Hari ini adalah hari ulang tahun Vania, Mama dari Ethan. Kali ini Vania sengaja mengadakan acara makan-makan bersama keluarga sekaligus mrmperkenalkan Clara sebagai calon tunangan Ethan.
Ethan.... Kamu ajak dulu Clara ke butik untuk beli baju ya, kamu dan dia harus datang dengan pakaian senada.
Begitulah bunyi pesan Vania barusan hingga terpaksa saat ini Clara dan Ethan pergi berdua untuk membeli pakaian. Vania juga meminta Ethan sekalian mendadani Clara ke salon karena akan dikenalkan dengan saudara-saudara Vania yang semuanya dari kalangan kelas atas. Sebenarnya tanpa berdandanpun pasti mereka bisa menerima Clara, itu hanya alasan Vania saja agar Ethan dan Clara bisa menghabiskan waktu berdua.
Di dalam butik Ethan sudah memikirkan kalau waktunya akan begitu lama karena biasanya cewek pasti akan ribet ketika memilih pakaian. Sama halnya ketika Ethan mengantar Mamanya, dia memerlukan waktu berjam-jam hanya untuk memilih sebuah dress.
"Mbak, tolong pilihkan pakaian couple ya" ucap Ethan pada penjaga butik karena tidak ingin berlama-lama disana.
Ethan dan Clara duduk di sofa sambil menunggu pegawai tersebut mengambilkan pesanan mereka. Tak berapa lama dua orang pegawai mendorong stand hanger yang berisikan kurang lebih sepuluh baju couple.
Ethan sudah berkeringat dingin karena mengira Clara akan ribet saat memilih baju.
"Kamu suka yang mana? Pilih saja nanti aku menyesuaikan" ucap Clara tak terduga. Ethan sama sekali tidak menyangka kalau Clara akan berkata seperti itu. Karena diberi kebebasan memilih, Ethan pun langsung mengambil satu setelan yang menurutnya paling cocok untuk acara sore ini.
"Bagaimana kalau yang ini?" tanya Ethan sambil memperlihatkan dress berwarna Navy pada Clara.
"Baiklah" ucap Clara cepat.
Benar kata Papa Gavin kalau Clara memang penurut. Gumam Ethan dalam hati.
Mereka kemudian mencoba pakaian tersebut dan setelah di rasa cocok langsung membayarnya.
Ethan juga mengajak Clara sekalian membeli heels.Ethan pula yang kembali memilihkan. Dan seperti biasa Clara setuju setuju saja.
"Kenapa kamu setuju-setuju saja? Kamu tidak mempunyai pilihan yang disuka?" akhirnya Ethan gatal juga bertanya.
"Karena aku pakai apapun selalu cantik" jawab Clara percaya diri. Tentu saja Ethan yang mendengarnya langsung membolakan matanya, baru saja dia sedikit terpesona dengan sikap Clara tapi sekarang sudah kesal kembali.
Aku lupa dia siapa, dia adalah Clara. Gadis Jutek, Judes yang selalu besar kepala !!!.
Ethan lalu menarik tangan Clara untuk masuk ke salon langganan Mamanya.
"Tolong dandani senatural mungkin, wajahnya sudah galak kalau didandani terlalu tebal nanti dia terlihat seperti pemeran antagonis" ucap Ethan sengaja menggoda Clara. Clara hanya bisa menahan kekesalan karena tidak ingin bertengkar di depan umum. Sedangkan para pegawai salon tentu saja tertawa mendengar lelucon Ethan.
"Tapi tidak perlu didandani Mbak ini sudah sangat cantik" ucap salah satu pegawai salon disana. Tidak dipungkiri Clara memang memiliki wajah yang nyaris sempurna. Bentuk wajah yang pas, hidung mancung serta tubuh tinggi dan langsing. Harusnya Ethan bangga dijodohkan dengan wanita idaman para pria seperti Clara.
Sambil menunggu Clara didandani, Ethan juga mengganti pakaiannya di ruang ganti, setelahnya dia menunggu di sofa tak jauh dari sana.
Cukup lama Clara didandani, setelah selesai dengan malas-malas Clara pun menghampiri Ethan yang saat itu sibuk bermain ponsel.
"Ayo" ajak Clara pula.
Ethan mengangkat kepalanya dan terpesona sejenak melihat penampilan Clara. Dia memang seperti tuan putri.
Tidak ingin ketahuan mengagumi, Ethan kembali memainkan ponselnya.
"Ayo" sahutnya kemudian. Setelah membayar dia dan Clara pun keluar dari Salon dengan Ethan yang berjalan lebih dulu.
Sepanjang perjalanan menuju parkir tak sedikit para pria yang menatap tak berkedip pada calon tunangannya dan tentu saja Ethan tak suka melihatnya. Ethan meraih tangan Clara agar mereka berjalan beriringan. Clara yang memang penurut hanya diam saja ketika Ethan menarik tangannya.
Mereka juga tidak sengaja bertemu dengan Benny Ricardo, klien mereka.
"Wah tidak menyangka bertemu disini" ucap Benny lalu menyalami Ethan dan Clara bergantian.
Benny menatap Ethan dan Clara yang terlihat memakai pakaian couple.
"Tunggu, apa kalian suami istri?" tebak Benny kemudian.
Ethan dengan cepat menggeleng.
"Belum pak Benny, tapi akan" jawab Ethan.
"Oh..." sahut Benny, tapi terlihat jelas kekecewaan diwajahnya.
Apa Pak Benny naksir Clara? Ucap Ethan yang bisa dengan cepat membaca raut wajah kecewa diwajah Benny.
"Kalau gitu selamat bersenang-senang, saya permisi dulu" ucap Benny berpamitan.
Ethan dan Clara pun menganggukkan kepala dan segera menuju mobil mereka.
...
40 Menit kemudian mereka akhirnya tiba di lokasi acara. Semuanya sudah menyambut mereka. Bahkan Chila dan Arlan sudah ada disana lebih dulu.
Melihat putra dan calon menantunya datang membuat Vania langsung menghampiri keduanya dan memperkenalkan pada keluarganya yang hadir sore itu.
Clara diterima dengan baik oleh keluarga besar Ethan karena sejujurnya dari dulu sebelum perjodohan ini di sampaikan, Vania sudah beberapa kali mengatakan pada keluarganya kalau dia akan menjodohkan putranya dengan Clara.
"Cantik sekali kamu nak" ucap tante dari Ethan.
"Terima kasih tante" ucap Clara sambil tersenyum.
Vania memaksa Ethan untuk selalu mengikuti Clara saat menyapa keluarga besarnya. Hal itu agar Ethan dan Clara semakin dekat.
Acara makan-makan pun dimulai. Vania memberitahu Clara makanan apa saja yang Ethan sukai.
"Ethan suka sekali dengan bistik, jadi porsi bistinya harus lebih banyak" ucap Vania menjelaskan.
"Iya Ma" ucap Clara patuh.
Vania kemudian meminta Ethan dan Clara untuk duduk berdampingan. Chila yang saat itu bersama Arlan pun kemudian memilih duduk disebelah Ethan yang kebetulan kosong.
Awalnya Arlan yang duduk disebelah Ethan, tapi karena sepupu Ethan ingin berbicara dengan Arlan maka dia bertukar posisi dengan Chila. Jadilah posisi duduk Ethan di apit oleh wanita yang dia sukai serta calon tunangannya.
"Kak, bisa tolong ambilkan aku chili powdernya" ucap Chila pada Ethan.
Ethan menganggukkan kepala dan mengambilkan apa yang Chila inginkan.
"Chila, jangan makan yang pedas-pedas dulu!" tegur Clara pada adiknya.
"Sedikit saja kak" bujuk Chila.
"Clara, kenapa kamu selalu saja melarang adikmu ini dan itu, makan pedas sesekali tidak apa-apa" tegur Ethan pelan. Dia tidak ingin anggota keluarga lain mendengar berdebatan mereka.
Clara hanya bisa menghela nafas berat. Selalu saja dimata Ethan dia selalu salah.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments