KEKUATAN NATASHA

Natasha memperkuat kaki dan lengannya. Federik melatih gadis itu begitu keras melatihnya.

"Jangan terlalu keras Marquez!" peringat Hazard.

"Seorang penerus kerajaan harus kuat Duke!' seru Federik.

"Heaa!"

Federik menyerang Natasha dengan pedang bertubi-tubi. Natasha harus menangkis kuat dan menyerang balik pria yang menjadi ajudan sekaligus pelatih fisiknya itu.

Bunyi pedang beradu begitu memekakkan telinga. Bahkan percikan api tercipta karena benturan benda keras itu.

Hazard memilih pergi meninggalkan keduanya jika ingin menyelamatkan pendengarannya.

Sementara itu Brigitta tampak murka. Ia pergi ke dewan istana dan menuntut pembagian kekuasaan segera dilakukan.

"Aku adalah keturunan langsung dari Raja Eduardo II jadi aku memiliki hak untuk mendapat jabatan!" ujar wanita itu.

"Maaf Madam. Kau bukan darah asli Yang Mulia raja kedua. Kami telah menyelidiki jika ibumu hamil sebelum diperistri oleh King Eduardo II!" ujar kepala pendataan Istana.

"Itu tidak mungkin!" teriak Brigitta tak terima.

"Terbukti darah anda tak sama dengan King Eduardo II dan juga ibumu Madam Iliot Pearce!" ujar kepala pendata.

Brigitta marah, ingin sekali ia mengeluarkan sihir agar semua menurut padanya. Tetapi di sana selama masih ada keturunan Jonas, maka sihir apapun tak akan mempan karena Jonas adalah penetral semua sihir yang ada.

"Sial!" umpatnya kesal.

Brigitta keluar tanpa hasil. Percuma ia tidur dengan banyak sekali bangsawan yang berpengaruh. Tetapi ternyata tak membuahkan hasil.

"Duke George Horison!" senyumnya penuh rencana.

"Duke Horison!" pria itu menoleh.

"Sepertinya kita harus menyusun kekuatan sendiri dan menolak pengangkatan Natasha sebagai ratu!'

"Kita punya Duke Gutermo, Marquez Halley, Viscount Finland bisa kita ajak kerjasama!" ujar Duke Xavier.

"Kita susun kekuatan untuk mengambil alih kekuasaan. Aku juga tak sudi dipimpin oleh Natasha!' lanjutnya berang.

Brigitta tersenyum sinis. Ia akan menghasut bangsawan lain untuk menghancurkan kerajaan ini.

"Aku mau balas dendam!" tekadnya dalam hati.

Duke Hazard tiba-tiba didatangi delapan bangsawan yang menolak pengukuhan Natasha sebagai ratu.

"Dia adalah biang sial. Raja Eduardo mati akibat kelahirannya!" teriak salah satu bangsawan.

"Benar ... terbukti dengan munculnya bulan merah. Ini menandakan jika alam tak menginginkan dia sebagai pemimpin kerajaan ini!" teriak salah satu juga memprovokasi.

"Kami ingin kepemimpinan diganti, kerajaan ini harus dipimpin oleh laki-laki!" teriak lainnya lagi.

"Kalau begitu bagaimana jika aku menjadi yang jadi raja sementara!" teriak Hazard.

"Perlu diketahui jika aku adalah masih keturunan dari Raja Hampers pertama!" lanjutnya dengan suara keras hingga semua bungkam.

"Jadi apa kalian setuju jika aku yang jadi raja?" lanjutnya bertanya.

Delapan bangsawan tentu kehilangan nyalinya. Kekuatan Hazard sangat ditakuti oleh semua kalangan penyihir. Ia disebut bayang-bayang dari mendiang raja Eduardo.

"Kita uji kekuatan?" sebuah ide meluncur.

"Kami akan membawa calon raja kami dan akan menantang calon ratu kalian?" lanjutnya dengan seringai licik.

tentu saja hal itu membuat Hazard sedikit ragu dengan kekuatan Natasha.

"Aku bersedia!" seru Natasha yang datang dari pintu kiri.

Gadis itu kini diikuti beberapa dayang-dayang. Semua maid yang memperundungnya dipecat dan diganti. Natasha secara perlahan mulai mengubah banyak kegiatan di istana ini.

"Lapor Duke hasil pertanian di selatan kerajaan sudah mulai kondusif!" lapor Natasha.

Beberapa berkas diberikan sebagai laporan. Beberapa bangsawan yang menentang kepemimpinan Natasha nampak bingung.

"Laporan?"

"Ah ... saya lupa jika Princess Natasha telah merombak sebagain ke tatanegaraan," ujar Hazard santai.

"Apa tidak mungkin!" sela bangsawan itu tak terima.

"Kenapa hal itu tidak kami ketahui!" lanjutnya memprotes.

"Princess Natasha ingin memperbaiki sistem yang terlalu banyak birokrasi. Jadi Yang Mulia Natasha sendiri akan mengambil alih semua pekerjaan!" jelas Hazard panjang lebar.

"Sistem irigasi dan pertanian telah kami kuasai. Beberapa pemberontakan telah diatasi dan diberi solusi!" lanjutnya.

Semua bangsawan terdiam. Mereka sepertinya jauh tertinggal.

"Oh ya Duke, saya ingin adakan rapat. Serahkan laporan kekayaan selama tiga tahun terakhir!" perintah Natasha pada Hazard.

"Apa urusanmu dengan kekayaan kami!" sela Xavier berang.

'Tentu saja. Sebagai pegawai istana dan memakan pajak dari rakyat, kalian harus melaporkan kekayaan kalian. Jangan sampai kalian makan uang rakyat yang telah menderita!" lanjut Natasha.

"Tapi kami berhak mendapat fasilitas!" sela Duke Mozes.

"Fasilitas hanya untuk mereka yang bekerja!" tukas Natasha tegas.

"Jangan banyak bertingkah, kau belum ratu," ejek bangsawan lain.

Natasha mendekati pria yang mengejeknya. Gadis itu menatap tajam seakan menantang pria berperut buncit itu.

"Ingat Marquez Billonez! Aku adalah keturunan langsung King Eduardo di sini. Kedudukanku sangat kuat bahkan tanpa dukungan kalian semua!" ujar gadis itu tegas.

Billonez menelan saliva kasar. Ia tak menyangka akan mendapat tekanan begitu besar dari sosok gadis yang dulu sangat lemah.

"Siapkan calon raja kalian!" ujarnya ketika meninggalkan ruangan.

"Tapi sebelumnya ...," Natasha menghentikan ucapannya.

"Beri laporan kekayaan kalian. Jangan disembunyikan ... karena aku pasti dapat laporan aslinya!" ujarnya dengan seringai menakutkan.

Natasha pergi diiringi beberapa dayang. Semua berdiri tanpa kata. Bahkan Duke Hazard mulai takut dengan sosok baru Natasha.

"Apa benar itu adalah Natasha?" tanya salah satu bangsawan bergidik ngeri.

"Kenapa aku merasa ada jiwa lain yang merasuki tubuhnya?" lanjutnya.

"Jaga ucapanmu Marquez!" tekan Hazard.

"Kau bisa kupenggal jika berbicara sembarangan!" lanjutnya mengancam.

"Tapi itu benar! Yang kita kenal bukan dia Natasha yang sesungguhnya. Natasha ...."

Sring! Bunyi gesekan pedang yang keluar dari sarangnya. Hazard menghunus pedang ke tenggorokan Marquez Roland. Pria itu langsung pucat.

"Sekali lagi kau berkata yang tidak-tidak tentang Princess Natasha ...," Hazard menghentikan ucapannya.

"Aku tebas sendiri batang lehermu!' lanjutnya mengancam.

Akhirnya para bangsawan yang menolak kepemimpinan Natasha hanya bisa gigit jari.

"Aku yakin dia dirasuki roh jahat. Kita harus melakukan sesuatu sebelum kita mati digantung!" ujar salah satu bangsawan mulai ketakutan..

"Kita harus laporkan ini pada Brigitta!" sahut lainnya.

"Buat apa? Memang dia bisa lakukan apa?" tanya Billonez kesal.

"Siapa tau dia memiliki cara untuk mengembalikan jiwa Natasha yang lemah," ujar lainnya diangguki semua bangsawan.

Sementara itu Natasha menatap kebun yang dulu di rusak oleh para maid. Memang ia sudah mengubah dan banyak mengganti para maid. Tapi ia yakin masih ada pengkhianat di dalam parlemen istana termasuk para maid.

"Ini dia ... putri yang mencari gelar ...." ledek salah satu staf yang berpapasan.

Plak satu tamparan keras dilakukan Natasha pada staf istana itu.

"Kau ...."

Plak! Natasha kembali memberi tamparan keras sampai pria itu terpelanting ke lantai marmer yang dingin.

"Marquez Federik!" si empunya nama berlari mendekat.

"Hukum cambuk dia karena berani menghina simbol kerajaan!" titah Natasha tegas.

"A-apa?" teriak staf itu melotot tak percaya.

"Pengawal!" teriak Federik.

Dua orang pengawal langsung menyeret staf itu diiringi teriakan minta ampun.

"Aku adalah ratu di sini ... jadi siapapun yang melawan ...."

Natasha menatap semua maid dan staf yang ada di sana. Gadis itu menyeringai sadis.

"Nyawa kalian taruhannya!" lanjutnya menekan.