Pesta masih berlangsung dan disatukan dengan penobatan gelar Ratu. Hal ini tentu membuat Emanuel sedikit keberatan.
"Mestinya Abraham menjadi raja!" protesnya.
"Tidak bisa! Keturunan haruslah yang menjadi pemimpin kami. Terlebih Prince Abraham adalah putra mahkota dari kerajaan Loudan," tolak Duke Billonez.
"Kenapa King Emanuel. Apa kau keberatan jika putramu yang menjadi raja?" tanya Hazard.
"Bukan begitu ... aku ...."
"Kami tidak memaksa. Tetapi, ini sudah menjadi ketetapan kami!" putus Hazard.
Abraham memakai pakaian kebesaran berwarna biru. Simbol-simbol kerajaan ia kenakan. Selempang kebesaran pun ia gunakan.
Ia begitu sangat tampan. Beberapa maid berdecak kagum dan nyaris histeris melihatnya.
"Apa Yang Mulia belum selesai?" tanya Federik sang ajudan.
"Belum Marquez!" jawab para maid yang ada di luar kamar ratu mereka.
Pintu berukir emas terbuka lebar. Di sana sosok yang sangat cantik dengan cahaya yang memukau. Natasha memakai gaun kurungan ayam warna peach dengan bordiran bunga emas.
Gadis itu juga memakai simbol-simbol kerajaan tertinggi yang diselempangkan.
Federik dan semuanya menganga melihat kecantikan paripurna. Kulit Natasha yang putih bersih dan wajahnya yang dirias sederhana. Rambutnya yang kemerahan disanggul ke atas memperlihatkan lehernya yang jenjang.
"His Royal Higness Prince Abraham Bernhard Loudan IV tiba!" pekik kasim.
Semua menyingkir memberi jalan termasuk Federik. Abraham yang sudah jatuh cinta pada Natasha makin jatuh cinta melihat kecantikannya.
Natasha berjalan perlahan. Wajahnya tak mengulas ekspresi apapun. Ia harus menjaga wibawanya selama proses pendaulatan keratuan.
Semua bangsawan hadir. Hazard, Biliones, Bilionez dan Sir Vorlome menggerakkan tongkat mereka.
Semua barang bergerak. Lampu hias menyala Prajurit menghunus pedang ke atas saling menyilang.
Abraham menjulur setengah lengannya dan lengan Natasha berada di atas lengan suaminya. Keduanya berjalan begitu anggun.
"Our magesty Her Royal Higness Princess Natasha Eleonora Hampers IV. and His Royal higness Princes Abraham Bernhard Loudan IV memasuki altar penobatan!" teriak Kasim.
Sepasang pengantin baru berjalan ke tengah altar. Duke Hazard Eloise Hampers West IX. Pria yang masih memiliki hubungan darah dengan raja pertama. Raja pendiri kerajaan Hampers.
Sebuah pedang diacungkan ke atas oleh Hazard. Natasha menyerahkan telapak tangannya. Begitu cepat pedang bergerak.
"Sssh!" desis Natasha pelan saat pedang itu menoreh sisi telapak tangannya. Darah menetes dan memenuhi cawan emas di bawahnya.
Pedang diletakkan di atas luka Natasha. Perlahan luka itu mengering disertai asap tipis. Natasha mengigit bibir bawahnya menahan perih.
"Minum darahmu setelah bersumpah Princess!" perintah Abraham.
Natasha berlutut dengan alas bantal yang dibungkus kain mahal dan mewah. Ujung pedang diletakkan di bahu wanita itu.
"Aku Natasha Eleonora Hampers bersumpah dengan darahku. Mengabdikan diri memimpin kerajaan ini dengan segenap jiwa ini!"
"Selamatkan Yang Mulia Ratu!" teriak para bangsawan dan para staf istana membungkuk hormat.
Natasha meminum darahnya sendiri. Pedang dari bahu kiri dipindahkan ke bahu kanan dan ke kepala wanita itu.
"Your are our Queen know!"
"Jaya ratu kami! Panjang umur! Sejahtera mulia sepanjang masa!" teriak para bangsawan yang hadir.
Natasha dipakaikan mahkota oleh perdana menteri Duke Hazard. Kini ia duduk di singgasana paling besar dan megah sedang suaminya berada di singgasana kecil di sisinya.
Semua rakyat berpesta pora. Hal-hal baik terlihat dengan bergantinya musim dingin berlalu sangat cepat.
Musik diperdengarkan, Natasha dan Abraham didaulat untuk berdansa. Keduanya kini berlenggok begitu indah selaras dengan musiknya.
"Astaga mereka benar-benar serasi!' puji beberapa bangsawan.
Abraham pun tak menyangka jika Natasha dapat mengikuti gerakannya. Bahkan istrinya ini sangat luwes
"Kau cantik!' pujinya lalu mencium cepat bibir istrinya.
Natasha membelalakkan matanya. Wajahnya langsung merona mendapat perlakuan itu. Semua tersenyum lebar.
Brigitta tentu tak hadir di acara tersebut. Tak ada yang mencarinya karena Brigitta memang bukan bagian dari keluarga kerajaan.
Wanita itu kini mengepal tangannya keras. Brigitta mengerahkan semua kekuatan sihirnya mengacaukan pesta itu.
'Bangsat!' makinya kasar.
Tentu saja kekuatan sihirnya tak sebanding dengan kekuatan yang ada di sana. Duke Hazard, Sir Jonas dan juga Sir Vorlome.
"Sial ... sial!" ia memecahkan semua benda di sana.
Banyak maid bersembunyi dan tak mau jadi korban mantra jahat Brigitta.
Natasha dan Abraham diarak keliling area kerajaan menggunakan kencana emasnya. Keduanya melambaikan tangan dengan senyum lebar.
"Kiss her Your honor!" teriak beberapa masyarakat yang mengelu-elukannya.
Abraham tak keberatan sama sekali. Ia mencium bibir istrinya, hal itu membuat semua rakyat bersorak.
Sementara itu, Liliana menangis melihatnya. Gadis itu tak percaya jika pria yang dulu menyanjungnya dan membenci wanita yang duduk bersama pria itu kini berubah.
"Ini tidak mungkin!" teriaknya pelan dalam hati.
Gadis itu berlari sambil menangis. Liliana pergi ke sebuah tempat di mana ia biasa menghabiskan waktu bermesraan dengan Abraham.
"Kau mengkhianatiku Abraham!" teriaknya. "Aku membencimu!"
Sedang di pesta. Emanuel memilih pergi. Pria itu sudah bosan dan sangat lelah. Ia harus mempersiapkan penurunan dirinya sebagai raja dan menjadikan putranya pengganti dirinya.
"Sialan ... kenapa begitu cepat mereka melakukan penobatan ini!" gerutunya kesal dalam hati.
Pria itu menaiki kereta kencananya. Tak ada yang peduli karena pusat berada pada ratu dan pangeran mereka.
Tak beberapa lama, pria itu sampai di rumah. Lugly menyambutnya dengan sosok yang begitu cantik dan menggairahkan.
"Kau selalu tau yang kuinginkan sayang," ujarnya serak.
Semua berjalan sesuai protokol kerajaan. Pesta mulai berakhir. Banyak harapan besar digantungkan pada kepemimpinan Natasha.
"My Queen!" para maid membungkuk ketika Natasha melewati mereka dengan menggandeng Abraham.
Keduanya masuk dalam kamar mereka. Sebenarnya, baik Natasha dan Abraham memiliki kamar masing-masing. Tetapi, rupanya Abraham mematahkan peraturan itu.
Sementara itu Liliana pulang dengan wajah kacau. Riasannya berantakan. Pangeran Marcus Armer tentu sedih melihat putrinya.
"Sayang ...."
Liliana menatap sinis pria yang menjadi ayah biologisnya. Ia sangat kesal dengan kekuasaan pria itu.
"Kenapa kau hanya seorang raja kecil, bangsat!" umpatnya tentu hanya berani dalam hati.
Liliana memilih menghiraukan ayahnya. Pangeran Marcus tentu sedih karena ia tak bisa melakukan apapun pada putrinya.
"Maafkan ayah nak. Maaf ayah bukan raja besar seperti yang kau harapkan," gumamnya sedih.
Di tempat lain, Brigitta mendatangi pendeta Brown Hayes. Pendeta yang sangat menentang pengangkatan Natasha sebagai ratu.
"Aku yakin ada iblis yang memasuki jiwanya!" hasut wanita itu.
"Apa tanda jika memang ada iblis yang merasuki tubuh Natasha?" tanya Brown.
"Kau lihat sendiri nanti," jawab Brigitta sengit.
Tentu saja tuduhannya tak mendasar. Memang jiwa Natasha sudah tidak berada di tubuhnya lagi. Tetapi ada jiwa baru yang membentuk tubuh itu menjadi hebat seperti sekarang.
"Siapkan benih bunga perak dari bukit Bronx di wilayah selatan dan juga bulu burung merak!" titah pendeta itu lalu memakai jubahnya.
"Kita akan mengusir jiwa iblis itu dan menenggelamkan Natasha ke dalam bumi!" lanjutnya.
Bersambung.
Woh!
Next?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
🌸 Yowu-Kim 🌸
Awas aja kalau malah elu yg tenggelem
2024-03-29
1
🌸 Yowu-Kim 🌸
Ga sopan bgt sama bapak elu. Bagus lu ga terlahir jd gembel
2024-03-29
0
🌸 Yowu-Kim 🌸
Setuju nih sama rakyatnya 🤣
2024-03-29
0