Marah besar

pintu ruangan Raga kembali terbuka, Clara dengan pakaian seksinya masuk dan mengunci pintu, Raga tidak sama sekali menatap Clara, Wanita itu belum menyadari kehadiran Aliza di ruangan Raga. seperti biasa Clara duduk di pangkuan Raga, tidak ada sedikitpun penolakan yang Raga berikan, tapi Raga juga tidak memberikan respon apapun.

Aliza melihat semua, apa boleh ia menangis sekarang, apa ia memiliki hak untuk

marah, apa ia boleh berteriak dan memaki Clara, Sesak memenuhi relung jiwa, rasa lelah di tambah dengan rasa menyiksa di bagian dada. Aliza menyeka air matanya yang lancang turun karena tak tahan melihat kemesraan suaminya dengan wanita lain.

Aliza menutup mata begitu erat saat ke-dua orang tersebut saling membalas ciuman, erangan terdengar kian jelas saat Raga menurunkan ciumannya di perpotongan leher Clara, Aliza hampir limbung Jika tidak menahan dirinya pada tembok, barulah Clara sadari ada seseorang di ruangan Raga. Clara menatap bingung Aliza yang berdiri di sana.

"kenapa Lo bisa ada di sini, cewek kampung"

"aku yang bawa dia, dia dari tadi di sana, kamu nggak sadar?" Clara menggeleng, Raga turunkan Clara dari pangkuannya, dan melangkah mendekati Aliza, ia rebut kasar jas yang sejak tadi aliza pegang.

"Raga, mau kemana?"

"makan, kamu nggak lapar?"

"lapar banget, tapi cewek itu?"

"kenapa? kamu mau ajak dia makan bareng kita?" Clara menggeleng dan berlari menghampiri Raga, kedua orang itu keluar dari ruangan Raga dan meninggalkan Aliza di sana, tubuh Aliza melorot, tangisannya pecah, aliza pukuli dada yang terasa begitu Sesak, tangisan pilu tak mampu lagi di tahan oleh Aliza.

sakit sekali melihat seseorang yang begitu di cinta, bercumbu mesra di hadapan mata kepala, mau bagaimanapun perlakuan Raga padanya, rasa cinta itu masih ada, rasa sakit dan cemburu pun jelas ada, Aliza tenggelam kan wajah di Antara lipatan kaki

Aliza kaget bukan main, saat seseorang menyentuh pundaknya, Aliza berangsur mundur, trauma dan rasa takutnya akan sentuhan kembali menyerang.

"pergi... per--pergi, ja--jangan sentuhan saya, sa--saya tidak punya salah dengan Anda, per--pergi " Zidan memberikan isyarat dengan tangan agar Wanita itu tenang.

"tenang za, gue nggak akan nyakitin lo, gue cuma bawain Lo ini" Zidan mengangkat paper bag yang ia bawa untuk Aliza, Zidan mengeluarkan isi dari paper bag tersebut, ada satu susu kotak rasa coklat, satu roti dan satu buah apel.

"makan, gue tau Lo lapar, kan"

"makan za, Jangan takut, gue nggak akan nyakitin Lo" zidan tersenyum, Aliza kembali tenang, takut-takut ia raih roti yang Zidan bawa, dengan terburu-buru Aliza buka bungkusan roti tersebut.

"pelan-pelan za, nanti tersedak" zidan menyodorkan susu kotak di hadapan Aliza, batinnya terasa teriris melihat wanita Malang itu makan dengan amat terburu-buru, Zidan tidak bisa bayangkan seperti apa perlakuan Raga pada wanita tersebut.

"pelan-pelan, za"

"ma--maaf, gue nggak bisa mengontrol diri, gue la--lapar banget " Zidan menengadah matanya memanas, tak sanggup ia tatap mata teduh Wanita di hadapannya itu

"habiskan za, Lo kurus banget, za" Aliza habiskan susu dengan sekali isap

"ma--makasih " Aliza seka mulut dengan lengannya

"bersabar sedikit lagi za, gue bakal buktiin kalo Lo bukan penyebab kematian Karina " monolog zidan.

Aliza jauh lebih tenang sekarang, ia duduk bersandar dengan buah apel di tangannya, Zidan juga ada di sana, duduk dengan posisi yang sama seperti Aliza.

"berapa hutang ayah Lo?" Aliza tidak menjawab, gigitannya terhenti. Zidan sedikit memiringkan kepalanya, ternyata Aliza juga menatap ke arah Nya, Zidan meneguk salivanya karena manik mereka saling beradu, sama-sama mereka membuang pandang ke arah yang berlawanan.

"ekhem" Zidan berdehem menghilangkan kecanggungan yang terjadi.

"500 juta" jawab Aliza

"500 juta? segitu banyak buat apa?"

"ibu gue sakit, usaha ayah gue bangkrut, entah bagaimana caranya, ayah bisa ketemu sama Raga, ayah gunain uang itu untuk pengobatan ibu, tapi pada akhirnya Allah lebih sayang ibu, ibu pergi ninggalin gue dan ayah untuk selamanya" Aliza tersenyum perih.

"ibu Lo sakit apa, kalo boleh tau, ko Lo nggak sanggup buat cerita nggak papa, jangan di paksa "

Aliza menghirup udara sesaat.

"sebenarnya gue yang sakit"

"Lo sakit? sakit apa?

" gue gagal ginjal, setiap bulan gue harus cucu darah terus terusan, Sampai akhirnya gue koma berbulan-bulan, dokter saranin buat nyari pendonor buat gue, orang tua gue terus menunggu dan mencari tapi tak kunjung ada, ibu gue akhirnya memutuskan untuk mendonorkan ginjalnya untuk gue, tapi ibu gue nggak sanggup hidup dengan satu ginjal, ibu jatuh sakit, dan memilih menyerah " Zidan terperangah mendengar kisah hidup Aliza, yang Zidan tau Aliza adalah gadis kuat, Aliza gadis periang dan banyak teman, gadis bertubuh mungil itu banyak di sukai teman-temannya saat sekolah karena sifat periang nya, mana Zidan sangka gadis lucu itu ternyata menderita sakit parah, Aliza begitu pandai menyembunyikan sakitnya sampai semua orang yang ada di sekitarnya tidak tau penyakit ginjal yang ia derita.

"jangan menatap gue kaya gitu, zi" Aliza lagi-lagi tersenyum pilu

"tatapan Lo, tatapan kasihan, gue nggak suka"

"Lo perempuan hebat za, gue salut sama Lo"

BRAKK!!!

keduanya terperanjat kaget karena pintu yang di buka dengan brutal. Zidan dan Aliza berdiri, Raga dengan sorot mata tajam menatap mereka berdua.

"keluar dari ruangan gue dan"

"ga, Lo jangan macam-macam "

"KELUAR GUE BILANG "

"zi, keluar aja , gue nggak papa ko" mata teduh Aliza menatap penuh harap pada Zidan.

"gue harap Lo nggak lakuin hal yang di luar batas ga" Raga menutup dan mengunci pintu ruangannya, ia lempar jas ke sembarang arah, lengan baju berkancing ia gulung ke-duanya Hingga ke siku, jantung Aliza berpacu kuat, perlahan ia mundur saat Raga melangkah maju.

seringai Raga tampakkan, Aliza hanya bisa terus menunduk takut. tubuhnya tidak bisa lagi melangkah mundur, Aliza terkurung diantara tembok dan Raga, sekarang Raga sudah berada tepat di depan Aliza

"ANGKAT KEPALA LO, CEWEK KAMPUNG" Raga mencengkram dagu Aliza agar mendongak menatapnya.

"Ada gue kasih ijin buat Lo berdua-duaan kaya gitu? hah! ada?"

"zi--zidan cuman ngasih saya makan tuan"

"cuh" Raga meludahi wajah Aliza.

"dasar pembual" Raga lepaskan cengkeramannya tapi dengan cara mendorong kuat wajah Aliza, Aliza meringis karena kepalanya terbentur Tembok cukup keras.

"Lo itu memang cewek penggoda, belum puas Lo di jamah sama Rendy, sekarang Lo goda zidan juga, cih, dasar MURAHAN"

"habis ini siapa target Lo, hah! siapa?, Lo mau gue jamah juga, Hem." Raga mengikis jarak mereka deru nafas Raga bisa dengan jelas Aliza rasakan menerpa wajahnya.

"nggak sudih gue nyentuh cewek kampung, murahan, nggak berpendidikan kaya Lo" Raga me dorong lagi bahu Aliza

"dan yang paling parah, Lo itu pembunuh, ALIZAAA KHUMAIRA, LO PEMBUNUH"

"LO PEMBUNUH ALIZA"

"LO BUNUH KARINA"

"LO HABISI NYAWANYA, KARENA KEIRI DENGKIAN LO" Aliza menutup telinganya rapat-rapat, perlahan tubuhnya luruh bersimpuh.

"Aku bukan pembunuh, aku nggak bunuh Karina, aku nggak bunuh ibu, aku bukan pembunuh, aku bukan pembunuh, aku nggak bunuh siapapun, aku sayang ibu, aku sayang Karina, aku nggak bunuh mereka, ayah, Liza nggak bunuh ibu, percayalah aku nggak bunuh Karina" jerit aliza meraung-raung

"ARGGGHHHH"

"DIAM , PEMBUNUH" satu tendangan kembali mendarat tepat mengenai wajah Aliza, wanita itu limbung, kesadarannya hilang.

"ARGGGHHH"

Terpopuler

Comments

Akbar Razaq

Akbar Razaq

Loh sdh sering di bikin setengah modar gitu loh koq masih cemburu saat Gara berciuman dg Clara.Klo wanita lain pasti uda muak dan gak ngaruh soal bermesraan dg siapa suami brengseknya

2025-03-30

0

Evy

Evy

sakit banget Thor...secinta apapun pada seseorang kalo sudah melakukan kekerasan seperti itu...semua rasa itu akan hilang...benar2 hilang tak berbekas...

2024-06-02

0

Mariaangelina Yuliana

Mariaangelina Yuliana

sungguh miris, dan sangat sadis😓

2023-09-01

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan
2 pembantu
3 Demam
4 keluarga kecil bahagia
5 balas dendam
6 Pelecehan
7 tanda kebiruan
8 hantu
9 siapa yang Aliza bunuh?
10 Marah besar
11 marah
12 impian kecil aliza
13 ancaman baru
14 percobaan pelecehan
15 bertemu sahabat lama
16 langit dan aliza
17 Wanita hina
18 Di siksa batin dan fisiknya
19 bunuh diri, bukan akhir segalanya
20 tuan putri dari orang tua
21 bertemu ayah
22 serpihan gelas
23 curhat bersama sahabat
24 apa yang terjadi
25 tidak menerima kekalahan.
26 Raga aneh
27 keinginan Aliza
28 pertemuan terakhir dengan ayah
29 perasaan raga
30 Menonton bersama
31 Jangan pernah jatuh cinta
32 Pasmina hitam
33 perkelahian
34 Di renggut secara paksa
35 kepergian langit
36 teka-teki yang tersembunyi
37 Ada apa dengan Aliza
38 hubungan Clara dan Raga
39 mengalah
40 bertemu lagi dengan Inayah
41 ayah dari anak aliza
42 kejelasan cerita
43 Semuanya sudah tau
44 Perhatian
45 Martabak manis
46 keluarga kecil yang bahagia
47 taman
48 pasar malam
49 Putriku
50 suami vs ayah kandung
51 sah dengan Clara
52 Amukan Clara
53 pulang bersama ayah
54 semuanya hanyalah mimpi Inayah
55 penyesalan seorang suami
56 Wanita misterius
57 Sakit mental
58 eskrim
59 mimpi buruk
60 Pesan Rania
61 banyak lukanya
62 Pilih kasih
63 langit datang
64 pesa Aliza untuk ayah
65 awal mula benci Dan cinta
66 Drama
67 Draft
68 Aliza menyerah
69 Masalalu bersama orang tua tercinta
70 Rumah sakit jiwa
71 surat terakhir Aliza
72 Akhir dari kisah
73 epilog
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Pernikahan
2
pembantu
3
Demam
4
keluarga kecil bahagia
5
balas dendam
6
Pelecehan
7
tanda kebiruan
8
hantu
9
siapa yang Aliza bunuh?
10
Marah besar
11
marah
12
impian kecil aliza
13
ancaman baru
14
percobaan pelecehan
15
bertemu sahabat lama
16
langit dan aliza
17
Wanita hina
18
Di siksa batin dan fisiknya
19
bunuh diri, bukan akhir segalanya
20
tuan putri dari orang tua
21
bertemu ayah
22
serpihan gelas
23
curhat bersama sahabat
24
apa yang terjadi
25
tidak menerima kekalahan.
26
Raga aneh
27
keinginan Aliza
28
pertemuan terakhir dengan ayah
29
perasaan raga
30
Menonton bersama
31
Jangan pernah jatuh cinta
32
Pasmina hitam
33
perkelahian
34
Di renggut secara paksa
35
kepergian langit
36
teka-teki yang tersembunyi
37
Ada apa dengan Aliza
38
hubungan Clara dan Raga
39
mengalah
40
bertemu lagi dengan Inayah
41
ayah dari anak aliza
42
kejelasan cerita
43
Semuanya sudah tau
44
Perhatian
45
Martabak manis
46
keluarga kecil yang bahagia
47
taman
48
pasar malam
49
Putriku
50
suami vs ayah kandung
51
sah dengan Clara
52
Amukan Clara
53
pulang bersama ayah
54
semuanya hanyalah mimpi Inayah
55
penyesalan seorang suami
56
Wanita misterius
57
Sakit mental
58
eskrim
59
mimpi buruk
60
Pesan Rania
61
banyak lukanya
62
Pilih kasih
63
langit datang
64
pesa Aliza untuk ayah
65
awal mula benci Dan cinta
66
Drama
67
Draft
68
Aliza menyerah
69
Masalalu bersama orang tua tercinta
70
Rumah sakit jiwa
71
surat terakhir Aliza
72
Akhir dari kisah
73
epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!