20| Keputusan Si Pecundang

Philip membaringkan tubuh Flores di atas ranjang. Ini adalah babak baru dalam pernikahannya bersama Flores.

“Flores, maafkan aku.” Philip duduk di dekat kepala ranjang. Dielusnya dengan lembut kepala Flores yang tertidur pulas.

Philip terluka melihat Flores pulang dalam keadaan begini. Dia merasa telah gagal menjadi seorang suami.

“Aku sudah mengecewakan kalian berdua, Flo.” Philip bergumam dengan lirih. Dipandanginya terus menerus wajah pucat sang istri. “Aku tidak tegas menjadi seorang laki-laki.”

Di tengah fokusnya, tiba-tiba ponsel Flores berdering. Spam pesan masuk ke dalam ponselnya. Philip bergegas meraih tas Flores dan mengambil ponsel untuk memeriksa pesan yang masuk.

“Mommy?” Philip mengerutkan keningnya sembari melirik Flores di sampingnya.

Philip membuka pesan itu.

Elisa bersamaku. Jangan khawatir.

Philip mendesah kasar. Dia mengusap wajahnya sebab mengabaikan Elisa hari ini. Putrinya pasti kebingungan.

Bersenang-senanglah dengan Marc.

Sekarang Philip mengerutkan keningnya. Raut wajahnya berubah seketika. Dia membuat tatapan tidak percaya ketika mendapati Myah terus terlibat dalam rumah tangganya.

Aku akan memesankan hotel yang mewah jika kau meminta menginap dengan Marc malam ini.

Philip mendesah kasar. Dia tidak tahan membaca pesan dari Myah, jadi dia memutuskan untuk menutup ponsel Flores. Namun, pesan itu kembali datang. Dering ponsel menyudutkan kenyamanan Philip.

Jangan pulang. Biarkan suamimu segera mengurus surat perceraian.

Jangan takut jika dia menuduhmu selingkuh, Flo. Dia yang melakukannya terlebih dulu.

Kau berhak bahagia.

Philip membuang pandangannya. Kesabarannya terus saja diuji. Myah sudah melewati batasannya.

“Aku harus memberinya pelajaran,” ucap Philip sembari mulai membalas pesan dari Myah. Akan tetapi, jari jemarinya berhenti bergerak ketika satu kalimat muncul sebagai pesan terakhir dari Myah malam ini.

Saham Lottie Harlow separuhnya telah dijual untuk melunasi hutang. Ingatlah, kau tidak akan bisa bertahan tanpa Marc.

Philip menghapus kembali caci maki yang hendak dilemparkan pada Myah lewat pesan singkat itu.

“Saham Lottie Harlow?” Philip melirih. Dia menatap sang istri lagi. “Jika separuhnya telah dijual, Flores pasti akan segera bangkrut?”

Flores telah membohongi Philip lagi. Terakhir kali, perempuan itu berkata bahwa semuanya masih berada dalam kendalinya. Hanya keputusan dari Flores yang bisa menentukan nasib dari perusahaan Lottie Harlow. Namun, Flores berdusta.

“Separah itu ‘kah kondisi keuanganmu, Honey?” Philip meletakkan kembali ponsel Flores di atas meja.

Lelaki itu mengusap pipi Flores yang terasa dingin. “Kenapa kau tidak bilang padaku kalau masalahmu tidak hanya datang dari perselingkuhan ini?”

Philip hampir mengutuk dirinya sendiri. Sejauh ini dia tidak bisa membuat Flores bahagia. Dia membiarkan istrinya tetap bekerja keras dan menahan hinaan yang dilontarkan kepadanya.

“Kenapa kau tidak jujur, Flo?” Philip merengek-rengek seperti bayi. “Aku bahkan tidak menduga semua masalah akan secepat ini.”

Flores tiba-tiba menggeliat. “Aku tidak ingin kehilangan Lottie Harlow,” gumam Flores di tengah tidurnya.

Philip mengerutkan dahi. “Honey?” Dia memastikan dengan menepuk pundak Flores. Namun, istrinya tak bereaksi banyak.

“Aku mencintai Lottie seperti aku mencintai Elisa.”

Philip mendesah panjang. “Kau mengigau rupanya,” ucap Philip seraya tersenyum masam. “Kau pasti kelelahan.”

Philip menarik selimut untuk menghangatkan tubuh Flores. Dia merapikan bantal di sisi istrinya lalu mencium kening Flores. Ditatapnya perempuan itu dengan sendu. “Tidurlah dengan tenang, Honey.”

“I love you,” gumam Philip kemudian beranjak dari tempatnya.

Flores tiba-tiba mencekal pergelangan tangan Philip membuat suaminya terkejut. Ketika Philip menoleh, dia hanya mendapati Flores yang masih tertidur.

Philip tersenyum sembari melepaskan genggaman tangan Flores. “Kau harus beristirahat, Bu bos,” tutur Philip kembali mengecup kening Flores. Setelah itu dia pergi keluar dari kamarnya.

Di halaman belakang, Philip mengeluarkan sebatang rokok dan pemantik. Dibakarnya ujung rokok itu lalu dihisap dengan penuh penghayatan. Asap mengepul di udara, beberapa kali diembuskan dari lubang hidung dan mulut Philip.

Philip seorang lelaki. Jika bukan karena janjinya pada Flores, dia akan menggunakan kekerasan untuk melawan kekerasan. Namun, cinta dan janjinya telah melemahkan Philip.

Ponsel Philip berdering. Sesegera mungkin lelaki itu merogoh saku blue jeans-nya.

“Nomor baru?” Philip mengerutkan kening. Dia tidak berpikir panjang, langsung membuka pesan yang masuk. Philip terbiasa dengan nomor asing seperti ini, barangkali pelanggan baru dari bengkelnya.

Aku tahu kamu di sana, Philip.

Philip mengerutkan kening lagi. “Orang sinting salah nomor lagi?” Philip bertanya-tanya. Pesan yang dia dapatkan begitu aneh.

Aku tahu kau akan membutuhkan kami.

Fokus Philip hanya tertuju pada layar ponselnya. Semakin banyak pesan yang masuk, dia semakin penasaran.

Hubungi aku jika kau butuh bantuan, Philip.

“Dia tahu namaku?” Philip mulai berpikir, mengingat siapa yang berpotensi mengirimkan pesan aneh padanya begini. “Black Joe?”

Black Joe adalah rumahmu.

Itu adalah pesan terakhir sebelum akhirnya pengirim tidak lagi mengirimkan pesannya.

Philip terdiam sejenak. Dia berpikir cukup keras. Black Joe punya kekuasaan yang kuat dan besar. Entah sebesar dan sekuat apa, tetapi keyakinan Philip berkata bahwa Black Joe bisa mengambil Lottie Harlow kembali dan menyelesaikan permasalahan rumah tangganya.

Dengan ragu, Philip membuat panggilan suara. Dering ponsel terdengar samar dari seberang ponsel. Dia menunggu, cukup lama.

“Kenapa tidak diangkat?” gumam Philip sembari memainkan rokok di jepitan jari jemarinya. “Mereka tidak serius?”

Philip menjauhkan ponsel dari telinganya. Menatap layar yang masih mencoba menghubungi nomor itu. Ketika Philip hendak memutuskan panggilannya, tiba-tiba seseorang menjawab panggilannya.

“Halo?” Philip memulai. “Hellena?”

Suara seorang wanita bergumam. Dugaan Philip benar, dia adalah Hellena.

“Kau menghubungiku, Philip.” Hellena terkekeh.

Philip menghela napas. “Aku ingin kembali ke Black Joe. Kirimkan aku alamatnya.”

Hellena diam sejenak.

“Aku serius! Aku ingin ....”

“Jika kau kembali ke Black Joe, kau tidak bisa kembali sebagai Philip Sherburne suami Flores dan ayah Elisa.”

Philip langsung terdiam.

“Kau akan menjadi Philip Sherburne, si Badai dari timur.” Hellena memberi penegasan. “Bagaimana, kau siap?”

Philip sangat mencintai Flores dan Elisa. Akan tetapi .....

Next.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!