Pagi telah tiba, Ethan telah siap dengan koper bawannya. Setelah sarapan dia akan kembali ke tanah air.
"Ethan, titip untuk tante Vania ya" ucap Clara sambil menyerahkan paperbag pada Ethan.
Malas-malas Ethan menerima titipan tersebut.
"Hati-hati ya " ucap Clara melepas kepulangan Ethan.
"Kamu yakin tidak pulang?" tanya Ethan memastikan.
Clara pun menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah, jaga diri baik-baik" ucap Ethan sebelum meninggalkan apartemennya.
...
Vania dan Brin sudah menunggu kedatangan putra tunggal mereka di bandara. Senyum Vania langsung merekah ketika melihat Ethan menghampirinya sambil menyeret koper miliknya.
Vania berlari kecil lalu memeluk putranya. Rindu sekali rasanya berpisah selama beberapa bulan dengan putra satu satunya itu.
"Tambah tembeb pipi anak Mama, Kamu makannya banyak ya?" ucap Vania sambil mencubit gemas pipi anaknya.
"Aw... Sakit Ma" rengek Ethan.
"Gimana gak tambah berisi dia kalau Clara masakin setiap hari" Brin yang menjawab.
Mendengar nama Clara mengingatkan Ethan pada titipan gadis jutek tersebut.
"Oh iya, ini titipan Clara Ma" ucap Ethan sambil menyerahkan paper bag yang kemarin Clara titipkan.
"Wah apa ini?" tanya Vania penasaran.
Ethan pun menggidikkan bahu tanda tidak tau menau.
...
Ethan baru saja bangun tidur karena mengalami sedikit jedlag. Dia turun dari kamarnya menuju meja makan. Seharian tidur ternyata membuat dia begitu lapar.
Asisten rumah tangga membuatkan Ethan nasi goreng karena memang belum waktunya makan malam. Ethan request nasi goreng dengan banyak bawang goreng dan tambahan acar.
Begitu nasi gorengnya siap, Ethan sudah tidak sabar untuk menyantap nasi gorengnya. Begitu suapan itu masuk ke dalam mulutnya, semangat makan Ethan langsung hilang.
"Terbiasa makan masakan si jutek jadi tidak enak masakan yang lain" gumam Ethan pelan.
Nasfu makan Ethan seketika lenyap entah kemana.
Tapi begitu melihat cookies dengan taburan chocochip di dalam toples yang sudah habis setengahnya, Ethan langsung membuka toples itu dan mencoba isinya. Ethan yakin cookies itu adalah buatan Clara.
"Enak banget" ucap Ethan saat sisa cookies itu sudah habis dia makan.
Vania yang baru keluar dari kamarnya agak sedikit syok karena kue yang sengaja dia sisakan malah habis dimakan putranya.
"Ethan....kok dihabisin?" gerutu Vania.
Ethan hanya cengengesan saja.
"Kan laper ma" jawabnya.
"Kalau lapar ya nasi gorengnya dimakan, kenapa cookies mama kamu habisin" protes Vania pula.
Ethan nyengir hingga menampilkan deretan gigi putihnya. Tidak mungkin dia mengatakan kalau merindukan masakan Clara. Bisa-bisa Mamanya akan heboh dan semakin giat menjodohkan dirinya dengan Clara.
"Itu titipan Clara tau gak sih!" Vania begitu gemas dengan putranya.
"Maaf Ma, Aku gak tau itu titipan Clara" ucap Ethan berbohong.
Vania kembali menggerutu.
Dia lalu menarik kursi dan duduk di depan putranya.
"Kenapa nasi gorengnya tidak dimakan?" tanya Vania yang merasa keheranan dengan sikap putranya.
"Tiba-tiba mual pengen yang manis, lihat kue nganggur ya aku makan" jawab Ethan lagi-lagi berbohong.
Ckckck
Vania kembali berdecak.
"By the way Clara sendiri disana?" tanya Vania yang teringat dengan Clara.
Ethan menganggukkan kepala sambil berusaha memasukkan nasi goreng ke mulutnya.
"Kamu gak ajakin dia pulang bareng?" tanya Vania pula.
Bersusah payah Ethan menelan nasi goreng buatan asisten rumah tangganya lalu menjawab pertanyaan Vania.
"Aku tanya apa dia tidak pulang terus dia jawab nanti saja saat lulus sekalian" jawab Ethan apa adanya.
Vania nampak menghela nafas berat.
"Ya sudah habiskan makanannya" ucap Vania kemudian meninggalkan anaknya yang terlihat jelas kalau dia tidak menikmati makanannya.
....
Clara duduk menghadap jendela. Langit malam yang diselimuti awan hitam sudah memenuhi kota tempat tinggal Clara saat ini. Salju sudah memenuhi sepanjang jalan.
Clara sedang menikmati kesendiriannya saat ini.
Ma...Apa benar aku bukan anak papa?.
Kenapa setelah Mama pergi Papa berubah?
Papa tidak sayang aku lagi.
Bahkan sudah berbulan-bulan papa tidak pernah menanyakan kabarku.
Apa papa sangat benci padaku ma?
Di depan semua orang Clara berusaha keras terlihat kuat tapi ada kalanya dia sangatlah rapuh.
Saat itu juga ponselnya berbunyi. Video call masuk dari Arlan.
Arlan melambaikan tangannya saat Clara sudah mengangkat panggilan tersebut.
"Kamu sudah makan?" pertanyaan pertama yang Arland ajukan.
Clara pun menganggukkan kepalanya.
"Kemarin Om Gavin dan Chila ikut menjemput. Mereka kira kamu pulang bersama. Kamu tidak menghubungi mereka?" tanya Arlan walau dia sudah tau jawabannya. Kemarin setiba di tanah air Arlan begitu sibuk hingga belum sempat menghubungi Clara.
Clara menggeleng sebagai jawaban.
"Papa juga tidak pernah berusaha menghubungi aku" jawab Clara datar.
"Om Gavin kan sibuk, cobalah sesekali beri kabar Papa dan Adikmu" bujuk Arlan pula.
Clara menganggukkan kepalanya walau sejujurnya dia enggan melakukannya.
"Besok aku juga diminta nemenin Chila ke pesta ulang tahun temannya. Kalau tidak sama Aku Om Gavin tidak kasih ijin" ucap Arlan memberitahu.
"Tumben papa gak ngasih ijin padanya. Biasanya apa-apa selalu dituruti." ucap Clara menimpali.
"Mungkin karena acaranya di club" ucap Arlan.
"Astaga, kenapa dia harus datang ke acara seperti itu?" gerutu Clara kesal.
"Lama-lama dia bisa terjerumus pergaulan bebas" lanjut Clara yang begitu kesal pada polah adiknya.
"Makanya sekarang Om Gavin sangat membatasi kegiatan Chila, Chila sempat curhat sama aku kalau dia dipaksa putus dari pacarnya" .
"Ohh...baguslah kalau Papa sudah bisa tegas dengan Chila" ucap Clara merasa lega.
Setidaknya hal yang selama ini selalu dia lakukan bisa digantikan Ayahnya.
"Kamu jangan selalu berpikiran buruk tentang Papamu. Aku yakin Om Gavin sangat menyayangi mu Clara. Apalagi kamu begitu mirip dengan Mamamu. Papamu kan begitu mencintai Mamamu" Arlan berusaha meluluhkan hati Clara agar tidak terlalu berpikiran buruk tentang Papanya sendiri.
"Entahlah Ar, Aku tidak bisa percaya kalau Papa memang menyayangiku" ucap Clara dengan tersenyum getir.
"Ayo pulang, untuk apa kamu disana?" Arlan terus membujuk Clara untuk pulang dan berlibur di tanah air.
Clara menggeleng dengan tegas.
"Aku betah disini Ar. Sendiri itu ternyata menyenangkan" ucap Clara dengan tersenyum tipis.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments