Menikah Dadakan

"Papa apa nggak ada solusi lain?"

"Lalu solusi kamu apa, Jefran? Mau cari Fiona yang udah tipu kamu?"

Jefran terdiam, bingung mencari alasan menolak.

"Yang jelas, Mama nggak mau keluarga kita dipermalukan, Jefran." Bu Indah mengusap kedua bahu anaknya. "Menikah saja dengan Divya. Meski dia anak pekerja keluarga kita, tapi dia memiliki pendidikan tinggi. Setidaknya banyak yang bisa dibanggakan dari Divya. Mama juga lihat dia wanita yang baik dan mandiri. Kalian pasti bisa saling menjaga satu sama lain."

Jefran masih keberatan. "Ma, kalo solusinya aku harus menikah hari ini, tapi apa ada pilihan lain selain perawan tua itu?"

"Hati-hati dengan ucapan kamu, Jefran."

"Apa yang salah, Pa? Dia lebih tua dari aku."

"Kalian sudah sama sama dewasa, usia kalian berdua tidak terpaut jauh. Lagipula dia sudah berusaha memberitahu kamu tentang Fiona. Setidaknya dia berusaha menyelamatkan keluarga kita dari malu."

"Aku nggak mau, Pa. Aku nggak cinta sama dia. Aku cuma cinta sama Fiona. Aku cuma mau nikah sama Fiona." Jefran masih keras kepala.

"Kamu mau cari dia sampai kapan? Semua sudah menunggu pernikahan kalian?"

"Pokoknya aku nggak mau nikah sama Divya."

Pak Ardi dan Bu Indah saling pandang.

"Ya sudah kalau kamu tidak mau. Mama Papa nggak akan maksa lagi. Ayo Pa, kita umumkan pernikahan ini batal." Bu Indah melangkah keluar kamar.

Pak Ardi mengekor. "Mama yakin?"

"Mau bagaimana lagi Pa? Anak kita hanya mementingkan diri sendiri, nggak mau mikirin keluarga. Setelah kita umumkan batal pernikahan, Mama ingin kita berdua pindah saja ke luar negeri, Pa. Mama nggak bisa nanggung malu tinggal di sini karena masalah ini. Apalagi ditipu mentah-mentah oleh calon menantu kita. Mama nggak bisa ketemu teman-teman Mama lagi. Mama malu."

"Baik, Ma. Papa setuju. Kita akan pindah ke Singapore malam ini juga, biarkan saja perusahaan Jefran yang urus. Dia sudah sangat mandiri tidak perlu kita lagi. Papa akan urus kepindahan kita berdua."

Jefran menggeleng mendengar pembicaraan orangtuanya.

"Papa, Mama.."

"Kamu di sini saja, Jefran. Biar Papa Mama yang temui semua orang."

"Papa Mama jangan pergi. Aku mau menikah dengan Divya."

Langkah Pak Ardi dan Bu Indah terhenti lalu berbalik memeluk anak semata wayangnya.

"Good choice. Pa, cepat tanya Divya. Semoga dia tidak menolak dan pernikahan bisa segera dilanjutkan."

Bu Indah bergegas membereskan penampilan anaknya.

Jefran memaksakan tersenyum, walau setengah hati menuruti kemauan orangtuanya.

Karena bagaimana pun, ia pantang membuat orangtuanya sedih dan kecewa. Apalagi harus pergi karena dirinya.

Lebih baik ia mengalah dan menuruti kemauan orangtuanya.

***

Nenek mendadak sumringah begitu didandani sebagai pendamping pengantin wanita.

Sampai menangis bahagia mendengar dari Bi Esih bahwa yang menikah dengan Jefran adalah Divya cucu semata wayangnya.

Nenek tidak peduli ada apa sampai tiba-tiba cucunya yang jadi pengantin. Yang penting cita-citanya tercapai, melihat cucu satu-satunya menikah.

Divya dirias dan mengenakan kebaya pengantin milik Bu Indah ketika menikah dahulu.

Karena sudah tidak ada waktu lagi memesan gaun pengantin dari butik.

Acara sudah molor satu jam dari jadwal. Dan ketika tamu-tamu sudah mulai gelisah, MC mengumumkan akad nikah akan segera diadakan. Pengantin wanita akan memasuki tempat acara.

Bu Indah dan Nenek menunggu di depan kamar pengantin, ketika Divya sudah selesai dirias.

Begitu keluar kamar didampingi 2 asisten perias, Bu Indah dan Nenek berdecak kagum.

"Cantik sekali kamu, Cu." Nenek sampai terharu melihat cucunya jadi pengantin begitu cantik.

"Cantiknya. Kebaya ini sudah berusia hampir 30 tahun. Tapi begitu cantik dan seperti baru kamu yang pakai." Puji Bu Indah.

Divya memaksakan tersenyum. Saking canggungnya, ia tidak bisa bersuara.

Didampingi Bu Indah dan Nenek, Divya melangkah memasuki ruang acara. Rasanya seperti jalan di atas paku. Membuat langkahnya tersendat-sendat.

Terdengar kasak kusuk semua tamu melihat mempelai wanita yang berbeda dengan foto pra wedding.

Bahkan Pak Ardi sudah memerintahkan agar semua foto Jefran dan Fiona disingkirkan. Bahkan karangan bunga ucapan selamat atas nama Jefran dan Fiona semua diangkut.

Walau semua tamu ingin tahu kenapa pengantin wanita diganti, tapi Bu Indah dan Pak Ardi sudah tidak peduli. Yang penting hari ini...

Hari pernikahan antara Jefran dan Divya.

Divya sampai tidak berani mengangkat wajah ketika disandingkan dengan Jefran di hadapan penghulu.

Jefran diam saja, tak menyangka akan terjebak pernikahan yang tidak diduganya. Dengan wanita yang tidak ia cintai.

"Kita mulai ijab kabul nya. Mas Jefran silahkan jabat tangan Pak Abdul."

Jefran menurut dan menjabat tangan calon mertuanya yang sudah berganti pakaian menjadi setelan jas dan peci.

Sejak menyatakan bersedia menikahi Divya, Jefran berlatih agar tidak salah menyebut nama ketika ijab kabul.

Bagaimana pun juga ia harus menjaga reputasi keluarga.

Kalau dengan pura-pura bisa menyelamatkan keluarganya dari malu, ia akan lakukan daripada orangtuanya harus pergi gara-gara ini. Merasa bersalah sudah tertipu oleh gadis yang dicintainya.

"Jefran Abdi Wirata bin Ardi Wirata, saya nikahkan dan kawinkan putri saya Divya Tanisha Putri binti Abdullah dengan mas kawin 100 gram logam mulia dan uang tunai sebesar 100 juta rupiah dibayar tunai."

"Saya terima nikahnya Divya Tanisha Putri binti Abdullah dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"Sah!"

"Alhamdulillah."

Nenek paling bahagia sampai menangis dan berdoa untuk keutuhan rumah tangga cucunya. Meski sering marah, Nenek amat menyayangi Divya dan ingin cucunya bahagia.

Divya dan Jefran diam saja sepanjang acara.

Begitu Jefran menyematkan cincin pernikahan di jari manis Divya, semua mengucap syukur. Bahkan cincinnya pas.

Begitu Divya mencium tangan Jefran, ada perasaan aneh muncul. Jefran ini lebih muda darinya, namun sudah menjadi suaminya. Ia harus hormat pada Jefran meski pernikahan ini tidak diduganya.

Jefran memaksakan tersenyum.

"Cium kening istrimu. Pertanda kalian sudah sah menjadi suami istri."

Jefran dan Divya saling pandang.

"Ayo Jefran, ini akan jadi foto tercantik hari ini.." bujuk Bu Indah membuat Divya menunduk.

Akhirnya Jefran mengecup sekilas kening Divya.

"Tahan dulu, sebentar. Ini sambil difoto."

Sungguh Jefran ingin segera sesi acara ini selesai, namun harus bersikap normal karena masih banyak tamu.

Ia mencium kening Divya beberapa detik. Selama itu juga fotografer mengambil gambar beberapa.

Sehabis itu, mereka duduk di pelaminan.

"Jef, jangan ditekuk gitu mukanya," tegur Divya pelan. "Ada tamu tuh."

"Capek. Kapan udahan sih acaranya?" Keluh Jefran.

Divya agak mangkel dan menarik Jefran agar berdiri dan menyalami tamu yang memberi selamat.

Selama itu pula Divya nahan kesel karena suaminya udah kayak anak kecil banyak ngeluh. Ya ngeluh capek, panas, pegel.

***

Episodes
1 Gagal Menikah Kedua Kali
2 Kena Marah Nenek
3 Jefran si Berondong Nyebelin
4 Mencari Aldo
5 Calon Istri Jefran
6 Kecurigaan Divya
7 Ditikung Teman Sendiri
8 Dendam Pada Divya
9 Mendengar Rencana Jahat
10 Bimbang
11 Hari Pernikahan
12 Kacau
13 Tawaran Menikah
14 Menikah Dadakan
15 Pengantin Baru Dadakan 1
16 Pengantin Baru Dadakan 2
17 Ke Diskotik
18 Perjalanan ke Kampung
19 Di Desa 1
20 Di Desa 2
21 Jefran Sakit
22 Pindah ke Apartemen
23 Harapan Orangtua
24 Tetangga
25 Divya Mulai emosi
26 Belum Unboxing?
27 Jefran Mulai Romantis
28 Bayi?
29 Tes DNA
30 Malam Pengantin
31 Mulai Harmonis
32 Tante Melinda nya Ares
33 Tangisan Sakha
34 Kedatangan Aneth
35 Sikap Aneth
36 Sikap Aneth 2
37 Rahasia Hubungan Jefran
38 Aneth Berbohong
39 Jujur
40 Kehilangan
41 Duka Divya
42 Bertemu Tante Melinda
43 Kedatangan Fiona
44 Kedatangan Fiona 2
45 Kebohongan Ares
46 Divya Sakit Hati
47 Membujuk Divya
48 Malam Romantis
49 Terbongkar
50 Divya atau Fiona
51 Rencana Jahat Fiona
52 Fitnah Berujung Terusir
53 Kepergian Aneth
54 Ares Tertangkap
55 Disandera
56 Kepergian Fiona
57 Menyelesaikan Masalah
58 Sakhi
59 Hampa
60 Dua Bocah Tampan
61 Keluarga Kecil
62 Om Baik
63 Doa Ibu
64 Pertemuan
65 Memohon Maaf
66 Meluapkan Kerinduan
67 Divya Pergi
68 Mencari Divya
69 Divya Sakit
70 Janji Jefran
71 Sadar
72 Curi Kesempatan
73 Kembali ke Rumah
74 Mengincar Anak-anak
75 Sakha Diculik
76 Kejahatan Cinta
77 Cinta dan Kirana
78 Pernikahan Rion
79 Kehadiran Putri Cantik -End-
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Gagal Menikah Kedua Kali
2
Kena Marah Nenek
3
Jefran si Berondong Nyebelin
4
Mencari Aldo
5
Calon Istri Jefran
6
Kecurigaan Divya
7
Ditikung Teman Sendiri
8
Dendam Pada Divya
9
Mendengar Rencana Jahat
10
Bimbang
11
Hari Pernikahan
12
Kacau
13
Tawaran Menikah
14
Menikah Dadakan
15
Pengantin Baru Dadakan 1
16
Pengantin Baru Dadakan 2
17
Ke Diskotik
18
Perjalanan ke Kampung
19
Di Desa 1
20
Di Desa 2
21
Jefran Sakit
22
Pindah ke Apartemen
23
Harapan Orangtua
24
Tetangga
25
Divya Mulai emosi
26
Belum Unboxing?
27
Jefran Mulai Romantis
28
Bayi?
29
Tes DNA
30
Malam Pengantin
31
Mulai Harmonis
32
Tante Melinda nya Ares
33
Tangisan Sakha
34
Kedatangan Aneth
35
Sikap Aneth
36
Sikap Aneth 2
37
Rahasia Hubungan Jefran
38
Aneth Berbohong
39
Jujur
40
Kehilangan
41
Duka Divya
42
Bertemu Tante Melinda
43
Kedatangan Fiona
44
Kedatangan Fiona 2
45
Kebohongan Ares
46
Divya Sakit Hati
47
Membujuk Divya
48
Malam Romantis
49
Terbongkar
50
Divya atau Fiona
51
Rencana Jahat Fiona
52
Fitnah Berujung Terusir
53
Kepergian Aneth
54
Ares Tertangkap
55
Disandera
56
Kepergian Fiona
57
Menyelesaikan Masalah
58
Sakhi
59
Hampa
60
Dua Bocah Tampan
61
Keluarga Kecil
62
Om Baik
63
Doa Ibu
64
Pertemuan
65
Memohon Maaf
66
Meluapkan Kerinduan
67
Divya Pergi
68
Mencari Divya
69
Divya Sakit
70
Janji Jefran
71
Sadar
72
Curi Kesempatan
73
Kembali ke Rumah
74
Mengincar Anak-anak
75
Sakha Diculik
76
Kejahatan Cinta
77
Cinta dan Kirana
78
Pernikahan Rion
79
Kehadiran Putri Cantik -End-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!