bertemu sahabat lama

"ALIZAAAAAAAAA"

"II--IYA TUAN, SEBENTAR"

cepat-cepat Aliza keluar dari dari kamar Bara, Bara mengerang prustasi, tembok kamar ia jadikan alat pelampiasan emosi

"Raga BANGSAT"

"argghhh" Bara sibak rambutnya dengan satu tangan berada di pinggang

"hari ini Lo bisa lepas dari gue Aliza, kita liat aja besok, gue pastiin Lo nggak akan berdaya di bawah pelukan gue" seringai menyeramkan tergambar jelas di wajah Bara

"dari mana aja, Lo"

"dari atas tuan, ngantar bubur buat tuan Bara"

"tu--tuan, boleh saya ikut ke kantor, saya nggak papa berdiri seharian di ruangan tuan, saya janji nggak akan buat masalah" Raga telisik wajah wanita di depannya, permintaan wanita itu seperti permohonan.

"kenapa?"

"sa--saya mohon tuan, sa--saya---" ucapan Aliza terpotong, karena suara Bara tiba-tiba terdengar

"Lo balik ga, Kenapa?"

"hp Gue ketinggalan" Raga tunjukan ponsel yang masih berada di tangannya

"ooh"

"ya udah Bar, gue kekantor dulu" Bara mengangguk, ia masih berdiri di anak tangga

"tuan, saya mohon, ijinkan saya ikut ke kantor tuan, saya janji nggak akan buat masalah"

Raga dorong bahu Aliza untuk berjalan lebih dulu" ya udah, sana jalan" Aliza mengusap dadanya.

"makasih ya Allah, makasih atas perlindungan mu, makasih karena telah kau lembutkan hati Raga, meskipun hanya sesaat " Aliza bisa sedikit bernafas lega, mungkin hari ini ia bebas dari cengkraman Bara, tidak tau nasibnya untuk beberapa hari kedepan.

....

Seperti hari itu, Aliza hanya berdiri di samping Raga, tak Raga ijinkan sebentar pun Aliza duduk, meskipun Hanya di lantai saja.

Raga renggangkan otot-otot tangannya yang kaku, ia lirik jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangannya.

"cewek kampung, Lo turun terus beliin gue batagor di depan Kantor, ini uangnya"

Aliza merasa risih karena sejak tadi setiap ia berpapasan dengan karyawan, mereka semua menatap Aliza dari ujung kaki hingga ujung kepala, tatapan merendahkan, pakaian Aliza yang kumuh, lebar, jauh berbeda dengan pakaian mereka yang rapi, Tanpa sengaja Aliza menabrak salah satu pegawai kantor hingga membuat kopi yang pegawai itu pegang tumpah mengotori bajunya

"ma--maaf mbak" tangan Aliza yang ingin membantu membersihkan baju pegawai itu di tepis kasar olehnya

"tangan Lo kotor bangsat, yang ada baju gue tambah kotor, kalau Lo sentuh" bentak wanita itu tidak terima

"LO NGGAK AKAN MAMPU BUAT GANTI RUGI, CEWEK KAMPUNG " teriakan wanita tersebut mengundang beberapa orang mendekat, Aliza Hanya bisa menunduk dengan tangan yang saling terpaut

wanita itu dengan tega mendorong aliza hingga tersungkur ke lantai. "Allahuakbar"

"DASAR CEWEK KAMPUNG, SEKARANG GIMANA NASIB BAJU GUE, APA LO BISA GANTI, NGGAK KAN, MAKANYA JALAN PAKAI MATA"

"ada apa ni" seorang wanita dengan pasmina berwarna pastel mendekati kerumunan, ia lihat seorang wanita dengan pakaian lusuh menunduk menatap lantai, wanita cantik itu ikut berjongkok di samping Aliza, ia angkat bahu wanita itu, matanya membola sempurna.

"Aliza"

"Inayah" tanpa Ragu ke-dua wanita itu saling memeluk, air mata ke-duanya tumpah, mereka yang ada di sana menatap bingung

"Aliza, Lo Kemana aja, za... ya Allah Aliza" Inayah melonggarkan pelukannya ia tatap wanita Malang itu

"apa yang terjadi sama Lo, za? Lo kenapa?" Aliza tak sanggup berucap, Hanya isakan yang terdengar, Inayah mendongak lagi, ia tatap nyalang wanita angkuh di depannya.

"bubar, drama sudah selesai, bubar semua" Inayah berucap tegas, mereka semua akhirnya bubar, Inayah memiliki posisi penting di kantor Raga, jadi tidak salah jika ia di segani karyawan kantor lainnya, termasuk wanita angkuh tersebut.

"dan Lo, Lo apain sahabat gue, hah!." Inayah mendorong pelan bahu wanita angkuh di depannya.

"cewek kampung ini yang lebih dulu bikin masalah, dia nabrak baju gue, apa dia mampu ganti baju gue"

"berapa harga baju lo, gue yang bayar, kirim nomor rekening Lo, gue transfer hari ini juga" Inayah kembali duduk, ia bantu Aliza untuk berdiri, Inayah menatap iba pada sahabatnya, baju lusuh kebesaran, cukup menandakan betapa sulitnya kehidupan yang wanita itu alami.

Aliza dan Inayah adalah sahabat, mereka berteman sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, tiba-tiba saja Aliza menghilang saat mereka lulus sekolah, dan baru bertemu dengan keadaan Aliza yang sekarang.

mereka sudah duduk di kantin kantor, Aliza sesap teh hijau kesukaannya yang di pesankan Inayah, Inayah tak henti menatap sahabatnya yang begitu Malang di pandangan.

"ya Allah za, kenapa jadi gini"

"ceritanya panjang, Aya. gue nggak tau harus mulai dari mana" Aliza seka air mata menggunakan punggung tangan Nya

"Lo lapar za, gue pesan kan makanan ya?" Aliza menggeleng

"nggak usah, aya, gue sudah makan" bohong Aliza, tidak ada makanan yang tersisa tadi pagi, tidak ada Juga jatah makan untuknya.

"Lo bohong za, gue kenal Lo, Mbak" Inayah memanggil satu pelayan kantin.

"saya pesan sandwich satu ya Mbak"

"adalagi mbak"

"itu aja mbak"

"nggak usah ya, gue nggak lapar"

"lo nggak bisa bohong za"

"Lo berhutang banyak penjelasan sama gue, za, Lo harus ceritain semuanya, Lo kemana aja selama bertahun-tahun, Kenapa Lo ada di kantor Raga, ada apa sama kehidupan Lo, za?"

Aliza menatap kosong sahabatnya, air matanya kembali turun, bibirnya bergetar kesulitan ia menjelaskan semuanya. Inayah Juga meneteskan air matanya, apa yang sahabatnya sudah lalau Sampai tak sanggup lagi ia menceritakan semuanya. Inayah dekap lagi tubuh rapuh Aliza, ia usap punggung wanita itu.

"sudah, Lo bisa cerita nanti, gue nggak mau maksa lo... tapi Lo harus janji jangan menghilang lagi" Aliza mengangguk samar di dalam pelukan.

mereka melepaskan pelukan, pesanan nya juga sudah tersaji

"makasih Mbak"

"Lo makan, za, badan Lo kurus banget, za, ya Allah" tangan Aliza bergetar memegang makanan kesukaannya.

sakit sekali Inayah melihat kondisi sahabatnya yang sangat tidak terurus. cepat-cepat Inayah usap air mata yang kembali turun

"makasih, aya"

"Aliza" suara berat menghentikan gigitan Aliza, kedua wanita itu mendongak, Inayah cepat berdiri di susul Aliza.

"ikut saya Aliza" Aliza menatap Inayah dengan Tatapan sendu

"Aya, gue pergi dulu ya, Nanti insyaallah kita ketemu lagi" Aliza tersenyum.

"bagi nomor hp Lo za?"

"maaf ya, gue nggak punya hp" bohong Aliza, tak mungkin ia jujur

"Aliza cepat" tegas Raga, Raga sudah melangkah pergi, di ikuti Aliza, Inayah juga tak bisa menahan.

"apa yang sudah Lo lalui, za" monolog Inayah.

...

Brak!!!

tubuh Aliza membentur meja kebesaran Raga, dengan langkah besar Raga mendekati wanita itu dan menarik rambutnya.

"wanita sialan, Lo tau gue kelaparan nunggu in Lo, bangsat"

brak

kembali Raga membenturkan kepala Aliza, pelipis wanita itu mengeluarkan darah, Aliza hanya diam dan pasrah, hanya Air mata yang terus mengalir, tidak berusaha ia lepaskan cengkraman Raga

"wanita brengsek Lo Aliza" Aliza tak sanggup menahan sakit di kepala nya, sandwich yang tersisa setengah masih ada di pegangan, Raga rampas sandwich itu dan ia lempar ke arah balkon.

"kenapa diam aja, bangsat, Lo bisu" tubuh Aliza tersungkur ke lantai, ia sentuh kepalanya yang berdenyut hebat, tangannya bergetar melihat darah di telapak tangan.

merasa belum puas, kembali Raga menendang punggung wanita itu. Raga rapikan jas di tubuhnya dan pergi meninggalkan Aliza.

meskipun kesulitan Aliza tetap berusaha berdiri, ia ambil kembali sandwich yang tadi di buang Raga, dengan air mata berderai, Aliza makan lagi sandwich yang sudah berceceran, ia susun lagi meskipun sudah tidak Serapi sebelumnya. darah di kening Aliza bersihkan dengan menggunakan kain kerudungnya.

"ibu, ibu lihat, ibu lihat putri ibu di perlakukan layaknya sampah, di lempar kesana-kemari tanpa belas kasih, siapa yang akan menyelamatkan Aliza Bu, apa Aliza akan mati di tangan suami Aliza sendiri"

"Bu, kening Aliza berdarah Bu, nggak tau Aliza harus apa"

"ibu, setelah sekian lama, Aliza bisa makan sandwich lagi, ini Inayah yang belikan, Inayah cantik Banget Bu, Aliza pengen kaya Inayah, jadi wanita karir, hehehe" Aliza tersenyum mengingat wajah sahabatnya beberapa saat lalu, mata sayu terpancar rasa sakit teramat di dalam di sana.

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

jika nanti semuanya terungkap...boleh memaafkan suaminya tapi jangan pernah untuk kembali bersama... pasti ada kebahagiaan lain yang akan datang...

2024-06-02

0

riyani

riyani

nyesek thorr bacanya

2024-01-31

0

Sumiati Ajjah

Sumiati Ajjah

waduuh knp masih ada manusia sekejam raga😭😭😭 .masih adakah santet online

2023-10-09

2

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan
2 pembantu
3 Demam
4 keluarga kecil bahagia
5 balas dendam
6 Pelecehan
7 tanda kebiruan
8 hantu
9 siapa yang Aliza bunuh?
10 Marah besar
11 marah
12 impian kecil aliza
13 ancaman baru
14 percobaan pelecehan
15 bertemu sahabat lama
16 langit dan aliza
17 Wanita hina
18 Di siksa batin dan fisiknya
19 bunuh diri, bukan akhir segalanya
20 tuan putri dari orang tua
21 bertemu ayah
22 serpihan gelas
23 curhat bersama sahabat
24 apa yang terjadi
25 tidak menerima kekalahan.
26 Raga aneh
27 keinginan Aliza
28 pertemuan terakhir dengan ayah
29 perasaan raga
30 Menonton bersama
31 Jangan pernah jatuh cinta
32 Pasmina hitam
33 perkelahian
34 Di renggut secara paksa
35 kepergian langit
36 teka-teki yang tersembunyi
37 Ada apa dengan Aliza
38 hubungan Clara dan Raga
39 mengalah
40 bertemu lagi dengan Inayah
41 ayah dari anak aliza
42 kejelasan cerita
43 Semuanya sudah tau
44 Perhatian
45 Martabak manis
46 keluarga kecil yang bahagia
47 taman
48 pasar malam
49 Putriku
50 suami vs ayah kandung
51 sah dengan Clara
52 Amukan Clara
53 pulang bersama ayah
54 semuanya hanyalah mimpi Inayah
55 penyesalan seorang suami
56 Wanita misterius
57 Sakit mental
58 eskrim
59 mimpi buruk
60 Pesan Rania
61 banyak lukanya
62 Pilih kasih
63 langit datang
64 pesa Aliza untuk ayah
65 awal mula benci Dan cinta
66 Drama
67 Draft
68 Aliza menyerah
69 Masalalu bersama orang tua tercinta
70 Rumah sakit jiwa
71 surat terakhir Aliza
72 Akhir dari kisah
73 epilog
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Pernikahan
2
pembantu
3
Demam
4
keluarga kecil bahagia
5
balas dendam
6
Pelecehan
7
tanda kebiruan
8
hantu
9
siapa yang Aliza bunuh?
10
Marah besar
11
marah
12
impian kecil aliza
13
ancaman baru
14
percobaan pelecehan
15
bertemu sahabat lama
16
langit dan aliza
17
Wanita hina
18
Di siksa batin dan fisiknya
19
bunuh diri, bukan akhir segalanya
20
tuan putri dari orang tua
21
bertemu ayah
22
serpihan gelas
23
curhat bersama sahabat
24
apa yang terjadi
25
tidak menerima kekalahan.
26
Raga aneh
27
keinginan Aliza
28
pertemuan terakhir dengan ayah
29
perasaan raga
30
Menonton bersama
31
Jangan pernah jatuh cinta
32
Pasmina hitam
33
perkelahian
34
Di renggut secara paksa
35
kepergian langit
36
teka-teki yang tersembunyi
37
Ada apa dengan Aliza
38
hubungan Clara dan Raga
39
mengalah
40
bertemu lagi dengan Inayah
41
ayah dari anak aliza
42
kejelasan cerita
43
Semuanya sudah tau
44
Perhatian
45
Martabak manis
46
keluarga kecil yang bahagia
47
taman
48
pasar malam
49
Putriku
50
suami vs ayah kandung
51
sah dengan Clara
52
Amukan Clara
53
pulang bersama ayah
54
semuanya hanyalah mimpi Inayah
55
penyesalan seorang suami
56
Wanita misterius
57
Sakit mental
58
eskrim
59
mimpi buruk
60
Pesan Rania
61
banyak lukanya
62
Pilih kasih
63
langit datang
64
pesa Aliza untuk ayah
65
awal mula benci Dan cinta
66
Drama
67
Draft
68
Aliza menyerah
69
Masalalu bersama orang tua tercinta
70
Rumah sakit jiwa
71
surat terakhir Aliza
72
Akhir dari kisah
73
epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!