Sebuah Ancaman

Seorang wanita cantik turun dari mobil mewahnya, dengan kacamata merk terkenal. Bersandar di mobilnya, sambil menyilangkan kedua tangannya.

Elang berjalan sambil tersenyum ke arah wanita tersebut, dan wanita itu membalas senyumannya.

"Apa kabar kamu?" ucapnya sambil mencium kedua pipi Elang.

"Baik Kak, kapan tiba?"ucap Elang.

" Baru tadi malam, Kakak disini karena di pindah tugaskan untuk menjadi dokter saraf, di salah satu rumah sakit."

"Kenapa tidak cerita sama saya?"

"Masuklah, kita pulang sama - sama."

"Ok, tapi saya yang menyetir." ucap Elang, langsung mengambil kunci mobil dari tangan Karisma.

"Coba ceritakan, di rumah sakit mana?" tanya Elang sambil mengemudikan mobil.

"Rumah sakit Medica Harapan." jawab Karisma.

"Oh."

"Dokternya meninggal dunia, dokter Anton dokter hebat. Kakak diminta untuk menggantikan posisi dia, Kakak terima lah karena itu rumah sakit terkenal dan besar."

"Suami Kakak bagaimana?"

"Kita resmi bercerai, dia sekarang melanjutkan study S3 nya di Eropa. Dan membawa Jimmy kesana, bahkan dengar dia sudah menikah dengan dokter disana."

"Kenapa tidak ikut saja sama Kakak, apa kakak tidak ingin dekat sama Jimmy?"

"Jimmy lebih memilih Papinya, karena dia suka suasana luar negeri."

Mobil pun sampai di sebuah apartemen, Elang memikirkan mobil tersebut. Karisma dan Elang berjalan menuju lift, yang langsung masuk kedalam apartemen pribadi milik Kakaknya.

"Kamu tidak pernah tinggal di Apartemen kakak?"

"Tidak, saya lebih senang tinggal di rumah sendiri."

"Jadi Apartemen ini, hanya di masukin petugas sini, yang sesekali membersihkan."

"Ya seperti itu."

Ting

Mereka kini masuk kedalam apartemen mewah, sebuah pemandangan indah, yang langsung mengarah pada pusat kota, dengan berbagai gedung tinggi, dan terlihat sebuah lautan dengan air yang terlihat biru.

"Kalau kesini, saya lebih suka liat views di malam hari, karena lampu yang berkelap kelip. Dan kalau siang, melihat banyak kapal di tengah lautan. Kadang ingin juga, berlayar ke tengah lautan tapi dengan siapa?" ucap Elang.

"Ajaklah Selena."

"Kita putus."

"Kenapa?"

"Dia ingin saya mengundurkan diri dari Tentara, dan menjadi pengusaha. Tapi saya tidak mau, lebih baik kita putus."

"Karena resiko pekerjaan kamu?"

"Iya."

"Carilah, yang mau menerima pekerjaan kamu."

"Kak, boleh saya minta tolong."

"Minta tolong apa?"

"Ada salah satu pasien, namanya Clara. Dia berusia sekitar 7 tahun, pengidap kanker. Dia itu pasien dokter Anton, pasti kakak akan menanganinya juga. Tolong dia kak, karena nyawa dia terancam."

"Maksud kamu?"

"Kakak harus berhati-hati, karena ada orang yang ingin menghabisinya."

"Kakak tidak mengerti, apa ini ada kaitannya dengan pekerjaan kamu?"

"Jangan sampai ada yang tahu, kalau kakak itu adalah Kakak dari Black Mamba."

"Musuh seperti apa yang kamu hadapi?"

"Mafia."

"Wow, kelas kakap?"

"Hati - hati dengan Jack."

"Jack, teman sekolah kamu itu?"

"Iya, tolong awasi kalau Jack datang ke kamar nomer 10."

"Ok, Kakak akan bantu kamu, karena Kakak juga yang akan menjadi dokternya."

"Kita kerja sama sekarang."

"Ok siap."

****

Karisma berjalan di Koridor rumah sakit, dengan ditemani satu seorang suster. Karisma mengunjungi setiap kamar, untuk mengecek setiap kondisi pasiennya, dan mempelajari kasus yang akan di tanganinya.

Saat ini giliran kamar nomer 10,suster masuk terlebih dahulu. Di samping pintu, ada sebuah botol hand sanitizer, Karisma meletakan sebuah kamera kecil di alas besi tempat hand sanitizer tersebut.

Karisma tersenyum menyapa Clara, tangannya kembali meletakkan Camera kecil di belakang tanaman hias samping pintu.

"Hallo sayang, bagaimana kondisi hari ini?" ucap Karisma.

"Baik Ibu dokter." ucap Clara.

"Oh iya kenalkan, saya dokter Karisma yang akan menjadi dokternya Clara."

"Pengganti dokter Anton?" ucap April.

"Betul sekali, dan saya baca hasil riwayat medisnya kanker stadium akhir. Semangat untuk sembuh sayang."

"Pasti dokter, saya ingin sembuh. Karena kasihan sama Kak April, harus mencari uang banyak untuk pengobatan saya."

April tersenyum dengan mata berkaca - kaca, dokter Karisma membelai kepala Clara, yang tanpa rambut sehelai pun.

"Kalau begitu, saya pamit. Nanti jangan lupa, banyak makan ya sayang."

"Ok dokter."

Karisma pun keluar, semua camera telah on. Saat keluar Karisma berpapasan dengan seorang pria yang mencurigakan, dengan earpice nya Karisma menghubungi Elang.

"Satu orang mencurigakan."ucapnya pelan dengan sambil berjalan.

" Saya melihatnya." ucap Elang dari seberang.

***

Elang memperhatikan dengan layar laptopnya, kini Elang berada di sebuah gedung yang bersebrangan dengan rumah sakit.

Terlihat sangat jelas, pria tersebut berdiri tepat di depan pintu kamar rawat Clara. Pria yang memakai masker dan kacamata hitam, bertopi warna hitam juga.

Pintu kamar terbuka, Apri menatap pria tersebut, tangannya langsung membekap April, dan April langsung menangkis pria tersebut.

April segera lari, dan pria tersebut pun mengejar. Elang pun langsung mengarahkan teropong nya, terlihat dari kaca April terus berlari.

Terlihat tampak sepi, di sepanjang kolidor. April diam berdiri saat dirinya berada di jalan buntu, Elang terus mengawasi melalui teropong nya.

"Siapa kamu?"

"Tidak perlu tahu siapa saya." ucap nya sambil mengambil sebuah pisau kecil dari saku jaketnya.

"Mau apa kamu?" tanya April yang sudah ketakutan.

Elang yang dari gedung seberang segera mengarahkan senjatanya, dengan siap bidik sasaran. Tapi takdir berkata lain, April di selamatkan oleh kedatangan beberapa orang, dan pria tersebut langsung pergi.

Dengan tubuh gemetar, April langsung masuk kedalam kamar rawat Clara, dan Elang kembali memantau dari layar Laptopnya.

"Kakak kenapa?" tanya Clara.

"Tidak apa - apa." jawab April bohong.

"Siapa dia? kenapa ingin menghabisi nyawa saya. Berarti disini sudah tidak aman, saya harus bawa Clara." ucap April dalam hatinya.

"Willy, kamu awasi pria yang keluar dari gedung rumah sakit. Saya kirim photo, yang tertangkap Camera dan saya akan ke rumah sakit sekarang."

"Photo sudah saya terima." ucap Willy dari seberang.

Willy segera menjalankan mobilnya, saat melihat pria yang di maksud naik menggunakan sebuah motor sport, Willy mengejarnya dan pria tersebut mengetahui kalau dirinya di ikuti.

Aksi kejar - kejaran pun terjadi, pria tersebut mengeluarkan senjata api, menembaki mobil yang di kendarai Willy.

Dor

Dor

Willy pun tidak mau kalah, mengeluarkan senjata apinya, dan mulai menembak balik. Suara tembakkan saling membalas, membuat kendaraan yang sama - sama melintas langsung menghindar.

Dor

Dor

Dor

Ciiiitttt

Bruuuk

"Sial!! " ucap Willy, saat tembakan mengenai ban mobil depannya. Dan pria tersebut berhasil lolos.

***

"April."

"Kamu! "

"Kamu kekasih, kita pergi dari rumah sakit ini."

"Tu - tunggu, maksudnya apa?"

"Saya tahu, nyawa kamu dan adik kamu terancam." ucap Elang.

"Kakak, dia siapa?" tanya Clara.

"Di - dia teman Kakak." jawab April.

"Saya akan pindahkan kamu dari sini."

.

.

.

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

mafia kls kakap sih lawannya jd berat y...perjuanganmu msh panjang elang...

2023-04-08

1

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

lanjut kak author...🙏

Elang klo perlu bawa April pergi dari kota ini utk sementara,setelah semuanya aman baru balik lagi...kecuali klo orang itu ga tau tempat tinggal April...

2023-04-08

1

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

ini gila sih...kenapa orang itu ingin menghabisi nyawa April,bukannya April slalu menjalankan pekerjannya dengan baik 😐

2023-04-08

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!