Cinta Tak Pernah Salah
"Apa-apaan kamu, Mas? Jangan bercanda deh. Kamu mau batalin pernikahan kita secara sepihak? Lewat telepon? Nggak bisa Mas. Kita harus ketemu. Mas harus jelasin. Apa? Nggak bisa? Mas! Ini bukan urusan main-main, persiapan pernikahan kita udah... eh halo halo Mas Aldo... Aaarrggh..!"
Telepon dibanting ke kasur.
"Kenapa, Kak? Mas Aldo barusan yang telepon?" Tanya seorang gadis berambut pendek teman sekamarnya.
Gadis berambut panjang dengan tubuh langsing itu mendengus keras, nafasnya memburu menahan emosi.
"Cinta kan udah bilang dia br*ngsek. Kak Divya ngotot mau nikah sama dia."
"Eh Cinta, nggak usah manasin aku deh!"
"Kak, Cinta bicara fakta. Mas Aldo tuh nggak serius sama Kak Divya. Kak Divya kan tau dia deket sama mantan istrinya yang model itu. Kak Divya itu cuma dikibulin sama dia."
Divya menarik napas dalam-dalam dan mengambil bingkai foto di meja. Fotonya bersama Aldo calon suaminya.
Apa yang harus ia katakan pada ayahnya nanti?
Padahal persiapan pernikahan mereka sudah berjalan. Bahkan undangan sudah dicetak. Keluarga di kampung sudah mempersiapkan keberangkatan ke Jakarta.
Tapi pria itu membatalkan pernikahan tanpa alasan jelas.
Lewat telepon pula!
"Yah untung buat Kak Divya. Yang penting sekarang walaupun batal nikah, Kak Divya kan nggak keluar duit. Nggak kayak waktu sama Galih. Tabungan Kak Divya abis buat pernikahan eh tu cowok malah kabur," komentar Cinta membuat Divya geram, memilih masuk kamar mandi.
Mengingat fakta ini memang sudah kedua kalinya ia gagal menikah. Membuatnya terpukul.
Divya tidak mengira di usianya yang sudah lewat kepala tiga harus mengalami gagal menikah hingga dua kali.
Tiga tahun yang lalu, ia hampir menikah dengan Galih seorang fotografer. Ia mengenal Galih yang kala itu mendapat project memotret apartemen yang dipasarkan.
Galih menyatakan ingin menikahi Divya setelah 6 bulan mereka berpacaran.
Persiapan sudah matang. Bahkan saudara Bapak dari kampung sudah berdatangan ke Jakarta untuk membantu acara pernikahan. Mendadak Galih menghilang tanpa jejak.
Divya panik saat itu berusaha mencari Galih untuk membuat perhitungan, sudah membuatnya dan keluarga malu.
Galih membawa kabur uang milik Divya puluhan juta. Semula Galih begitu manis membuat Divya terbuai.
***
#Flashback 3 tahun lalu..#
"Katering udah, undangan udah dipilih, tinggal baju pengantin, sama booking gedung." Divya mencari-cari lokasi gedung pernikahan di sosial media. "Kira-kira ada yang kosong nggak ya tanggal segitu. Kita harus dapet gedung karena undangan udah siap cetak. Tapi yang tanggal segitu harus dicek satu-satu."
"Sayang, mending untuk gedung aku aja yang cari. Gimana?" Tanya Galih.
Divya masih memusatkan perhatian pada gambar-gambar gedung.
"Lagian kamu bukannya iyain aja tawaran pake wedding organizer, sayang. Jadi kan kita nggak repot kayak gini nyari-nyari gedung. Tau beres aja."
Kali ini Divya memandang wajah ganteng calon suaminya yang berumur sama dengannya.
"Inget lho, biaya buat kita nikah itu pas-pasan. Dengan kita kerjain sendiri, itu neken pengeluaran. Bahkan jadi setengah harga."
"Iya sih. Tapi kamu jadi capek kan mikir segala macam."
"Nggak apa-apa kok. Sekali seumur hidup juga. Aku malah menikmati."
"Ya udah mending kamu sortir undangan sama baju pengantin. Untuk gedung pernikahan, biar aku yang cari."
"Oke."
Beberapa hari kemudian, Galih meneleponnya.
"Sayang, aku udah dapet lokasi gedungnya nih." Katanya membuat Divya sumringah.
"Oh ya dimana?"
"Deket taman dekat kampus kamu."
"Nanti kamu jemput aku ya, selesai aku kerja nanti kita lihat ke sana."
"Iya sayang, eh tapi mending sekarang kamu lihat lokasinya. Aku video call ya."
Galih melakukan panggilan video. Divya memperhatikan Galih yang berada di sebuah gedung dengan interior design yang elegan.
"Bagus banget tempatnya. Kamu udah nanya berapa sewanya?"
"Udah sayang. Cuma 50 juta sehari. Tapi lokasinya bagus. Lokasi parkiran nya luas. Kita ambil aja, sayang."
"Iya nanti aku lihat ke sana dulu."
"Duhh gimana ya? Aku barusan nanya sama manajemennya. Kalau nggak cepat, bulan ini bakal full. Jadi kita harus bayar DP dulu 50%, sayang."
Divya menghitung hitung. "Berarti 25 juta?"
"Iya. Kita ambil aja sekarang. Daripada full nanti kita nikah malah ketunda urusan gedung doang. Kamu bayarin DP nya dulu. Nanti kan kalau uang hasil jual tanah di kampung udah cair, aku ganti semuanya."
"Emang kapan mau cairnya? Kok dari awal cuma pake uang aku?" Divya jadi curiga.
"Tenang aja sayang, minggu depan pembayaran full aku ganti semuanya ya."
Divya percaya saja. "Iya deh. Aku bayar 25 juta."
"Transfer ke rekening aku aja. Nanti aku bayarin. Oh ya sekalian, aku perlu bayar untuk fotografer, sayang. Kebetulan temenku yang mau. Kan nggak mungkin aku yang nikah aku juga yang foto-foto. Jadi kamu transfer 30 juta ya. Buat DP gedung, sama DP foto. Jangan lupa ya sekarang aku tunggu, biar langsung booking tempat."
Divya meski aneh saat itu, percaya saja dan men-transfer sisa tabungannya sebesar 30 juta.
Setelah itu...
Galih menghilang!
Nomornya tidak aktif.
Bahkan di kosannya cowok itu sudah tidak ada.
Divya sungguh tertipu mentah-mentah cowok itu.
Bahkan Divya percaya saja keluarga Galih yang berada di Kalimantan, akan datang menjelang pernikahan karena biaya transportasi yang besar. Untuk menghemat biaya, Divya tidak perlu bertemu dulu keluarga besar. Karena untuk mendatangkan keluarga dari Kalimantan membutuhkan biaya banyak.
Galih meyakinkan setelah menikah mereka akan berkunjung ke kampung keluarga Galih.
Makanya, Divya benar-benar tertipu. Cowok itu hilang tanpa jejak membawa semua uang Divya. Uang yang dikumpulkannya susah payah dengan menjadi marketing apartemen.
Cowok itu membawa kabur uang Divya membuat Divya geram dan bersumpah akan bikin perhitungan.
#flashback off..#
***
Divya berusaha move on dan bangkit. Ia jadi lebih waspada pada pria.
Saking ia dendam ingin melabrak Galih, ia jadi melupakan tujuannya untuk menikah.
Padahal Bapak sudah tua dan berpesan agar Divya cepat menikah.
Hingga ia bertemu dengan Aldo, seorang duda kaya. Mantan suami dari seorang model sekaligus bintang iklan.
Semula Aldo seperti serius saja, bahkan membayar semua biaya yang dikeluarkan untuk persiapan pernikahan.
Aldo juga sudah menemui Bapak.
Bahkan Aldo juga yang membantu Divya dalam pekerjaannya. Dengan memperkenalkan beberapa kawannya yang tertarik membeli unit apartemen yang dipasarkan Divya.
Sehingga Divya dapat promosi dan bonus tinggi.
Mereka sudah fitting baju pengantin, bayar katering, sewa gedung, dll...
Tapi Aldo mendadak membatalkan dengan alasan tidak jelas.
Mungkin benar kata Cinta, kalau Aldo berniat kembali rujuk dengan Sharon mantan istrinya.
Apa yang harus ia katakan pada Bapak?
Lagi-lagi Divya tertipu dan gagal menikah.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Tiana
kasihan tapi lebih baik gagal nikah daripada bercerai nantinya
2023-08-15
1
Fay
mampir baca
2023-07-24
1
Tetik Saputri
semangat kak
2023-06-09
1