Nat baru saja selesai membersihkan diri. Gadis itu berkaca terlebih dahulu. Sabun yang ia pakai sangat lembut dan harum. Perlahan ia menyisir rambutnya yang kusut.
Beberapa helai rambut rontok, ia menghela napas. Selama ia tinggal di panti, gadis itu membuat sendiri sabun dan samphonya. Lalu ia mulai berpikir untuk menciptakan sesuatu di jaman ini.
“Sepertinya kulitku kering karena kurang nutrisi dan vitamin. Rambutku juga sama!” monolognya.
Gadis itu memakai pakaiannya yang mudah ia pakai. Gadis itu berjalan menuju taman belakang. Di sana tak ada tanaman yang berarti kecuali bunga-bunga liar dan rumput-rumput yang di bentuk sedemikian rupa.
“Tidak ada tumbuhan herbal?” decaknya kecewa.
“Ah ... jaman ini kan jaman kegelapan, aku yakin lebih banyak alat-alat sihir dijual dibanding obat-obatan!” lanjutnya mendumal.
Faul selalu mengikuti kemana arah putri mahkota berjalan. Ia cukup terkejut dengan perubahan sang putri setelah mandi. Rambutnya yang keemasan tampk sedikit berkilau dan kulitnya bersih. Kecantikan Natasha terlihat walau tanpa riasan.
“Dia jadi cantik!” pujinya dalam hati.
Sedang di tempat lain, Brigitta tampak marah ketika mendengar kabar jika Natasha berubah total. Maid bayaran Brigitta melaporkannya.
“Benar Yang Mulia! Kami melihat sendiri bagaimana dia melawan Sir Oliver dan Sir Vorlome!”
“Bahkan tangan Cindy ia pelintir!” lanjutnya menunjuk pergelangantangan salah satu rekannya yang memerah.
“Berengsek!” makinya kasar.
“Rupanya kalian kurang mendidiknya!” tekan wanita itu.
Brigitta memakai gaun terbuat dari bahan sutra terbaik. Leher dan tangannya melingkar perhiasan mahal bermata berlian langka. Wanita itu sangat berani memakai selempang dengan simbol kerajaan. Selempang milik ratu yang tengah terbujur lemah.
“Kenapa wanita itu sangat susah mati!” dumalnya kesal.
“Mungkin kita harus melebihkan dosis obatnya?” celetuk salah satu maid.
“Begitu?” tanya Brigitta dengan tatapan membunuh.
“Benar Yang Mulia!” jawab sang maid sangat yakin.
Brigitta sangat tidak menyukai perkataan maid yang benar itu. Ia sangat tidak suka jika da yang lebih unggul darinya. Maid tadi menunjukkan jika dirinya sangat pintar.
“Kau sangat pintar ya?” puji Brigitta menyindir.
“Tentu Yang Mulia. Percuma jika saya dibayar namun tak memilikikeahlian!” sahut maid itu begitu berani.
Beberapa maid tampak mundur teratur. Rekan sekerjanya ini memang cari mati. Mereka memilih menyingkir dan membiarkan rekan sekerjanya itu.
“Cloe ...,” panggil Brigitta.
Wanita itu berjalan menuju meja dekat sana. Maid bernama Cloe menyahut dengan nada sangat bangga. Brigitta makin kesal dibuatnya. Wanita itu mengambil piasu pengupas kulit buah.
“Kemarilah Cloe!’
“Iya Yang Mulia!”
Cloe berjalan begitu percaya diri, ketika dekat. Brigitta mengelus dagu sang maid lalu tiba-tiba mencengkramnya keras. Cloe meraih pergelangan Brigitta, wanita itu menoreh pisau ke pipi sang maid.
“Bagaimana jika ujung benda tajam ini merobek mulutmu yang sok tau itu?” tanyanya dengan tatapan dingin.
“Ya-yang Mu-mulia!” Cloe tergagap.
Keringat dan air mata bercuvuran, tubuh gadis itu gemetaran luar biasa. Ia lupa jika majikannya itu sangat jahat dan berdarah dingin.
Brigitta asik mengelus sisi pisau di pipi maid yang sudah berubah pucat. Cloe nyaris pingsan ketika Brigitta menekan sedikit sisi tajam benda itu di sana.
Tok! Tok! Tok! Suara ketukan menyelamatkan Cloe. Seorang maid datang dengan wajah menunduk, di belakang maid sosok tampan dengan jubah kebesaran. Brigitta melepasakna cengkramannya. Cloe terjatuh dengan posisi terjerembab.
“Kau apakan anak malang itu?” tanya sang pria lalu meraup bibir Brigita rakus.
Keduanya berciuman panas, Cloe harus merangkak keluar dari tempat itu sebelum nyawanya masih ada. Pintu kayu tertutup rapat. Di dalam terdengar lenguhan kenikmatan dari dua insan yang bercumbu.
“Pergilah dari sana Cloe!” peringat salah satu rekannya.
“Jangan sampai kau mengulangi kesalahan yang sama!” lanjutnya.
Maid itu meninggalkan Cloe yang belum bisa berdiri tegak. Kakinya masih lemas karena ketakutan, ia meraba pipinya yang sedikit perih.
“Berdarah?”
Satu titik berwarna merah ada di jari gadis berprofesi maid itu. Ia nyaris histeris jika saja ia tak mengingat ada dua orang yang sama-sama kejamnya tengah bercumbu di dalam ruangan.
Cloe bergerak dengan merangkak lalu perlahan berdiri dan berjalan merambat. Sedang di dalam ruangan, dua insan menggelepar setelah keduanya mendapat kepuasannya.
“Kau selalu nikmat Brigitta!” puji sang pria puas.
Raja Richard Loudan membersihkan hendak mebersihkan alat yang ia pakai mencumbu wanita di sebelahnya. Brigitta menahan laju sang raja, wanita itu masih ingin bercinta lagi. Tak lama keduanya pun beradu tubuh di ranjang milik Brigitta.
Sedangkan di istana Natasha menghadap pada Faul, ia ingin pergi ke pasar dan membeli sesuatu untuk kekuatan tubuhnya. Faul menatap gadis yang baru beberapa jam lalu ter;ihat befitu lemah dan seperti mau mati. Tetapi kini sang putri mahkota sangat berani menatap matanya.
Pria itu menggandeng sang putri, ia membawanya ke ruang menteri keuangan istana. Di sana ada oetinggi yang masih setia mengabdi pada kerajaan. Pikiran Faul jika pria itu akan senang dengan perubahan Natasha.
“Ada apa kau membawa Yang Mulia seperti itu Sir Vorlome!” sentak Duke Horten.
“Yang Mulia meminta uang untuk berbelanja Duke!” jawab Faul.
“Apa?” tanya Horten tak percaya.
“Iya Duke, aku minta uang!” ujar Natasha layaknya anak kecil.
Duke Horten memeluk Natasha, ia sangat senang jika putri mahkota sudah kembali kuat dan bergairah. Pria itu mengambil satu kantung berwarna merah.
“Ini untukmu. Ada dua puluh keping emas dan sepuluh keping perang serta sepuluh keping perunggu. Kau bisa membeli apapun yang kau mau Yang Mulia!” serunya bahagia.
Natasha menatap kantung merah itu. Ia bingung dengan mata uang emas, perak atau perunggu itu. Gadis itu membuka pengikat. Ia lalu menuangkan isinya.
“Benar-benar koin emas, perak dan perunggu!” ujarnya takjub.
“Ini stampel kerajaan Yang mulia. Dengan stempel ini, kau bisa berkuasa atas apapun!” ujar Horten memberikan sebuah benda berbentuk bulat.
Benda itu terukir lambang istana, Faul menemani sang putri mahkota. Mereka menggunakan kereta kencana biasa untuk pergi ke pasar. Mereka turun di area sayur-sayuran. Natasha membeli bahan-bahan untuk keperluan kesehatan dirinya.
Gadis itu menuju penjual bibit, ia akan belajar menanam bahan herbal di halaman istana. Natasha benar-benar ingin mengubah tubuh yang ia tempati itu. Faul mengikuti kemanapun Natasha pergi. Gadis itu juga membeli beberapa kain dan juga alat jahit.
Tak lama mereka pulang. Perubahan Natasha benar-benar mencengangkan semua orang. Gadis itu memang masih lemah. Tenaganya belum pulih , gadis itu tak bisa mengangkat benda untuk mebalikkan tanah. Gadis itu memakai tangannya untuk menanam semua bibit yang beli tadi.
Faul menatap bagaimana putri mahkota tak segan menggali tanah hingga tangan dan bajunya kotor. Setelah menanam bibit. Natasha ke kamar dan mandi, setelah itu ia pergi memasak di dapur. Lagi-lagi semua terkaget-kaget melihat tingkah putri mahkota mereka.
Bersambung.
Next?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Teetie Suhaeti
Natasha pny kekuatan g ya
2024-10-08
0
Sandisalbiah
jiwa Natasha yg dr panti asuhan sangat mandiri dan cerdas...
2024-02-07
1
Khusnia Khasani
Semangat Natasha...Sebentar lagi tanaman"mu tumbuh subur ...
Semangat utk perubahan baru ...
2023-05-17
1