Siang ini ketiganya akan bertemu dengan klien yang akan mengajukan kerjasama pembuatan iklan. Dia adalah Benny Ricardo, Pria single berusia 32 tahun yang merupakan seorang pengusaha makanan kemasan. Salah satunya mie instan, coklat bar, biskuit dan masih banyak lagi.
Benny yang biasa dipanggil Ben memang bukan perintis dari usahanya, walau begitu kemampuannya dalam mengelola bisnis bisa membawa perusahaannya menjadi perusahaan yang terkenal hingga keluar negeri.
Saat ini Ben tengah mendengarkan konsep iklan yang dipaparkan oleh Clara. Pembawaan Clara yang luwes dan smart tentu saja membuat Benny terpesona. Tak perlu berpikir panjang Benny sudah langsung setuju dengan konsep iklan yang Clara berikan.
Kini giliran Ethan yang memilihkan siapa saja cast yang akan digunakan dalam pembuatan iklan tersebut.
"Bagaimana kalau kalian saja? Saya rasa visual kalian cocok untuk konsep iklannya" ucap Benny memberi usul.
"Saya ingin nuansa baru dalam iklan saya kali ini. Rasanya kalau cast nya itu-itu saja tidak akan ada yang wow dan terkesan biasa" lanjutnya.
Arlan meminta persetujuan Clara serta Ethan dan keduanya tidak masalah dengan itu.
Benny sangat puas dengan hasil meetingnya kali ini. Dia mendapat wajah baru dalam iklan produknya. Benny berharap produknya bisa semakin mendunia berkat iklan tersebut.
Selepas kepergian Benny, ketiganya mulai berdiskusi lebih lanjut tentang proyek tersebut.
"Rencana shooting kita minggu depan, bagian naskah juga sudah mempersiapkan semuanya" ucap Ethan memulai diskusi.
"Lokasinya mau dimana?" tanya Clara. Property dan lokasi harus sesuai dengan konsep yang sudah dia susun.
"Di Studio Papa, bukannya kamu ingin dapur dengan nuansa putih?" jawab Ethan dengan menambahkan pertanyaan juga.
"Aku aneh mendengarmu menyebut Papaku dengan sebutan Papa" ucap Clara apa adanya.
"Kamu juga harus membiasakan diri menyebut orang tuaku dengan sebutan Mama dan Papa" sahut Ethan tak mau kalah.
"Hem..kita lebih baik lanjutkan berdisikusi tentang pekerjaan" ucap Arlan menengahi.
Clara dan Ethan saling menatap tajam kemudian mau tidak kembali melanjutkan diskusi.
Arlan hanya bisa menghela nafas berkali-kali karena keduanya tidak sampai disitu saja berdebatnya tapi ada saja bahan perdebatan. Kalau dulu Clara lebih banyak diam tanpa menimpali tapi kini dia pun ikut-ikutan membalas ucapan Ethan.
Perdebatan masih terus berlanjut hingga jam makan siang tiba, kali ini Chila pun kembali datang. Dia membawa banyak makanan yang katanya dia masak sendiri.
Ethan kembali mengingat kata-kata Gavin yang mengatakan kalau Chila tidak akan mau dengan Ethan.
Memangnya aku seburuk itu hingga dia tidak mau denganku? Batin Ethan.
Sambil menatap lekat Chila yang sedang meletakkan beberapa daging ke piring Arlan, Ethan memasukkan makanan tersebut ke mulutnya.
Not bad sih, tapi tidak seenak masakan Clara.
Ethan memperhatikan Arlan yang begitu lahap memakan masakan itu sambil menyucapkan terima kasih pada Chila.
Mungkin karena Arlan baik pada semua orang makanya Clara tidak sadar kalau Arlan begitu menyukainya. Gumam Ethan dalam hati.
Diam-diam Clara memperhatikan bagaimana Ethan memperhatikan Chila begitu lekat. Clara hanya bisa menghela nafas karena dia harus dijodohkan dengan pria yang bahkan tidak tertarik padanya sama sekali.
"Chila, masakan kamu enak. Tapi nanti garamnya bisa dikurangi sedikit ya" ucap Clara memberi komentar pada masakan adiknya.
"Terima kasih kak" ucap Chila dengan berbinar. Dia tidak menyangka kalau masakannya bisa diterima kakaknya dengan baik.
"Habis ini kamu langsung pulang kan?" tanya Clara pula.
"Kenapa kamu selalu saja meminta adikmu untuk langsung pulang Clara? Apa tidak boleh adikmu main-main disini dulu?" protes Ethan karena heran setiap Chila datang pertanyaan Clara selalu saja seperti itu.
"Kak Ethan jangan salah paham pada kakakku. Kakak hanya ingin aku fokus dengan tugas akhir" jawab Chila dengan tersenyum.
Ethan semakin salut dengan Chila karena dia begitu baik. Walaupun Clara sudah memintanya pulang tapi Chila tetap saja membela kakaknya itu.
Clara menetap tak suka pada Ethan yang selalu berpikiran buruk terhadapnya.
...----------------...
"Dimana Arlan?" tanya Ethan saat melihat ruangan sepi. Ethan baru saja kembali dari toilet.
"Tadi dia mengantar Chila pulang" jawab Clara tanpa menoleh pada Ethan. Dia sedang fokus memikirkan konsep-konsep iklan baru yang diminta beberapa klien.
Ethan mengernyitkan keningnya.
"Kenapa? Kamu kesal karena bukan kamu yang mengantar Chila pulang?" lanjut Clara lagi-lagi tanpa melihat ke arah Ethan.
"Aku walaupun menyukai Chila tapi aku masih menghargai kamu sebagai calon tunangan aku. Jangan pernah berpikiran buruk tentangku. Mengerti?" ucap Ethan kesal dan keluar dari ruangan itu.
Clara menatap punggung Ethan yang meninggalkan ruangan tersebut. Clara juga tidak mengerti setiap dia bertemu Ethan rasanya dia selalu saja merasa kesal. Begitu juga sebaliknya, kurang klop bila mereka tidak bertengkar.
Sedangkan Ethan selepas keluar dari ruangannya mengepalkan tangannya erat-erat.
"Dia pikir aku pria seperti apa? Seenaknya saja menilai seseorang" gerutu Ethan kesal.
Ethan memilih turun ke lantai bawah dan pergi ke cafe untuk ngopi sebentar.
"Harusnya dia berubah supaya bisa mendapatkan hatiku, bukannya malah semakin membuat kesal" gerutu Ethan pula.
"Dia sangat berbeda dengan Chila, seperti apapun Clara memarahinya tapi Chila tetap saja membela kakaknya".
Hampir sepuluh menit Ethan berada di Cafe hingga mobil Arlan terlihat memasuki parkiran.
Ethan menghentikan acara minum kopinya dan segera kembali ke ruangannya. Setidaknya kalau ada Arlan tidak akan selalu adu mulut dengan Clara.
Ethan berdiri di depan lift sambil menunggu lift tersebut terbuka. Arlan yang melihat itu langsung mendekat.
"Dari mana?" tanya Arlan.
"Ngopi" jawab Ethan santai.
"Kamu sendiri dari mana?" tanya Ethan pura-pura tidak tau.
"Tadi Chila buru-buru bimbingan, jadi aku antar" jawab Arlan menjelaskan.
"Kamu tidak cemburu kan?" tanya Arlan pula.
Ethan pun menggelengkan kepala karena memang dia bukan tipe orang pencemburu. Apalagi dia hampir terikat dengan Clara.
Apa bisa aku menjalin hubungan dengan Clara? Belum apa-apa saja kamu sudah terlalu sering berdebat.
"Syukurlah kalau begitu. Tolong hargai Clara karena sebentar lagi kalian akan bertunangan" ucap Arlan tersenyum.
"Bagaimana bisa menghargai dia kalau belum apa-apa dia sudah marah-marah tidak jelas? Tadi saja dia sudah mengira aku kesal karena kamu mengantar Chila" protes Ethan.
Arlan tersenyum.
"Tadi aku bertanya padamu apakah kamu cemburu kenapa kamu tidak marah? Dan kenapa Clara yang bertanya begitu kamu marah?" goda Arlan.
"Cara kamu dan dia menanyakan padaku itu berbeda. Dia nyolot dan terkesan menuduh. Jelas saja aku kesal" jawab Ethan.
"Coba kamu diposisi dia, kamu dijodohkan dengan Clara tapi Clara malah menyukai adikmu? Sekarang beruntung kamu tidak memiliki adik, bila ada mungkin saja akan begitu jadinya. Berjuanglah agar hubungan kalian berhasil. Percayalah Clara tidak seperti yang kamu pikirkan" ucap Arlan lalu mendahului masuk ke dalam lift yang telah dibuka.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Cute Mijin
lanjuttt
2023-03-25
1