flashback on
"ayo ibu ayah... kejar Liza, ayo sini" tawa riang Aliza menggema memenuhi ruangan keluarga di lantai dua rumah miliknya, bangunan mewah yang menandakan Aliza dan keluarganya sangat amat berkecukupan.
"awas kamu ya" ancam Sadewa, Karena belum berhasil juga menangkap putri kecilnya yang begitu lincah "
"wewewe, nggak kena, nggak kena" Rania mengacak pinggang dan memberi kode pada sang Suami, Sadewa tersenyum mengerti maksud kode mata dari sang istri
"hayo, sekarang... tuan putri nggak bisa kabur lagi " Aliza bergantian menatap ayah dan ibunya, sekarang Aliza terkurung, belum sempat Aliza melarikan diri, Rania dan sadewa lebih dulu menangkap tubuh mungil anaknya, Aliza berada di tengah-tengah dekapan orang tuanya, ketiganya tertawa riang.
"yah, kalian curang, mana boleh kaya gitu, harusnya ngejarnya satu-satu, dong" kesal Aliza dengan tangan terlipat di depan dada, bibirnya di majukan, begitu menggemaskan"
"Bu, emang ada peraturan kaya gitu" tanya Sadewa pada Rania.
"kayanya nggak ada deh, yah, itu mah bisa-bisa anak mu aja" Rania menoel hidung Aliza gemes
"nggak mau, Aliza ngambek" dengan kaki terhentak-hentak, Aliza melangkah pergi dan duduk di sofa, Rania dan sadewa menyusul putrinya
"eleh-eleh, lucunya, anak ibu, kalo lagi ngambek kaya gini"
"sini-sini" Rania angkat tubuh Aliza untuk duduk di pangkuannya. Sadewa tersenyum hangat memandangi dua wanita kesayangannya
"jangan ngambek tuan putri ibu, nanti cantiknya hilang Lo" Aliza tetap dengan wajah kesalnya, Sadewa usap keringat yang bercucuran di wajah putrinya dengan telapak tangan.
"mau main lagi, Hem"
"nggak mau, kalian curang"
"gimana kalo ayah aja yang jadi penjahatnya, ibu akan lindungi putri dari kejaran ayah, gimana, mau nggak?" Aliza mengangguk antusias
"mau Bu, mau, ayo main lagi" kembali keluarga kecil itu berlarian di ruang tengah yang cukup luas, Rania terus melindungi Aliza dari kejaran Sadewa, Aliza tertawa riang melihat tingkah ke-dua orang tuanya, hari yang bahagia yang tidak akan pernah bisa terulang lagi di hidup Aliza. tidak ada lagi malaikat pelindung bersosok kan ibu, yang bisa menjaganya dari kejahatan, tidak ada lagi sosok pelindung yang selalu setia menjaganya.
flashback off
"Ibu... Liza butuh ibu, Liza butuh ibu di samping Liza, setiap hari... Liza selalu merasa diancam, Bu... ada orang jahat yang mau melecehkan Aliza, Aliza harus apa ibu, Aliza takut" Aliza meringkuk di atas selembar kain sarung di dalam kamarnya
"ibu, ayah, putri kalian di lecehkan berkali-kali, Aliza merasa nggak pantas hidup lagi, Aliza di rendahkan harga dirinya, Aliza di remehkan, Aliza di Hina tanpa henti" Aliza hirup udara rakus, dadanya semakin sesak
"mereka semua jahat sama Aliza, mereka bukan cuman Mukuli Liza, tapi mereka juga melecehkan tuan putri kalian, ibu... ayah... tolong Liza, tolong tuan putri, Liza janji nggak akan ngambek lagi, Liza janji nggak akan marah lagi, Liza janji" pada akhirnya tidak ada yang datang untuk menolongnya, tidak ada yang bisa membawanya pergi dari neraka berkedok rumah mewah milik Raga, tidak ada Jalan keluar dari setiap rasa takutnya, Aliza hanya bisa berdoa dan memohon pada sang maha kuasa, memohon untuk di berikan perlindungan dari setiap mara bahaya yang mengancamnya
...
"ada rapat di kantor, ga?"
"iya yah, doa'in ya, semoga produk kita bisa segera meluncur dan menjadi produk terlaris di pasaran"
Anton menepuk pundak putranya" pasti nak, doa papa dan mama selalu menyertai kalian, anak-anak papa" Raga tersenyum, ia kancing ujung bajunya dan memasang jas nya
"kalo gitu, Raga berangkat dulu ya, assalamualaikum"
"waalaikumsallam " ucap Dewi dan Anton bersamaan
....
"yakin, kamu nggak mau ikut" Bara mengangguk, dengan memasang wajah lemas nya, wajah itu berhasil membuat Raisa percaya jika ia sedang tidak enak badan
"ya udah, aku pergi dulu, kalau ada apa-apa, langsung hubungi aku aja"
"iya sayang " jawab Bara dengan suara serak, di buat-buat
Bara tersenyum puas saat pintu kamar sudah tertutup
di bawah, Aliza mulai gelisah, pasalnya Bara tidak ikut pergi bersama Raisa dan mertuanya, jika Bara tidak ikut, berarti ia akan berduaan saja dengan Bara di rumah.
"buatin bubur buat suami gue, antar ke kamar" perintah Raisa sebelum menyusul orang tuanya
"i--iya, nyonya "
pintu rumah sudah terkunci, air mata kembali turun membasahi pipi
"ya Allah, hamba memohon perlindungan mu"
....
Sampai detik Sekarang, tidak ada tanda-tanda kehadiran Bara, tapi Aliza belum bisa merasa puas sebelum orang rumah pulang, bubur di dalam panci sudah mendidih sejak tadi, Aliza melamun sampai lupa dengan masakannya
"astaghfirullah, bubur nya" cepat-cepat Aliza matikan kompor, Aliza tuangkan tiga sendok sayur bubur ke dalam mangkuk, Aliza juga siapkan air Hangat sesuai dengan perintah Raisa.
tangannya gemetar saat ingin melangkah naik ke lantai dua.
Aliza memejamkan mata dan berdoa " ya Allah, hamba serahkan mati dan hidup hamba hanya padamu, hamba yakin kau tidak akan membiarkan rintihan doa hamba pulang tanpa balasan, lindungi hamba ya Allah, hanya kepadamu lah hamba meminta dan hanya kepadamu lah hamba memohon pertolongan, Aamiin " Aliza hembuskan nafas, ia beranikan diri menapaki setiap anak tangga di depannya
"LAilaha illa Anta subhanaka inni kuntu
minadhdhalimin.” Artinya: Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.
"LAilaha illa Anta subhanaka inni kuntu minadhdhalimin.” tak henti lisan Aliza berucap dzikir,
Doa yang dilantunkan oleh Nabi Yunus ketika berada dalam perut ikan paus. Dalam kondisi tersebut Nabi Yunus merasa pasrah dan tidak tahu apa yang harus ia perjuangkan untuk keluar dari perut ikan paus, ia pun mengakui dosa dosanya dan berharap mendapat pengampunan serta keselamatan dari Allah.
tangan Aliza gemetar membuka pintu kamar Bara.
"Ya Allah, hamba mohon, lindungi hamba" Aliza berdoa, sebelum melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar
"tidak ia temukan Bara di kasurnya, Aliza langkahkan kaki mencari keberadaan Bara, Aliza letakkan nampan di atas Nakas, ia ingin bergegas pergi dari sana
brak
Aliza menoleh, di ambang pintu yang sudah tertutup, ada Bara yang hanya mengenakan handuk untuk menutupi bagian pusat hingga lututnya saja, pria itu baru saja selesai mandi, rambutnya masih basah.
"kenapa lama sekali, Hem, aku dari tadi nunggu kamu, niatnya mau minta tolong gosokan punggung ku"
Aliza beranikan diri untuk melangkah.
"permisi Tuan, saya ingin keluar " tidak segampang itu Aliza bisa keluar dari kamar Bara, Bara berdiri tepat di depan Aliza
"mau kemana, Hem, sini aja temani aku tidur, mereka bakal balik malam , jadi kita punya banyak waktu untuk berdua "
"tu--tuan, sa--saya mohon, ijinkan saya keluar " Bara menggeleng.
"mau pakai lingerie? "
"saya mohon tuan, ijinkan saya keluar, saya mohon "
"nanti ya sayang, kita bersenang-senang dulu, ok"
Bara terus melangkah maju , begitu juga dengan Aliza yang terus melangkah mundur, sampai akhirnya punggung nya terbentur tembok, pipinya telah basah karena air mata, tangannya mengatup di depan dada, lisannya terus berzikir, memohon pertolongan pada sang kuasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments