Blackfoot West 45t Dr, Los Angeles, Amerika.
“Alamatnya benar mengarah ke sini?” Philip celingukan seperti orang bingung. “Apa aku tersesat?” tanya Philip pada dirinya sendiri.
Philip terus melangkahkan kakinya dengan paksa, kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, berusaha mengenali daerah tempatnya berada saat ini.
Blackfoot West adalah jalanan berukuran sedang yang diapit beberapa ruko, rumah terbengkalai, dan semacamnya. Bisa dibilang kalau ini adalah daerah kumuh di salah satu sudut Los Angeles.
“Hei, permisi.” Philip menghentikan seorang pejalan kaki. “Bisakah saya bertanya pada Anda tentang daerah ini?”
Dia hanya wanita tua. Penampilannya sederhana, cenderung compang-camping macam pengemis jalanan. Perempuan itu memandang penampilan Philip, tentu tak jauh berbeda dengannya.
“Saya Philip.” Philip memperkenalkan diri dengan ramah. “Saya tidak berasal dari tempat ini, tetapi saya datang untuk ....”
“Menjual diri?” Perempuan itu menyahut. Tanpa menunggu jawaban Philip dia menunjuk ke arah berlawanan. “Lurus saja, toko paling besar itu punyanya Madam Oline. Dia pasti yang kau cari.”
Wanita tua itu berpaling dari Philip, hendak pergi.
“Tunggu dulu, Nyonya.” Philip menghadang langah kakinya. “Saya bukan datang untuk itu.”
Philip menyerahkan selembar kertas berisi alamat tujuannya. “Apakah Anda tahu tempat ini?” tanya Philip. “Saya sudah berkeliling, tetapi tidak menemukannya.”
“Blackfoot adalah daerah pelacur.” Wanita itu menolak kertas dari Philip. “Semua yang datang pasti menuju rumah Madam Oline.”
Philip membisu. Dia tak memahami perkataan wanita itu.
“Datanglah ke sana. Kau pasti dapat apa yang kau mau,” imbuh wanita itu kemudian. Dia berpaling meninggalkan Philip begitu saja.
Philip menghela napas. Dipandanginya kepergiaan wanita itu dengan sendu. “Sebenarnya dia bilang apa?”
Tidak ada pilihan lain, Philip mengikuti instruksi dari wanita tua barusan. Dia menuju ke sebuah gedung paling besar dengan ornamen serba merah di depannya. Gedung yang paling mencolok di antara jajaran bangunan yang sudah kumuh dan tak terawat.
Philip hendak masuk, tetapi seorang wanita menghadangnya. “Kau?” Dia menunjuk Philip lalu mencocokan wajah Philip dengan foto di ponselnya. “Benar, kau!”
“Kenapa datang terlambat?” tanya wanita itu sembari merangkul Philip.
Philip terkejut, dia berusaha menghindari wanita itu. Selain pakaiannya yang tak senonoh, Philip mual mencium aroma alkohol yang menyeruak di lubang hidungnya.
“Maaf, Nona. Aku tidak mengenal siapa kau.” Philip berusaha menjaga jarak. “Saya datang kemari untuk ....”
Perempuan itu tiba-tiba melompat ke arah Philip dan memeluknya. Dia tertawa seperti orang gila. “Kau ini bicara apa, Philip?” Dia bergelayut manja. “Aku sudah menunggumu dari tadi.”
Philip berusaha melepaskan pelukan itu, tetapi perempuan di depannya semakin gila. Dia sedang mabuk—itulah kesimpulan Philip— jadi, berusaha menyadarkannya akan sia-sia saja.
“Saya datang untuk mencari ibu saya, Nona.” Philip berbisik. “Saya tidak punya waktu, bisa lepaskan saya sekarang?”
Wanita itu mendongak, tersenyum aneh pada Philip. “Ini tempat prostitusi. Kenapa malah mencari ibumu di sini, huh?” Dia terkekeh, meremehkan Philip.
“Ah! Apa maksudmu, kau sedang mencari ibu untuk anakmu?” celetuk wanita itu. Dia mengusap dada Philip, berusaha menggodanya. “Haruskah kita melakukannya sekarang?”
Philip tidak pernah menghadapi perempuan gila seperti ini.
“Nona, saya mohon,” ucap Philip meminta. “Saya harus pergi dari sini sekarang.” Philip mendorong tubuh wanita itu dengan kuat, tidak ada pilihan lain, wanita ini terus saja menggodanya.
Namun, akibat dorongan dari Philip, wanita itu terjatuh dan membentur pilar di belakangnya. Philip terkejut, dia merasa bersalah. Philip menghampirinya. “Nona, kau tidak apa-apa?” tanya Philip dengan panik.
“Astaga, siku tanganmu terluka. Maafkan aku.” Philip berusaha membantunya berdiri. “Aku tidak sengaja,” ucap Philip lagi.
Philip kembali menimpali. “Aku akan-“ Philip terdiam ketika seseorang memukul tengkuk lehernya dari belakang dengan cukup keras. Philip ambruk dan jatuh di pelukan wanita itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pusing seperti melayang, Philip tak kuat mengangkat kepalanya. Dia terbaring di atas ranjang tanpa dia tau, bagaimana dirinya bisa berakhir di sini.
“Argh!” Philip mengerang ringan. Dia memijit tengkuk lehernya yang terasa kaku. Pandangan matanya sendu, memandang langit-langit ruangan.
Sekuat tenaga, Philip bangkit dari tidurnya. “Di mana aku?” tanya Philip kemudian. Dia mengucek matanya dan mengusap wajahnya dengan kasar.
Philip tersadar dia telah hampir telanjang. Pakaiannya berserak di atas lantai, hanya menyisakan ****** ***** yang dia kenakan sekarang.
“Apa yang terjadi?” Philip terkejut bukan main. Dia lekas mengambil pakaiannya dan mengenakan blue jeans miliknya. “Kenapa aku bisa berakhir di sini?”
Suara pintu dibuka, seseorang keluar dari kamar mandi. Philip terkejut melihat seorang wanita dengan jubah mandi berdiri di ambang pintu.
“Kau?” Philip tercengang sejenak. “Kenapa kau bisa ada di sana?” tanya Philip sembari menunjuk-nunjuk. “Apa yang kau lakukan?”
Wanita itu berjalan mendekati Philip dengan santai. “Membersihkan diriku yang kau sudah nodai, Philip,” jawabnya dengan lembut, menutup kalimatnya dengan tawa. Dia hendak meraih dada telanjang Philip, tetapi Philip mencegahnya.
“Aku tidak melakukan apa pun padamu, Nona!” Philip kesal. Formalitas Philip padanya telah hilang, Philip enggan berlaku sopan santun lagi. “Aku datang untuk mencari ibuku!”
Wanita itu tertawa. “Haruskah aku menunjukkan videonya?” tanyanya sembari memamerkan ponsel miliknya. Dia berbisik, “Kau sangat seksi, Philip.”
Philip mendorong tubuh wanita itu. Dia turun dari ranjang, bergegas mengenakan sepatunya. “Aku yakin aku tidak melakukan apa pun!” Dia berusaha menyakinkan diri. “Aku tidak mengkhianati Flores!”
“Kau sudah punya istri?” tanyanya.
Philip menoleh dan memandangnya. “Bukan urusanmu!” Dia menebakan kemarahan dari sorot matanya. “Kau pasti sudah menjebak diriku!”
“Tidak masalah jika aku sudah berkeluarga,” ucapnya dengan santai. “Los Angeles penuh dengan pria dengan pria sepertimu, Philip.”
Philip menggelengkan kepalanya. Dia berdiri, berhadapan dengan wanita asing itu. “Aku tidak mengenalmu dan aku tidak pernah melakukan apa pun bersamamu!”
Tidak bisa dipungkiri, Philip gemetar hebat. Dia tidak pernah bersentuhan dengan perempuan mana pun, selain Flores. Jangankan untuk meniduri seorang pelacur, Philip tidak pernah tertarik dengan wanita mana pun selain istrinya.
“Aku akan pergi sekarang!” Philip menyambar jaketnya. “Aku anggap kita tidak pernah bertemu, Nona!”
Philip mempercepat langkah kakinya untuk keluar dari ruangan. Ketika dia hendak menutup pintu, samar-samar terdengar suara perempuan itu sedang menjawab panggilan suara dari seseorang.
“Tentu saja, Nyonya Myah. Saya berhasil melakukan tugas saya dengan baik.”
Selanjutnya, Philip mendengar tawa.
“Naikkan bayarannya. Aktingku luar biasa! Aku melihat pria itu kekutan setengah mati!”
Philip mengembuskan napasnya. Dia menutup pintu kamar hotel itu dan bersandar di dinding. “Itu ulah Nyonya Myah?” gumam Philip sembari mengusap wajahnya frustasi. “Dia menjebakku hanya untuk Flores?”
Philip berjongkok. Bukan hanya itu yang sedang mengisi pikirannya, Philip telah menyentuh perempuan lain, rasa bersalah telah menyelimuti pikirannya saat ini.
“Bagaimana aku menjelaskan ini semua pada Flores?”
Next.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Kacan
bagus novelnya kak😊👍 emosinya juga dapet banget
2023-06-17
0