April kini berada di dalam kamar Elang, hanya ada sebuah televisi layar datar di kamarnya. Dan sebuah laptop, yang ada atas meja dengan sebuah photo, Elang memakai seragam loreng serta senjata di tangannya.
April tersenyum sambil menatap photo Elang, lalu segera segera memalingkan wajahnya. April berjalan mengelilingi kamar Elang, tidak ada hal yang yang aneh.
Terdengar suara berisik dari luar, April membuka sedikit pintu kamar. April melihat lima pria bersenjata masuk, dan April segera bersembunyi di bawah tempat tidur. Dan terdapat sebuah pintu, yang menyerupai lantai. April dengan pistol di tangan, bersembunyi di bawahnya.
April mengintip sedikit, terlihat lima pria itu masuk kedalam kamar Elang. April menutup mulutnya, saat pria - pria tersebut itu masuk mengobrak - abrik kamar Elang.
Braaaakkkk
Praaaaaannnggggg
"Cari lagi, sampai dapat." ucap salah satu pria bersenjata.
"Tidak ada." ucap pria satunya lagi.
"Kalau begitu, kita keluar."
April merasakan lega, saat merasakan sudah aman, April segera keluar. Tapi saat itu tepat, seorang pria kembali masuk.
"Hahahay..!! " ucapnya sambil mendekat.
"Jangan mendekat." ucap April sambil mengarahkan pistolnya.
"Leo." ucap pria satunya kembali.
"Wow, kamu ternyata disini." ucap pria tersebut.
"Bos..!! " ucap pria yang pertama menemukan April.
"Wow, kejutan." ucapnya.
"Kalian mendekat, saya tembak kalian satu persatu." ucap April mengancam.
Hahahahaha...
"Kamu mengancam, kemarin kamu lolos saat di rumah sakit, sekarang saatnya kita menangkap kamu."
Dor
April melepaskan tembakannya ke arah tembok, ketiga pria tersebut langsung membalas tembakan.
Dor
Dor
April mencari perlindungan, dengan membalikkan sebuah meja.Adu tembak pun terjadi.
Dor
Dor
Karena merasa sudah terancam, April menembak kaca jendela kamar, dan langsung melompat keluar.
"Kejar." ucap pria yang bernama Leo.
April berlari, hingga keluar dari pintu gerbang. Ketiga pria itu mengejar April, dengan mengendarai sepeda motor.
April terus berlari, hingga tiba - tiba berhenti sebuah sepeda motor.Pria tersebut membuka kaca helmnya, dan April langsung naik ke atas motor.
Elang melajukan motor sangat kencang, hingga April memeluk tubuh Elang. Tembakan terus mengarahkan kepada mereka, dan Elang mengambil pistol yang di pegang April, lalu membalas menembak mereka.
Dor
Dor
Dor
Elang terus mengebut, hingga menyalip sebuah truk besar dan menyalip lagi, hingga berhasil lolos membelokkan motornya ke sebuah jalanan ramai penuh truk besar.
****
"Minum." ucap Elang memberikan satu botol minuman dingin pada April.
"Saya tidak bisa kembali ke rumah." ucap April.
"Benar, saat ini kita harus sembunyi."
"Apa kamu, akan bawa saya ke penjara?"
"Untuk saat ini, saya tidak mempercayai mereka."
"Lalu kita bagaimana?"
"Mereka tidak hanya mengincar kamu, tapi saya juga. Dan kita berdua itu, adalah sebuah ancaman buat mereka." ucap Elang.
"Maaf, karena saya kamu jadi terlibat."
"Ini resiko pekerjaan saya."
"Untuk sementara, kita harus cari tempat bersembunyi."
April menganggukkan kepalanya, dan mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka.
****
"Satu kamar tidur." ucap Elang, saat menyewa sebuah losmen di pinggiran kota.
"Kita satu kamar, seharusnya dua." bisik April.
"Kita aman satu kamar, kalau kita tidur terpisah. Bahaya mengancam kita, lebih baik kita pura - pura sebagai seorang pasangan."
"Ta - tapi."
"Ini kuncinya, disini bebas. Asal keamanan, buat mereka. Hanya uang rokok, aman dari razia." ucap pemilik losmen.
"Terima kasih."
Elang dan April kini berada di dalam sebuah kamar, dengan satu tempat tidur besar dan kamar mandi di dalam.
"Saya tidak bisa tidur dengan kamu."
"Kamu di atas, saya bisa di lantai."
"Terus pakaian kita?"
Elang langsung menghubungi Kakaknya, kalau dia sekarang dalam bahaya bersama April. Dan menceritakan semuanya kejadian, yang baru mereka alami.
"Ok, kakak akan bawakan pakaian kalian berdua, dan tulis alamat kalian."
"Nanti saya chat, terima kasih Kak."
Setelah telepon terputus, Elang langsung mengirim pesan pada Karisma.Mengirimkan sebuah alamat, dimana dirinya dan April tinggal.
"Saya akan keluar, menunggu Kak Karisma. Dan mencari makanan untuk kita, seperti biasa kamu jangan keluar."
"Iya."
Elang merubah penampilannya menjadi Erik, April menatap tajam ke arahnya. Dan langsung mendekati Elang, untuk menatapnya.
"Kamu?" tunjuk April tepat di depan wajah Elang.
"Erik itu saya, maaf kalau saya sudah membututi kamu."
"Jadi selama ini, saya target operasi kamu?"
"Iya, kamu itu target kita. Saya minta kerja sama dari kamu, untuk membantu membongkar kejahatan Juna."
"Tidak hanya Bang Juna, tapi ada lagi."
"Katakan siapa dia?"
"Mungkin kamu juga kenal, bahkan satu tim."
"Siapa?"
April mengambil ponselnya, dan menunjukkan sebuah photo dari galeri ponselnya.
"Saya tidak tahu, tapi pasti kamu kenal dia."
"Pantas saja, tahu Black Mamba."ucap Elang, saat mengetahui Steven dalang di balik semua kebocoran rahasia Black Mamba.
"Dia yang membantu, untuk melancarkan aksi mereka, karena nama Black Mamba selalu dia sebut. Dan saya tidak tahu, kalau Black Mamba itu adalah kamu."
"Sementara, kita berdiam diri disini, selagi di luar belum aman. Dan kita akan, menyamar menjadi orang lain, kita sedang menjadi incaran mereka."
****
"Terus bagaimana?"
"Saya minta bantuan dari Kakak, tolong pura - pura tidak tahu apa - apa tentang saya."
"Kamu jaga diri, kalau ada apa - apa, kamu kabari saja."
"Iya kak."
"Selalu ingat pintu rumah."
"Pasti kak, saya pergi."
"Hati - hati."
Karisma pun langsung masuk ke dalam mobilnya, dan Elang berjalan seperti biasa, santai tanpa terburu - buru.
****
Braaaaakkkk
"Ternyata Elang dan Willy melanggar aturan, mereka. membawa kabur wanita itu, tokoh kerahkan anggota ke lapangan, tangkap ketiganya." ucap Pak Fatih.
"Siap Komandan."
"Jangan sakiti mereka, saya ingin mereka kalian bawa tanpa luka sedikitpun."
"Siap." ucap Steven, lalu keluar dari ruangan Pak Fatih, untuk memerintah para Anggota menangkap Elang dan Willy. "
***
"Makan dulu." ucap Fatih pada April.
"Saya memikirkan Clara." ucap April.
"Tenang saja, dia baik - baik saja."
"Bagaimana saya menghubungi Clara."
"Nanti Kakak saya, akan kasih kabar."
April menganggukkan kepalanya, dan makan nasi yang di belikan oleh Elang.
"Saya ingin tanya, kamu bisa menembak dan dapatkan senjata itu dari siapa?"
"Bang Juna."
"Kamu kenal Juna dimana?"
"Di club, dia itu pacar saya."
"Oh pacar, tapi dia tidak bisa melindungi kamu."
"Saya tidak mengerti untuk itu."
"Bahkan kamu, menyerahkan semuanya pada Juna. Dan pacar kamu, memberikan sebuah pekerjaan yang sebenarnya membawa kamu ke pintu kematian."
"Demi Clara, saya demi dia untuk tetap hidup. Apapun saya akan lakukan, tidak ada cara lain."
"Kalau kamu tahu, nyawa Clara juga terancam. Dokter Anton mencoba, menghabisi nyawa adik kamu, dengan sebuah racun ular cobra."
"Tidak mungkin, itu pasti karangan kamu."
"Terserah, saya tidak memaksa kamu untuk percaya."
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Desyi Alawiyah
semoga Elang,Agam dan Willy bisa membongkar kejahatan Steven...
2023-04-09
1
Desyi Alawiyah
semoga pak komandan segera tau klo Steven udh berhianat...😩
2023-04-09
1
Desyi Alawiyah
ciahhh modus lagi...bapak tentara yg satu ini bisa aja...🤭🤭🤭
2023-04-09
1