika.

Willy dan Mika makan malam bersama, sedangkan Elang masih tertidur pulas. April pun tidak jauh dari Elang, dan tetap setia duduk di sampingnya.

"Hey.. makanlah, kamu ngapain terus duduk di dekat dia?" ucap Mika.

"Saya ingin menjaganya, takut terjadi sesuatu." ucap April.

"April, dia itu sudah melewati masa kritisnya, dia sedang tidur. Kamu makan, jangan sampai terjadi serangan kamu belum makan sama sekali." ucap Willy.

"Apa kita disini aman?" tanya April.

"Tidak bisa menjamin." jawab Willy.

Mika berjalan ke arah April, dan memberikan sebuah nasi bungkus dan air mineral botol. April menerimanya, dan meletakkan disampingnya.

"Makanlah, disaat seperti ini. Adakah hal paling berharga isi perut dan minum." ucap Mika.

April lantas membuka bungkusan nasi tersebut, langsung dimakannya dengan lahap. Mika dan Willy tersenyum, saat melihat April makan dengan lahap.

*****

Elang bangun, rasa nyeri jahitan masih terasa. Terlihat jam sudah menunjukkan pukul 2 malam. Willy yang tertidur pulas di sofa panjang, sedangkan April tidur di atas tikar berselimut tebal, yang berada di samping sofa panjang Elang berbaring.

"April." panggil Elang pelan.

"April." panggil kembali Elang.

April membuka kedua matanya, dan langsung bangun dari tidurnya. Nyawanya yang belum terkumpul, langsung berdiri sehingga tubuhnya sempoyongan dan jatuh menimpa tubuh Elang.

Buuggghhhh

"Awwww." jerit Elang saat tangan April mengenai jahitannya.

"Ma - maaf. " ucap April langsung menjauh.

Rasa sakit dan ngilu dirasakan Elang, dan April sangat merasa bersalah.

"Maaf."

"Ya nggak apa - apa, saya yang salah." ucap Elang.

"Lukanya?"

"Tidak apa - apa."

"Tadi ada apa? bangunkan saya?"

"Pindah lah di atas sofa, kamu jangan tidur di bawah."

"Tidak apa - apa, kamu kan sedang sakit."

"Saya tidak bisa tidur lagi, kamu pindah Kesini." ucap Elang langsung berdiri, dan mencabut jarum infus, yang menusuk di pergelangan tangannya.

"Kok di cabut."

"Tidak apa - apa, sudah membaik kok."

"Mau makan? saya ambilkan."

"Tidak usah, biar saya sendiri."

"Jangan, biar saya bantu. Kamu juga bantu saya, lari dari mereka. Biar saya bantu kamu, walau ini hanya sebagian kecil."

Elang tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Elang yang masih terlihat sangat lemas, duduk sambil menatap April yang sedang memasak bubur.

"Kamu sudah berapa lama pacaran sama Juna?"

"3 tahun, kami pacaran."

"Apa seperti itu gaya pacaran kalian?"

April diam, dan membawakan bubur di dalam mangkuk kecil, dengan air putih hangat.

"Makanlah, pasti kamu suka rasanya."

Elang tersenyum dan menyendok bubur buatan April, lalu memasukkan ke dalam mulut.

"Enak rasanya."

"Terima kasih."

"Jujur, saya pacaran dengan dia, seperti tidak pacaran. Hanya memandang saya sebagai wanita penghibur, bahkan saya harus menuruti apa yang dia inginkan. Termasuk menari tanpa penutup tubuh, di depan teman - temannya."

Uhuk.. uhuk..

Elang langsung minum, dan melanjutkan kembali makannya.

"Saya bertahan, karena demi uang. Dari dia, saya bisa mendapatkan uang banyak untuk. pengobatan Clara."

"Kamu pernah bilang, kupu - kupu yang masih original itu harganya fantastis, dan saya ingin kamu, tapi kamu larang. Apa. karena Juna?"

"Iya, saya tidak bisa di pakai. Dan kupu - kupu itu, masih ada sisa satu. Dan mempertahankan kesuciannya."

"Begitu ya."

"Saya salah, mengambil jalan ini. Hanya demi Clara biar tetap hidup, tapi semuanya berubah saat mereka ingin menghabisi nyawa saya, karena saya ini adalah ancaman."

"Kegagalan di hutan itu, awal kejadiannya."

"Benar."

"Kamu bisa jujur katakan apa yang kamu tahu? dan eks pabrik itu milik siapa? kamu sering transaksi disana?"

"Milik Om Jack."

"Kamu kenal dia dimana? kamu tahu siapa Jack?"

"Dia tangan kanan Bos Pablo, dia yang mengatur saya dan pembeli bertransaksi. Saya ini adalah kurir handal, dengan bayaran tertinggi. Karena bisnis mereka terancam, mereka ingin habisi saya, sebelum saya tertangkap oleh kalian dan membongkar semuanya. Satu ancaman, menembakkan diri ke kepala saat tertangkap."

"Kenapa kamu sekarang tidak menembakkan diri kamu?"

"Saya ingat Clara."

"Karena kamu, nyawa Clara hampir hilang. mereka tidak hanya ingin mengincar kamu, tapi adik kamu. Mereka ingin menghilangkan jejak kamu, bahkan pergerakan Black Mamba pun. Sebenarnya kami terancam, hanya tidak tahu pemainnya ada di antara kami. Saya minta kamu, berkerja sama dengan kami, untuk menangkap para Mafia itu. Dan dua anggota Militer yang berkhianat, harus di hukum berat atas apa yang mereka lakukan. Sudah membuat jelek dan menodai seragam yang mereka pakai. Dan sekarang saya dengan Willy di cari mereka, karena mereka menganggap kami berkhianat juga. Tapi ini salah satu tak tik, untuk mengundang Juna dan Steven berhadapan langsung dengan saya. "

"Saya hanya memikirkan, apa esok saya masih bisa bernafas."

*****

"Kamu lepas infusnya, padahal kondisi kamu masih lemah." ucap Mika yang sedang menyuntikkan obat , yang di suntikan di lengan Elang.

"Saya paling kesal kalau tubuh seperti ini, sudah berapa banyak jahitan, sampai rasanya tidak bisa di katakan lagi."

"Buat cerita anak cucu kamu." ucap Mika.

Hahahahaha

"Kalau Papah kamu, Opa kamu itu dulunya superhero."

"Jadi ingat Akmal."

"Apa dia, yang membuat kamu masih sendiri sampai sekarang?"

"Saat detik-detik terakhir, dia terus menggenggam tangan saya. Bahkan sempatnya dia masih tertawa, mengatakan saja jelek saat menangis. Saat tiba ajal, dia menatap terus matanya saya hingga, mata itu menutup. Saat itu, saya mencium bau harum, walau darah membasahi tubuhnya. Baunya, masih sangat ingat sampai sekarang, kenapa saya masih sendiri, karena saya hanya ingin bersama dia, hingga kita sama - sama bertemu di surga nanti."

.

.

.

Terpopuler

Comments

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

lanjut kak...mantap,seru abizzz 😉😉😉

2023-04-10

1

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

aku penasaran,apa yg menyebabkan Juna dan Steven jadi berkhianat yah...🤔

ayo Elang...susun rencana utk menangkap Juna dan Steven...💪💪 🤭

2023-04-10

1

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

Idih cwo macam apa kaya gitu,masa biarin cwenya menari didepan tmn"nya,tanpa busana lagi...tinggalin aja Juna April,cari cowok lain yg bisa menghargai kamu sbg perempuan...

2023-04-10

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!