Rendy sekarang Hanya mengenakan bokser saja, sedangkan Aliza masih berpakaian lengkap Hanya saja pakaian nya sudah tidak berbentuk lagi, bagian depan terbuka lebar, dadanya terpampang jelas, wajah putih Aliza sudah merah Semerah matanya, wanita itu sudah tidak berteriak atau meminta tolong lagi, ia pasrah, mungkin setelah ini tidak ada lagi alasan untuknya tetap hidup, tidak ada alasan lagi untuknya tetap bertahan di atas semua penderitaan.
Aliza terus menatap arah pintu karena memang posisinya membuat Aliza bisa melihat kearah pintu, ia masih berharap Raga datang menolongnya. sedangkan Rendy masih terus mencumbu perpotongan lehernya.
"Ya Allah, tiada tempat untuk hamba meminta selain padamu, ya Allah jika memang hamba di takdir kan untuk terus tetap hidup, berilah hamba kesempatan untuk itu, tolong hamba, jangan biarkan lelaki biadab ini merebut harkat martabat hamba, hamba mohon ya Allah" Aliza berdoa di dalam hati
BRAKK!!!
Rendy mengentikan aktivitasnya, ia melihat Raga yang sudah berdiri di depan pintu kamar, mata Aliza dan Raga bertemu.
"Raga" ucap Rendy, Raga melangkah kan kaki, ia lempar pakaian Rendy ke atas kasur, Raga juga melepaskan ikatan tangan Aliza, tangan wanita itu terkulai lemas.
"pergi " perintah raga pada Rendy
"Lo gila, gue belum selesai "
"GUE BILANG PERGI, YA PERGI" mau tidak mau Rendy menjauh dari atas tubuh Aliza.
"brengsek Lo ga " umpat Rendy karena Raga mengentikan kesenangannya.
wajah Aliza berantakan, mata dan wajah nya merah, rambut panjangnya acak-acakan, Raga bisa melihat tanda kebiruan di leher jenjang aliza. Cepat cepat Aliza pasang kerudung panjangnya yang memang ada di atas kasur. ia turun dari kasur dan berdiri tepat di samping Raga
"kamu akan menyesal ga, kamu akan membayar semua rasa sakit yang saya rasakan hari ini, saya bisa pastikan itu" Raga tidak bergeming, ancaman Aliza terdengar lantang di pendengaran, walaupun Aliza berucap dengan suara begitu pelan bahkan bergetar karena suaranya bercampur dengan suara tangisan.
Aliza terduduk lemas di bawah guyuran air, wanita itu terus menggosok gosok tubuhnya dengan kasar, air matanya sudah tidak terlihat lagi karena guyuran deras air shower.
Aliza merasa banyak kotoran yang menempel di tubuhnya, badan yang selalu ia tutupi dengan baju panjang, kini sudah terlihat oleh mata bringas Rendy,
"argghhh" Aliza berteriak sekencang-kencangnya, ia tarik kuat rambutnya
"aku kotor, aku sudah nggak suci lagi, aku hina, aku menjijikan"jerit Aliza, walaupun Rendy belum sempat melakukan hal yang lebih, tapi apa yang Rendy lakukan tadi sudah sangat memberikan efek trauma yang begitu mendalam untuk Aliza, sempat ia berpikir ingin mengakhiri hidup, tapi teringat lagi akan ketidak kesanggupannya meninggalkan Sadewa sendiri, Aliza urungkan niat buruknya itu.
"ayah, putri ayah sudah kotor, putri ayah di lecehkan, putri kesayangan ayah di injak-injak harga dirinya, putri ayah hampir kehilangan kehormatannya"
"Ayaaaaaaah, TOLOOONG alizaaaaa, jemput alizaaaaa ayah, jemput Aliza" isakan tangis Aliza begitu pilu, wanita malang itu menangis tersedu-sedu, ia pukuli dada yang kesulitan mengatur nafas.
"aku benci kamu Raga, aku benci kamu, aku bersumpah akan membalas sakit hatiku Raga, kamu akan rasakan sakit yang hari ini aku rasakan, kamu akan rasakan hal yang sama itu, RAGA ARGANTARAAAAAAA, ingat janji ku, ingat janji Wanita yang telah kau sakiti ini"
....
flashback on
Raga sempat berdiri beberapa saat di depan kamar yang tertutup di depan kamarnya, Raga bahkan sudah menggenggam kenop pintunya, tapi rasa bencinya pada Aliza membuat Raga mengurungkan niatnya untuk menghentikan perbuatan Rendy di dalam sana, Raga berbalik dan masuk ke dalam kamarnya, suara teriakan meminta tolong, beserta jeritan ketakutan Aliza terdengar memekikkan telinganya.
entah kenapa saat ia berbaring, terlintas bayangan hari di mana ia mengucapkan akad nikah untuk mengikat Aliza pada suatu hubungan yang begitu sakral, sesaat perasaannya sebagai suami yang harus menjaga istrinya muncul, perasaan itu tiba-tiba saja mengetuk relung jiwa Raga yang paling dalam, sampai terdengar teriakan-teriakan Aliza yang menggema, dimana Aliza meneriakkan nama lengkapnya, Raga Argantara, langsung saja Raga bangun dari posisi tidurnya dan keluar dari kamar menuju kamar di depannya.
ia lihat dari depan pintu, wanita yang seharusnya ia jaga, justru sekarang berada di bawah pria lain, Raga kesulitan memahami apa yang ia rasakan saat melihat Rendy berada tepat di atas sang istri dengan Hanya menggunakan pakaian dalamnya saja, sedangkan Aliza dengan tangan terikat di leher Rendy, menatapnya dengan tatapan mata penuh kebencian padanya, Raga bisa rasakan perbedaan tatapan Aliza yang biasanya teduh, tapi kali ini, tatapan terlihat berbeda dengan tatapan Aliza sehari-harinya, tatapan penuh kepasrahan cenderung kosong. tapi hari ini tatapan mata itu berubah mengerikan.
flashback off di dalam kamar nya
"argghh" Raga mengusap wajahnya kasar.
"kenapa bayangan tu cewe terus datang di tidur gue" Raga kembali termenung, mengingat kembali saat ia melihat leher jenjang Aliza, di leher putih Aliza terdapat beberapa bercak kebiruan akibat ulah Rendy.
"sialan" umpat Raga dan menenggelamkan seluruh tubuhnya di bawah selimut tebal.
entah berapa lama Aliza mandi, Aliza tidak tau itu, yang Aliza tau ia terus menggosok badannya, badan yang sudah di sentuh Rendy.
Aliza duduk di tengah-tengah ruangan kecil tanpa selimut, tanpa kasur apalagi ranjang, hanya ada tas yang berisikan baju-bajunya, juga ada selembar kain batik berukuran kecil yang Aliza gunakan sebagai alas tidurnya. Aliza menyisir rambutnya yang masih basah, tatapannya kosong.
"ya Tuhan kenapa berat sekali, Kenapa harus Hamba, hamba tidak kuat lagi, Hamba ingin menyerah"
"Seandainya ibu masih hidup apa keadaannya akan Berbeda, apa Hamba sekarang sedang menikmati makan malam bersama ayah dan ibu sambil di suapi ibu"
"hamba Lelah, hamba sudah tidak sanggup lagi, bolehkah Hamba menyerah "
"terlalu sakit rasanya, sampai kapan hamba terus di siksa seperti ini, apa sampai nyawa sudah berpisah dengan Raga?"
Aliza limbung tapi tidak pingsan, Aliza meringkuk di lantai yang dingin, Aliza butuh pelukan, Aliza butuh ibunya, Aliza butuh penenang dari ayahnya, Aliza butuh kehangatan orang tuannya, Aliza butuh kasih sayang mereka, wanita itu terlalu rapuh , wanita malang itu terlalu lemah untuk menghadapi semuanya seorang diri.
"ibu ayah, Aliza capek "
"Aliza mau di peluk ibu"
"Aliza mau di gendong ayah "
"Aliza mau di Manja lagi"
"Aliza nggak kuat hidup sendiri, Aliza mau ikut ibu, Aliza mau sama ibu" lirih Aliza.
Di tempat yang berbeda, sejak kepulangannya dari rumah Raga, Zidan masih termangu di balkon kamarnya, ia yakinkan dirinya jika bukan Aliza lah yang menyebabkan kematian seseorang di masa lalu Raga.
"bukan, bukan cewek itu penyebabnya, bukan dia pelakunya, Raga salah, Raga salah, gue yakin benar ada seseorang di balik semua peristiwa itu, semuanya bukan terjadi begitu saja,tapi sudah terencana" monolog Zidan.
"gue harus cari tau, siapa dalang dari semuanya, gue bakal temukan siapa pelakunya"
"kesian cewek malang itu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments