My Enemy, My Love
Suara langkah yang terburu-buru memenuhi koridor disalah satu kampus ternama yang ada di kota Kalika. Dia adalah Clara Anastachia, mahasiswi tingkat akhir yang sudah terlambat untuk mengikuti bimbingan. Semenjak Mamanya meninggal beberapa tahun silam, kehidupan Clara berubah drastis. Papanya sering marah-marah dan menuntut Clara untuk tumbuh menjadi gadis yang kuat. Seperti pagi ini Clara harus mendengar ceramah panjang lebar papanya yang membuat dia terlambat datang ke kampus. Belum lagi adiknya yang begitu manja, namanya Chila. Chila selalu minta apa-apa Clara yang menyiapkan. Chila hanya beda dua tahun dari Clara, dia juga kuliah di kampus yang sama dengan Clara. Tapi sifat keduanya begitu berbeda. Clara ketus, judes, jarang tersenyum dan sedikit berbicara berbeda dengan Chila yang manja, lemah lembut, ceria dan ramah.
Clara sudah terlalu banyak mendapatkan tekanan dari papanya hingga dia tidak lagi menikmati hidup. Sepulang kuliah dia akan membantu Papanya mengurus perusahaan sedangkan Chila masih bisa keluyuran sesuka hati. Kadang Clara ingin protes pada Papanya tapi dia urungkan karena tidak ingin mencari masalah. Apalagi Clara pernah mendengar dari pekerja di rumahnya kalau dia hanya anak sambung dari papanya. Rumor yang beredar kalau dulu Mamanya menikah dengan Papanya sudah dalam keadaan hamil dan diduga bayi yang dalam kandungan Mama Clara bukanlah anak dari Papanya.
Clara tidak berani menanyakan kebenarannya langsung pada sang Papa karena sangat takut menerima kenyataan kalau semua itu benar adanya.
Bugh.
Clara tanpa sengaja menabrak tubuh seseorang saking buru-burunya.
“Maaf” ucap Clara singkat tanpa sedikitpun menoleh pada tubuh orang yang dia tabrak. Orang itu menggeram kesal. Sudah terlalu sering Clara berlaku seperti itu padanya.
“Cewek barbar” geram orang tersebut. Dia adalah Samuel Ethan Brin, pria yang sudah sejak lama dijodoh-jodohkan dengan Clara. Tapi baik Clara maupun Ethan (dibaca iten) tidak menanggapi berita tersebut apalagi orang tua mereka seperti tidak serius saat mengatakannya. Jadi mereka menganggap itu hanya basa basi saja setiap mereka bertemu.
Sebenarnya bukannya Clara sengaja melakukan itu, hanya saja setiap Clara bertemu dengan Ethan selalu saja saat Clara dalam keadaan buru-buru. Clara bukanlah gadis seperti yang Ethan bayangkan hanya saja keadaan yang membuat Clara menjadi seperti ini.
Clara sudah berlari dan tidak mempedulikan Ethan karena dosennya sudah terlihat meninggalkan kampus.
Ethan semakin mengepalkan tangannya melihat Clara yang pergi begitu saja. Semakin kesal ketika melihat beberapa pria termasuk temannya sendiri menatap tak berkedip pada sosok Clara yang sedang berlari. Rambutnya yang dikuncir kuda terlihat menari-nari mengikuti gerak tubuhnya.
Ethan memukul bahu Arlan teman baiknya karena begitu terpesona memandangi Clara.
“Hey… apa bagusnya dia sampai kamu terpesona begini?” tegur Ethan kesal.
Arlan hanya terkekeh saja.
“Kamu tidak lihat walau dia terburu-buru seperti itu tetap saja terlihat cantik? Tidak perlu make up tebal serta eyelash extension tapi wajahnya sudah begitu cantik bukan?” ucap Arlan menjawab teguran Ethan.
Ethan hanya mendengus sebal lalu pergi begitu saja meninggalkan Arlan yang masih memandangi punggung Clara yang sudah semakin menghilang.
Setelah Clara menghilang, Arlan baru menyadari kalau Ethan sudah tidak berada disisinya. Arlan celingak celinguk beberapa saat sampai akhirnya dia menemukan sosok Ethan yang sedang menuju kantin.
….
“Kamu mau kemana Chila?” tanya Clara pada adiknya.
“Aku mau ke Mall sama Ka Agnes Kak” jawab Chila dengan tersenyum.
“Kenapa harus sama dia? Dia hanya memanfaatkan kamu Chila” ucap Clara penuh penekanan.
“Kakak sendiri kenapa temenan dengan Ka Agnes? Lalu kenapa aku tidak boleh?” tuntut Chila.
“Kamu tidak akan kuat berteman dengan dia Chila, kalau kakak kasih tau kenapa kamu tidak nurut sih?” Clara sudah mulai membentak adiknya.
“Aku tidak mau kak, selama ini Ka Agnes baik kok sama aku. Mungkin karena kakak terlalu ketus makanya Ka Agnes begitu sama Kakak” ucap Chila melakukan pembelaan.
Clara mengepalkan tangannya. Dia yang sudah mengenal Agnes dengan baik tentu sangat tau bagaimana perangai Agnes yang sebenarnya.
“Kalau kakak bilang tidak boleh ya tidak boleh. Pulang sekarang!” bentak Clara lalu mendorong adiknya untuk masuk ke dalam mobil.
Chila sudah berkaca-kaca karena memang tidak bisa mendengar bentakan dari kakaknya.
Ethan yang baru saja tiba mendengar dan melihat sendiri bagaimana kasarnya Clara memperlakukan adiknya.
“Kenapa sih ada perempuan kasar seperti itu?” gumam Ethan dalam hati. Ethan merasa kasihan karena Chila sudah terlalu sering menjadi bahan pelampiasan Clara.
“Kapan Clara bisa berubah menjadi sedikit lebih manis? Rasanya dulu dia tidak sekasar ini” gumam Ethan pula.
“Kenapa?” tanya Arlan yang heran karena Ethan tiba-tiba menghentikan langkahnya.
Ethan menggelengkan kepalanya kemudian melanjutkan langkahnya. Dia tau Arlan menyukai Clara dan tidak ingin membuat Arlan menjadi ilfeel bila Ethan menceritakan bagaimana kasarnya Clara tadi pada adiknya.
Arlan mengerutkan keningnya karena merasa aneh dengan sikap sahabat baiknya itu.
Agnes yang baru saja keluar dari toilet celingak celinguk mencari keberadaan Chila.
“Kalian lihat Chila tidak?” tanya Agnes pada Ethan dan juga Arlan. Keduanya kompak menggeleng padahal Ethan melihat kalau tadi Clara memaksa Chila untuk pulang.
“Oke thank you” ucap Agnes lalu segera mencari keberadaan Chila.
Ethan dan Arlan pun melanjutkan langkah mereka menuju parkir. Sama seperti Clara, Ethan dan Arlan adalah mahasiswa tingkat akhir. Mereka juga dididik keras agar bisa meneruskan usaha keluarga. Rencananya setelah lulus S1, mereka bertiga akan melanjutkan pendidikan pascasarjana di luar negeri. Orang tua mereka bertiga memang berteman baik bahkan sebelum ketiganya lahir dan masih berteman baik hingga sekarang. Dulu pun Clara, Ethan dan Arlan juga berteman baik. Sampai akhirnya Mama Clara meninggal dan sifat Clara begitu berubah dan menjadi penyendiri. Ethan sangat membenci sifat Clara yang sekarang. Clara sangat jauh dari tipe wanita idamannya.
“Habis ini mau kemana?” tanya Arlan saat mereka sudah berada di depan mobil masing-masing.
“Ke kantor Papa. Kamu sendiri?” balas Ethan.
“Hemm… sepertinya aku mau pulang dulu. Besok baru aku ke kantor lagi. Mau lanjutin revisi skripsi aja” jawab Arlan yang memang ingin segera menyelesaikan skripsinya.
“Ya sudah, sampai jumpa besok” ucap Ethan lalu segera masuk ke dalam mobilnya.
Hem. Arlan hanya menjawab dengan deheman. Dia masih diam di depan mobilnya walau Ethan sudah keluar dari parkiran kampus.
Arlan lalu menghubungi Clara karena sebenarnya dia pun melihat tadi bagaimana Clara menarik Chila dengan kasar.
Beberapa kali Arlan menghubungi Clara hingga di panggilan ke empat akhirnya Clara menerima panggilan tersebut.
“Halo” sapa Clara di seberang sana.
“Halo, dimana?” tanya Arlan perhatian seperti biasa.
“Aku dirumah. Kenapa?” tanya Clara yang memang tidak suka berbasa basi.
“Aku kesana ya” jawab Arlan yang langsung mematikan panggilannya begitu saja.
Clara tidak heran karena sikap Arlan memang selalu seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments