I Am The Queen!
"Nat!" seru Kimberly mengejar kakaknya.
"Hati-hati sayang!' peringat ibu panti.
Segerombolan anak tengah bermain di bukit. Metha mengawasi semua anak asuhnya yang tengah bermain.
Tentu saja semua anak senang. Ini pertama kalinya mereka keluar dari gedung tua yang menjadi tempat perlindungan mereka.
"Ayo jangan berlarian dekat tebing!' peringat sang ketua yayasan.
"Natasha ... jangan ke sana Nak!" peringatnya lagi.
"Sudah Bu, jangan terlalu khawatir. Mereka sudah besar!" Julie menahan ketua mereka.
Akhirnya semua pengurus anak-anak membiarkan. Natasha paling besar di sana. Gadis itu berusia delapan belas tahun. Ia memang sangat ceria dan juga pintar.
Gadis itu tinggal di panti semenjak usia sepuluh tahun. Ibunya sendiri yang menitipkan di sana. Hingga sebesar ini, sang ibu tak pernah kembali.
"Nat, aku membencimu!" teriak Kim kesal.
"Maaf, aku tak sengaja!' ujar Natasha yang memang tak sengaja.
Kim terjatuh akibat mengejarnya. Ia memang selalu tak menyukai Natasha yang lebih unggul darinya.
"Kim, kau jatuh sendiri kok," ujar Natasha.
Kim menepis tangan Natasha yang hendak membantunya berdiri. Kim menatap tajam Natasha.
"Aku berharap kau tidak pernah muncul di hadapanku Nat!' desis Kim.
Natasha terdiam. Dari seluruh kawan panti. Hanya Kim yang tidak menyukainya. Kim selalu merasa jika Natasha di anak emaskan.
'Kim," panggil Natasha sedih.
Kim berlari, kali ini Natasha yang mengejarnya. Kim sengaja berlari ke arah atas bukit. Beberapa pengurus panti memperingatkan mereka.
"Kim jangan ke sana!" teriak Natasha.
Kim nyaris tergelincir, Natasha melompat. Ia menarik tangan teman pantinya itu. Kim malah menarik keras tangan Nat dan malah bergantian Nat yang jatuh ke bawah.
Semua pengurus panti berteriak begitu juga anak-anak lainnya. Hanya Kim yang menyeringai puas.
Nat masih dapat melihat seringai teman satu kamarnya itu. Gadis itu menutup mata, menunggu tubuhnya hancur terhempas ke dasar jurang.
Gelap! Dingin!
Byur!
"Haappp!'
Natasha terkejut, wajah dan seluruh tubuhnya basah semua. Lalu terdengar kehebohan banyak orang. Netranya mengerjap lalu memindai satu persatu manusia di sana.
"Bagaimana? Apa dia masih hidup?" tanya salah satu wanita yang berpakaian aneh menurut Natasha.
Salah satu maid mendekati gadis yang baru saja mereka siram. Ia menjulurkan tangannya ke ara hidung Natasha. Gadis itu melihat tangan menjulur lalu ...
"Aaawww!" teriak maid itu karena Natasha mengigit jari telunjuknya.
"Lepaskan anak sialan!" makinya kasar.
"Apa yang kalian lakukan!' sebuah suara yang membuat semua maid menunduk takut.
Natasha melepas gigitannya. Maid yang digigit lalu pergi menjauh dengan kepala tertunduk.
Natasha mencoba bangkit. Tetapi, tubuhnya merasa lemas dan tak ada tenaga. Sosok pria berpakaian serba merah dengan rambut panjang warna keemasan diikat klimis.
"Kalian apakan putri raja?" tanyanya malas.
Sebenarnya, pria itu juga malas dengan putri raja yang tak pernah dianggap ini. Tetapi jabatannya sebagai kepala tata istana. Perlakuan para maid pada putri raja akan membuatnya dihukum berat.
Natasha berdiri lagi, kakinya yang gemetaran membuat para maid menahan tawa.
"Ehem!'' peringat Oliver, semua maid diam menunduk.
"Silahkan bersihkan diri anda Tuan ... emm maksud saya Yang Mulai Tuan Putri!" ujar Oliver.
Semua maid menunduk, mereka yakin jika gadis yang baru saja mereka perundung mengadu pada pihak atasan istana.
"Apa kita akan mati jika Yang Mulia Vorlome tau?" bisik salah satu maid.
"Sudah ... jangan khawatir. Kan ada Yang Mulia Putri Brigitta. Beliau pasti memihak kita!' sahut lainnya lagi menenangkan.
Natasha susah payah untuk berjalan. Kakinya benar-benar gemetaran, ia menahan perih di perutnya.
"Yang Mulia?!' seru Faul Vorlome.
Makin pucatlah para maid. Brigitta tak akan bisa melawan Faul jika pria itu sudah ikut campur.
Faul langsung merengkuh tubuh Natasha, gadis itu belum sadar sepenuhnya jika ia sudah bertukar tubuh.
"Kau siapa?" tanyanya lalu pandangannya gelap.
"Yang Mulia!" pekik Faul panik.
Pria itu menggendong Natasha. Ia melarikan ke kamar. Tidak ada maid yang ikut membantu karena pasti mereka akan dihukum cambuk sebentar lagi.
"Kau mendorongnya terlalu keras tadi!" sahut salah satu menyalahkan rekannya.
"Hei ... kenapa cuma aku. Kau juga mendorongnya!' elak maid yang dituduh.
"Ah ... kalian semua mendorongnya. Bersiaplah hukum cambuk," ujar Oliver santai.
Pria berambut klimis itu pergi meninggalkan maid yang masih ribut.
Natasha kembali mengerjapkan matanya. Gadis itu merasakan empuknya kasur.
"Nyaman sekali,"
"Selamat sore Yang Mulia!' Natasha membuka matanya.
"Apa?"
"Bangun Yang Mulia!' perintah Faul.
Natasha perlahan menggerakkan badannya. Satu meja kecil berisi makanan terhidang di depannya.
"Makanlah Yang Mulia. Aku baru dapat kabar jika kau diperlukan sangat buruk di sini! Aku akan melaporkan ini pada petinggi istana!' ujarnya lagi.
Perut Natasha yang perih tak bisa makan banyak. Bukan itu yang mestinya dimakan yang sudah naik asam lambungnya.
"Kau malah ingin membunuhku dengan makanan sebanyak ini Tuan!" ujarnya sangat ketus.
Faul terdiam, pria itu tak pernah mendengar suara ketus dari mulut anak perempuan dari mendiang rajanya itu.
Sang putri sangat lemah dan tak bisa melakukan apa-apa. Kelahirannya membawa petaka besar. Istana diserbu penyihir kelas atas dan memporak-porandakan istana juga membunuh sang raja.
Sang permaisuri jatuh sakit setelah kematian raja. Putri mahkota dituduh sebagai anak pembawa sial. Tetapi, karena tak ada lagi ahli waris dan masih banyak petinggi-petinggi penting. Kehadiran sang tuan putri ditangguhkan sampai sang tuan putri bisa membuktikan diri.
Brigitta hadir, sebagai adik raja merasa dirinya pantas jadi ratu di negara itu. Tetapi, semua menolak kehadiran wanita itu.
"Kau anak diluar nikah Madam Brigitta!" ujar salah satu perdana menteri istana.
"Masih beruntung kau mendapat gelar dan tak dibuang begitu saja! Jangan besar kepala!" sindir salah satu pejabat sinis.
"Tapi, Yang Mulia Tuan Putri belum cukup umur, sedangkan Yang Mulia Permaisuri juga sedang sakit. Kita harus mengangkat kepala negara secepatnya!" sahut salah satu petinggi cemas.
"Kita tidak boleh membuat masyarakat bergolak dan kerajaan lain menindas kita!' lanjutnya.
"Kita masih punya permaisuri, angkat beliau jadi ratu!" sahut lainnya.
Kehadiran Brigitta sama sekali tak digubris petinggi. Tetapi, wanita itu punya banyak cara. Sakitnya sang ratu dan pengukuhan dirinya sebagai juru bicara dan titah dari ratu yang sakit tak bisa dibantah.
"Aku akan jadi ratu selamanya di kerajaan ini!' tekadnya dalam hati.
Natasha memandang pria di depannya yang kaku. Gadis itu menatap satu gelas berisi air hangat. Ia juga melihat ada gula dan garam. Ia hanya sedikit mencampur keduanya dengan air dan meminumnya perlahan. Satu keping roti masuk dalam perutnya.
"Simpan ini semua. Nanti, aku akan memakannya!' perintah Natasha begitu berani.
Terdengar dengkusan kasar dari beberapa maid. Faul melirik pada pekerja istana itu. Rupanya hukuman cambuk pada beberapa rekannya tak membuat yang lain kapok.
"Cepat lakukan apa yang diperintahkan Yang Mulia Tuan Putri!" serunya tegas.
Semua maid bergerak mengerjakan tugas. Natasha ditinggal sendirian di kamarnya yang sedikit gelap.
"Siapa aku? Kenapa aku di sini?" tanyanya lirih.
Bersambung.
Hai ... ini karya baru Othor ... genre berbeda nih. Dukung ya makasih!
next?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Teetie Suhaeti
baru mampir Thor pas buka2 akun author
2024-10-08
0
Ika Vina
q mampir thor
2024-10-02
0
Hikam Sairi
baca
2024-05-28
0