Di sebuah jaman di mana kegelapan melanda. Di mana para penyihir mempunyai nama. Beberapa kerajaan memiliki penyihir terbaik mereka.
Kerajaan Hampers adalah kerajaan terbesar dan terkuat. Sang Raja Eduardo Hampers memiliki ilmu sihir yang begitu hebat. Tangannya mampu mengeluarkan sinar keperakan dan mampu membelah apapun yang menghadangnya.
Hingga pada suatu waktu setelah sepuluh hari kelahiran putri mahkota. Mendadak istana diserang banyak raksasa hasil sihir.
Banyak bola-bola api berterbangan untuk menghancurkan istana paling besar itu. Eduardo mampu menepis semua serangan. Kerajaannya juga memiliki ahli-ahli sihir yang handal.
"Yang Mulia, semua kebun diserang hama!" seru salah satu petinggi istana.
"Kurang ajar!" maki Eduardo murka.
Pria tampan itu memakai jubah sihirnya lalu berjalan. Beberapa perdana menteri yang juga ahli sihir mengikuti pria itu.
Eduardo mengerahkan semua ilmu sihirnya. Sinar terang warna perak keluar dari kedua tangannya bergantian. Seperti bilah pisau yang membelah apapun yang menyerang.
Raksasa-raksasa roboh terbelah. Beberapa penyihir tewas di tangan pria penguasa itu.
"Annihilate poctum!"
Pria itu mengangkat tangan dan keluarlah sinar terang berbentuk bola besar lalu menerangi seluruh alam yang gelap.
Teriakan-teriakan terdengar. Beberapa penyihir tewas terbakar. Hama di kebun juga mati berikut kebun-kebun yang sebentar lagi panen.
"Hoosshh!'
"Yang Mulia!" seru semua perdana menteri..
Raja Eduardo ambruk dan berlutut. Pria itu menyemburkan darah dari mulutnya.
"Bawa Yang Mulia ke dalam!" seru ajudan raja.
Solomon dan lainnya bergerak mengangkat tubuh besar itu. Eduardo di dudukkan ke singgasana.
Sosok pria mengepal erat, semua misi gagal. Tetapi melihat rajanya lemah, ia pun harus melakukannya.
"Sekarang atau tidak sama sekali!'
Pria berseragam ajudan menteri itu mengambil pisau dari dalam sakunya. Pria itu berpura-pura menolong sang raja yang hendak didudukkan.
"Matilah kau raja!" bisiknya lalu menekan pisau ke dada yang raja.
"Uhuk!" Eduardo muntah darah lagi.
Pria itu menyeringai, mencabut pisau yang ia tusuk dan hendak mengantunginya lagi. Tetapi Eduardo menahan lengannya.
"Yang Mulia?!" ujarnya mulai takut.
Eduardo mengeraskan genggamannya. Pria itu mulai meringis. Dengan sisa tenaganya. Eduardo mengeluarkan ilmu sihir untuk menghukum pria itu.
"Opeklina Fireutum!' bisik Eduardo dan membuat penusuk itu menjerit kesakitan.
Tangan pria itu hangus. Eduardo tewas, semua terkejut. Pria itu tentu langsung dipenggal saat itu juga oleh menteri pertahanan.
"Kenapa kau membunuhnya!" teriak salah satu menteri yang tak suka dengan perbuatan main hakim sendiri.
"Aku melakukan apa yang mesti kulakukan!" sahut menteri pertahanan membela diri.
"Semestinya kita menahannya. Ia pasti pria suruhan. Jika begini, aku yakin pembunuh sebenarnya masih ada dan tertawa puas di sini!' sahut menteri kestabilan keuangan kerajaan.
"Atau jangan-jangan dia takut dituduh karena itu anak buahnya?!' tuduh salah satu menteri.
"Jangan asal menuduh tanpa bukti!' sanggah perdana menteri pertahanan.
"Aku membunuhnya karena reflek dan itu tugasku!' lanjutnya membela diri.
"Aku sebagai perdana menteri tertinggi meminta menteri pertahanan ditangguhkan untuk sementara!"
"Jangan semena-mena!" teriak menteri pertahanan tak terima.
"Tahan dia! Aku selaku petinggi istana yang paling tinggi. Kali ini semua kuasa berada di dalam tanganku!" teriak pria itu.
"Oh, jangan-jangan kau lah yang menyuruh membunuh raja. Tapi malah memutar balik fakta!' tuduh perdana menteri lagi.
"Kau yang membunuh pelaku! Kenapa malah menuduhku?" sanggah perdana menteri tertinggi istana.
Semua ribut ingin mengajukan diri sebagai penguasa sementara.
Sementara sang permaisuri dan putri mahkota sudah diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Pergolakan dalam istana masih terjadi. Kesimpang siaran dengan siapa yang memimpin masih diperdebatkan.
Raja dimakamkan dengan mengadakan upacara besar. Para rakyat yang mencintai raja tentu sangat sedih. Eduardo termasuk raja yang sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.
Iring-iringan kereta kencana berhenti di pelataran makam para raja dan semua keturunannya. Raja Eduardo dimakamkan di sisi sang ayah. Raja terdahulu. Upacara dihadiri oleh para petinggi yang masih konflik berebut kekuasaan.
Usai mengubur raja mereka. Semua petinggi istana ribut lagi. Mereka merasa jadi bagian elemen penting di Istana.
Ketika keributan dalam internal istana terjadi. Brigitta datang dan langsung mengambil alih.
'Sebagai keturunan Raja Hampers. Aku berhak dan akan mengambil alih kekuasaan!' ujar wanita itu.
Brigitta berakting sedih ketika masuk. Ia memanggil kakaknya dan menjerit setelah mengetahui sang kakak telah tiada.
"Maaf Madam. Anda adalah anak di luar nikah. Anda tidak berhak atas ini!" ujar salah satu petinggi istana.
"Tapi aku keturunan dari Raja Hampers terdahulu!' sahut wanita itu emosi.
"Jika anda adalah laki-laki. Kamu mungkin bisa mengerti. Tetapi anda adalah perempuan, terlebih anak haram. Masih beruntung pihak kerajaan memberi gelar bangsawan pada anda Madam!' tekan menteri tertinggi.
Brigitta kesal bukan main. Wanita itu mengira akan mudah mendapat kekuasaan ketika sang kakak telah tiada. Tetapi, ternyata tidak semudah itu.
Akhirnya masalah internal diselesaikan oleh para petinggi istana. Mereka memacu pada undang-undang yang berlaku. Jika semua kekuasaan akan jatuh pada Putri mahkota.
Permaisuri menjadi ratu sementara untuk mengisi kekosongan pimpinan. Hanya saja sang ratu tak bisa berbuat banyak karena sakit di deritanya.
Brigitta kembali datang sebagai sosok penting di sisi ratunya. Wanita itu tentu punya segala cara untuk menikmati segalanya.
"Kakak, pokoknya percaya padaku ya. Kau pasti cepat sembuh. Biar, Putri mahkota bersamaku,"
"Maaf Brigitta. Aku yang akan merawat sendiri putriku,' ujar sang ratu.
"Baiklah, kalau begitu biar perintahmu kau berikan padaku. Aku akan membantumu,"
Sang ratu tersenyum, kehadiran dari adik ipar suaminya itu sangat membantu.
Putri mahkota diperkenalkan ke publik di acara pembaptisannya. Bayi cantik bermata hazel itu diangkat oleh pendeta. Banyak rakyat mengelu-elukannya!
"Hidup Tuan Putri Mahkota!'
Gegap gempita rakyat atas kehadiran ahli waris kerajaan membuat Brigitta kesal bukan main.
Wanita itu menghembuskan rumor jika putri mahkota membawa pengaruh buruk. Semua orang di masa itu sangat percaya dengan bulan baik dan bulan buruk.
"Putri mahkota Natasha Hampers lahir ketika bulan merah!"
Hasutan Brigitta mengenai beberapa petinggi istana. Namun, tidak bagi yang lain dan lebih berkuasa.
Natasha dilindungi undang-undang istana. Hal itu membuat Brigitta makin meradang. Wanita itu memecat nyaris separuh pekerja istana dan menggantinya dengan yang baru.
Maid-maid pengganti itulah yang memperundung Natasha. Seseorang yang mestinya mereka tunduk di bawah kakinya.
"Buat dia tak bisa melakukan apapun!' perintah Brigitta pada para pelayan.
"Baik Yang Mulia!" semua maid membungkuk hormat pada wanita atasan mereka.
Krieet! Bunyi pintu membuyarkan lamunan Natasha. Gadis itu kembali pada realita setelah kepingan memori pemilik tubuh melintas di ingatannya.
"Wah ... wah ... wah!" seorang maid bertepuk tangan dan memandang sinis pada keturunan raja.
"Enak sekali kau tidur gadis sial!' hinanya.
"Bangun, sudah saatnya kau bersihkan kotoran kuda!" hardiknya.
Maid itu menarik selimut Natasha, lalu tangan sang putri mahkota. Jiwa Natasha tentu menolak perlakuan kasar.
Grep! Ia mencekal lengan maid.
"Kau!"
Tak lama terdengar lolongan kesakitan dari mulut seorang perempuan.
Bersambung.
eh siapa tuh yang teriak? Nat kah?
next?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Teetie Suhaeti
pelayan aja sok berkuasa ayo bangkit nat jngn mau diinjak2 kamu putri mahkota
2024-10-08
0
🌸 Yowu-Kim 🌸
Maid hina shibbal sekkiya !!!
2024-03-29
1
Sandisalbiah
saatnya pembalasan.. Natasha... konspirasi yg di pimpin Brigita..
2024-02-07
0