Pulang

"Aku pulang" ucap Ethan saat baru tiba di apartemennya. Tapi dia dibuat keheranan karena Clara terlihat menarik koper keluar dari kamarnya.

"Kamu mau kemana?" tanya Ethan terheran.

"Pulang" jawab Clara yang terlihat begitu terburu-buru.

"What??? Kamu bercanda? 5 hari lagi kuliah sudah dimulai lho" ucap Ethan yang sangat tidak percaya dengan apa yang di dengarnya saat ini.

"Aku hanya pulang sehari saja" jawab Clara apa adanya.

"What???" Ethan makin keheranan saja.

"Aku pergi dulu ya" ucap Clara yang tidak mempedulikan keterkejutan Ethan.

Aneh !!!

Ethan lalu menarik kopernya ke dalam kamar. Tak lupa membanding pintu tersebut seperti biasa.

"Padahal sengaja datangnya dipercepat biar bisa makan masakan dia tapi dianya malah pulang" gerutu Ethan kesal.

Ethan rebahkan dirinya di kasur miliknya. Warna spreinya berubah dari terakhir kali dia tinggalkan.

Setidaknya ada sesuatu yang bisa dibanggakan dari yang si jutek punya. Dia cukup pintar membuat rumah nyaman dan bersih.

"Oh iya, Arlan kenapa belum kesini ya?" ucap Ethan sambil mencari dimana ponselnya berada.

Setelah ponsel itu dia temukan dia langsung saja menghubungi Arlan tidak peduli di tanah air sekarang jam berapa.

Beberapa kali Ethan berusaha menghubungi Arlan tapi tidak ada jawaban.

"Tidak seperti biasanya" gumam Ethan pelan.

...

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Ethan yang baru saja selesai mandi rencananya akan makan di luar. Bila biasanya dia hanya makan masakan Clara bila berada disini, sekarang dengan terpaksa dia akan makan masakan yang ada di restoran yang letakknya tidak jauh dari gedung apartemennya.

Tapi sebelum keluar, Ethan ke dapur untuk minum air. Tenggorokannya terasa kering.

Saat membuka lemari pendingin dia melihat beranekaragam makanan yang bisa dia hangatkan di microwave. Mata Ethan langsung berbinar. Tidak jadi dia pergi keluar. Dengan senyum merekah dia mulai menghangatkan makanan tersebut.

Setelah makanan siap, Ethan membawa makanan tersebut ke meja makan dan mulai menyantapnya. Saat satu suapan masuk ke mulutnya senyum Ethan semakin cerah saja.

"Perfecto" gumamnya lalu kembali melanjutkan kegiatan makannya hingga tak bersisa.

Dua hari kemudian, Clara dan Arlan datang bersama. Ethan yang saat itu sedang menonton TV menatap heran pada keduanya.

Bila dulu Arlan akan begitu perhatian pada Clara tapi kini sudah tidak lagi. Clara pun sepertinya enggan berbicara dengan Arlan.

"Ada apa dengan mereka berdua?" gumam Ethan terheran.

"Kalian sudah pulang?" tanya Ethan karena keduanya terlihat membisu.

Clara dan Arlan pun kompak menganggukkan kepalanya dan menuju kamar masing-masing.

Aneh!

Ethan pun memilih tidak ikut campur dengan urusan keduanya.

Keesokan harinya saat sarapan di meja makan, baik Arlan maupun Clara masih sama-sama diam. Hanya suara Ethan yang terdengar di ruang makan tersebut.

Mulut Ethan rasanya gatal tidak menanyakan pada kedua temannya itu.

"Kalian marahan?" tanya Ethan kemudian.

Sontak saja Clara dan Arlan menghentikan sejenak acara makannya kemudian menggeleng sebagai jawaban.

Ethan adalah tipe orang yang tidak suka memakasa. Bila dia sudah bertanya dan dijawab seadanya maka dia tidak akan menanyakannya lagi.

Hari demi hari pun berlalu. Sudah hampir delapan bulan sejak perubahan sikap antara Arlan dan juga Clara.

Mereka sudah berteman seperti sedia kala kembali tapi Arlan tidak lagi menunjukkan perhatiannya pada Clara walau Ethan sangat yakin kalau Arlan sangat bersusah payah untuk itu.

Pagi-pagi sekali tidak di jam libur, Arlan kembali ke tanah air.

"Apa ada sesuatu?" tanya Ethan lagi-lagi terheran. Arlan sengaja mengambil cuti khususnya agar bisa pulang.

"Tidak, aku hanya ada urusan keluarga. Aku pamit ya" ucap Arlan yang hanya membawa tas ranselnya saja.

Ethan menganggukkan kepalanya.

"Iya hati-hati" ucap Ethan melepas kepulangan sahabatnya.

"Aku pergi Clara" ucap Arlan berpamitan pada Clara.

"Iya hati-hati. Nanti kabari ya" ucap Clara sambil tersenyum.

Arlan menganggukkan kepalanya lalu keluar dari apartemen mereka.

"Memangnya Arlan ada urusan apa?" tanya Ethan pada Clara.

Clara pun menggidikkan bahu tanda tidak tau menau.

"Bukannya kamu sahabat baiknya?" jawab Clara dengan pertanyaan. "Kalau kamu saja tidak tau apalagi aku".

Ethan mendengus sebal mendengar jawaban Clara.

Dasar gadis jutek!!! Tinggal jawab tidak tau aja pakai merembet kemana-mana !!!

Clara menunduk sambil mengulum senyum melihat expresi Ethan yang begitu kesal tapi tidak mau membalas ucapanya.

Lucunya!!!

...

Clara, Ethan dan Arlan sudah menginjakkan kaki di tanah air. Ketiganya sudah menyandang gelar master of management di belakang nama mereka.

Ketiganya sudah dijemput orang tua masing-masing. Ethan celingak celinguk mencari sosok yang sudah dia rindukan. Chila adik Clara tidak terlihat ikut menjemput kakaknya kali ini.

Padahal Ethan ingin sekali melihat sosok Chila yang sekarang.

"Cari siapa?" tanya Arlan yang saat ini berjalan paling belakang bersama Ethan.

"Chila" jawab Ethan jujur.

"Oh... Kamu beneran naksir Chila?" tanya Arlan penasaran. Arlan kira Ethan hanya kagum semata.

"Entahlah" jawab Ethan yang sebenarnya pun masih bingung.

Arlan hanya geleng-geleng kepala kemudian merangkul pundak Ethan untuk keluar dari bandara.

Sebelum pulang ke rumah masing-masing ketiga keluarga itu seperti biasa mampir ke restoran langganan mereka.

"Mulai minggu depan kalian sudah bisa kerja kan di perusahaan?" tanya Brin pada Clara, Ethan dan Arlan. Ketiganya pun kompak menganggukkan kepala.

"Kalian harus kompak, tidak boleh ada yang merasa paling pintar. Intinya dalam perusahaan itu adalah kerjasama" nasehat Mandey.

"Apalagi kamu Ar, kamu harus sungguh-sungguh" tegas Mandey.

"Iya pa" jawab Arlan sambil menunduk.

Arlan saja diberikan wejangan begitu, apalagi aku. Ucap Ethan dalam hati. Secara diantara ketiganya Ethan lah yang paling suka main-main.

Jabatan ketiganya di anak perusahaan yang sudah dibangun beberapa tahun silam pun bukan main-main.

Perusahaan ini bukanlah perusahaan besar. Mereka hanya memiliki kurang lebih 30 karyawan di kantor tersebut. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pembuatan iklan. Tugas ketiganyalah sekarang untuk membuat perusahaan itu bisa berkembang.

Bersambung...

Episodes
1 Gadis Kasar
2 Selalu Saja
3 Terpesona
4 Iri
5 Jangan Dimakan
6 Sendiri
7 Pulang
8 Kedatangan Chila
9 Dijodohkan
10 Tidak Usah Berpura-pura
11 Tidak pernah akur
12 Selalu Salah
13 Tidak Sengaja
14 Mengganti Peran
15 Cemburu?
16 Gantian
17 Tidak !!!!
18 Salah Paham
19 Salah Paham Part 2
20 Benci tapi Cinta
21 Berusaha Melupakan
22 Adu Mulut
23 Dipercepat
24 Resmi
25 Miris
26 Kecewa
27 Ada yang panas
28 Sekali Saja
29 Modus
30 Mama dan Papa Datang
31 Pelukan Hangat
32 Sejak Kapan?
33 Tidak Ada Tempat
34 Kecewa
35 Club Malam
36 Jangan Salahkan Clara
37 Sakit
38 Perhatian
39 Bunglon
40 Hadiah Dari Mama
41 Membuka Hati
42 Rencana Mama
43 Malu
44 Efek Samping
45 Cintai Aku
46 Boneka Papa
47 Clara yang dulu
48 Andai
49 Chila?
50 Salah Bicara
51 Maaf
52 Mengawasi
53 Rencana
54 Inseminasi
55 Suaminya?
56 Ternyata
57 Pindah
58 Berlebihan
59 Susah Tidur
60 Dua Kabar
61 I Love You
62 Aneh
63 Terlalu Percaya Diri
64 Hilang
65 Kabar
66 Tidak Mungkin
67 Belum Ditemukan
68 Halusinasi
69 Bercampur Darah
70 Pendarahan
71 Apa Kamu Mencintaiku?
72 Maafkan Aku
73 Ijinkan Aku
74 Pernah Mencintaimu
75 Aku mencintaimu
76 Cemburu
77 Sayang
78 Luka Batin
79 Veronica
80 Manja
81 Kencan
82 Tidak Akan Kemana-mana
83 Trauma
84 Maaf
85 Pesta
86 Promo
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Gadis Kasar
2
Selalu Saja
3
Terpesona
4
Iri
5
Jangan Dimakan
6
Sendiri
7
Pulang
8
Kedatangan Chila
9
Dijodohkan
10
Tidak Usah Berpura-pura
11
Tidak pernah akur
12
Selalu Salah
13
Tidak Sengaja
14
Mengganti Peran
15
Cemburu?
16
Gantian
17
Tidak !!!!
18
Salah Paham
19
Salah Paham Part 2
20
Benci tapi Cinta
21
Berusaha Melupakan
22
Adu Mulut
23
Dipercepat
24
Resmi
25
Miris
26
Kecewa
27
Ada yang panas
28
Sekali Saja
29
Modus
30
Mama dan Papa Datang
31
Pelukan Hangat
32
Sejak Kapan?
33
Tidak Ada Tempat
34
Kecewa
35
Club Malam
36
Jangan Salahkan Clara
37
Sakit
38
Perhatian
39
Bunglon
40
Hadiah Dari Mama
41
Membuka Hati
42
Rencana Mama
43
Malu
44
Efek Samping
45
Cintai Aku
46
Boneka Papa
47
Clara yang dulu
48
Andai
49
Chila?
50
Salah Bicara
51
Maaf
52
Mengawasi
53
Rencana
54
Inseminasi
55
Suaminya?
56
Ternyata
57
Pindah
58
Berlebihan
59
Susah Tidur
60
Dua Kabar
61
I Love You
62
Aneh
63
Terlalu Percaya Diri
64
Hilang
65
Kabar
66
Tidak Mungkin
67
Belum Ditemukan
68
Halusinasi
69
Bercampur Darah
70
Pendarahan
71
Apa Kamu Mencintaiku?
72
Maafkan Aku
73
Ijinkan Aku
74
Pernah Mencintaimu
75
Aku mencintaimu
76
Cemburu
77
Sayang
78
Luka Batin
79
Veronica
80
Manja
81
Kencan
82
Tidak Akan Kemana-mana
83
Trauma
84
Maaf
85
Pesta
86
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!