Sekertaris Cantik
Derap langkah seorang wanita berkaki jenjang menuju salah satu mol terbesar di kota itu, terlihat sangat terburu-buru seolah sedang di kejar oleh preman gang.
Berpenampilan menarik dan memiliki wajah yang begitu cantik di atas rata-rata wanita pada umumnya membuat Inka Pioni selalu di musuhi seniornya. Membuat dirinya harus pindah mencari pekerjaan yang baru, karena kecantikannya membuatnya sangat mudah mendapat pekerjaan namum mudah pula untuk keluar alias di pecat.
Perusahan Adewe Group selalu mencari seorang sekretaris pribadi untuk tuan muda yang bernama Narendra Prawira seorang CEO dari perusahaan tersebut. Dirinya selalu di temani dengan asisten nya yang bernama Robiansyah.
Setiap bulannya asisten Robi selalu membuka lowongan untuk menjadi sekretaris pribadi tuan muda, karena sikapnya yang sangat kejam dan kasar membuat semua sekretaris yang pernah bekerja dengannya memilih untuk mengundurkan dirinya secara tiba-tiba. Hal itu bukan menjadi rahasia lagi, walaupun CEO dari Perusahaan Adewe itu sangat kejam.
Tetap saja, banyak yang melamar untuk menjadi sekretaris pribadinya, melihat wajah nya sangat tampan seperti seorang pangeran yang turun dari surga, dengan penampilan yang sangat mempesona membuat semua wanita single melamar di perusahaan itu.
Inka memasuki sebuah mol besar dengan terburu-buru, kepala meneger yang melihatnya terlambat langsung mendekati Inka.
"Terlambat lagi!" ucap Vera.
Inka hanya tersenyum pepsodent.
"Maafkan saya bu, jalanan macet jadi saya harus berlari sepanjang jalan," kata Inka.
"Kali ini masih saya maafkan, cepat masuk," kata Vera.
Rombongan senior yang melihat Inka terlambat lagi langsung melengos dan merasa sangat kesal karena kebaikan bu Vera yang terus-terusan memberinya kesempatan untuk masuk.
"Nasibnya sangat bagus, apa dia menggunakan pelet?" ucap salah satu SPG.
"Entah lah, aku jadi iri padanya," sambungnya.
Inka sedang membereskan beberapa sepatu model terbaru yang akan di pajang. Dian yang melihat kesibukan Inka berusaha mencari kesalahannya agar Inka segera pergi dari tempat itu.
Sebagai SPG di bagian sepatu dengan brand lokal, dengan pelayanan yang sangat ramah mampu menarik perhatian setiap pengunjung yang datang. Hampir setiap pengunjung membeli sepasang sepatu yang di jaga oleh Inka.
"Terima kasih tuan, lancar terus rejekinya," ucap Inka.
Pengunjung itu memberi tips untuk Inka, dengan senang hati Inka langsung menerimanya.
Melihat ada yang mengunjuki tokonya Inka pun langsung menyambut dengan hangat.
"Selamat datang Tuan dan Nyonya, bisa saya bantu," kata Inka dengan senyuman nya yang begitu manis.
"Bisa carikan saya model sepatu yang cocok untuk istri saya?" tanya Pengunjung.
"Kami baru saja kedatangan barang baru Tuan, apa anda ingin melihat nya. Aku rasa ini sangat cocok untuk istri tercinta, apa ini untuk kado ulang tahunnya Tuan," sahur Inka.
"Kau memang hebat, aku mencari kado untuk nya. Cepat carikan yang terbaik," kata pengunjung.
Dengan senang hati Inka menunjukan sepatu yang begitu indah, membuat pengunjungnya sangat puas dengan pelayanan yang di berikan Inka.
Seharian full Inka melayani semua pengunjung, sampai membuatnya sangat kelelahan, barang yang di pajang hari ini hampir habis, hanya tersisa beberapa. Membuatnya langsung menyelonjorkan kakinya.
"Astaga aku lelah sekali," gerutu Inka meneguk air mineral.
Dengan curang Dian mengambil barang berharga milik Bu Vera dan memindahkan ke tasnya Inka.
Inka yang masih berjaga di dalam tokonya, dengan posisi duduk menselonjorkan kakinya sambil meminjat-mijat kakinya karena sangat pegal seharian Ia berjalan, berdiri karena melayani banyak pelanggan.
Dari kejauhan Vera berjalan dengan penuh amarah mendekati toko tempat Inka berjaga, Inka yang melihat kepala menagernya menghampiri dirinya, langsung berdiri dan merapihkan bajunya.
"Ikut keruangan saya," ajak Vera.
"Saya bu, memangnya ada apa?" tanya Inka.
Tidak mendapat jawaban dari Vera, Ia pun langsung berjalan menuju ruangan Vera, dengan rasa bingung Inka terus berjalan sampai di depan ruangan Vera.
"Permisi, saya Inka bu," ucap Inka.
"Masuk lah," kata Vera.
"Berapa kali kau melakukan kesalahan? Kau sering telat, kau pernah menyatuhkan barang mahal, kau selalu membuat onar di dalm toko. Dan saat ini kau telah mangambil barang milik ku, ini sudah kelewatan Inka! Apa kau menyadari kesalahan mu?" jelas Vera.
Inka yang mendengar semua itu terdiam sejenak.
"Maafk bu, poin yang terakhir ku dengar aku mengambil barang milik mu? Memangnya apa itu?" tanya Inka.
"Jangan terlalu polos, kau ini membuat ku sudah tidak bisa mempertahankan mu, kau hari ini juga di pecat. Dan ini pesangon untuk mu," kata Vera.
"Apa-apaan ini? Aku pasti di jebak sama Dian, sialan. Beraninya dia mngadu domba ku dengan Bu Vera, liat saja akan aku balas kau ya!" gumam inka di dalam hati.
Dengan berat hati, Inka menerima pesangon itu tanpa membela diri dan tanpa meminta maaf kepada Vera, Inka mengira dia tak perlu meminta maaf karena dirinya tidak melakukan kesalahan apapun. Inka pun langsung pergi meninggalkan ruangan Vera.
"Beraninya dia tidak meminta maaf kepada ku, astaga anak yang sangat bandel. Beraninya dia pergi begitu saja tanpa rasa bersalah, ku rasa keputusan ku sangat tepat kali ini," gerutu Vera.
Keluar dari ruangan Vera, Inka pun langsung berjalan menuju ruang ganti untuk mengambil barangnya dan mengganti pakaiannya, saat kaki nya membuka loker miliknya. Terdengar suara Dian yang tertawa bahagia.
Inka terus menguntit semua yang di bicarakan Dian, merasa emosinya hampir meledak. Inka langsung mengganti pakaiannya dan menghampiri Dian.
"Jadi kau pelakunya," ucap Inka membuat Dian terkejut denganya.
"Jadi kau sudah mengetahuinya," kata Dian.
"Perempuan yang licik, katakan saja jika kau iri dengan ku! Cara mu itu sangat norak! Ups ... aku tidak mau mengotori tangan ku," kata Inka.
Inka menyiram Dian dengan minuman yang di bawanya, minuman itu melekat di rambut Dian membuatnya terkejut buka main, tak menyangka jika Inka menyiramnya dengan minuman boba.
"Apa yang kau lakukan, apa ini!?" tanya Dian.
"Rasakan saja sendiri, ini minuman yang sedang viral. Aku pikir kulit kepalamu kehausan, jadi aku siram dengan minuman ini agar terasa dingi," jelas Inka.
Inka langsung merapihkan rambutnya dan pergi meninggalkan Dian yang masih terpaku dengan semua yang di lakukan oleh Inka, kata kasar terlontar dari mulut Dian membuat Inka hanya melambaikan tangannya.
....
Saat Inka keluar dari ruangan Vera, Ia melihat Dian dan rombongan tengah menguntit dirinya dan masuk ke ruang ganti karyawan. Dengan senyum licik Inka sudah merencanakan sesuatu untuk membalas dendamnya kepada Dian yang membuatnya di pecat oleh Vera. Inka membeli minuman boba dan kembali berjalan menuju ruang ganti.
Inka terkenal wanita yang pemberani dan pandai dalam berkelahi, membuatnya tidak pernah takut dengan siapapun. Bahkan preman yang sering memalak orang yang lewat, malah menjadi teman baiknya.
MOHON TINGGALKAN JEJAK
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Ine Kaniawati
Mampir Thor...
2023-07-17
1
Rini Musrini
mampir thor
2023-06-10
0
Keyboard Harapan
srmangat💪💪💪💪
2023-04-10
1