Sepasang pengantin telah memberikan sumpahnya. Disaksikan oleh Sir Nick Jonas dan Sir Vorlome.
"Kalian sah jadi suami istri!" seru pendeta.
"Kau boleh mencium istrimu!" lanjutnya memberi perintah.
Layer dibuka, Abraham menatap wajah cantik yang menatapnya tajam. Walau berat, tetapi ciuman itu harus dilakukan. Abraham menempelkan bibirnya di bibir Natasha yang dingin.
"Happy wedding your honor!" seru semua rakyat bersorak.
Semua riuh dalam pesta. Musik dansa diperdengarkan, sihir-sihir terbaik digunakan. Semua memamerkan kekuatan sihir mereka.
"Yang Mulia! Ada penyerangan dari pemberontakan sayap kiri!" teriak salah satu panglima.
Satu bilah panah menembus baju besinya. Pria itu jatuh bersimpuh di tanah. Semua rakyat panik ketakutan.
Ratusan ribu panah terbang hendak menyerang pesta meriah itu. Natasha membuka layernya.
"Down!" teriaknya sambil mengibas tangannya pada panah yang hendak menyerang mereka.
Ratusan ribu panah itu jatuh bersamaan. Natasha bersiul, seekor kuda putih bercorak coklat datang meringkik sambil mengangkat kaki.
"Well ada yang ingin mengacau di hari pernikahanku?"
Gadis itu berlari dan melompat menaiki kuda. Abraham tentu tak mau jadi orang bodoh. Pria itu juga bersiul memanggil kudanya.
Dua kuda berpacu, Hazard, Emanuel dan lainnya ikut memanggil kuda-kuda terbaik mereka. Semua menyongsong pemberontak yang sedang meluluh lantakkan wilayah selatan. Wilayah sengketa yang jadi perebutan semua kerajaan.
"Heeaa!" teriak Natasha lalu mengambil pedang milik salah satu panglima.
Pedang teracung, Natasha turun sambil melompat dan menepuk bokong kudanya. Beberapa pemberontak menyerangnya. Adu pedang terjadi.
Bunyi gesekan pedang memekakkan telinga. Semua mestinya selesai dengan sihir. Tapi, baik pihak pemberontak tak mengeluarkan satu trik sihir maka pihak Natasha pun sama. Hingga ....
"Multipower Apornoum!"
Pasukan pemberontak bertambah banyak. Sir Jonas dan Sir Vorlome adalah penetral sihir. Jadi mereka juga menggunakan trik mereka meredam semuanya.
"Normale Osphero!"
Musuh berkurang, Natasha dan lainnya merangsek musuh. Abraham menebas leher beberapa pemberontak. Semua musnah laksana debu. Bertanda mereka bukan manusia sungguhan tapi ciptaan melalui sihir terhebat.
Lugly menatap pasukan ciptaannya gugur dan mulai habis. Wanita buruk rupa itu mengepal erat tangannya.
"Aku harus melarikan diri!" ujarnya.
"Invisible!"
Hanya menarik jubahnya, wanita itu menghilang. Natasha melihat pergerakan itu.
Emanuel sangat mengenal pasukan sihir ciptaan itu. Ia meyakini jika Lugly ikut andil dari pemberontakan palsu ini.
"Dusthorush Apoum!" teriaknya mengayunkan tongkatnya.
Serbuk putih seperti tepung turun dari langit. Abraham dan lainnya menganga tak percaya dengan sihir yang dikeluarkan oleh Natasha.
"Dia sudah sejauh itu?" desis Hazard rasa bangga dan takut jadi satu.
Emanuel hendak membantu Lugly, tetapi jika ia ingin melakukan itu, sama saja dengan bunuh diri.
Natasha mengetuk bumi, sapu terbang datang entah dari mana. Sapu lidi dengan tulisan "Speedomesh 350" terbang mendekati Natasha.
"Hit her!" perintahnya.
Sapu itu langsung menyerang Lugly. Wanita itu kesakitan, tak ada yang bisa mematahkan kekuatan dari sapu terbang yang menemukan tuannya sendiri.
"Arrêt Osphero!" pekik Sir Jonas yang sudah merasa cukup.
Sapu terbang berhenti. Benda itu melayang kembali pada Natasha. Semua bangsawan menunduk memberi hormat.
"Abaikan ini! Tangkap wanita itu!" perintah Natasha kesal.
Emanuel bergerak cepat. Sebuah trik terakhir ia gunakan untuk menyelamatkan Lugly dari amukan Sir Jonas dan Sir Vorlome.
"Disparaître!" bisiknya pelan sambil melempar asap tipis mengurung Lugly dan wanita itu lolos.
"Wanita itu hilang!" teriak beberapa prajurit.
Natasha kesal bukan main. Ia tadi hendak menangkap sendiri wanita yang ia yakin dari biang kerusuhan itu.
"Bodoh!" teriak Natasha kesal.
Tiga prajurit menunduk di bawah tatapan nyalain gadis yang baru saja memperlihatkan kehebatannya itu.
"Siapa pengkhianat di sini?!" teriaknya emosi.
"Sudah cukup Princess. Kita harus segera kembali dan menenangkan semua masyarakat. Percuma jika kau masih bersitegang tapi menghiraukan masyarakat!" ujar Sir Vorlome.
Natasha menatap wilayah yang menjadi sengketa semua kerajaan. Tanah penduduk berjumlah kurang dari sepulu juta jiwa penduduk. Tanah sedikit gersang, akses air yang sulit.
"Tanah ini menjadi sengketa. Apa yang diperebutkan di tanah ini?" tanya Natasha dalam hati.
Gadis itu meraup tanah dengan tangannya. Menciumnya sesaat.
"Duke Biliones, aku mau semua hitungan luas kerajaan!" titahnya.
"Untuk apa Yang Mulia ... biar urusan pertanahan jadi urusan kami!"
"Duke Biliones!" sentak Natasha marah..
Gadis itu menaiki kudanya. Pedang ia surukkan ke batang leher Biliones.
"Jika kau menolak. Maka aku akan mengambil jalur independen dan menggantung semua pejabat korup!" ancamnya tak main-main.
Natasha menghentakkan kudanya. Abraham dan lainnya mengikuti. Marquez Federik menatap pria di depannya. Dirinya sudah ditunjuk sebagai ajudan sang putri mahkota.
"Apa yang mau kau lakukan Federik!?" sentak Billonez marah.
"Memastikan jika perintah Yang Mulia dilaksanakan!" jawab Federik dengan seringai sadis.
Bilionez memang tak bisa berkutik. Pria itu tak memiliki kemampuan apapun, bahkan sihir yang ia miliki banyak digunakan untuk pertunjukkan.
Abraham menatap gadis yang menjadi istrinya. Dari tadi ia hanya diam. Kemenangan Natasha disambut sorak-sorai rakyat.
"Sejahtera untuk Yang Mulia!"
"Pernikahan baru berlangsung beberapa jam. Kami akan melihat perkembangan kalian selama enam bulan ke depan!" ujar Sir Vorlome masih menarik mundur penobatan ratu.
"Sir Vorlome!" tekan Hazard.
"Sesuai plakat yang tertulis. Kita menobatkan Princess Natasha sebagai ratu satu-satunya di kerajaan Hampers!" lanjutnya tegas.
Vorlome diam, ia memang hanya sebagai pengamat saja. Kedudukannya yang lemah membuatnya tak bisa mengambil keputusan secara sepihak. Berbeda dengan Sir Jonas, karena pria itu ditunjuk langsung oleh raja sebelumnya.
"Kita akan mengukuhkan penobatan ratu pada Princess Natasha dan juga Raja pada Prince Abraham Bernhard Loudan sebagai raja!"
"Hidup Yang Mulia!" seru semua rakyat bersorak.
Musik kembali diperdengarkan. Makanan dihidangkan. Para pelayan datang menyajikan menu lezat yang menggugah selera.
Natasha dan Abraham duduk di kursi kerajaan. Emanuel harus menyerahkan kedudukannya sebagai raja jika putranya tidak mau bergelar pangeran.
Sepasang mata menatap dua insan yang duduk dengan anggun di singgasananya. Air mata kesedihan mengalir di sana.
"Ini ... tidak boleh terjadi!" gumamnya dalam hati.
Gadis itu memakai gaun pesta terbaik yang terbuat dari sutera. Ia hendak mendekati Abraham sang kekasih. Ia sangat yakin jika Abraham tak mau duduk di sana.
"Sayang ...."
Emanuel melihat pergerakan Lilian. Ia marah dan langsung mengeret pelan gadis itu.
"Jangan bertindak gegabah sebelum aku meruntuhkan kerajaan kecilmu!" ancamnya.
Mereka berdua bergerak menuju taman paling belakang. Keduanya adu mulut lalu Emanuel membungkam gadis itu dengan ciuman di bibirnya.
"Masih melawan?" tanyanya dengan napas menderu.
Lilian, terbawa arus, ia menyukai ciuman sang raja. Ia lebih dulu memagut bibir pria yang usianya lebih tua dari sang ayah.
"Hei ... stop it!"
Emanuel menghentikan ciuman Lilian yang mulai membakar libidonya.
"Take me ... please," pinta Lilian dengan tatapan bergairah.
"As you wish!" seringai Emanuel lalu menyampirkan jubahnya dan keduanya menghilang dari tempat itu.
Bersambung.
Weh ... Natasha... keren.
Next?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Teetie Suhaeti
pacarny Abraham siapa aja diembat bapakny Abraham juga diladenin
2024-10-08
0
Sandisalbiah
lah.. kok. malah jd sama bapaknya.. Emanuel ini hipertensi ya.. sama penyihir buruk rupa aja doyan.. dasar rakus..
2024-02-07
1
Oi Min
cih..... Abra.... Abra..... kasihan kmu di tipu kekasih jalang..... ckckckckck ...... bego lu dah kronis Abraham.....
2023-07-11
1