AFFETTO

Sejak ditindas kemarin. Natasha kembali mengolah diri. Gadis itu terus belajar kali ini ia tak mau Faul menemaninya.

"Aku harus mencari menteri atau staf istana yang asli!" ujarnya bergumam.

"Yang Mulia!" Faul mendatangi gadis itu.

Natasha menatap tajam pria yang tingginya hanya sekupingnya saja itu. Gadis itu menghiraukan Faul yang berusaha mengejarnya.

'Kamu kenapa sih?!" Faul menangkap lengan Natasha.

"Jaga batasanmu Sir ... ingat, aku tetap putri mahkota di sini!" tekan Natasha menepis lengan Faul.

"Kau tidak diinginkan Nat!"

Plak! Satu tamparan keras mendarat di pipi Faul hingga pria itu menoleh. Duke Hazard, perdana menteri melihat hal itu begitu terkejut.

"Yang Mulia?" Faul membeku.

"Yang Mulia!" Hazard membungkuk hormat pada Natasha.

"Kamu?"

"Saya adalah perdana menteri utama kerajaan ini, Yang Mulia!" jawab Hazard masih menunduk.

"Tegakkan tubuhmu Duke!" pinta Natasha.

"Yang Mulia anda sehat kan?" tanya pria berusia empat puluh tahun itu.

"Puji Tuhan saya sehat?" jawab Natasha.

"Apa yang membuat Yang Mulia marah?" tanya pria itu lalu melirik Faul.

"Kau mestinya tidak ada di sini Faul. Bukankah kau harusnya bersama Duke Gutermo?" tanya pria itu lagi.

Faul menunduk, Natasha mengernyit, ia tentu tak mengenal siapa-siapa bangsawan yang berpengaruh di istana.

"Saya ... saya ...."

"Pergilah Faul, aku akan meminta Marquez Federik Huston yang akan jadi pendamping Putri Mahkota!" putus Duke Hazard.

Faul tak bisa menolak keputusan itu. Jabatannya sangat rendah untuk menolak. Sosok pria tampan dengan iris hijaunya membungkuk hormat pada Natasha.

“Yang Mulia, hamba Federik akan melayani Yang Mulia!”

Natasha hanya tersenyum kikuk, gadis itu mengangguk dan berjalan ke arah kandang kuda.

Seperti biasa, ia akan membeli beberapa bibit tumbuhan organik untuk kebutuhan kesehatannya.

“Hai, Brownies ... do you miss me?”

Natasha mengelus leher kuda yang langsung menempelkan wajah ke pipi gadis itu. binatang itu meringkik halus dan menghentak kaki depannya, bertanda binatang itu siap ditunggangi. Natasha langsung naik.

“Aku ikut!” Federik langsung menaiki kuda dan duduk di belakang putri mahkota.

“Apa begini tidak apa-apa?” tanya Natasha bingung.

“Aku tak ingin ada skandal!” lanjutnya.

Federik turun dan menaiki hewan lainnya. Nat memacu kudanya cepat, kemarin ia tak jadi beli bibit karena menghabiskan uangnya.

Sesampainya di pasar, gadis itu turun di sebuah kios. Beberapa bibit aneh dijajakan. Penjaga kios menyambutnya ramah.

“Selamat siang Nona. Apa kau tak ingin beli bibit bulu kucing perak?”

“Bulu apa?’

“Bulu kucing perak. Bibit ini bisa memudarkan kerutan dengan rapalan mantra yang tepat,” jelas penjaga kios.

“Atau kau mau bibit ulat gerak?” tawarnya lagi.

Natasha melihat bibit dalam kaca berbentuk ulat bulu yang bergerak, hanya saja ulat itu memiliki banyak mata di sekujur tubuhnya.

“Ini untuk apa?” tanya gadis itu.

“Ini untuk halusinasi pikiran orang. Kau tinggal menananmnya di pot khusus dengan penerangan minim dalam kaca. Setiap penggunaan kau harus mencabut satu bulunya saat ia tak melihatmu,” jelas pria itu sekaligus menjawab.

“Jika aku tak memiliki ini. Apa aku bisa sihir?” tanya Natasha bodoh.

“Jika kau memang pewaris ilmu sihir nomor satu. Raja kami dulu adalah penyihir tulen, keturunannya pasti hebat!” jawab penjaga kios antusias.

Natasha hanya membeli bahan yang ia inginkan. Dirinya tak tertarik untuk membeli bibit-bibit sihir itu. Hingga tiba-tiba ....

“Hruuaak!!” seekor burung hantu terbang dan mendarat di bahu Natasha.

“Hush ... enyah lah!” usir Federik pada binatang malam itu.

“Kukukukukuk!” bunyi hewan unggas itu.

“Wah burung hantu putih!” teriak penjaga kios histeris.

“Jual padaku Nona ... aku akan memberi imbalan seribu keping emas!” lanjutnya langsung.

Natasha yang masih shock tentu tak menanggapi penawaran penjaga kios. Pria itu mendekati dan mengambil makanan khusus hewan itu. tetapi si burung menolak bahkan ingin mematuknya.

“Hey!” teriak penjaga kios itu marah.

“Hentikan Tuan!” larang Natasha ketika penjaga kios itu hendak menyerang burung hantu yang ada di bahunya.

“Dia mendatangiku berarti dia memang hanya untukku!” lanjutnya.

“Kau tak akan bisa mengurusnya!”

“Binatang itu hanya makan makanan yang kau sendiri tak mampu membelinya!” lanjutnya tertawa remeh.

“Dia akan menuntunku untuk membeli makanannya!” ujar Natasha.

Gadis itu menaiki kudanya lalu memacu Brownies dengan kecepatan sedang. Binatang unggas itu memilih terbang dan mengikuti ke mana Natasha pergi.

Ketika sampai, gadis itu cukup bersiul dan burung hantu itu datang dan hinggap di lengannya.

“Apa kau mau kuberi nama Affetto?”

“Kukukukuk!’ hewan itu seperti setuju dengan nama yang diberikan oleh majikannya yang baru.

Kedatangan Natasha dengan burung hantu berwarna putih di tangannya membuat semua staf istana heboh.

“Marquez!” Federik membungkuk hormat.

“Bagaimana dia bisa mendapatkan hewan itu?” tanya salah seorang staf istana.

“Hewan itu yang mendatanginya yang Mulia!” jawab Federik masih membungkuk hormat.

“Tidak mungkin!” bantah salah satu petinggi lainnya.

“Itu lah yang terjadi Yang Mulia. Hewan itu mendatangi Yang Mulia Putri Mahkota!” jawab Federik masih dalam posisi sama.

Beberapa penyihir memang memiliki inatang suruhan tersendiri, tetapi didatangi binatang yang menjadi pesuruh tentu membuat nilai tersendir pada penyihir tersebut.

“Bagaimana bisa dia bisa mendapatkan binatang pesuruh secara cuma-cuma?!” tanya beberapa petinggi istana.

Beberapa staf menyuruh ajudan putri mahkota itu pergi dengan gerakan tangan mereka. Natasha menatap halaman yang berhadapan dengan kamarnya.

Ruang tidur seorang putri mahkota yang jauh dari kesan mewah.

Gadis itu mengambil beberapa kayu dan paku. Ia lalu membuat temoat di mana hewan barynya itu singgah.

Federik terkejut ketika melihat Natasha mampu memasang paku dan menggali tanah.

“Yang Mulia!”

Pria itu membantu sang putri memasang tiang pancang dan Affetto lansgung hinggap di sana.

Gadis itu juga membuat rumah burung untuk teman barunya itu.

“Marquez!”

“Hamba Yang Mulia!”

“Aku harap tak ada orang lain masuk kamar ini tanpa seijinku!” tekan gadis itu.

Federik membungkuk hormat, ia diberi amanah untuk menjaga Natasha ke depannya. Duke Hazard masih sepupu jauh dari mendiang Raja Hampers. Pria itu salah satu bangsawan setia dan memiliki ilmu tinggi.

“Jadi dia didatangi seekor burung hantu berwarna putih?” tanya seorang pria.

“Benar Duke Colins!” jawab Faul.

“Ck ... meresahkan!” gerutu pria dengan baju kebesaran.

“Hamba tak bisa lagi menemani Yang Mulia Putri Mahkota Duke!”

“Kau memang tak berguna Faul ... sangat-sangat tak berguna!” dumal pria itu lagi menatap pria suruhannya dengan malas.

“Pergilah jauh-jauh. Aku tak mau keluyuran di istana ini!”

Faul lemas, pria itu tak menyangka kariernya hancur dalam sesaat. Ia berjalan mundur, mengumpat keras sosok cantik yang mestinya dijunjungnya.

“Bagaimana jika kubunuh saja hewan itu?” sebuah niat jahat timbul dalam hati Faul.

Sementara itu perdana menteri mulai mengintrupsikan beberapa pengawal untuk menjaga Natasha. Kamar gadis itu dijaga oleh dua pengawal.

Malam datang, sepasang kaki berjalan begitu pelan, netranya memindai sekeliling mengamati keadaan.

“Hey ... siapa itu!”

Faul bergeming, ia mengumpat pada penjagaan di istana yang makin ketat sekarang.

“Apa Natasha bisa merubah sistem yang ada?” gumamnya bingung.

Bersambung

Next?

Terpopuler

Comments

Teetie Suhaeti

Teetie Suhaeti

untung Natasha dijaga pengawal

2024-10-08

0

Khoerun Nisa

Khoerun Nisa

aneh SM si tasya ini udh tau bdn nya lemh dn gini buruk knp mlh kepasar mmbeli bibit2an bukn obat atu pitamin spy cot sembuh GK ti tindas lf

2024-08-16

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

lebih banyak penghianat dr pada yg setia di istana Natasha...

2024-02-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!