Marry, Indra Ke Enam Kehidupan
Tepat 16 tahun silam, lahirlah seorang putri cantik dari keluarga Smith yang diberi nama Marry Smith.
Dia adalah gadis cantik, yang tumbuh dengan baik hingga menjelma menjadi gadis dewasa seperti saat ini.
"Marry" Suara lembut Riana Jane mengisi setiap sudut rumah.
Riana Jane adalah ibu dari Marry Smith, pernikahan campuran antara kedua orang tuanya memberikan ciri khas tersendiri bagi Marry. Gadis ini memiliki warna kulit yang putih sama seperti sang ayah, tapi rambutnya berwarna hitam mewarisi sang ibu.
Dan yang paling indah dari anggota tubuh Marry ialah, warna dari netra Marry yang lain dari sang ayah dan ibu. Netranya kebiruan, seperti mewakili tenangnya lautan bagi siapapun yang menatapnya.
*
*
*
"Yah bu, Marry datang" ucap Marry.
Ia berjalan lebih dekat dengan sang ibu.
"Cepat katakan padanya, jika dirimu harus segera pergi ke sekolah sayang," tutur Riana dengan senyum lembutnya.
Sang ibu yang sudah mengetahui sejak lama kelebihan sang putri, telah terbiasa dengan tingkah laku aneh Marry setiap harinya.
"Apa kau mendengarnya?"
"Em emmm, menurutlah pada ibuku!" terang Marry .
Ia berbicara sambil menunduk didepan sebuah kursi kosong didepannya, makhluk itu tak kasat mata tapi Marry selalu berkomunikasi dengan baik padanya.
"Cukup Ab!" teriak Marry sambil menarik kembali rok panjang yang terlihat tertarik oleh sesuatu yang tak dapat terlihat jelas.
Ab, adalah panggilan dari teman kecil Marry yang bernama Abigail. Makhluk kecil tersebut selalu menjahili Marry disetiap harinya. Tak jarang juga, Marry sering menghabiskan waktu hanya untuk bermain dengannya.
Smith yang tengah menikmati secangkir teh diruang tamu, melihat kondisi Marry seusai berteriak.
"Apa semua oke?" tanya Smith.
"Dia tak ingin aku pergi ayah," ujar Marry dengan wajah kesal.
Abigail yang sejak tadi berdiri disamping Marry memandang wajah teman gadisnya itu dengan pandangan sedih. Ia terus menatap wajah Marry tanpa berpaling sedikitpun.
"Ajak saja kalau dia menginginkannya," imbuh Smith santai sambil menyeruput teh panas miliknya.
"Tapi ayah, Marry takut dia akan jahil disana nanti" jelas Marry.
Mendengar ucapan Marry, mata Abigail yang sudah berkaca-kaca lantas memegangi kedua telinganya disana. Ia berjanji pada Marry takkan berbuat hal aneh selama dirinya ikut bersama dengannya.
"Huft!"
"Baiklah Ab,"
"Dirimu selalu beruntung jika ada ayah dirumah," ucap Marry pada Abigail.
Layaknya seorang saudara kandung, Abigail tidak pernah ingin jauh-jauh dari Marry sepanjang hari. Keduanya bahkan seperti sendok dan garpu yang tak pernah bisa dipisahkan.
"Mari kita berangkat," Ajak Smith.
Sang ayah yang telah menyiapkan mobil saat itu, membukakan pintu mobil untuk putri cantiknya Marry dan Abigail.
Selayaknya orang normal pada umumnya, baik Smith ataupun Riana menanggapi dengan positif setiap tingkah laku sang putri.
"Jangan lupa bekalmu sayang,"
"Love you!" seru Riana sambil mengecup putrinya.
Rutinitas seperti ini selalu Riana lakukan untuk Marry setiap harinya, karena Riana tahu Marry tidak akan pernah memiliki saudara kandung lainnya. Yang berarti dia akan menjadi anak tunggal sepanjang hidupnya.
Sebuah kejadian nahas menimpa Riana, dan mengakibatkan rahim dari ibu Marry tersebut harus diangkat. Dengan kata lain, Riana tidak akan pernah bisa mengandung kembali selama-lamanya. Hal inilah yang membuat Riana ataupun Smith sepakat untuk mencurahkan seluruh kasih sayangnya hanya untuk Marry.
15 menit setibanya disekolah.
"Aku akan menjemputmu nanti sayang," ucap Smith dari dalam mobil .
Marry pun mengangguk patuh.
Dan dia berjalan memasuki lobi sekolah sambil menggandeng Abigail disana, sekali lagi jika hal tersebut akan terlihat aneh bagi orang awam yang melihatnya.
Dan benar saja, sepanjang ia berjalan menuju ruang kelas beberapa anak diantaranya memperhatikan tingkah Marry dengan mencibir.
"Lihatlah, dia sangat aneh"
"Yah, dia memang aneh. Seringkali aku mendengarnya berbicara sendiri,"
Dua orang gadis yang tengah menatap Marry, tengah menggunjingnya.
"Kau dengar itu ab!"
"Dunia luar begitu kejam bukan," terang Marry yang berbicara setengah berbisik pada teman kecilnya tersebut.
Merasa tak terima teman gadisnya di olok oleh teman sekolah lainnya, Abigail pun nekat memberikan pelajaran pada keduanya.
Abigail pun beraksi dengan cepat, dengan cepat kedua tali sepatu masing-masing gadis tersebut di ikatnya satu dengan yang lain.
"Bruukkk" Keduanya terjatuh secara bersamaan ketika hendak berjalan.
"Akh!"
"Ihhh!!" Protes keduanya yang saling bersamaan.
"Siapa yang berulah seperti ini pada kita, menyebalkan" gerutu salah seorang dari teman beda kelas Marry.
"Apa kau tak mendengar kata ayah ab, jangan bertingkah aneh disini" Tegur Marry padanya.
Ia mengangguk dan menyampaikan protesnya, jika ia tak terima jika Marry mendapatkan perlakuan seperti itu.
Saat ini keduanya telah sampai diruangan kelas, didalam sana pun terdapat seorang penghuni kelas yang lengkap memakai seragam sekolah.
Dia adalah seorang wanita, rambutnya panjang dan hanya sibuk bernyanyi di ujung kelas tanpa teman seorangpun.
"Dia Maria ab, tolong bersikaplah manis padanya" pinta Marry.
Belum sampai Marry melanjutkan perkataannya disana, Abigail sudah menghampiri Maria dan menarik bajunya.
"Ab!" seru Marry sambil menepuk jidatnya.
Maria yang sejak tadi asyik bernyanyi, seketika terhenti saat mengetahui Abigail tengah memanggilnya. Dia tak merasa terusik, justru Maria begitu menyenangi Abigail disana.
Karena Abigail berparas tampan meski umurnya masih terbilang sangat kecil, Abigail adalah hantu kecil berambut pirang dan berasal dari keluarga ningrat pada tahun penjajahan jaman belanda dulu.
Sedangkan Maria, adalah pelajar sekolah itu sendiri yang telah menjadi korban kekerasan seksual dari seorang guru yang hingga saat ini masih mengajar disekolah itu.
Bahkan seringkali Maria bercerita pada Marry, jika ia tidak akan pernah puas selama dendamnya belum terbalaskan. Nyawa harus dibalas dengan nyawa, tapi entah mengapa hingga saat ini Maria hanya ingin menghantui pria itu dengan rasa bersalah saja yang semakin besar.
Saat ini, ruangan kelas telah penuh dengan murid. Dan mata pelajaran pertama yang akan berlangsung hari itu adalah sejarah. Kebetulan, guru yang mengajar di bidang mata pelajaran ini adalah kekasih dari Maria seorang murid yang telah tewas ditangannya sendiri.
Flashback Maria.
Setelah jam pulang ekstrakurikuler sekolah usai, Maria yang waktu itu hendak pulang harus tertunda karena hujan angin yang begitu lebat.
Deru angin hingga guyuran air hujan yang tiada henti saat itu, membasahi sebagian tubuh Maria disana.
Dan diwaktu yang bersamaan, Frans guru sejarah sekolah itu tengah melintas dihadapan Maria.
Siapa yang tak mengenal guru paling tampan disekolah itu, bahkan banyak dari murid perempuan kala itu sangat menyukainya.
"Kenapa belum pulang?" tanya Frans.
"Tunggu hujan reda pak," jawab Maria polos.
Akibat guyuran air hujan, membuat sebagian baju Maria basah dan bisa terlihat jelas baju lapisan paling dalam miliknya oleh tatapan kotor mata Frans saat itu.
... Bersambung 🖤
......................
Tekan subscribe untuk terus ikuti kelanjutan kisahnya yah, terimakasih 😘🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Ria Vtria
aku mampir thor,,, salam buat semua yg komen... 😊
2023-03-29
2
Cerita Aveeii
omegot jd mamanya sdh pingsan aku
2023-03-27
1
Atap Upvc
Aku kira ngomong sama adiknya, eh ternyata 😅😅😅
2023-03-24
1