Mata - mata

"Komandan, kita kehilangan jejak Elang." ucap Steven saat sadang memantau melalui monitor komputer.

"Coba cek, GPS terakhirnya." ucap Pak Fatih.

"Terakhir di jalan Mahatam." usai Steven.

"Apa terjadi sesuatu?" ucap Pak Fatih.

Steven kembali mengecek, namun tidak menemukannya. Melalui CCTV jalan, di setiap sudut tidak menemukan dimana Elang.

"Sepertinya, Elang melepaskan GPS nya di titik yang tidak terdapat kamera pemantau."

"Komandan, saya mendapatkan laporan. Kalau Elang melepaskan semua camera pemantau." ucap Jefri.

"Suruh Willy kembali ke Markas."

"Siap Komandan."

Sedangkan Elang, segera untuk meninggalkan tempat tersebut. Sejak keluar dari Club, dirinya di ikuti oleh seorang pria. Elang segera mempercepat jalannya, dan lalu berlari.

Pria tersebut terus mengejar Elang, ditangannya terdapat sebilah pisau, yang siap untuk melukai Elang.

Pria tersebut berhenti di tengah jalan sepi, pria tersebut menoleh ke kanan dan kiri. Dari belakang, Elang langsung membekap mulut pria tersebut.

Sebuah tonjokan siku pria tersebut, mengenai perut Elang. Elang yang tersungkur langsung bangun, dan melawan pria tersebut.

Sebuah pisau, langsung diarahkan ke perut Elang, tapi Elang langsung menangkisnya hingga terpental jauh. Pria tersebut langsung menendang kembali Elang, dan Elang langsung memukul wajah pria tersebut.

Buuuugggghhhhh

Buuuuggghhhhhhh

Elang langsung meninju perut pria tersebut, dan menendangnya. Setelah tidak berdaya, pria tersebut segera bangkit dan melawan Elang.

Sebuah tusukan pisau kecil mengenai perut Elang, dan pria tersebut langsung pergi. Elang pun langsung bagun, dan mencoba mengejarnya tapi pria tersebut menghilang.

"Arrrggghhh, siapa dia." ucap Elang sambil melihat telapak tangannya terdapat darah segar.

****

April menunggu di sebutan stasiun, saat itu sebuah kereta datang, dan April berjalan santai sambil menenteng sebuah koper. Dari jarak 500 meter, April melihat seorang pria berjalan ke arahnya, dengan menggunakan masker.

Sebuah kode tangan, terlihat pada April, dan April membalas dengan kode tangan kembali. Saat berpapasan, pria tersebut mengambil koper tersebut. Tanpa saling menoleh, Apri terus berjalan, hingga masuk ke dalam sebuah kereta listrik.

Apri dengan santai duduk di salah satu kursi, sebuah pesan pun masuk. Terlihat notifikasi sejumlah uang masuk kedalam rekeningnya, hati April merasakan lega.

Elang langsung mengobati luka nya, didalam rumahnya Elang menutupi luka tusukan nya dengan sebuah kain perban. Rasa sakit, dan perih yang luar biasa Elang tahan. Dan dengan segera Elang, meminum obat antibiotik agar lukanya tidak terinfeksi.

"Semakin jelas, mereka sedikit demi sedikit membongkar siapa itu Black Mamba, jelas sekali satu orang di Tim yang berkhianat." ucap Elang.

****

"Maksud kamu apa? mematikan GPS, dan keluar jalur." ucap Pak Fatih.

"Maafkan saya, kemarin saya ingin sedikit melepas penat. " ucap Elang bohong.

"Melepas penat? kamu tahu posisi kamu saat itu? kamu masih waktunya bekerja, bukan bebas tugas. Dan kamu pun, meninggalkan Willy. Kamu dan Willy, satu Tim di lapangan."

"Maaf Komandan, saya salah."

"Baik, silahkan kamu pergi. Saya masih punya hati, karena kamu adalah kekasih anak saya."

"Maaf Pak, saya bukan kekasih Selena lagi."

"Benarkah? kenapa?"

"Saya akan hidup dengan seorang wanita, yang mau menerima pekerjaan saya. Dan mau menerima segala resikonya."

Pak Fatih diam sambil menatap ke arah Elang, dan langsung meminta Elang untuk pergi meninggalkan ruangannya.

****

"Elang, kamu itu kemana sih kemarin?"

"Kenapa?" tanya Elang dengan wajahnya yang datar.

"Kamu lepas dari pantauan saya, dan saya tahu kamu pasti bertindak sendiri."

"Dari mana kamu tahu? saya bertindak sendiri. Apa kamu, adalah bagian dari mereka, kamu pikir saya tidak tahu."

"Maksud kamu apa sih? saya tidak paham."

"Teman di depan, tapi di belakang adalah musuh."

"Kamu pikir, saya itu membelok." udah Willy.

Willy langsung menarik tangan Elang, dan menjauh dari keramaian. Willy memastikan, tidak ada orang yang mengikuti mereka.

"Camera pengintai di rumah." ucap Willy.

"Kamu menemukannya?" ucap Elang.

"Iya, saya menemukannya."

"Kalau bukan kamu, diantara tiga itu. Jefri, Steven dan Komandan kita."

"Saat terjadi adu tembak, ada orang dalam pasti yang tahu. Dan lolosnya April , diantara kita salah satunya."

"Kamu harus tahu, lihat ini." tunjuk Elang, saat memperlihatkan luka tusuknya.

"Ini kapan?" tanya Willy.

"Tadi malam, ada orang yang mengikuti saya. Tapi kenapa? dari saat di hutan tidak menghabisi nyawa saya sekalian, itu padahal kesempatan saat saya pingsan. Dua kali saya lolos dari maut, dan mereka tahu siapa Black Mamba." jawab Elang.

"Kalau sudah begini, kita harus bagaimana? seolah kita ini adalah umpan, yang akan menghalangi kegiatan mereka."

"Kita harus hati - hati."

****

Dengan mengenakan masker, dan kacamata hitam. Elang berjalan di koridor rumah sakit, Elang mencari tahu tentang pasien, dan menunjukkan sebuah photo April.

Elang berjalan, ke arah ruang yang di maksud. Elang memasuki ruang anak, saat itu melihat pintu kamar rawat terbuka. Elang melihat, April yang sedang berdiri disamping seorang anak kecil, yang tubuhnya penuh dengan alat medis. Dan seorang dokter sedang memeriksa gadis kecil, yang berbaring di samping April.

"Jadi bagaimana dok?" tanya April.

"Operasi kedua, minggu depan harus di lakukan." jawab dokter.

"Baik dok." ucap April.

"Apa untuk ini, dia mencari uang dengan mempertaruhkan nyawanya?" ucap Elang dalam hati.

Elang langsung menjauh, dan duduk sedikit jauh di kursi penunggu pasien. Dengan pura - pura, memainkan ponsel.

Saat akan beranjak bangun, Elang mengurungkan niatnya, saat melihat Jack temannya, masuk kedalam kamar rawat.

Elang mengintip dari balik kaca pintu, terlihat Jack sedang mengusap punggung April. Terdengar suara isak tangis April, dan Jack terlihat begitu sangat perhatian.

"Punya hubungan apa? Jack dan April."

Elang kembali menjauh, dengan membalikkan tubuhnya, menghadap ke arah lain. Saat Jack, akan keluar dari kamar rawat April.

Setelah Jack menjauh, Elang lalu mengejar Jack hingga ke parkiran rumah sakit. Elang berhenti, saat melihat pria yang bersalaman dengan Jack. Seorang dokter yang Elang lihat, saya berada di dalam kamar rawat April.

"Apa ada hubungannya? atau Jack memang kenal dan memiliki niat baik, bukan niat buruk."

Jack pun masuk kedalam mobilnya, dan pergi meninggalkan rumah sakit. Sedangkan dokter tersebut, kembali masuk kedalam rumah sakit.

Elang mengikuti langkah dokter tersebut, hingga berhenti tepat di salah satu ruang obat. Dokter tersebut, mengambil sebuah obat dari cairan botol kecil, lalu memasukkan dalam suntikan. Dan memberikan pada seorang suster.

"Kamu kasih ke pasien kamar nomer 10."

"Baik dok." ucapnya lalu pergi.

"Tinggu, kamar nomer 10 itu. Bukanya kamar dimana salah satu keluarga April di rawat. Seperti tidak ada yang beres, saya harus menghentikan suster itu." ucap Elang langsung mengejarnya.

.

.

.

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

mau d bunuh kah itu adeknya...🤔

2023-04-08

1

Murni Zain

Murni Zain

ada yang memanfaatkan April 🤔

2023-04-06

1

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

jangan" Jack sengaja melakukan itu agar adik April ngk sembuh" dan April bisa Trus dimanfaatkan

2023-04-06

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!