Di Nikahi Untuk Balas Dendam
“Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Raga Argantara bin Anton Wijaya dengan anak saya yang bernama Aliza Khumaira dengan mas kawinnya berupa Seperangkat alat sholat, tunai.”
"Saya terima nikah dan kawinnya Aliza Khumaira binti Sadewa Kusuma dengan mas kawinnya tersebut, tunai.”
menetes sudah air mata di pipi wanita yang sekarang telah sah menjadi istri dari pengusaha muda kaya raya, tatapannya kosong, tidak ada sedikitpun raut kebahagiaan yang nampak di wajahnya, sedangkan pria yang sekarang berstatus suaminya pun sama, tidak ada senyum bahagia di wajahnya, hanya ada tatapan dingin yang selalu ia tunjukan di sana.
Pernikahan yang Hanya di lakukan di KUA saja, tanpa ada pesta pernikahan, tanpa baju pengantin, apalagi tamu undangan, hanya di saksikan orang tua dari ke-dua belah pihak.
selesai akad nikah di langsungkan, Aliza berlari mengejar Sadewa, pria berumur 40 tahun ke atas itu langsung pergi setelah menjadi wali untuk putri semata wayangnya.
"Ayah" panggil Aliza tidak menghentikan langkah Sadewa.
"Ayah, tunggu" Aliza sampai tersentak karena Sadewa tiba-tiba berbalik, dan mencengkram pergelangan tangannya.
"Kenapa kamu masih ngikutin saya!" bentak Sadewa geram.
"A-ayah, Liza cuman..." dengan teganya Sadewa mendorong putrinya hingga terhuyung kebelakang, tapi untung nya Raga menahan tubuh kecil itu.
takut-takut Aliza mendongak, raga tidak sama sekali menatapnya, tidak juga melepaskan pegangannya, melihat hal itu Sadewa semakin muak, ia pergi Tanpa mempedulikan tangisan putrinya.
melihat tidak ada lagi Sadewa di depan mata, Raga tanpa belas kasihan sedikit pun, mendorong tubuh Aliza Hingga tubuh kecil itu tersungkur ke depan.
"Astaghfirullah" pekik Aliza saat tangannya sudah bertumpu sebagai penahan agar tubuhnya tidak sepenuhnya membentur lantai. Aliza bisa melihat dari bawah kaki raga dan ke-dua Orang tuanya yang berjalan dengan angkuh melewatinya begitu saja.
Aliza menutup mata menahan sesak, ia bangun dari posisinya, mengejar suami dan mertuanya.
Aliza kebingungan, apa yang harus ia lakukan, Raga sama sekali tidak mengajaknya masuk ke dalam mobil, sedangkan mobil mertuanya sudah lebih dulu melaju pulang
"MASUK, APA lO BODOH, APA GUE HARUS MENYERET LO MASUK JUGA!" bentakan raga membuat Aliza terperanjat kaget.
dengan tangan gemetar Aliza membuka pintu mobil yang sudah ada Raga di dalamnya, di kursi penumpang, selama perjalanan pulang, Aliza terus menahan takut, di hari pertama pernikahan mereka, Raga sudah berlaku kasar padanya, bagaimana dengan hari-harinya ke depan. Aliza sesekali mencuri pandang, pria di sebelahnya duduk dengan menutup mata, Aliza bisa rasakan kebencian pria itu untuknya.
Aliza menyeka air matanya, mereka telah sampai di rumah mewah berlantai dua milik Raga, pria itu turun lebih dulu, melangkah masuk ke dalam rumah, Aliza mengikuti di belakang, ia kesulitan membawa tas besar berisi baju dan satu tas berukuran sedang berisi perlengkapan lainnnya.
Raga kini sudah masuk ke dalam kamar, Aliza yang tidak tau harus apa hanya bisa mengikuti pria itu.
perlahan Aliza membuka pintu kamar yang tadi di masuki sang suami, di dalam sana Raga sudah bertelanjang dada, menampakkan otot-otot perutnya, sama dengan Aliza, Raga pun terkejut melihat wanita itu di depan kamarnya, dengan langkah besar, sorot Matanya menajam, Raga menarik pergelangan tangan Aliza menjauh dari kamarnya, Aliza tergopoh-gopoh mengikuti langkah besar Raga, belum lagi tas di tangannya.
"TEMPAT LO DI BAWAH! BABU, JANGAN PERNAH SEKALIPUN LO MENGINJAKKAN KAKI DI KAMAR GUE, WANITA MURAHAN" Raga merampas tas dari tangan Aliza, tas itu ia lempar langsung dari atas ke lantai Dasar, Aliza hanya bisa menganga melihatnya.
"Ibuuu" teriak Aliza saat ke-dua tasnya sudah menyentuh lantai, ia berlari menuju lantai dasar, Aliza membongkar isi tas kecilnya, ia raih bingkai foto usang dari mendiang ibu tercinta, Aliza peluk dengan cinta.
dari atas Raga menyaksikan semuanya, urat-urat tangan raga nampak jelas, Matanya merah menahan marah, Aliza mendongak, dengan mata yang sudah basah, Raga yang di atas menjauh dari tempatnya.
"Ibuuu, Liza takut Bu, Tolong Liza, Liza mau ikut ibu, ayah jahat Bu, ayah nggak sayang Liza lagi, sekarang Liza harus tinggal satu rumah dengan Raga, Raga benci Liza, Raga nikahin Liza cuman buat balas dendam Bu, tolong Liza Bu, liza takut" Aliza berucap lirih tersedu-sedu.
....
di lantai bawah ada dua ruangan, tapi ke-dua ruangan itu terkunci, Aliza tidak bisa memasukinya, ia juga sudah mencari kunci kamar itu, tapi nihil, Aliza tidak berani bertanya pada raga, ia takut kena amukan pria itu lagi, sebentar lagi adzan Dzuhur berkumandang, Aliza bahkan belum bisa menemukan kamar tidurnya.
"Apa di sana?" Aliza bergumam sendiri, ia dekati tangga, di bagian bawah tangga di buat ruangan oleh pemiliknya, entah apa tujuannya, tapi ruangan satu itu tidak terkunci, Aliza masuk ke dalamnya, ruangan kosong tanpa ada apapun di dalamnya, hanya ada lampu yang bergantung di tengah-tengah.
Baiklah, Aliza sekarang telah menemukan kamarnya, ia yakin Raga sengaja membuat ruangan di bawah tangga untuknya, sedangkan ruangan lain di lantai bawah di kunci olehnya.
...
Selesai menunaikan sholat Dzuhur, Aliza tertidur sebentar, di lantai tanpa alas, untungnya dari rumah Aliza membawa satu sarung kesayangan mendiang sang ibu, sarung itu ia gunakan sebagai alas tidur, sedang bantalnya, Aliza menggunakan baju yang di tumpuk agak tinggi.
brak!!
pintu kamar Aliza di buka dengan kasar, Aliza yang masih mengenakan mukena tersentak.
Raga menarik tangan Aliza dengan kasar, ia seret wanita itu keluar dari kamar.
"gue bawa lo ke sini bukan untuk tidur, gue bawa lo ke sini untuk menjadi pembantu di rumah gue, MENGERTI" Aliza mengangguk takut, tangannya ia usap karna perih.
"Gue mau makan, masak sesuatu untuk di makan" ucap raga dan melangkah pergi
"iya ga" mendengar ucapan Aliza, Raga kembali memutar arah, ia datangi lagi Aliza yang sudah ingin melangkah masuk ke dalam kamarnya, kali ini bukan tangan yang di tarik Raga, tapi rambut yang masih tertutup atasan mukena. Aliza menengadah karena ulah Raga, ia genggam tangan kanan Raga yang menarik rambutnya
"Ra--raga sakit, lepas Raga" mohon aliza tapi tidak di hiraukan, Raga terus menarik Aliza menuju dapur, wanita itu meringis menahan sakit, ia juga terus memohon untuk dilepaskan, urat- urat rambutnya seperti ingin terlepas semua, sakit sekali rasanya, Dengan kasarnya Raga menghempas tubuh Aliza hingga terbentur meja makan di depannya, kepala wanita itu masih berada di atas meja, Karena Raga masih menahan kepalanya, Aliza hanya bisa menangis mendapatkan perlakuan kejam dari suaminya
"ingat ya wanita kampung, tempat lo di dapur, lo pembantu di rumah gue, pembantu di rumah Raga Argantara, jadi jaga sedikit sopan santun lo, panggil gue tuan, tuan Raga Argantara, MENGERTI!"
karena tidak mendapat jawaban apapun, Raga semakin kesal, ia angkat kepala Aliza dan kembali ia benturkan ke atas meja " MENGERTI"
"ii--iya tuan" Raga tersenyum kejam, ia lepaskan cengkeramannya, dan kembali naik ke lantai dua, Aliza bersimpuh di lantai setelah kepergian pria itu, isakan tangis nya terdengar amat pilu.
note
Hay ketemu lagi sama aku, Daisha gw... ini adalah tulisan yang ke sekian, semoga tulisan ini bisa selesai selama bulan ramadhan, dan ya, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan love sekebon.
Saya sangat amat berterima kasih untuk dukungan yang kalian berikan, vote, like, komen, dll, saya sangat mengharapkan dukungan Anda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Evy
kejam banget Thor...
2024-06-02
0
Vie moi
Baru awal udah penuh air mata
2023-07-27
2
Erviana Erastus
jahat banget ....
2023-07-26
0