Rahasia Lelaki Kaktus
“Ceraikan Philip. Aku akan mencarikan suami kaya untukmu.”
Layaknya santapan sehari-hari, jika ibunya datang, tidak ada dialog yang lebih pantas untuk memulai pembicaraan selain merendahkan suaminya, Philip Sherburne.
“Mom, aku tidak mau.” Flores menolak mentah-mentah.
Awalnya dia terus berusaha meyakinkan ibunya ini, tetapi lama kelamaan dia muak. Cukup menjawab dengan kata ‘tidak’, maka semuanya akan selesai.
“Berapa banyak yang Philip berikan untuk bulanan, Flo?” Myah tidak akan menyerah sampai dia membuat putri satu-satunya ini mau menceraikan suaminya. “Itu cukup untuk hidup kalian?”
Flores Lottie Smith adalah namanya, pewaris tunggal dari perusahaan brand perhiasan ternama di Los Angeles, Lottie Harlow. Sebenarnya Flores bukan satu-satunya keturunan dari perusahaan induk Lottie Holding, dia putri yang paling muda. Harapan terakhir Myah dan Mr. Shem untuk mengembangkan kekayaannya.
Ya, pernikahan bisnis antar keluarga kaya.
“Kau dan Elisa, putrimu itu.” Myah menanggapi tatapan Flores dengan santai.
Flores mendesah kasar. “Itu bukan urusanmu, Mom,” jawabnya ketus. Flores datang membawa satu nampan teh hijau untuk Myah. “Itu urusanku dan Philip.”
Myah tertawa. “Philip hanya tukang bengkel,” katanya. Lagi-lagi Flores mendengar ucapan itu merendahkan suaminya.
“Memangnya kenapa jika dia tukang bengkel?” Flores marah. Dia meletakkan nampan itu dengan kasar. “Dia tidak membunuh orang, mencuri, atau bahkan ... korupsi.”
“Dia mencoret nama baik keluarga, Flo!” Myah semakin tegas. “Dia mempermalukan kita.”
Flores memunggungi ibunya, dia mengusap wajahnya frustasi. Sebenarnya, Flores tidak ingin menerima ibunya bertamu Selasa ini, tetapi mau bagaimana lagi? Myah adalah ibunya.
“Aku sudah mengatur kencanmu dengan ....”
“Aku tidak mau!” Flores menolak mentah-mentah. Pandang matanya menembak posisi Myah. “Jangan paksa aku, Mom!”
“Philip tidak punya masa depan!” Myah semakin gila. Dia beranjak. “Bukan tentang kau, Flo. Ini tentang Elisa.”
Flores pun tidak yakin. Dia menikah dengan Philip hanya karena cinta. Alasan itu membutakan segalanya. Fakta bahwa Philip tanpa latar belakang jelas, mereka bertemu hanya karena kesalahan takdir.
Myah menunjuk putrinya. “Kau sekarang punya Lottie Harlow,” katanya. Tatapan itu mengintimidasi Flores. “Jika begini terus, Perusahaan Lottie Harlow harus pindah ke tangan kakakmu, Alice, Flo.”
“Aku bisa mengelola Perusahaan Lottie Harlow dengan baik,” jawab Flores dengan lirih. Dia penuh keyakinan. “Perusahaan Lottie Harlow baik-baik saja selama ini di tanganku.”
Myah menyeringai. Dia mengambil tasnya. Secangkir teh hanya formalitas. Dia tidak sudi meminum apa pun dari rumah ini, tidak ada yang tahu teh itu dibeli dengan uang Philip atau bukan.
“Lelakimu itu tidak berpenghasilan, rendahan, tanpa pendidikan dan latar belakang yang jelas.” Myah terus menghinanya sembari berjalan menjauhi Flores. Dia hendak keluar dari ruangan.
Sebelum menarik gagang pintu, dia menoleh pada Flores. “Lelaki seperti itu mana bisa diandalkan, Flo? Kau yang akan menyesal nanti!”
“Dia tidak punya harga diri!” Myah terus menerus. “Dia tidak tahu malu, huh!” Myah menghinanya dengan tawa ringan. “Bisa-bisanya menumpang di rumah ini dan hidup sebagai parasit!”
“Mom, hentikan,” sahut Flores, berjalan mendekati ibunya. “Jika Philip dengar, dia akan sakit hati.”
“Biarkan saja!” Myah membentak. “Dia memang tidak tahu malu.”
Myah menyusuri setiap sudut ruangan dengan tatapannya. “Lihatlah! Sekarang di mana dia?”
“Dia menjemput Elisa di sekolah.” Flo menjawab tanpa ragu. “Dia membantuku karena ....”
“Kau sebut pria itu suamimu?” Myah menyela. Tawanya terdengar lagi. “Dia lebih pantas jadi pembantumu!”
Myah menutup kalimatnya. Flores hendak menimpali, tetapi ketika Myah membuka pintu dia begitu terkejut. Entah sejak kapan, Philip berdiri di depan pintu. Namun, tidak bersama Elisa.
“Honey?” Flores melirih. Dia melirik Myah yang salah tingkah, berusaha menghindari pandangan Philip. Semua kepercayaan diri wanita tua itu hilang begitu saja.
“Sorry, Honey.” Philip tersenyum seadanya. “Elisa main bersama temannya di taman sekolah. Jadi, aku berpikir untuk pulang dulu.”
Flores tidak mampu berbicara, dia tak yakin sejauh mana Philip mendengar kalimat hinaan Myah tadi.
“Aku pulang dulu,” sahut Myah. Dia langsung melenggang pergi.
Namun, Philip menghentikannya. “Mom. Makanlah sesuatu sebelum pergi. Aku akan ....”
“Kau pikir perutku mau menerima makanan dari uang hasil membengkel?” kekehnya. “Tidak ada yang tahu, seberapa kotornya makanan itu.”
“Mom!” Flores membentak. Dia hendak mengomel, sebelum akhirnya Philip mencegahnya.
“Aku sudah mencuci tangan sebelumnya, jadi ....”
Myah menyeringai lagi. “Makan saja sendiri. Kalau aku ikut makan, nanti makanannya kurang,” katanya ketus. “Kau pikir gajimu cukup untuk memberi makan kita berempat?”
Myah pergi begitu saja, tidak peduli seberapa besar luka yang dia torehkan untuk Philip.
“Honey,” Flores memanggilnya. “Maafkan ibuku, dia selalu saja begitu.”
Sakit hati? Tentu saja. Philip tidak membawa apa-apa untuk pernikahannya dengan Flores selain tekat dan harga diri. Sekarang, harga dirinya sudah hancur.
Philip masuk ke dalam rumah. “Tidak masalah.” Dia menjawab seadanya. “Ibumu memang begitu.” Lelaki itu tertawa kecil.
Flores mengikutinya masuk ke dalam rumah. Langkah kaki suaminya berhenti ketika melihat secangkir teh yang masih utuh. Selalu saja begitu.
“Mommy tidak suka teh hijau,” kata Flores beralasan. “Aku yang memaksa untuk membuatnya.”
Philip manggut-manggut, lalu menghela napas tanda kecewa. Dia melirik Flores. “Kalau begitu biar aku yang minum, aku suka sekali teh buatanmu,” kekehnya.
Philip duduk di ruang tengah. Dia melepas kaus kakinya yang sudah berlubang.
“Mau aku belikan baru?” tanya Flores. Dia menunjuk lubang di ujung jempol kaki Philip. “Atau pakai punyaku saja?”
Philip menggelengkan kepalanya. “Uangmu adalah uangmu, uangku adalah uangmu.” Dia selalu saja tertawa, entah luka sebesar apa yang sedang dipalsukan lewat tawa itu.
Flores duduk di depan Philip. Dia hanya punya cinta, tidak peduli kekurangan suaminya.
“Mommy datang untuk mengundang kita makan malam,” ucapnya pada Philip.
Sesuai dugaan, Philip terkejut. Sebenarnya Flores tidak ingin jujur. Namun, terakhir kali membohongi suaminya tentang alasan ibunya datang, Flores dan Philip bertengkar hebat. Cukup orang tua Flores yang tidak menghargai Philip, dia jangan.
“Aku sudah beralasan agar kita tidak ....”
Philip tersenyum. “Kita harus datang,” jawabnya tegas. “Keluargamu mengundang kita, bukankah itu kabar baik untuk kita, Flo?” tanyanya.
Flores menunduk.
“Apa yang kau khawatirkan?” tanya Philip. Dia menarik dagu Flores perlahan-lahan. “Semuanya akan baik-baik saja,” ucapnya. Lelaki itu hanya bisa membius Flores dengan kata-kata, tidak dengan harta dan tahta.
“Aku tidak yakin, Philip.” Flores mencemaskan Philip, bukan dirinya. Jika sudah masuk kandang itu, Flores tidak bisa melakukan apa pun selain menerima dan mendengar penghinaan untuk Philip Sherburne.
Philip duduk di sampingnya, mengusap pundak Flores. “Aku pun akan baik-baik saja. Aku janji, aku akan mengimbangi keluargamu, Honey.”
Flores mendesah kasar. Entahlah, terakhir kali pertemuan keluarga, Philip dilempari sampah oleh kakak tertuanya.
Next.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞
Thor bisa gak mulut maknya tu di sumoel pake bara api 😡😡😡
2023-06-16
0
Nemi yaa
Cobaan pernikahan tuh ada aja. semangat Thor lanjut ceritanya🌻
2023-05-09
0
Ninasyifa
roda akak selalu berputar, dan yang kelihatan miskin bisa jadi sebaliknya, lanjut tor
2023-05-09
0