Ethan , Clara dan Arlan akan diperkenalkan sebagai pemimpin baru di perusahaan.
Pagi ini Clara terlihat begitu cantik dengan kemeja coklat sedikit longgar dan celana bahan berbentuk cutbray. Dia juga menenakan heels demi menunjang penampilannya. Rambutnya yang biasanya dia kuncir kuda pagi ini di gerai dan sedikit diberi gelombang. Clara juga menenakan makeup tipis yang memberikan tampilan segar pada wajah cantiknya.
Dia berjalan dengan penuh percaya diri saat memasuki ruang rapat. Disana sudah ada Ethan, Arlan, Papa papa mereka serta ketiga puluh karyawan.
"Maaf aku sedikit terlambat" ucap Clara saat memasuki ruang rapat tersebut.
Ketiga puluh karyawan tersebut sampai terbengong karena tidak menyangka salah satu boss perusahaan mereka yang baru adalah gadis yang begitu cantik.
Jangan tanyakan bagaimana terpesonanya Arlan, dia yang memang sudah dari lama menyukai Clara sampai tidak bisa berkedip hingga dia harus mendapat deheman dari Mandey.
"Hem...Ar..." tegur sang Papa.
Arlan menundukkan pandangannya tidak berani menatap Clara lagi.
Ethan yang awalnya ikut sedikit terpesona pun akhirnya bisa kembali mengingat bagaimana sifat jutex Clara.
"Apa Arlan tidak diperbolehkan menyukai Clara ya? Kenapa ya?" batin Ethan yang bisa melihat jelas tatapan tidak suka Mandey pada Arlan. Pun Gavin juga demikian, dia seperti tidak senang Arlan sebegitu terpesonanya melihat Clara.
Acara perkenalan itu berjalan cukup lancar. Selesai perkenalan ketiga sahabat itu kemudian mulai memainkan peran mereka sebagai pengelola perusahaan.
"Kenapa terlambat?" tanya Arlan pada Clara. Mereka sudah berada di dalam ruangan mereka.
Saat ini mereka ditempatkan di satu ruangan yang sama dengan meja masing-masing.
"Iya tadi Chila datang" jawab Clara.
Mendengar nama Chila membuat Ethan memasang kupingnya tajam.
"Oh.. Dia kesana ya?" tanya Arlan menimpali.
Clara pun menganggukkan kepala.
"Tunggu, bukannya kamu tinggal bersama Chila?" tanya Ethan penasaran.
"Tidak, Aku , Chila dan Papa kami tidak tinggal bersama. Aku tinggal di apartemen begitu pula Chila" jawab Clara yang tentu semakin membuat Ethan penasaran.
"Kenapa?" tanya Ethan pula.
"Hanya ingin mandiri saja" jawab Clara.
"Oh..." ucap Ethan menimpali.
Obrolan mereka terputus karena ada seorang karyawan datang membawakan mereka laporan selama beberapa tahun ini. Ketiganya memiliki tugas yang berbeda.
Arlan lebih ke pembiayaan produksi, Ethan yang mengurus produksi iklan termasuk pemilihan cast, sedangkan Clara yang menyiapkan konsepnya. Semua memiliki perannya masing-masing dan saling keterikatan.
Ketiganya lalu fokus ke pekerjaan masing-masing.
Hingga tidak terasa jam makan siang pun tiba.
"Kita makan dulu aja gimana?" tawar Arlan sambil melirik jam dipergelangan tangannya.
Saat itu juga pintu ruangan mereka diketuk.
"Masuk" ucap Arlan yang berinisiatif menjawab.
Chila masuk ke ruangan tersebut sambil menenteng paperbag yang diyakini makanan.
"Chila?" ucap Clara terkejut.
Yang paling terkejut tentu saja Ethan. Tidak menyangka akan bertemu Chila disini. Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah sekian lama.
Rambut Chila dipotong sebahu, pipinya sedikit lebih cubby tapi tetap terlihat manis. Makin kesini memang dia semakin mirip Gavin.
Clara mendekat dan mengulurkan tangannya. Chila menerima uluran tangan tersebut dan mencium punggung tangan kakaknya. Arlan pun mendekat dan melakukan hal yang sama. Hanya Ethan yang masih duduk ditempatnya. Dia bengong atau terpesona melihat Chila. Dia pun bingung.
"Hey sini" panggil Arlan pada Ethan yang masih saja diam ditempatnya.
Hem. Ethan berdehem sejenak kemudian ikut bergabung.
"Hai Chila" sapa Ethan.
"Halo kak" balas Chila sambil tersenyum manis.
"Ayo makan bareng kak" ajak Chila kemudian.
Ethan pun menganggukkan kepala dan duduk di sebelah Arlan hingga dia berhadapan dengan Chila.
Ethan gugup sekali, sepertinya memang dia jatuh cinta pada Chila.
Chila menyerahkan 1 box makanan pada Ethan dan Ethan tentu saja menerimanya.
"Terima kasih Chila, kamu yang masak?" tanya Ethan.
"Tidak kak, asisten yang masak" jawab Chila jujur.
Ethan pun nampak menganggukkan kepalanya dan mulai mencicipi masakan tersebut.
"Kamu gak ikut gabung diperusahaan?" tanya Ethan pula.
"Nggak kak, Aku masih skripsian" jawab Chila.
Hah? Ethan ngelag sebentar. Dia takut Chila tersinggung akan pertanyaannya sehingga dia tidak melanjutkan lagi kata-katanya.
"Aku stuck beberapa saat kak. Kayaknya salah ambil jurusan" ucap Chila yang sepertinya tau apa yang ingin Ethan tanyakan.
"Oh..." Ethan hanya ber oh ria.
"Sudah sudah kita harus cepat-cepat makan supaya Chila bisa segera pulang" ucap Clara menginterupsi.
"Kok kamu ngusir adik sendiri?" tanya Ethan tidak terima.
"Hah? Apa? Ngusir?" ucap Clara membalas ucapan Ethan.
"Iyalah, baru juga dia sampai kamu sudah minta buru-buru pulang." jawab Ethan.
"Aku gak ada ngusir ya" protes Clara.
"Jangan diperpanjang, Ayo lanjutkan makan. Jangan heran Chila, mereka memang sudah sering seperti ini" ucap Arlan menengahi.
Chila pun menganggukkan kepalanya.
Selesai makan Chila pun pamit pulang dan Clara mengantar adiknya sampai di depan.
Ethan yang masih duduk di sofa bersama Arlan hanya bisa menatap kepergian kedua anak Gavin tersebut.
"Clara itu kenapa begitu sih?" protes Ethan saat Clara sudah benar-benar menghilang.
"Begitu gimana?" tanya Arlan tidak mengerti.
"Itu minta adiknya cepat-cepat pulang, seolah ngusir." jawab Ethan.
"Gak ada seperti itu. Clara itu tidak seperti yang kamu pikirkan" ucap Arlan menjelaskan.
"Ah..kamu dari dulu kan selalu belain dia" protes Ethan.
Arlan hanya tersenyum tipis saja tidak membalas lagi.
"Kamu masih menyukai Clara? Belakangan ini aku lihat effort kamu ngedeketin dia sudah tidaj seperti di awal. Sadar ya kalau dia itu jutek?" ucap Ethan dengan tersenyum smirk.
"Kalau boleh jujur perasaanku masih sama. Tapi aku tidak boleh menyukai Clara lagi" jawab Arlan dengan tersenyum tipis.
"Kenapa? Apa orang tuamu tidak setuju?" tebak Ethan.
"Iya dan alasan lainnya juga ada." jawab Arlan dengan tersenyum.
"Nah kan ...cuma Mamaku saja yang menyukainya kalau orang tua lain pasti tidak menyukao Clara" ucap Ethan jumawa.
"Bukan, orang tuaku menyukai Clara. Tapi mereka tidak setuju aku menyukai dia. Aku tidak bisa memberitahukan mu alasannya sekarang. Kamu akan segera mengetahuinya" jawab Arlan penuh rahasia.
"Apaan sih, bikin penasaran aja. Kamu temanku bukan? Cepat katakan" bujuk Ethan.
Arlan menggelengkan kepalanya.
"Bukan hak ku untuk menjelaskannya. Aku rasa secepatnya kamu akan tau alasannya" jawab Arlan tersenyum.
"Gak asyik banget! Kamu teman ku apa bukan?" Ethan kembali melayangkan protesnya.
Arlan hanya tersenyum saja kemudian meninggalkan Ethan yang masih menggerutu di tempatnya.
"Kenapa ya bisa orang tua Arlan tidak mengijinkan Arlan menyukai Clara? Padahal sudah terlihat jelas kalau Arlan sangat menyukai Clara. Kenapa Om Mandey dan Tante Anna setega itu ya?" gumam Ethan tak habis pikir.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments