marah

Flashback on

dari ponselnya, Raga terus mengawasi Aliza yang berada di ruangannya, darah di dalam dirinya tiba-tiba mendidih saat Zidan masuk mendekati Aliza, Raga tinggalkan Clara yang sedang memesan makanan begitu saja ,ia kendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk kembali ke kantornya

"dasar cewek murahan" gumam Raga di dalam mobil.

....

Darah segar mengalir melalui rongga hidung Aliza, wanita itu sudah sadar dari pingsannya, Aliza meringkuk di lantai, tetesan darah mengalir bersama air mata yang terus keluar juga.

"ku mohon, bunuh aku ga, habisi aku , sumpah demi apapun aku ikhlas ga, aku nggak akan biarkan kamu mendapat hukuman ga, aku capek, aku mau ketemu ibu sama Karina, mu mohon habisi aku ga" mohon Aliza dengan suara parau.

"nggak akan gue biarin Lo mati, gue belum puas nyiksa Lo"

"sampai kapan?'

"sampai kapanpun "

"bangun, kita pulang! "

Aliza kesulitan mengangkat kepalanya, Kepalanya nyeri.

"BANGUN, BANGSAT " kembali Raga menendang punggung Aliza dengan kuat. tangannya yang bergetar Aliza jadikan topangan untuk bangun, Aliza bersihkan darah di hidupnya dengan telapak tangan

"cepat bangsat "Raga geram karena Aliza belum beranjak juga, ia tarik rambut wanita itu yang tertutup hijab, kepala Aliza mengenadah, barulah Raga lihat darah yang masih mengalir di rongga hidung Aliza, Raga melepaskan cengkeramannya, mata teduh Aliza menatap dengan tatapan sayu, perlahan pandangannya menggelap, perlahan Raga mulai terlihat samar, dan kesadarannya kembali menggelap sempura, Wanita itu limbung

"Aliza, hey bangun Aliza, heyy!"

Raga meraup wajahnya prustasi, ia duduk bersila di lantai, tubuh Aliza Raga terlentang kan, tangan Pria itu terulur membersihkan bercak darah di wajah Aliza. perlahan Raga bersihkan wajah Aliza, pipi sebelah kiri Wanita itu memar akibat tendangan yang ia lakukan tadi. Raga juga melepas kerudung yang Aliza kenakan. kepala Aliza Raga letakkan di atas pangkuannya, tangannya terus mengusap pipi kiri Aliza.

"lo pembunuh za, Lo pembunuh, Lo bunuh sahabat Lo sendiri, Kenapa za, Kenapa, Kenapa harus Lo, Kenapa?" Raga berucap pelan dan terdengar lirih.

tangan Aliza yang terkulai Raga genggam, jemarinya ia satukan dengan jemari panjang kurus Aliza

Raga usap cincin pernikahan sederhana di jari manis Aliza, Cincin pernikahan yang ia sematkan di jari manis Aliza setelah ijab Kabul terucap lantang, walaupun cincin itu harganya tidak seberapa, tapi terlihat mewah di tangan Aliza. mungkin tidak ada yang tau jika itu cincin pernikahan karena bentuknya yang sederhana, orang-orang akan berpikir cincin itu hanyalah cincin biasa yang tersemat di jari manis Aliza, padahal cincin itu adalah Cincin yang Raga berikan sebagai tanda jika Aliza adalah istrinya.

Raga cium kening Aliza dan kembali meletakkan kepala sang istri kelantai, tak lupa juga Raga pasangkan kembali kerudung Aliza.

....

"Ya Allah" ucap Aliza setelah sadar dari pingsannya, wanita itu berusaha bangun meskipun rasa nyeri di kepala belum sepenuhnya hilang, Aliza mengedarkan pandang, tidak ia temukan Raga di kursinya, Aliza lirik jam di atas, sudah hampir jam 6 sore, seluruh tubuhnya terasa sakit, dengan bertumpu pada tembok, Aliza berusaha untuk berdiri, betisnya bergetar, Aliza langkahkan kakinya perlahan, pintu kantor Raga tidak terkunci jadi ia bisa keluar, suasana kantor Raga sudah sepi, tidak seramai saat ia datang tadi pagi, tak ada satupun orang yang dapat ia mintai tolong.

masih di ruangan Raga, ternyata pria itu juga ada di dalam ruangannya, tapi ia berada dalam ruangan rahasia yang biasa Raga jadikan untuk tempat beristirahat, pria itu juga terbangun dari tidur nyenyaknya, kaca jendela yang masih terbuka menampakkan suasana yang sebentar lagi malam.

"gue ketiduran, astaga"

"ALIZAAAA" teriak Raga karena tidak ia dapati Aliza di ruangannya

"kemana lagi sih tu cewek, argghh" dengan langkah besar Raga menyusuri lorong kantor

"ALIZAAAA"

"awas aja kalo ketemu"

Aliza tidak tau lagi di mana Harus mencari Raga, ia duduk di salah satu kursi di depan ruangan yang sudah tertutup, bisa saja sebenarnya ia kabur,jujur Aliza sempat berpikir seperti itu, tapi ia ingat lagi sang ayah yang ada di rumah, Aliza tau ayahnya lah yang akan di rugikan jika ia nekat untuk kabur dari Raga. baju gamis berwarna merah muda sudah terlihat begitu lusuh di tubuhnya, hijab panjang Aliza tapikan letaknya. mungkin melihat penampilan Aliza, orang - orang akan berpikir Aliza adalah seorang gembel.

Aliza sentuh pipinya yang terasa nyeri.

"andai ibu masih ada, aku nggak akan akan kaya sekarang, mungkin aku lagi duduk sambil muroja'ah bareng ayah ibu... tapi sekarang aku Bahkan ninggalin sholat ashar karena pingsan, Ya Allah ampuni hamba"

Aliza memejamkan matanya dengan posisi tubuh bersandar di punggung kursi, Aliza sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan, ia pasrah jika harus tidur di sana.

"ALIZAAAAA " Aliza tersungkur kelantai karena Seseorang mendorong kepalanya kasar, wajah Aliza tepat berada di depan sepatu mulus Raga, sesaat Aliza tutup matanya dan berusaha untuk berdiri.

"Lo mau kabur? iyaa?" Aliza hanya menggeleng dengan kepala tertunduk.

"berani Lo kabur, ayah Lo habis di tangan gue... ingat itu" Aliza bersimpuh di hadapan Raga dengan tangan yang saling mengatup.

"saya mohon tuan, jangan usik hidup ayah saya, cukup saya saja yang terluka, cukup saya saja yang tersiksa, jangan ayah saya... saya mohon" Aliza memohon, dengan wajah melas

"ayah Lo itu nggak peduli sama Lo, dia aja dengan suka rela ngasih Lo buat jadi babu di rumah gue, dan Lo masih mentingin dia" ucap Raga remeh, dengan sudut bibir terangkat,

"bagaimana pun , dia tetap ayah saya, sebesar apapun rasa bencinya, saya akan tetap menyayanginya, saya rela lakukan apapun untuk ayah saya, walaupun dengan mengorbankan hidup saya sendiri, saya ikhlas "

"saya ikhlas menjadi babu anda seumur hidup saya, saya rela menjadi alat pelampiasan amarah anda... saya rela, tapi saya mohon, jangan pernah libatkan ayah saya, saya mohon" Raga pandangi mata sayu Aliza, rasa sayang wanita itu begitu besar pada sang ayah, Raga tidak mengatakan sepatah katapun.

"berdiri" perintah Raga.

"Jalan sana, kita pulang" sekali lagi Raga mendorong pundak aliza agar cepat melangkah.

Aliza berjalan di depan sedangkan Raga di belakangnya, pria itu terus menatap punggung Aliza, pakaian wanita itu begitu lusuh, begitu pelan langkah Aliza, sampai akhirnya mereka sudah berada di dalam mobil

Aliza tidak mengalihkan pandangannya, ia Hanya menatap ke arah luar jendela, Aliza tersenyum saat berpapasan dengan beberapa wanita seusianya, wanita yang bebas tertawa bersama teman-temannya, Dari cermin depan Raga bisa melihat wanita itu tersenyum untuk pertama kalinya, senyumannya begitu tulus, Raga tak tau apa yang membuat wanita itu tersenyum seperti itu.

"Ibu, ayah, hari ini adalah hari yang panjang untuk Aliza, walaupun seharian Aliza hanya tidur saja, ibu... rasa perih di pipi Liza masih terasa, Liza mau pipinya di Elus ibu, Liza mau mengadu dengan ibu, Liza kangen ibu, ibu sedih nggak liat kondisi Liza sekarang, Bu... tunggu Liza yaa, tunggu Liza di sana, untuk sekarang Liza masih harus bertahan, Liza nggak boleh pergi dulu, Liza selalu menghitung hari-hari yang Liza lalui, ini semua Liza lakuin untuk ayah, ibu jangan sedih di sana ya, Liza kuat ko, walaupun sering nangis terus ngeluh juga, tapi insyaallah... Liza kuat." Aliza mengusap air matanya dengan kain kerudung panjangnya.

Terpopuler

Comments

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

sadis banget tu orang...klo tahu yg sebenarnya yg d maafin

2023-10-09

0

guntur 1609

guntur 1609

memang biadab betul si arga. jangan mau maafin ya su arganya. buat dia menyesal seunur hidupnya ya thor. emosi betul aku melihat oeran si arga ni

2023-05-11

1

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan
2 pembantu
3 Demam
4 keluarga kecil bahagia
5 balas dendam
6 Pelecehan
7 tanda kebiruan
8 hantu
9 siapa yang Aliza bunuh?
10 Marah besar
11 marah
12 impian kecil aliza
13 ancaman baru
14 percobaan pelecehan
15 bertemu sahabat lama
16 langit dan aliza
17 Wanita hina
18 Di siksa batin dan fisiknya
19 bunuh diri, bukan akhir segalanya
20 tuan putri dari orang tua
21 bertemu ayah
22 serpihan gelas
23 curhat bersama sahabat
24 apa yang terjadi
25 tidak menerima kekalahan.
26 Raga aneh
27 keinginan Aliza
28 pertemuan terakhir dengan ayah
29 perasaan raga
30 Menonton bersama
31 Jangan pernah jatuh cinta
32 Pasmina hitam
33 perkelahian
34 Di renggut secara paksa
35 kepergian langit
36 teka-teki yang tersembunyi
37 Ada apa dengan Aliza
38 hubungan Clara dan Raga
39 mengalah
40 bertemu lagi dengan Inayah
41 ayah dari anak aliza
42 kejelasan cerita
43 Semuanya sudah tau
44 Perhatian
45 Martabak manis
46 keluarga kecil yang bahagia
47 taman
48 pasar malam
49 Putriku
50 suami vs ayah kandung
51 sah dengan Clara
52 Amukan Clara
53 pulang bersama ayah
54 semuanya hanyalah mimpi Inayah
55 penyesalan seorang suami
56 Wanita misterius
57 Sakit mental
58 eskrim
59 mimpi buruk
60 Pesan Rania
61 banyak lukanya
62 Pilih kasih
63 langit datang
64 pesa Aliza untuk ayah
65 awal mula benci Dan cinta
66 Drama
67 Draft
68 Aliza menyerah
69 Masalalu bersama orang tua tercinta
70 Rumah sakit jiwa
71 surat terakhir Aliza
72 Akhir dari kisah
73 epilog
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Pernikahan
2
pembantu
3
Demam
4
keluarga kecil bahagia
5
balas dendam
6
Pelecehan
7
tanda kebiruan
8
hantu
9
siapa yang Aliza bunuh?
10
Marah besar
11
marah
12
impian kecil aliza
13
ancaman baru
14
percobaan pelecehan
15
bertemu sahabat lama
16
langit dan aliza
17
Wanita hina
18
Di siksa batin dan fisiknya
19
bunuh diri, bukan akhir segalanya
20
tuan putri dari orang tua
21
bertemu ayah
22
serpihan gelas
23
curhat bersama sahabat
24
apa yang terjadi
25
tidak menerima kekalahan.
26
Raga aneh
27
keinginan Aliza
28
pertemuan terakhir dengan ayah
29
perasaan raga
30
Menonton bersama
31
Jangan pernah jatuh cinta
32
Pasmina hitam
33
perkelahian
34
Di renggut secara paksa
35
kepergian langit
36
teka-teki yang tersembunyi
37
Ada apa dengan Aliza
38
hubungan Clara dan Raga
39
mengalah
40
bertemu lagi dengan Inayah
41
ayah dari anak aliza
42
kejelasan cerita
43
Semuanya sudah tau
44
Perhatian
45
Martabak manis
46
keluarga kecil yang bahagia
47
taman
48
pasar malam
49
Putriku
50
suami vs ayah kandung
51
sah dengan Clara
52
Amukan Clara
53
pulang bersama ayah
54
semuanya hanyalah mimpi Inayah
55
penyesalan seorang suami
56
Wanita misterius
57
Sakit mental
58
eskrim
59
mimpi buruk
60
Pesan Rania
61
banyak lukanya
62
Pilih kasih
63
langit datang
64
pesa Aliza untuk ayah
65
awal mula benci Dan cinta
66
Drama
67
Draft
68
Aliza menyerah
69
Masalalu bersama orang tua tercinta
70
Rumah sakit jiwa
71
surat terakhir Aliza
72
Akhir dari kisah
73
epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!