Raga menuruni anak tangga dengan kaki jenjangnya, tangannya sibuk memasang dasi di leher. ia edarkan pandang mencari wanita yang ia nikahi satu bulan yang lalu.
"Alizaa"
"ALIZAAAA" Aliza berlari dengan tergopoh-gopoh
"iya tuan"
"dari mana aja Lo"
"saya dari belakang tuan, saya sedang mencuci" Raga pandangi Aliza dari ujung kepala hingga ujung kakinya, baju kebesaran yang selalu Aliza kenakan sedikit basah di bagian ujung lengannya.
tanpa mengatakan sepatah katapun, Raga melangkah lebih dekat, ia paksa Aliza untuk mengangkat wajah menatapnya, dengan cara memberikan cengkraman di dagu wanita itu. pandangan mereka bertemu.
"sebentar lagi orang tua gue akan datang berkunjung, layani mereka dengan baik, sampai gue dengar keluhan dari mereka, habis Lo di tangan gue" Aliza hanya mengangguk.
Aliza pandang punggung gagah pria yang mulai menjauh dari pandangannya, memastikan Raga sudah sepenuhnya pergi, barulah Aliza lanjutkan lagi pekerjaannya.
...
suara tapak kaki terdengar kian jelas masuk ke dalam rumah, Aliza dengan langkah cepat menuju ruang tamu, di sana sudah ada orang tua Raga dan saudara kembar Raga bersama suaminya. Aliza reflek saja meraih tangan Dewi untuk di cium punggung tangan nya, tapi dengan cepat Dewi menarik tangan nya kembali, tidak sudi tangan nya di sentuh oleh Aliza, Dewi lap punggung tangan nya.
"heh, pembantu... beraninya kamu menyentuh saya, kamu pikir kamu siapa di sini, menantu saya?..."
"jangan bermimpi kamu" Dewi menunjuk nunjuk wajah Aliza.
Raisa kembaran Raga pun memberikan tatapan merendahkan pada Aliza
"mah, ni cewe yang dinikahin Raga?" Dewi mengangguk
"bentukan pembantu gini? Raga buta?"
"bukan urusan kita, yang mamah tau Raga lakuin hal itu karena orang tua cewek kampung ini..." Dewi menunjuk wajah Aliza.
"punya hutang sama Raga"
"kenapa harus sampai di nikahin, nggak sudih aku punya ipar cewek kampung kaya gini... mah "
"sudahlah sa, toh Raga menikahinya bukan karena cinta " Dewi berjalan angkuh, menabrak bahu Aliza dengan sengaja, Anton yang sejak tadi hanya diam pun mengikuti Dewi di belakang, begitu juga dengan Raisa, wanita itu berjalan menyusul Dewi dengan kaki yang di hentak - hentak, tersisa lah Bara, suami Raisa
"Siapa nama Lo?"
"Aliza, tuan"
"jadi Lo istri Raga"
"cantik juga" ucap Bara membatin.
"ii--iya tuan"
"nggak usah takut, gue bukan orang jahat kaya laki Lo itu, jadi Lo tenang aja" Aliza tak berani mengangkat kepala, ia terus menunduk dengan tangan saling terpaut.
....
Aliza memasak lebih banyak dari biasanya, segala macam masakan sudah tersaji di atas meja, begitu juga Raga dan keluarganya, Aliza melayani mereka sendiri, setelahnya Aliza berdiri di samping Raga seperti biasanya.
"nak, duduklah... makan bersama" Anton bersuara
"papah gila, papa mau ngajak pembantu makan bareng kita!" Dewi kesal menatap suaminya
"mah, anak ini juga keluarga Kita, dia menantu kita, Raga sudah menikahinya... duduk lah nak" Raga memilih acuh dengan perdebatan yang terjadi, ia nikmati makanya dengan tenang.
"tidak usah tuan, saya makanya nanti saja"
"Jangan memanggil ku Tuan , kamu anakku, kamu menantuku, panggil aku papa, sama seperti Raga Raisa dan Bara, kalian adalah anak-anak ku"Aliza beranikan diri menatap Anton, pria baru Bayah itu mengingatkan Aliza pada sang ayah.
jangan takut, duduk lah" Aliza menggeleng samar
"pah, dia nggak mau, nggak usah di paksa, dia sadar posisinya di mana " Raga berucap datar
"iya pa, udah lah, mending papa makan, terus istirahat " Raisa menimpali, melihat Aliza yang hanya bergeming di tempatnya, membuat Anton menghela nafas kasar, sungguh ia tak tega melihat menantunya berdiri di samping sang anak, layaknya pembantu yang setia.
....
Aliza hidangkan teh hangat untuk keluarga sang Suami, cuaca dingin seperti ini memang pas untuk menikmati secangkir teh hangat.
"makasih nak" ucap Anton menghargai menantunya, senyuman begitu tulus tampak dari wajah Anton yang sudah tidak muda lagi, Aliza membalas nya dengan senyuman pula
Aliza kembali ke dapur untuk mencuci piring.
"sampai kapan ga?" Raga menatap Dewi
"sampai kapan kamu kaya gini, mama mau kamu serius dalam pernikahan, nikahi Clara secepatnya, nak"
"Raga belum siap mah"
"apa yang buat kamu belum siap, kamu sukses, Karir bagus, apa lagi nak"
"hati Raga yang belum siap menerima Clara di hidup raga"
"Kamu masih meragukan hati kamu, ga, bahkan kamu sering mengajak nya menginap dan tidur bersama, dan kamu masih mempertanyakan perihal hati?"
"tidur bersama nggak bisa jadi tolak ukur untuk mencintai " Raga tidak alihkan pandangan nya
"cinta bisa tumbuh setelah kalian menikah, nak, mamah papah mu sudah tua, kami ingin cucu dari anak-anak mamah"
"kenapa Mamah memaksanya untuk menikah lagi, jelas-jelas dia sudah beristri, kenapa tidak minta cucu dari Aliza dan Raga, kenapa harus meminta Raga menikah lagi?"
Dewi menatap Anton sinis" nggak sudih mamah punya cucu dari pembantu itu"
Aliza mendengar dengan jelas perdebatan yang terjadi di ruang keluarga, Aliza seka air matanya.
"jika memang ingin membalas dendam atas kematian Karina, Kenapa kamu justru mengikatku dalam hubungan pernikahan, ga, kenapa" lirih Aliza pilu
"kamu dengan gampangnya mempermainkan pernikahan kita, ga, kamu dengan entengnya menganggap remeh dengan apa yang kamu ucap di hadapan ayah dan para saksi"
"pernikahan bukan hal se becanda itu untuk di permainkan " monolog Aliza dengan tangan yang sibuk mencuci piring
"astaghfirullah " Aliza jelas kaget karena seseorang tiba-tiba menyentuh pundaknya, Aliza bergeser agak jauh memberikan ruang untuk Bara, Bara menoleh dan tersenyum pada Aliza
"jangan melamun, nggak baik"
Bara dengan lancang menyentuh tangan Aliza
"Nggak usah takut, santai aja" Aliza menarik tangannya, Bara menyunggingkan senyum, senyuman yang sama saat Rendy juga menatap rendah padanya
"kenapa sih, judes banget" Aliza tepis tangan Bara yang berniat menyentuh wajahnya, deru nafas Aliza tidak beraturan, sekarang.
"aa--anda jangan kurang ajar" Bara menyibak rambutnya ke belakang, seringai menakutkan terlihat di wajahnya
"nggak usah jual mahal, Lo itu cewek rendahan, nggak seharusnya Lo bersikap belagu"
"gue tau Raga belum nyentuh Lo, dari cara dia ngomongin Lo aja... gue tau dia se benci itu sama Lo, nah biar gue aja yang gantiin Raga, gimana, Hem" Aliza menggeleng dan berangsur mundur, mata Sayu nya sudah menganak sungai
"ja--jangan tuan " Bara juga semakin gencar mengikis jarak di antara mereka
"jangan takut , kemari lah, gue nggak sekasar Raga, ayoo sini, sayang"
"Baraaa" teriak Raisa dari ruang tamu
"Baraaa"
"iya sayang, sebentar, aku lagi cuci tangan "
"cepat, sini "
"iyaaa"
"sayang banget, kayaknya hari ini belum bisa, besok yaa" ucap Bara dan berlalu meninggalkan Aliza.
untuk sekarang Aliza bisa bernafas lega, tapi kehadiran Bara di rumah Raga akan menjadi ancaman besar untuknya
"Ya Allah, lindungi hamba, Hamba tidak memiliki seorang pun untuk di mintai tolong kecuali engkau, ya Allah... jagalah hamba dari setiap ancaman orang-orang yang berniat jahat pada hamba" Aliza berdoa lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Andi Fitri
waduh berat banget cobaan Aliza thor..
2023-08-25
0