Hidup Yang Tidak Aman

Malam pun tiba, terlihat sangat sepi, hanya penjaga yang sesekali keliling. Juna di bawah tempat tidur, mencoba menggali lubang. Dengan pura - pura tidur, dengan selimut panjang menjuntai ke lantai, sedangkan di atasnya, bantal di sejajar dan sebuah gayung yang menyerupai kepala saat selimut menutupinya.

Dengan sebuah besi besar, seukuran satu meter, yang didapatkan dari saat mereka keluar dari sel.

"Gimana, sudah bisa?" bisik Steven.

"Susah, walau ujung besi kita runcing kan ini lumayan memakan waktu." bisik Juna.

"Apakah sudah terlihat galian dikit?"

"Sudah, sepertinya akan lama."

"Teruslah berusaha, kita bergantian."

Sedangkan penjaga kembali melintas, Steven pura - pura memejamkan kedua matanya. Juna masih terus menggali lubang, di bawah tempat tidur.

****

"Kamu gimana kabarnya sayang? kakak kangen sama kamu."

"Clara juga kangen sama kakak, kemarin habis operasi lagi kak. Clara sempat menangis, tidak ada kakak saat operasi."ucap Clara dari seberang.

" Maafkan kakak, maaf ya."

"Apa kita masih bisa bertemu lagi kak? walau hanya sekali."

"Kakak tidak tahu, kalau pun tidak. Kamu harus kuat, harus yakin untuk sembuh. Maafkan kakak, sekali lagi maafkan kakak."

"Saya maafkan Kakak, tapi saya yakin. Kakak seperti ini, demi Clar."

"Iya sayang, maafkan Kakak."

Setelah panggilan terputus, April menangis. Memikirkan nasib Clara, untuk ke depannya. Suara tangisan Clara terdengar, hingga je telinga Elang.

"Kamu kenapa?" tanya Elang.

"Clara." jawab April singkat.

"Clara kenapa?" tanya Elang kembali.

"Saya sudah membuat dia kecewa, saya akan meninggalkan dia. Begitu juga kamu, kita pun tidak akan bisa bersama." jawab April.

"Saya tahu itu." ucap Elang.

"Nanti atau sekarang, tetap sama saja. Clara yang tidak akan bisa melihat saya lagi, kita juga tidak akan pernah bersatu."

"Apa kamu menginginkan suatu hubungan yang serius?"

"Lantas, kamu pikir ini hanya sama - sama pelampiasan?"

"Entahlah."ucap Elang.

****

Suara sirine berbunyi di lapas, Juna dan Steven berhasil kabur. Keduanya menerobos saluran air yang ada di bawah penjara. Juna dan Steven, kini berada di sebuah sungai yang terhubung dengan penjara. Tubuh mereka yang basah dan bau, berhasil ke luar, dan langsung lari ke jalan raya.

" Kita harus cari tumpangan, dan kita sementara ke tempat tinggal kamu dulu." ucap Juna.

"Sekarang kita jalan saja dulu, jangan sampai kita tertangkap oleh mereka lagi." ucap Steven.

"Apa..!! " ucap Pak Fatih kaget, saat mendengar laporan Juna dan Steven kabur.

"Bagaimana bisa mereka kabur?" tanya kembali Pak. Fatih.

"Mereka menggali lubang, di bawah tempat tidur." jawab Jefri.

"Benar - benar tidak masuk di akal."

"Lubang itu, adalah tembus ke saluran pembuangan. Dan akan berujung di sebuah sungai."

"Kerahkan pasukan, tutup setip jalan, dan periksa para pengguna jalan." perintah Pak Fatih.

****

"Dapat kabar dari Komandan." ucap Willy.

"Kabar apa?" tanya Elang.

"Ternyata Juna dan Steven kabur dari penjara." jawab Willy.

"Kok bisa? penjara sana itu penjagaannya ketat." ucap Mika.

"Pasti kalian tidak percaya, kalau mereka menggali lobang di bawah tempat tidur."

"Gimana caranya?" ucap Elang.

"Mereka menggunakan besi yang di diruncingkan ujungnya, mereka lalu masuk kedalam saluran air yang ada di bawah sel, dan ujungnya itu bertemu aliran sungai."

"Benar - benar mereka itu Tentara terlatih, tapi sayang mengkhianati negara." ucap Mika.

"Siapa yang pernah tertangkap, mereka akan dihabisi oleh anak buah Pablo. Karena mereka sudah termasuk bahaya, bagi Pablo dan para mafia lainnya. Bang Juna dan Steven adalah kunci dari semuanya. Makanya mereka siap - siap saja, kabur bukan berarti aman untuk mereka, tapi adalah bahaya." ucap April.

"Lantas, kalau tahu di luar lebih bahaya kenapa keluar?"ucap Willy.

"Karena, didalam pun mereka sama saja, akan terancam. Pernah ada satu anak buah tertangkap di penjara luar negeri, dia tiba - tiba meninggal dunia keracunan."

"Lantas?"

"Tidak ada kelanjutannya karena orang dalam lah yang ikut berperan."

****

"Juna, apa yang harus kita lakukan sekarang?" ucap Steven.

"Kita harus pergi ke luar negeri." ucap Juna, sambil mengeringkan rambutnya.

"Kamu tahu, Pablo bagaimana orangnya? pasti berita kita kabur , dia sudah tahu."

"Kita harus gerak cepat, kita akan menyebrang dengan para penumpang gelap lainnya.Malam ini, kita harus segara bergerak."

"Pasti Mafia luar negeri, anak buahnya akan di kerahkan mencari kita. Tertangkap berarti kematian, kabur pun sama kematian. Apa kita harus akhiri hidup sekarang juga, saya ingin kebebasan."

"Steven, tidak hanya kamu. Saya pun sama, ini caranya kita keluar dari negara kita, dengan cara menyamar. Kita persiapkan semuanya, malam ini kita berangkat."

*****

"Apa!! berarti mereka ada di luar." ucap Pablo.

"Benar Bos, mereka menerobos saluran air."

"Datangi rumah Juna, karena pasti mereka ada disana. Tidak mungkin, Steven pergi ke kotanya. Periksa setiap orang, yang akan menyebrang ke negara tetangga atau negara lain lewat jalur laut. Tangkap mereka berdua, hidup atau mati. Jangan sampai, mereka tertangkap kedua kali."

"Siap Bos." ucap salah satu, anak buah Pablo.

"Apa belum ada kabar tentang April?" tanya Jack.

"Belum, dia bersama Black Mamba." jawab Pablo.

"Apa boleh saya tahu, seperti apa wajah Black Mamba? agar saya kerahkan anak buah, untuk mencarinya."

Pablo melemparkan sebuah photo, Jack pun langsung mengambil photo tersebut. Dan Jack merasa kaget saat melihat siapa, yang ada di photo tersebut.

"Kamu yakin dia?"

"Kenapa? kamu tidak percaya atau kamu kenal?"

"Tidak, saya tidak mengenalnya."

"Dia itu adalah musuh kita, kamu tangkap hidup atau mati."

"Baik saya akan sebar photo dia ke anak buah saya."

****

"April lihat deh, saya coba photo bulan yang bulat sempurna bagus ya." tunjuk Elang.

"Iya bagus, malam ini terang. Banyak bintang berkelap kelip, udaranya juga sejuk. Saya harus menikmati ini semua, sebelum saya tidak bisa menikmatinya."

"Kamu percaya cinta?"

"Percaya, kenapa?"

"Cinta sejati, akan selalu bersama. Walau takdir, harus memisahkan.Apa kamu tidak ingin, memiliki cinta sejati?"

"Tidak, karena saya akan menyakitinya. Seperti saya dan kamu sekarang, kita saling mencintai tapi jangan berharap lebih. Saya bahagia seperti ini, walau nanti rasa sakit yang kita rasakan. Cinta, saya baru merasakan cinta yang sebenarnya, tapi kamu boleh memiliki yang lain selain saya. Karena kita serius juga percuma, kita akan tetap berpisah."

"Saya janji, akan mendampingi kamu. Sampai vonis jatuh, saya janji tidak akan meninggalkan kamu."

April memegang tangan Elang, dan Elang lalu mencium punggung tangan April, di pegangnya sangat erat.

"Kita nikmati sisa hari yang terus berkurang, karena hari esok belum tentu kita seperti ini. Kadang selagi tidur, saya sering meminta untuk tidak bangun, dan Terus bermimpi indah."

.

.

.

Terpopuler

Comments

Nabil abshor

Nabil abshor

😬😬😬😬😬🤬🤬🤬🤬🤬🤬

2023-04-14

1

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

Steven dan Juna keluar dari kandang singa dan masuk ke kandang macan...😩


yok kak author,cuzz lanjut 🙈🤭🙏💪

2023-04-14

1

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

huh...cinta Elang dan April begitu sulit...mereka saling mencintai tapi blom tentu mereka bisa bersatu...doa yg terbaik aja deh untuk mereka 🤗

Clara,cepat sembuh yah dan cepatlah pulang agar bisa berkumpul kembali dengan kakak kamu,walaupun itu cuma sebentar 😭

2023-04-14

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!