Tergoda Tuan Muda Tampan
Hari sudah senja, matahari juga mulai terbenam. Semua yang bekerja sudah selesai dan pulang.
Kecuali Sarah yang masih berkutat dengan pekerjaannya.
Wanita yang sekarang berusia 35 tahun ini, masih giat bekerja.
Dia bekerja di sebuah restoran yang letaknya di pusat kota. Dengan lincah tangan dan kakinya bekerja membersihkan mangkuk , piring , gelas dan kursi setelah ditinggalkan oleh pengunjung restoran.
Sarah bekerja keras hanya untuk menghidupi dirinya dan suaminya yang malas. Tian nama suaminya.
Kenapa dibilang malas? Karena punya suami, kerjaannya hanya tiduran dan pergi bermain judi. Tian tak pernah mau bekerja, walaupun sekarang dia adalah kepala keluarga yang seharusnya bekerja untuk membiayai keluarga kecilnya.
Justru Sarah yang dituntut untuk bekerja, tak boleh sekalipun libur apalagi keluar dari tempatnya bekerja sekarang.
Kalau Sarah tidak bekerja, pasti akan disiksa oleh suaminya. Terkadang, Sarah juga lelah dengan keadaannya yang sekarang.
Kalau bisa kembali ke masa di mana dia masih bisa bebas, tanpa beban suami yang malas. Dan mungkin saja, dia bisa mendapatkan suami yang lebih baik dari yang sekarang.
Namun, semua sudah terlanjur. Dia merasa sudah tertipu dengan suaminya itu. Saat baru pertama kalinya bertemu, Tian sangatlah sopan, baik dan mungkin bisa dibilang seperti pahlawan bagi Sarah.
Sarah setiap hari dijemput, saat pulang dari resto. Walaupun hanya berjalan kaki berdua, namun semua itu sungguh membuatnya bahagia.
Sarah yang dari kecil tak pernah merasakan kasih sayang orang tua, saat ada lelaki yang memberinya perhatian dan kasih sayang, pastinya sangat membuatnya bahagia.
Orang tua Sarah sudah meninggal saat dia masih berumur 5 tahun. Dan Sarah dititipkan oleh tetangganya di Panti Asuhan Ibu, karena mereka kasian melihat Sarah yang hidup sebatangkara.
Anak anak yang tinggal di Panti Asuhan Ibu, di sekolahkan oleh pemilik Panti, sampai lulus SMP. Karena, pemilik Panti tiba tiba sakit dan meninggal sebelum mereka melanjutkan ke jenjang sekolah selanjutnya.
Setelah Sarah tinggal selama 20 tahun di Panti, akhirnya Sarah mencari pekerjaan dan tidak tinggal di Panti lagi. Dia sudah besar, sudah bisa memilih jalan hidupnya sendiri. Sarah hanya lulusan SMP dan tak punya ketrampilan apapun.
Namun, ada pemilik resto yang sangat baik hati, yang mau memperkerjakan dia. Padahal, saat itu resto masih sangat sepi pengunjung. Tetapi, Bu Tika pemilik toko itu tetap percaya, bahwa dengan menerima Sarah, akan menjadi berkah bagi restonya.
Dan benar saja, setelah Sarah bekerja di resto selama 2 bulan, resto Bu Tika menjadi sangat ramai pengunjung. Entah Sarah itu jimat keberuntungan atau memang sudah takdir Tuhan resto Bu Tika ramai.
Itu semua tak jadi masalah, yang terpenting mereka bisa menghasilkan uang untuk tetap menjalani kehidupan ini. Selama 10 tahun Sarah bekerja di resto Bu Tika. Walaupun gaji kecil, namun pekerjaan itu membuatnya bahagia.
Dan pada suatu hari, bertemulah Sarah dan Tian di sebuah gang buntu. Sarah yang saat itu sedang mencari rumah pelangggan, yang memesan makanan lewat online. Dia menyasar sampai gang buntu, dan Tian yang kebetulan lewat di situ, langsung menolong Sarah yang sedang kebingungan.
Setelah itu mereka berkenalan, karena Sarah punya hati yang baik, dia selalu tahu kapan harus membalas budi pada orang yang sudah membantunya. Pada akhirnya, mereka berteman dan tak lama kemudian, Tian menyatakan cintanya pada Sarah. Mereka pun menjalin kasih selama 2 tahun.
Singkatnya, pada Bulan kelahiran Sarah, yaitu Bulan September. Tian melamar Sarah dan mengajaknya menikah untuk hidup bersama, bahagia bersama selamanya.
Tak menunggu waktu lama, akhirnya mereka melangsukan pernikahan. Pernikahan sederhana, yang hanya dihadiri orang orang terdekat saja.
Kemudian, setelah menikah Sarah ikut pindah ke rumah Tian yang dia tinggali bersama sekarang.
“Sarah, sudah malam ini. Pulanglah..Nanti suamimu mencari.”
Suara Bu Tika membuyarkan lamunan Sarah tentang masa lalunya.
“Iya, Bu..Sebentar lagi saya selesai, dan saya akan segera pulang.” Tangan dan kakinya masih sibuk dengan pekerjaannya.
Padahal, kalau boleh memilih. Sarah lebih memilih tinggal di resto, daripada harus pulang kerumah dan bertemu dengan suaminya itu.
Setelah beberapa saat, akhirnya pekerjaan Sarah selesai.
“Bu, saya sudah selesai. Saya pulang dulu ya.”
Dengan rasa malasnya, Sarah melangkahkan kaki keluar resto.
Hari sudah semakin malam, angin berhembus disela sela telinga Sarah. Hanya rasa dingin yang dia rasakan saat ini.
Dengan sisa tenaganya, dia berjalan menyusuri trotoar. Jarak rumah dan resto lumayan jauh.
Tetapi dengan berjalan kaki, Sarah akan lebih bisa berhemat pengeluarannya.
Tak dirasakannya kakinya yang sakit, karena berjalan setiap hari, bekerja setiap hari. Yang penting tak berada di rumah, itu sudah membuat Sarah lebih tenang.
Dari kejauhan terlihat ada sesosok pria berbadan tinggi menghampiri Sarah.
“Mana uang!!! Aku mau pergi dengan teman teman.”
“Apa kau juga bawa makanan? Aku sudah sangat lapar.”
Sesosok pria itu adalah suaminya. Yang setiap hari kerjaannya hanya meminta uang ke Sarah.
“Aku tak punya uang. Kemarin kan aku udah kasih uang ke kamu.”
Tanpa melihat suaminya, Sarah melanjutkan langkah kakinya memasuki gang kecil menuju rumahnya.
Praankkk..
Suara barang yang dibanting. Sarah sudah terbiasa dengan suara gaduh seperti itu.
Setiap kali Sarah tak memberinya uang, pasti suaminya itu membanting barang yang ada di rumahnya.
Lama kelamaan barang yang di rumah habis semua dibanting suaminya.
Sarah masuk ke kamar dan hanya duduk terdiam di dalam kamar. Melihat langit malam sembari menangis tanpa suara.
Karena, hatinya sudah terlalu sakit. Sakit yang tak bisa terobati dengan apapun.
Dada Sarah terasa sangat sesak, karena hanya bisa menahan amarahnya.
“Aku udah gak kuat ya tuhan.” Ucapnya lirih dengan meneteskan airmatanya.
“Kapan semua penderitaan ini berkahir, jika aku dikasih kesempatan yang kedua. Aku tidak akan mengenal pria brengsek itu. Aku sunggu menyesal sudah menikah dengannya Tuhan.”
Airmata Sarah menetes tanpa henti. Hanya itu yang bisa membuat hati Sarah sedikit terobati.
“Sarah..Keluar kau!!. Aku minta uang, Sarah. Sarah buka pintunya!!”
Sarah menutup telinga dengan kedua tangannya. Supaya dia tak mendengar teriakan yang membosankan itu.
Setelah diabaikan, akhirnya Tian berhenti untuk berteriak meminta uang.
Karena semalaman Sarah menangis, sampai dia ketiduran, dia pun lupa untuk makan malam. Pagi harinya sakit maag Sarah kambuh. Perutnya sangat sakit dan kepalanya juga pusing.
Dengan sekuat tenaga, Sarah menahan sakitnya untuk menyiapkan sarapan di rumah.
“Mana uang!! Sebelum aku berlaku kasar terhadap mu, cepatlah beri aku uang, Sarah!!” Tagih pria itu.
Masih sepagi ini suaminya sudah meminta uang padanya. Serasa dia lah yang punya hutang sama pria itu.
“Ini masih pagi, tolong jangan buat keributan pagi pagi. Sarapan saja dulu, setelah itu kamu cari kerja sana, jangan hanya bisa minta uang sama aku. Selama ini kan hanya aku yang bekerja, sekarang giliran kamu membantuku mencari uang."
Sarah memberitahu suaminya dengan keberanian. Sudah lama Sarah memendam kata kata itu.
Rasanya, kalau bisa Sarah ingin sekali menendang suaminya itu keluar dari rumah dan tak perlu kembali lagi.
“Tak usah ceramah kau. Aku hanya ingin uang, cepat kasih aku uang!!” Mata Tian melotot pada Sarah.
Tak perlu berlama lama berada di rumah dengan pria brengsek itu.
Tanpa berkata lagi, Sarah mengeluarkan uang dari tasnya dan melemparkannya di depan piring suaminya.
Dengan perasaan yang kesal, Sarah pergi meninggalkan suaminya yang sedang menikmati sarapannya.
Bruukkk!!
Sarah membanting pintu saat keluar rumah.
“Sialan!!..dasar pria brengsek, tak tahu malu!! Mati saja kau, biar aku tak bisa lihat kau lagi setiap hari!!” Umpatnya dengan tangan mengepal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Berbieliza
jhat banget, mampir thor
2023-05-18
0
sil
si tian yang tidak tau diri...
2023-05-09
0
Nuranita
Jahat banget suaminya Sarah 😡
2023-03-24
2