di tempat berbeda, Raga tidak bisa menikmati makanan yang ia pesan, pria itu merasa gelisah.
"sayang, di makan, jangan di puter-puter aja, nanti dingin nggak enak lagi Lo" Raga menggangguk, ia suap sedikit makanan masuk ke mulutnya
"kenapa gue mikirin cewek itu terus ya" monolog Raga, pria itu benar-benar gelisah.
"kurang ajar tu cewek, belum puas mengusik hidup gue, sekarang dia berani mengusik pikiran gue, awas aja Lo wanita kampung" monolog Raga
"Ra
"iya, kenapa sayang?"
"aku kayaknya harus pulang duluan deh, aku nggak bisa Antar kamu, kamu nggak papa kan pulang sendiri"
"aku nggak papa banget, tapi kenapa kamu? nggak enak badan? dari tadi aku liat kamu banyak melamun "
"kepalaku pusing aja"
"beneran nggak papa"
"iya nggak papa, aku tidur aja setelah itu bakalan mendingan juga"
"ya udah kamu hati-hati ya, jangan lupa minum obat"
"iyaa" Raga memutuskan untuk pulang, entah kenapa firasatnya memintanya untuk segera pulang.
....
Bara tidak tinggal diam, pria itu tetap mengejar Aliza walaupun tertatih-tatih
"awas Lo Aliza, mati Lo di tangan gue ALIZAAA" Aliza menoleh sesaat memastikan Bara tidak mengikuti, tapi nyatanya ia salah, Bara masih mengejar nya, karena kurang hati-hati Aliza salah memijak lantai, ia mengira sudah ada di ujung tangga paling dasar, tapi nyatanya ia masih ada di anak tangga yang ke tujuh, Aliza kehilangan keseimbangannya, wanita itu menggelinding hingga Lantai dasar, Bara menyunggingkan senyum kemenangan nya
"sekarang Lo nggak akan bisa kabur lagi dari gue, wanita brengsek" Bara menarik pergelangan kaki Aliza, ia seret wanita itu layaknya karung beras, Bara masuk ke kamar Aliza.
PLAKK!!!
sekali lagi Bara menampar pipi Aliza, kedua sudut bibirnya sudah mengeluarkan darah, pipinya lebam membiru, belum lagi darah di kening yang mulai mengering.
"tuhan akan balas semuanya, tuhan tidak tidur, ia akan balaskan sakit hatiku, anda akan mendapatkan balasan setimpal, ANDA AKAN MERASAKAN APA YANG SAYA RASAKAN, AND--"
BUGH!!!
bukan lagi tamparan, tapi bogeman yang Bara berikan di wajah Aliza, bogeman itu tepat mengenai mata sebelah kiri Aliza, penglihatan perempuan itu mulai samar, tapi ia tahan, Aliza tetap berusaha menyadarkan dirinya, meski sakit semakin menyerang.
Bara mencekik leher Aliza, pria itu sudah ada di atas tubuh Aliza
"dengar ini cewek kampung yang hina, gue nggak takut Raga melihat wajah istrinya yang sudah babak belur ini, gue nggak takut Bara tau apa yang sudah gue lakuin ke istrinya, gue nggak takut Bara tau gue sudah mencicipi istrinya, gue biarin Lo tetap hidup agar Lo bisa rasain siksaan yang lebih dari ini"
Bara sudah mendaratkan bibirnya di bibir ranum Aliza, pria itu seperti kesetanan, ia gigit bibir bawah Aliza, Bara bisa rasakan amisnya darah bibir Aliza, wanita itu tidak berdaya lagi, ia setengah sadar, air matanya terus mengalir, Bara alihkan ciumannya di perpotongan leher Aliza, lama Bara melakukan itu sampai akhirnya terdapat tanda kebiruan di sana.
"RAGAAAAAAAAAA" teriak Aliza tiba-tiba
teriakan Aliza yang menggema membuat Raga yang tadinya ingin naik ke atas kembali turun , ia lihat pintu kamar Aliza yang tidak tertutup membuat pria itu mendekat.
dengan mata kepalanya sendiri, untuk yang kedua kalinya, Raga melihat istrinya, wanita yang seharusnya ia jaga kembali di lecehkan di rumah nya sendiri. dalam keadaan Bara yang Hanya mengenakan pakaian dalam nya saja, handuk pria itu sudah terlepas.
bara belum menyadari kehadiran Raga, pria itu mendekat dan menarik lengan pria itu untuk menyingkir dari atas tubuh istrinya,
"Brengsek" umpat Bara, ia lihat Raga yang sudah berdiri dengan mata memerah menahan emosi, kedua tangan pria itu terkepal, baru saja ia ingin melayangkan bogeman di wajah Bara, tapi suara Raisa Menganti kan niatnya
"Bara, aku pulang sayang, kamu di mana"
"keluar, dan temui Raisa" ucap Raga tegas, Bara merapikan lagi handuknya sebelum keluar.
Raisa menatap bingung pada Bara, kenapa suaminya itu keluar dari kamar Aliza
"kamu ngapain di sana"
"ii--ini aku liatin Raga Mukulin cewek kampung itu"
"ooh" Raisa bisa melihat Raga yang menutup pintu kamar Aliza, sesaat pandangan dua saudara itu beradu.
"ko cepat pulangnya?"
"iya, aku capek, perutnya pengen di elus kamu"
"ya udah kita ke kamar, aku elus perut kamu" Raisa mengangguk.
di dalam kamar, Raga berdiri saja di ambang pintu, sedangkan Aliza berusaha bangun meskipun kepalanya ingin limbung.
Raga kaget, baru ia lihat wajah wanita itu yang sudah babak belur, bahkan matanya bengkak, Raga kepal kedua tangan nya, sehingga semakin nampak urat urat di punggung tangan nya, dengan samar -samat Aliza menatap Raga, air mata wanita itu menetes di pipinya.
"tu--tuan, kau ada perlu, tu--tunggu lah sebentar, saya ingin mengganti pakaian dulu, hanya lima menit, saya akan siapkan air hangat untuk tuan mandi" Aliza terbata-bata. dengan susah payah, Aliza raih tasnya, ia buka untuk mengambil baju bersih dari sana, Raga bisa melihat tangan wanita itu yang gemetar, Aliza gulung rambutnya ke atas, kini leher jenjangnya nampak terlihat jelas, Aliza buka satu persatu kancing bajunya, kini pakaian atas tubuhnya sudah tanggal, tersisa rok hitam kusut di sana, Raga tak alihkan pandangan nya dari apa yang Aliza lakukan, baru pertama kali Raga lihat punggung polos wanita itu, benar-benar mulus. Aliza pasang lagi baju Muslimnya, masih dengan posisi duduk, Aliza lepas roknya, tapi kini tubuhnya sudah tertutup dengan baju muslim berwarna hitam, tidak lupa kerudung besar, milik mendiang ibu tercinta, Aliza bertumpu di tembok untuk membantunya berdiri, ia menunduk tak ingin memandang wajah Raga, langkahnya begitu pelan.
"saat ingin keluar, Raga tahan pergelangan tangan wanita itu, Raga berpindah berdiri di depan Aliza.
"liat gue" perintah raga tegas, Aliza tetap menunduk.
"LIAT GUE BANGSAT " Raga mendongakkan wajah Aliza dengan mencengkram dagunya, mata wanita itu sayu, tak mampu lagi Aliza membuka sempurna kedua matanya, Raga pandangi seluruh luka dan lebam di wajah Aliza, kedua sudut bibirnya berdarah, bibir bagian bawahnya juga berdarah pun mulai membengkak, kedua sisi pipinya lebam membiru, belum lagi darah di kening yang mulai mengering.
"apa yang Lo lakuin ke Bara sampai dia menyiksa Lo kaya gini" Raga melepas dengan kasar cengkraman nya di dagu Aliza, wajah Aliza sedikit menoleh.
"saya hanyalah babu di rumah ini, saya tidak memiliki sedikitpun keberanian untuk melakukan sesuatu yang tidak seharusnya saya lakukan, tuan Bara begitu penasaran dengan sampah seperti saya, dia ingin merasakan bagaimana meniduri sampah ini, apa kah rasanya berbeda dengan meniduri istrinya sendiri "
PLAKKK!!!
kembali Aliza rasakan perih di pipinya, Aliza hanya menyunggingkan senyum.
"berani Lo samakan kedudukan Lo dengan adek gue, WANITA HINA"
"tuan Bara juga begitu marah saat saya mengatakan hal serupa padanya, ia tak sudih istrinya di samakan dengan sampah hina seperti saya, saya tidak pernah menyamakan diri saya dengan nyonya Raisa, saya hanya mengingatkan padanya jika saya dan nyonya Raisa sama-sama perempuan, jangan sampai nyonya Raisa yang akan menerima semua balasan kekejian yang kalian perbuat dengan saya" Aliza berucap datar, tidak terdengar memohon.
"ingat lah tuan, anda masih lah suami sah dari sampah yang hina ini, tuan... kalau bisa meminta satu saja permintaan, saya mohon tuan kabulkan satu permintaan saya, ceraikan saya tuan, talak saya, bebaskan saya dari ikatan pernikahan, anda bebas memukuli saya lagi setelahnya, saya hanya ingin tuan tidak lagi memiliki ikatan apapun dengan wanita sampah yang hina ini, jangan buat diri anda lebih berdosa lagi karena membiarkan istrinya terluka Terlalu dalam, cukup jadi pria asing yang ingin membalas dendam" Aliza beranikan mengangkat wajahnya, Raga bergeming di tempatnya, tak satupun kata keluar untuk membantah ucapannya.
tangannya masih bergetar, Aliza membuka cincin yang terus ia pakai setelah akad, tangan dingin Aliza dapat Raga rasakan menyentuh tangannya, Aliza letakkan cincin itu di atas telapak tangan Raga
"saya kembalikan cincin ini, saya tidak memiliki hak untuk membuang cincin ini, karena sejak awal cincin ini bukanlah milik saya"
Aliza tak mampu lagi menahan tubuhnya, perlahan wajah Raga terlihat samar, sampai akhirnya penglihatannya gelap totol, Raga menahan tubuh Aliza, ia angkat tubuh itu berbaring di atas sarungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Sumiati Ajjah
dasar keluarga biadab tak ada bedanya dgn binatang
2023-10-09
1
guntur 1609
keluarga suoer biadab. mudah2an Allab memberikan kemurkaan pada keluarga ini. aku sedih melihat perlakuan biadab mereka
2023-05-12
1