Please, Love Me Husband

Please, Love Me Husband

Chapter 1. Istri Tak Berguna

Prang

Prang

Terdengar bunyi benda-benda berjatuhan di dalam kamar megah itu. Kamar itu sekarang bak kapal pecah. Banyak barang yang berserakan tidak pada tempatnya. Bahkan ada yang rusak, pecah akibat dilempar sembarang.

"Istri macam apa kamu? Suami pulang bukannya disambut, bukannya dilayani? Alasannya kerja, kerja, kerja!" hardik pria itu.

"Tapi kan mas aku memang baru pulang kerja," ucap Salina - istrinya mencoba untuk membela diri.

"Kerja apaan? Yang ada kamu malah enak-enak sama bos kamu itu. Kamu pikir saya tidak tau?" cecar Setu tak terima jawaban istrinya itu.

Dua tahun sudah mereka sudah membangun bahtera rumah tangga. Akan tetapi mereka belum dikaruniai anak.

"Ada apa sih ribut-ribut?" ucap seorang wanita paruh baya, dengan rambut pendek sebatas telinga, bergelombang.

"Baru juga pulang kerja udah ribut aja," timpalnya lagi. Ia menatap Salina dengan tajam.

Mendengar suara ribut-ribut di kamar anak dan menantunya, membuat Sirlina - mertua dari Salina, ibu dari Setu Sandoro memutuskan untuk datang menghampiri mereka. Yang sepertinya sedang memperdebatkan sesuatu.

Bagi Sirlina itu sudah hal yang biasa. Dan ia selalu berkomentar bahwa Salina lah yang salah.

"Ini, bu. Menantu ibu ini. Seharusnya dia nggak usah kerja. Biar kalau aku pulang kerja ada yang layanin. Disediakan bajuku, disediakan air mandiku, ditanya aku gimana di kantor. Disediakan makananku. Dipijitin badanku. Ini apa? Dia malah asyik pacaran di kantor, nggak ingat kalau udah punya suami," sahut Setu cepat.

"Siapa yang pacaran sih, mas? Mas jangan suka nuduh tanpa bukti," sela Salin membela diri.

"Eh, kalau suami ngomong di dengerin. Jangan menyela. Nggak sopan," hardik Sirlina cepat. Ia sungguh tidak terima atas sikap Salin yang menurutnya tidak sopan.

Salin menunduk, menatap jari-jari kakinya yang ada di lantai keramik itu.

"Maaf, bu tapi tuduhan mas Setu tak berdasar," lirih Salin, tapi Setu dan mamanya bisa mendengarnya dengan jelas.

"Apa kamu bilang?" hardik Setu.

Plak

Sebuah tamparan keras melayang di pipi sebelah kiri yang mulus dan putih Salin di sore hari itu.

"Mas, kamu..." Salin memegang pipinya yang baru ditampar itu.

"Apa? Hah? Nggak terima?" hardik Setu.

Bahkan Setu merasa tak bersalah setelah ia memberikan tamparan keras pada istrinya itu.

Sedang ibu mertuanya, tersenyum sinis memandangi Salin. Bukannya melarang anaknya untuk tidak main kekerasan, malah membiarkan Salin disiksa. Dia malah tersenyum?

"Salah kamu sendiri lebih mentingin pekerjaan dari pada suami kamu. Itu akibatnya," ujar Sirlina enteng. Ia tak memikirkan bagaimana perasaan sang menantu.

"Kenapa? Sakit?" tanya Sirlina, mengejek. Ia tak terima saat Salin menatap iba padanya. Seperti meminta pertolongan padanya.

"Rasakan lah. Itu karena ulahmu sendiri. Nggak bisa jaga diri. Mau aja diajak kencan sama bos kamu itu," timpal ibu Sirlina.

Salin menunduk lagi. Rasanya tak ada guna ia memohon pertolongan pada mertuanya itu. Percuma. Dia malah turut mendukung perbuatan sang anak yang sama sekali tidak pantas ditiru itu.

Salin bukan sengaja pulang terlambat. Tetapi memang pekerjaan di kantor membuatnya harus menyelesaikannya segera sesuai dengan titah CEO perusahaan tempat ia bekerja.

Salin sudah berusaha sekuat yang ia mampu untuk membagi antara tugas kantor dengan tugas sebagai seorang istri di rumah. Namun, di mata ibu mertuanya dan juga suaminya itu selalu saja salah. Tak pernah mereka puas dengan hasil kerja Salin. Selalu saja ada yang salah.

Sebagai seorang sekretaris CEO, Salin harus bisa profesional. Mengerjakan semua tugasnya, mengatur jadwal CEO, mengikuti semua kegiatan CEO kemanapun ia pergi. Walau keluar kota sekalipun. Bahkan pernah ke luar negeri dan tak jarang.

Kring kring kring

Tiba-tiba ponsel Setu berbunyi. Ia menatap sekilas layar ponsel itu lalu berucap," ah sudahlah. Daripada aku makin pusing, mending aku keluar aja. Aku mau cari udara segar," pungkasnya.

Setu pun berlalu meninggalkan ibunya dan juga istrinya. Ia masuk ke dalam kamar mandi setelah ia mengambil sesuatu dari dalam lemari. Tak ada yang memperhatikan apa yang diambil oleh Setu dari lemari itu.

Sementara ibu Sirlina masih memelototi Salin. Dan Salin pun hanya bisa tertunduk ditatap seperti itu.

Tak berapa lama, Setu pun keluar kamar meninggalkan ibunya dan Salin, istrinya.

"Ibu, Setu pergi. Ia berpamitan pada sang ibu dengan kalimat yang begitu singkat dan acuh kepada Salin. Dan ibunya, memberangkatkan Setu dengan senyum.

Hati Salin sangat miris melihat pemandangan itu. Sejak rasanya di dada.

"Apa yang kamu lihat?" tanya ibu mertuanya itu.

"Cepat lakukan tugasmu! Masih ingatkan?" titah sang mertua sekaligus bertanya.

"Iya, ibu," jawab Salin lirih.

Segera Salin menggantungkan tasnya lalu mengganti baju kerjanya dengan baju rumahan. Dan mertuanya menyaksikan itu semua. Tentu saja dengan tatapan sinis dan tidak suka.

Sampai saat ini, pertanyaan di benak Salin belum juga terjawab. Apa pertanyaan itu? Pertanyaannya adalah, mengapa ibu mertuanya itu tidak suka kepadanya? Mengapa ibu mertuanya itu selalu saja menganggap apa yang ia kerjakan salah dimatanya?

Entahlah, sampai saat ini Salin tak tau. Entah kenapa pula suaminya seolah bersekongkol dengan ibu mertua untuk menyudutkan dirinya. Menyalahkan semua kepadanya.

Salin merasa suaminya itu sudah berubah.

"Cepetan! Lelet banget sih jadi orang!" hardik Sirlina, ibu mertua Salin itu. Ia masih memelototi menantunya itu.

"I-iya, ibu," sahut salin terbata. Ia terkejut dengan suara sang mertua.

Salin mulai melangkah beberapa langkah. "Bu, mas Setu kemana sih?" tanya Salin pelan. Ia ingin tau kemana sang suami pergi. Sebagai seorang istri tentu ia heran, pulang kerja suaminya malah pergi entah kemana. Apalagi setelah menerima telepon dari seseorang yang Salin tak tau itu siapa.

Dan anehnya lagi, Salin melihat senyuman dari bibir sang suami usai ia memutus sambungan telepon itu. Istri mana yang tak bertanya-tanya.

"Banyak amat pertanyaannya? Kerja sana!" titah sang mertua. Ia sungguh tak mau menjawab tanya menantunya itu.

"Cepetan!" pekiknya saat Salin masih saja diam mematung. Pikirannya masih pada Setu.

Salin pun segera beranjak ke dapur. Memasak untuk makan malam, membersihkan rumah, menyiram bunga, dan terakhir adalah mencuci piring bekas ja memasak tadi.

Tibalah waktunya makan malam.

Puihh

"Apa yang kau masak ini?" hardik Setu.

"Kau mau membunuhku? Udah nggak enak, asin pula," tambahnya. Ia menyemburkan nasi dan lauk yang sudah ia masukkan ke dalam mulutnya hingga mengenai wajah Salin yang saat ini duduk bersama di meja makan di dapur yang luas itu.

"Asin, mas?" tanya Salin hati-hati. Ia merasa suaminya itu salah menilai. Seingatnya, garamnya sudah pas. Karena tadi ia mencicipinya dan rasanya sudah pas.

"Kau kira aku bohong? Hah? Dasar istri tak berguna!"

Episodes
1 Chapter 1. Istri Tak Berguna
2 Chapter 2. Menantu Tak Becus
3 Chapter 3. Istri Durhaka
4 Chapter 4. Teman Tuyul
5 Chapter 5. Apa Salahku, Mas?
6 Chapter 6. Salin Kabur
7 Chapter 7. Dipecat
8 Chapter 8. Jasa Clean Online
9 Chapter 9. Misi Selesai
10 Chapter 10. Ibu Minta Uang
11 Chapter 11. Kasmaran By Phone
12 Chapter 12. Noda Lipstik
13 Chapter 13. Adakah Cinta Untuk Saya?
14 Chapter 14. Perdebatan Yang Hakiki
15 Chapter 15. Mau Ke Pesta
16 Chapter 16. Apa Mas Setu Yang Lain?
17 Chapter 17. Dia Sepupu Saya
18 Chapter 18. Mempersiapkan Kejutan Untukmu
19 Chapter 19. Seperti ABG
20 Chapter 20. Kena Prank
21 Chapter 21. Lagi, Ibu Minta Uang
22 Chapter 22. Weni ... Weni
23 Chapter 23. Nona's Parfume
24 Chapter 24. Bukan Namaku Yang Kamu Sebut
25 Chapter 25. Wanita Gampangan
26 Chapter 26. Terbongkar
27 Chapter 27. Alister Galeh Pratama
28 Chapter 28. Aku Dimana?
29 Chapter 29. Ada Yang Kepincut
30 Chapter 30. Masih Sayang
31 Chapter 31. Ceraikan Saja Dia
32 Chapter 32. Tidak Ingin Cerai
33 Chapter 33. Dia Hanya Pembantu
34 Chapter 34. Kecurigaan Stephania
35 Chapter 35. Ancaman Setu
36 Chapter 36. Agnesrani Anantha Pradina
37 Chapter 37. Tega Kamu, Mas
38 Chapter 38. Kamu Berhak Dicintai
39 Chapter 39. Piala Bergilir
40 Chapter 40. Salin Pingsan
41 Chapter 41. Prove It
42 Chapter 42. Salina Xavier Meninggal
43 Chapter 43. Rumah Sewa
44 Chapter 44. Ada Pelangi Setelah Hujan
45 Chapter 45. Cerita Setu Yang Menyakitkan
46 Chapter 46. Mama Sefarina Pingsan
47 47. Dia (bukan) Anak Kecil
48 Chapter 48. Papa Jahat!
49 Chapter 48. Sampah Kembali Kepada Sampah
50 Chapter 50. Jaga Diri Baik-baik
51 Chapter 51. POV Alister
52 Chapter 52. Wajar Dia Selingkuh
53 Chapter 53. Karena Aku Bosnya
54 Chapter 54. Rindu Salin
55 Chapter 55. Aku Hamil, Mas.
56 Chapter 56. Pikirkan Matang-matang
57 Chapter 57. Aku Kangen Banget Sama Kamu
58 Chapter 58. Jangan Salah Paham
59 Chapter 59. Saling Menatap
60 Chapter 60. Kejutan Bertubi-tubi
61 Chapter 61. Tolong, Jangan Sakiti Aku!
62 Chapter 62. Orang Yang Sama
63 Chapter 63. Hancur Sehancur-hancurnya
64 Chapter 64. Lebih Baik Tanya Langsung
65 Chapter 65. Kerjasama
66 Chapter 66. Tentang Pertunangan Ardan
67 Chapter 67. Saya Ikhlas
68 Chapter 68. Hanya Dia?
69 Chapter 69. Kencan Ala Ardan dan Nantha
70 Chapter 70. D'resto (mini hotel)
71 Chapter 71. Bertemu Mantan
72 Chapter 72. Misi Penyelamatan
73 Chapter 73. Dugaan Stephania
74 Chapter 74. Mengulang Kembali
75 Chapter 75. Rencana Papa Sande
76 Chapter 76. Ardan Hilang Kontak
77 Chapter 77. Papa Sande Masuk Rumah Sakit
78 Chapter 78. Keras Kepala
79 Chapter 79. Papa Sande Drop
80 Chapter 80. Yang Waras Mengalah
81 Chapter 81. Kamu Tidak Mengerti Bahasa Indonesia?
82 Chapter 82. Penyesalan Papa Sande
83 83. Calon Papa Mertua
84 Chapter 84. Saling Menguatkan
85 Chapter 85. Ulang Tahun Oma
86 Chapter 86. Ulang Tahun Oma Part 2
87 Chapter 87. Tak Mau Menikah Lagi
88 Chapter 88. Mau Kemana Kamu?
89 Chapter 89. Ada Yang Luka?
90 Chapter 90. Nona Rebecca, Tuan
91 Chapter 91. Buta, tapi Melihat
92 Chapter 92. Kebutaan Senja
93 Chapter 93. Salin Hilang
94 Chapter 94. Kita Akan Menikah
95 Chapter 95. Perih
96 Chapter 96. Brother Daniel
97 Chapter 97. Menangis
98 Chapter 98. Wanita yang Kuat dan Tegar
99 Chapter 99. Mencintaimu Dalam Hati
100 Chapter 100. Stephania ingin Bicara
101 Chapter 101. Keputusan Stephania.
102 Chapter 102. Janji Suci
103 Chapter 103. Lamaran Ditolak
104 Chapter 104. Cium Cium Cium (Last Chapter)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Chapter 1. Istri Tak Berguna
2
Chapter 2. Menantu Tak Becus
3
Chapter 3. Istri Durhaka
4
Chapter 4. Teman Tuyul
5
Chapter 5. Apa Salahku, Mas?
6
Chapter 6. Salin Kabur
7
Chapter 7. Dipecat
8
Chapter 8. Jasa Clean Online
9
Chapter 9. Misi Selesai
10
Chapter 10. Ibu Minta Uang
11
Chapter 11. Kasmaran By Phone
12
Chapter 12. Noda Lipstik
13
Chapter 13. Adakah Cinta Untuk Saya?
14
Chapter 14. Perdebatan Yang Hakiki
15
Chapter 15. Mau Ke Pesta
16
Chapter 16. Apa Mas Setu Yang Lain?
17
Chapter 17. Dia Sepupu Saya
18
Chapter 18. Mempersiapkan Kejutan Untukmu
19
Chapter 19. Seperti ABG
20
Chapter 20. Kena Prank
21
Chapter 21. Lagi, Ibu Minta Uang
22
Chapter 22. Weni ... Weni
23
Chapter 23. Nona's Parfume
24
Chapter 24. Bukan Namaku Yang Kamu Sebut
25
Chapter 25. Wanita Gampangan
26
Chapter 26. Terbongkar
27
Chapter 27. Alister Galeh Pratama
28
Chapter 28. Aku Dimana?
29
Chapter 29. Ada Yang Kepincut
30
Chapter 30. Masih Sayang
31
Chapter 31. Ceraikan Saja Dia
32
Chapter 32. Tidak Ingin Cerai
33
Chapter 33. Dia Hanya Pembantu
34
Chapter 34. Kecurigaan Stephania
35
Chapter 35. Ancaman Setu
36
Chapter 36. Agnesrani Anantha Pradina
37
Chapter 37. Tega Kamu, Mas
38
Chapter 38. Kamu Berhak Dicintai
39
Chapter 39. Piala Bergilir
40
Chapter 40. Salin Pingsan
41
Chapter 41. Prove It
42
Chapter 42. Salina Xavier Meninggal
43
Chapter 43. Rumah Sewa
44
Chapter 44. Ada Pelangi Setelah Hujan
45
Chapter 45. Cerita Setu Yang Menyakitkan
46
Chapter 46. Mama Sefarina Pingsan
47
47. Dia (bukan) Anak Kecil
48
Chapter 48. Papa Jahat!
49
Chapter 48. Sampah Kembali Kepada Sampah
50
Chapter 50. Jaga Diri Baik-baik
51
Chapter 51. POV Alister
52
Chapter 52. Wajar Dia Selingkuh
53
Chapter 53. Karena Aku Bosnya
54
Chapter 54. Rindu Salin
55
Chapter 55. Aku Hamil, Mas.
56
Chapter 56. Pikirkan Matang-matang
57
Chapter 57. Aku Kangen Banget Sama Kamu
58
Chapter 58. Jangan Salah Paham
59
Chapter 59. Saling Menatap
60
Chapter 60. Kejutan Bertubi-tubi
61
Chapter 61. Tolong, Jangan Sakiti Aku!
62
Chapter 62. Orang Yang Sama
63
Chapter 63. Hancur Sehancur-hancurnya
64
Chapter 64. Lebih Baik Tanya Langsung
65
Chapter 65. Kerjasama
66
Chapter 66. Tentang Pertunangan Ardan
67
Chapter 67. Saya Ikhlas
68
Chapter 68. Hanya Dia?
69
Chapter 69. Kencan Ala Ardan dan Nantha
70
Chapter 70. D'resto (mini hotel)
71
Chapter 71. Bertemu Mantan
72
Chapter 72. Misi Penyelamatan
73
Chapter 73. Dugaan Stephania
74
Chapter 74. Mengulang Kembali
75
Chapter 75. Rencana Papa Sande
76
Chapter 76. Ardan Hilang Kontak
77
Chapter 77. Papa Sande Masuk Rumah Sakit
78
Chapter 78. Keras Kepala
79
Chapter 79. Papa Sande Drop
80
Chapter 80. Yang Waras Mengalah
81
Chapter 81. Kamu Tidak Mengerti Bahasa Indonesia?
82
Chapter 82. Penyesalan Papa Sande
83
83. Calon Papa Mertua
84
Chapter 84. Saling Menguatkan
85
Chapter 85. Ulang Tahun Oma
86
Chapter 86. Ulang Tahun Oma Part 2
87
Chapter 87. Tak Mau Menikah Lagi
88
Chapter 88. Mau Kemana Kamu?
89
Chapter 89. Ada Yang Luka?
90
Chapter 90. Nona Rebecca, Tuan
91
Chapter 91. Buta, tapi Melihat
92
Chapter 92. Kebutaan Senja
93
Chapter 93. Salin Hilang
94
Chapter 94. Kita Akan Menikah
95
Chapter 95. Perih
96
Chapter 96. Brother Daniel
97
Chapter 97. Menangis
98
Chapter 98. Wanita yang Kuat dan Tegar
99
Chapter 99. Mencintaimu Dalam Hati
100
Chapter 100. Stephania ingin Bicara
101
Chapter 101. Keputusan Stephania.
102
Chapter 102. Janji Suci
103
Chapter 103. Lamaran Ditolak
104
Chapter 104. Cium Cium Cium (Last Chapter)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!