Aliza baru saja Selasa menata semua masakannya di atas meja, Aliza juga sudah menyiapkan piring untuk Raga, mendadak tubuhnya ketakutan karena sekarang Raga sudah ada di depannya, Raga menarik satu kursi untuk ia duduki, Raga menyendok nasi dan lauk, Aliza juga menuangkan air untuk Raga.
Pria itu terlihat begitu menikmati masakan Aliza, Aliza hanya bisa menelan air liurnya melihat Raga makan dengan lahap, ia juga lapar, belum ada makan apapun dari tadi.
"mau kemana lo" ucap Raga karena melihat Aliza yang melangkah pergi.
"saya mau ke kamar tuan"
"siapa yang ngasih izin Lo pergi?" Raga tidak menatap lawan bicaranya, ia masih asik menikmati makanannya
"Ingat ini, mulai dari sekarang, selagi gue makan, lo tunggu sampai gue selesai menghabiskan makanan gue, layani semua kebutuhan gue, mengerti " Aliza mengangguk.
"MENGERTI TIDAK " bentak Raga karena merasa Aliza mengabaikan nya
"i--iya tuan, saya mengerti "
"Bagus"
"Satu lagi, jangan pernah Lo berani menyentuh sedikitpun makanan yang ada di rumah gue, Lo boleh makan setelah gue selesai, Lo habiskan sisa makanan yang ada di piring bekas gue, sampai Lo ketahuan mencuri makanan di rumah gue, Lo tau sendiri apa akibatnya"
"Ii--iya tuan" Aliza mengangguk samar.
....
Aliza memilih-milih sedikit lauk yang tersisa di atas piring kotor, hanya tersisa satu potong ayam, itu pun bekas gigitan Raga, oseng tempe juga sudah habis, tidak papa, yang penting ia masih bisa makan, Aliza menyendok sedikit nasi ke piring nya, ia makan dengan porsi yang kecil, pantas saja badannya begitu mungil, tinggi Aliza hanya 155, sedangkan berat badannya 40kg, kecil sekali untuk usianya yang sudah masuk 23 tahun.
"Alhamdulillah" tidak lupa Aliza bersyukur atas nikmat makan yang masih bisa ia rasakan, mungkin diluar sana masih ada yang kurang beruntung darinya.
Selesai makan, Aliza lanjutkan membersihkan rumah, di mulai dari lantai satu, dan kemudian ke lantai dua, Aliza mengusap peluh yang bercucuran dengan lengan, Wanita itu sedang mengepel lantai.
Aliza sedikit mendongak karena mendengar suara dari pintu kamar Raga yang dibuka, Raga sudah rapi dengan pakaiannya, Aliza kembali menunduk saat Raga melihatnya
"Bersihkan dengan benar, jangan ada sedikitpun debu yang menempel, dan jangan harap bisa kabur"
"Ba--Baik tuan" jawab Aliza dengan kepala masih menunduk. Raga melewatinya begitu saja, bahkan Raga menginjak kembali lantai yang masih basah.
Aliza dari atas melihat punggung Raga yang mulai menghilang di balik pintu, cairan bening kembali turun di pipi tirusnya.
Raga ternyata kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda, pria berusia 25 tahun itu sudah di sibukkan dengan berkas yang sudah menumpuk, Raga mengecek laporan bulanan perusahaannya, perusahaan yang di pimpin Raga sukses dengan produk kecantikannya.
"Raga" suara panggilan dari wanita berpakaian seksi terdengar mendayu-dayu di pendengaran. Raga sesaat mengangkat wajah, tapi ia kembali fokus dengan berkasnya, merasa di abaikan, wanita bernama Clara itu tidak gentar sedikitpun, ia mengayunkan langkah dan berdiri di belakang Raga, Clara melingkarkan tangannya di leher Raga, Clara juga meletakan kepalanya di pundak Raga, tidak ada penolakan atau respon apapun dari Raga.
"sibuk banget ya, ga?"
"kalo kamu nggak ada kepentingan, mending keluar deh Ra, aku sibuk " jawab Raga, tangannya masih sibuk membolak-balik berkas di depannya.
"Iss, kamu ko gitu sih, ga. aku kan kesini mau ngajakin kamu makan siang bareng" ucap Clara dengan bibir di majukan, Clara juga tidak ragu berpindah dari memeluk leher Raga dan sekarang duduk di pangkuan pria itu, Raga berdecak kesal, sungguh tingkah Clara menghambat pekerjaannya.
"Ra, bisa turun nggak sih, kamu nggak liat aku lagi kerja" kesal Raga, tapi tidak diiyakan oleh Clara, clara semakin berulah, ia memainkan dasi Raga, dengan wajah di buat Manja.
"Aku suka duduk di sini, ga" Clara mengusap wajah Raga.
terdengar helaan nafas berat dari Raga, ia perbaiki lagi dasi yang sedikit miring karena ulah Clara.
"Aku selesaikan dulu pekerjaan ku, baru kita makan malam bersama"
"janji?"
"em"
"makasih" Clara mencium pipi kiri Raga dan turun dari pangkuan Raga.
"jemput aku di kantor, sampai jumpa lagi, sayang"
di rumah, Aliza baru saja menyelesaikan bacaan Qur'an Nya, di ruangan yang hanya berukuran 2 kali 4 meter itu.
Aliza juga sudah membuat makan malam untuk suaminya, suami yang hanya menganggapnya pembantu saja. Di atas meja semua masakan itu sudah tertata rapi, tapi sampai pukul 10 malam, Raga juga belum menunjukkan batang hidungnya, Aliza menyerah menunggu Raga, ia tidak terbiasa Tidur selarut ini, Aliza masukan kembali semua makanan di atas meja ke lemari penyimpanan, Aliza ingin segera tidur.
Aliza terhenti di depan pintu kamarnya, ia memutar tubuh dan Raga baru saja masuk dengan menggendong wanita seksi di tangannya. wanita itu Clara, ia tidak pingsan, hanya mabuk saja, entah berapa botol yang ia habiskan saat makan malam bersama Raga di restoran ternama.
Raga gendong wanita itu menuju lantai dua, Aliza menutup mata, menahan air mata yang kembali ingin turun, sakit Sekali rasanya melihat suaminya sendiri pulang larut malam dengan menggendong wanita seksi bersamanya, belum lagi Raga memasukan Clara ke dalam kamar dan menutup pintu, Aliza bisa melihat semuanya dari bawah.
rasanya Aliza ingin melayangkan pertanyaan pada Raga, kenapa suaminya itu begitu tega Padanya, tapi ia kembali di sadarkan dengan statusnya di hidup Raga, ia hanya pembantu, tidak lebih.
Apa yang di lakukan Raga di dalam kamar berdua dengan Clara sudah cukup sebagai penutup pedih di hari ini, besok mungkin ada banyak lagi rasa sakit juga air mata yang akan keluar, malam ini biarkan Aliza beristirahat sebentar, mengisi tenaga untuk esok hari.
....
Seperti biasa Aliza sudah bangun di jam 3 subuh, Wanita itu biasa melakukan ibadah malam, Aliza tidak Tidur lagi, ia lebih memilih melanjutkan bacaan Alquran nya, sambil menunggu adzan subuh berkumandang.
Selesai sholat subuh, Aliza bergegas memulai hari dengan memasak sarapan untuk Raga, juga perempuan yang Aliza yakini pacar suaminya.
semua Aliza kerjakan sendiri, dari memasak, membersihkan rumah, membersihkan halaman, semuanya, tidak ada pembantu rumah tangga di rumah itu, sebenarnya ada, tapi semuanya sudah Raga pecat, karena ia ingin hanya Aliza lah yang menjadi pembantu di rumahnya.
"Allahuakbar" Aliza mengelus dada, ia kaget saat hendak menata piring ke atas meja, justru melihat Clara yang berdiri tidak jauh darinya, Clara sudah sejak tadi ada di sana, tapi Aliza tidak menyadari hal itu, ia terlalu fokus dengan masakannya. Clara melipat tangan di depan dada, ia pandangi wajah teduh Aliza dengan tatapan mengintimidasi.
"siapa lo?"
"sa--saya--"
"pembantu baru di rumah ku" raga memotong ucapan Aliza, ia duduk di kursi makan.
"pembantu? kenapa harus semuda ini, pecat aja, nanti aku Carikan pembantu yang lebih berpengalaman darinya" ucap Clara, sungguh ia tidak suka ada pembantu muda di rumah Raga.
"kamu mikirin apa Ra, jangan berpikir aneh-aneh, seleraku bukan Wanita kampung ini, aku nggak akan pernah tertarik dengan wanita seperti ini" Raga menatap remeh Aliza dari ujung kepala hingga ujung kaki, tapi Clara tidak puas mendengar ucapan Raga, ia tetap tidak suka kehadiran Aliza di rumah Raga
"tapi, ga..."
"sudah, ayo makan" raga menuntun tangan Clara untuk duduk di sampingnya, interaksi intens keduanya terus di perhatikan Aliza, wanita Malang itu hanya bisa mengulum bibirnya, ia harus terus berada di sana sampai Raga menyelesaikan sarapannya, sampai itu juga lah ia harus menahan sesak di dada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
guntur 1609
yang sama aliza. Allah gak akan diam. akan ada pelangi setelah hujan. mudah2an arga akan menyesal selamanya. laki2 biadab. kau akan kena balasan diakhir nanti fan akan membuat hidupmu makin terpuruk
2023-05-11
2