Setelah kepulangan Ethan, Clara duduk termenung di balkon kamarnya. Dia manatap langit yang sudah berubah gelap itu.
Kenapa rasanya sakit padahal aku pun yakin belum memiliki perasaan apapun padanya?.
Apa ini semata hanya karena ego? Karena aku selalu merasa kalah?.
Satu-satunya cara agar aku bisa ikhlas hanya dengan belajar menerima apa yang sudah terlanjur terjadi.
Apakah aku harus menerima perjodohan ini? Sedangkan hati dia untuk Chila.
Walau dia dan Chila tidak mungkin bersama apa aku bisa melihat tatapan Ethan yang begitu dalam pada Chila?
Tunggu... Tidak mungkin kan aku cemburu?
Tuhan...Aku mohon jangan biarkan aku jatuh cinta pada pria yang jelas-jelas tidak mencintaiku.
Berilah sekali saja kebahagiaan untukku.
Aku ingin merasakan apa yang namanya bahagia.
Ingin merasakan rasanya saling mencintai.
Aku mohon Tuhan ijinkan aku bahagia, aku ingin sekali menjadi wanita yang disayangi, dilindungi dan dicintai.
...
Saat Ethan sampai dirumahnya, acara ulang tahun Vania telah usai. Masih ada beberapa keluarga yang terlihat mengobrol di ruang tamu.
"Ethan..." panggilan Wanda, Oma dari Ethan menghentikan langkah Ethan yang hendak masuk ke dalam kamarnya.
"Iya oma?" sahut Ethan mendekati omanya.
Wanda menepuk sisi kosong disebelah tempat duduknya, meminta Ethan untuk duduk disana.
Ethan menurut, dia duduk di sebelah Omanya. Wanda adalah orang yang tidak suka basa basi, bila Wanda sudah sampai memanggilnua berarti ada sesuatu hal penting yang ingin disampaikan.
"Kamu tau perasaan perempuan itu sangat sensitif?" tanya Oma sambil tersenyum tipis.
"Iya Oma" jawab Ethan yang sudah sangat paham apa yang ingin Omanya katakan.
"Kenapa kamu mendorong calon tunanganmu dan memberikan kursi pada perempuan lain?" tanya Oma pula.
"Aku tidak sengaja Oma. Aku berani bersumpah" ucap Ethan sungguh-sungguh.
"Kesabaran wanita itu setipis tisu lho Ethan!" seru Oma pula.
Ethan hanya bisa menunduk. Mungkin bila posisinya di rubah dengan Ethan yang didorong Clara demi melindungi Arlan, Ethan akan lebih parah dari Clara saat ini.
"Melihat Clara tadi masih bisa tersenyum, Oma jadi curiga apa kamu selalu memperlakulan Clara seperti ini?" tebak Wanda pula.
"Tentu saja tidak Oma, setelah Papa Gavin memberitahuku tentang perjodohan kami, Aku sudah siap Oma untuk menjaga Clara. Aku tidak akan menyakitinya" jawab Ethan tegas.
Walau aku tidak mencintainya. Lanjutnya dalam hati.
"Bagus, sebagai pria sejati memang harus begitu" ucap Wanda sambil menepuk pundak Gavin.
"Kamu juga harus sabar, lihat itu pacarnya Gabriella. Dia sangat sabar. Gabriella mengirimkan dua foto kartun dan pacarnya harus memilih salah satunya. Gabriella sudah menandai salah satunya adalah dia dan satunya lagi ceritanya adalah mantan pacar Vino (Pacar gabriella). Bila Vino salah memilih maka Gabriella akan ngambek tidak jelas. Itu jelas hanya guyonan tidak jelas semata tapi dia ngambeknya luar biasa sampai memblokir nomor Vino. Seperti itulah wanita Ethan, dia bisa marah untuk hal random dan tidak jelas. Kadang-kadang juga sengaja mencari kesalahan laki-laki agar bisa bertengkar. Bersyukur kamu kalau Clara bukan gadis yang kekanak-kanakan seperti Gabriella." ucap Wanda panjang lebar.
Ethan pun membenarkan semua perkataan Omanya. Memang wanita seribet itu, bisa marah untuk hal-hal yang tidak jelas. Menuntut peka tanpa memberi tahu. Bila marah dan ditanya selalu bilang tidak apa-apa padahal ada apa-apa. Setiap diajak makan jawabannya selalu terserah padahal sebenarnya dia sudah mempunyai pilihan mau makan apa.
"Kamu harus bisa lebih memahami dan belajar sabar. Jangan terus-terusan bermain ego. Apalagi Oma tau kamu itu tidak pernah mau kalah. Cobalah lebih menghargai Clara. Oma yakin kalau kalian berdua berusaha saling menerima semuanya akan indah. Dimana lagi kamu dapat wanita secantik Clara? Nanti kamu menyesal kalau ada yang nikung dari belakang" goda sang oma.
Ethan hanya tersenyum kikuk saja.
Bisakah aku mencintai Clara?.
...
Ethan menjemput Clara lebih pagi dari biasanya. Hal itu karena dia sangat tau sifat Clara. Clara bisa saja bersiap lebih dulu agar tidak pergi bersama Ethan. Dan benar saja, saat Ethan tiba di apartemen Clara, saat itu Clara sudah siap dan sedang menikmati sarapannya.
Terlihat sekali kalau Clara begitu kesal melihat kedatangan Ethan.
Ethan menarik kursi dan duduk tepat di depan Clara. Dengan percaya diri dia mengambil roti gandum dan mengolesinya dengan selai kacang.
Dia juga menuangkan air putih ke dalam gelasnya. Mereka sarapan tanpa ada yang berucap satu patah katapun tapi percayalah tidak ada kecanggungan sama sekali diantara keduanya.
Selesai sarapan mereka pun langsuny menuju ke kantor. Sama seperti tadi, tidak ada obrolan apapun diantara keduanya. Mereka hanya menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi.
Tak lama kemudian mereka pun tiba di perusahaan. Rupanya Benny pagi-pagi sekali sudah menunggu kedatangan mereka. Benny ingin merubah sedikit konsep iklannya.
"Bagian mana pak yang mau dirubah?" Arlan yang bertanya.
"Cuma ingin menggantikan castnya saja" jawab Ben tersenyum.
Clara langsung menghela nafas lega. Dia kira Benny akan merubah konsep yang sudah dia rancang dengan baik.
"Aku ingin memperkenalkan diri sebagai pemilik perusahaan, jadinya aku yang menjadi pemerannya" jawab Ben kembali tersenyum.
"Wah bagus itu pak. Lalu pemain wanitanya bapak ada usul?" ucap Arlan menimpali.
"Aku ingin tetap Bu Clara yang menjadi pemeran wanitanya" jawab Benny lagi-lagi tersenyum.
Bukan hanya Clara yang terkejut, tapi Ethan juga. Ethan semakin yakin kalau Benny sengaja mengganti dirinya agar bisa dekat dengan Clara. Mengingat konsep iklan tersebut adalah sepasang suami istri yang masak bersama.
Sialan! Batin Ethan tak terima.
Apa coba maksudnya si Beno Beni ini?
"Anda tidak keberatan kan Pak?" tanya Benny pada Ethan. Dia bisa melihat tatapan tak suka dari Ethan.
Arlan pun melihat ke arah Ethan yang nampak membeku.
"Tentu saja saya tidak keberatan" jawab Ethan memaksakan tersenyum.
"Baguslah, menurut saya konsep pemeran wanita yang ada di iklan itu sudah sangat cocok dengan Bu Clara dan sesuai rencana awal saya ingin wajah baru dalam iklan saya" ucap Benny pula.
"Ada lagi pak yang ingin diperbaharui?" tanya Clara yang dari tadi hanya mendengarkan saja.
"Saya rasa sudah cukup. Kapan rencana shooting akan dimulai?" ucap Benny terdengar antusias.
"Jika tidak ada perubahan , dua hari lagi sudah bisa kita mulai proses shootinynya" ucap Clara.
"Good, saya tunggu jadwal pastinya" sahut Benny pula.
Selepas kepergian Benny, Arlan menghampiri Clara.
"Tidak ada ciuman kan di iklan tersebut?" tanya Arlan pada Clara.
Mendengar kata ciuman membuat Ethan membulatkan matanya?.
Jadi ini alasan si Beno Beni itu? Gumamnya dalam hati.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments