Pengasuh Keempat Tuan Muda Somplak

Pengasuh Keempat Tuan Muda Somplak

Awal

Detik - detik penyelesaian di akhir semester kuliah, ini lah waktu yang paling horor bagi setiap mahasiswa akhir, apalagi harus menyiapkan semua nya, agar bisa lulus dan wisuda secepatnya.

Namun, tidak luput dari segala biaya, meskipun Alena mahasiswa yang mendapat beasiswa, untuk skripsi dan kebutuhan wisuda nya nanti, dia tentu harus mengeluarkan banyak uang. Itulah, yang membuat Alena Maharani saat ini terlihat begitu stres.

"Harus mencari pekerjaan sampingan, kalau mengandalkan sebagai buruh cuci saja tidak akan cukup" gumam Alena, yang saat ini sedang menelusuri pasar, untuk pergi berbelanja, setiap hari Minggu dia akan pergi ke pasar, karena Minggu ia libur kuliah.

Setelah selesai membeli keperluan nya, Alena pun berniat kembali ke kontrakan nya, yang tak jauh dari pasar.

Tiba di seberang jalan, Alena biasa jalan kaki, karena dia bisa menghemat sedikit uang nya untuk keperluan yang lain. Namun, di tengah perjalanan, Alena melihat seorang pria tua yang tengah duduk menahan sesak di dada nya, pria itu baru saja keluar dari Bank.

"Apa yang terjadi?" gumam Alena, memperhatikan Pak tua itu dari jauh, ia pun mendekat, dan menghampiri pria tersebut.

"Tolong..." lirih Pria itu, saat melihat Alena yang mendekati nya, tentu saja membuat Alena terkejut, dan Alena pun segera menolong nya.

"Bapak kenapa? apa Bapak sakit?" tanya Alena yang memegang tangan pria tua itu.

"Saya memiliki penyakit asma, tolong antar saya ke rumah sakit, saya mohon"

"Baik, tunggu sebentar saya akan memanggil taxi" tukas Alena, padahal tanpa Alena tahu, pria itu membawa mobil.

Karena tidak ingin terjadi sesuatu dengan pria ini, Alena pun segera menghentikan taxi dan membawa pria ini ke rumah sakit, sehingga tanpa di sadari keranjang belanjaan Alena tertinggal di sana.

Mereka telah tiba di rumah sakit, dan beberapa suster membantu pria itu untuk di bawa ke ruangan pemeriksaan. Alena hanya berpakaian biasa saja, namun rumah sakit yang ia tuju termasuk rumah sakit mahal, dan Alena tidak mampu membayar itu semua.

Alena terlihat begitu cemas, menunggu sang dokter yang sedang memeriksa pria itu di dalam ruangan.

"Jangan mati dulu, aku tidak bisa membayar rumah sakit, setidaknya kalau bapak selamat, bapak bisa membayar sendiri biasa rumah sakit" gumam Alena.

Ceklek !

"Dok, bagaimana ? bapak itu belum mati 'kan ? dia selamat 'kan?" tanya Alena panik, tapi malah di tatap sinis oleh dokter itu, apalagi saat mendengar pertanyaan aneh Alena.

"Apa kamu sengaja mendoakan beliau agar cepat mati?"

"Enggak. Bukan begitu, saya takut beliau kenapa-napa"

"Tuan Arga baik - baik saja, beliau beruntung bertemu dengan kamu, dan dia tidak kenapa-napa. Saya dokter Fino, Tuan Arga memang pasien kami"

"Heeemmm. Alhamdulillah" Alena mengusap dada nya, karena merasa lega, kalau dia tidak perlu membayar biaya rumah sakit itu, karena dokter tersebut mengenal dengan pria tua yang barusan di tolong oleh Alena.

"Ya ampun!" Alena menepuk jidat nya saat ia sudah menyadari kalau keranjang sayur nya tertinggal.

"Dok, saya harus pergi, sayur saya tertinggal" ungkap Alena, yang panik.

"Tapi, Tuan Arga ingin bertemu dengan kamu. Ayo masuk dulu" dokter tersebut langsung menarik paksa Alena untuk masuk ke dalam ruangan Arga.

"Eeh, tidak !" Alena langsung di tarik, ke dalam ruangan tersebut, dan terpaksa ia ikut dengan dokter tersebut.

Alena dan dokter itu berdiri di samping ranjang Arga. Pria tua itu tersenyum ke arah Alena.

"Adik kecil, siapa nama mu, dan terimakasih sudah menolong saya"

'Adik kecil?' Alena melirik dokter Fino, pria itu tertawa kecil sangat melihat lirikan Alena yang tidak begitu rela diri nya di panggil adik kecil.

"Pak, saya Alena, dan Saya bukan adik kecil, saya sudah berumur dua puluh dua tahun. Saya sudah tua, masak di panggil adik kecil" jawab Alena, sembari membuat jari angka usia nya.

Arga dan Fino, masih tertawa melihat Alena yang lucu, sikap nya tidak menunjukkan kalau ia sudah berusia 22th.

"Bagaimana kalau kamu tinggal di rumah sakit, selama satu Minggu, kamu bantu menjaga saya disini, kalau kamu mau saya bisa bayar berapa pun yang kamu mau"

"Memang Keluarga anda di mana pak?"

"Anak-anak saya sibuk, mereka tidak punya waktu untuk mengurus saya" pungkas Arga, dengan ekspresi sedih nya, sengaja membuat drama untuk mencari simpati Alena.

"Tapi, saya masih kuliah, saat ini saya harus menyusun skripsi dan sebentar lagi akan wisuda" ujar Alena, sembari menarik sudut bibir nya ke kiri dan ke kanan.

"Kamu bisa datang pulang kuliah, kamu tidak perlu takut, aku bisa membayar kuliah kamu, dan aku akan membayar gaji kamu kalau kamu bisa menemani saya disini"

"Tapi Pak.."

"Udah terima saja, ini uang muka " dokter Fino, memberikan satu gepok uang senilai sepuluh juta untuk Alena, langsung meletakkan nya di tangan Alena.

'Apa ku terima saja ya, kebetulan aku juga butuh uang' lama sekali Alena berpikir.

"Bagaimana Alena?" tanya Arga, kali ini ekspresi Arga berubah, Alena merasa iba melihat pria tua yang berbaring di ranjang itu.

"Baiklah, tapi saya tidak ingin memandikan pasien atau membawa pasien ke kamar mandi!" tegas Alena, Arga terkekeh.

"Tentu dong, dasar anak ingusan" cibir Fino, dokter pribadi Arga. Tentu saja, semua anak-anak Arga tidak mau kembali dari paris untuk tinggal bersama dengan Arga, karena Arga sudah memiliki Fino.

"Iiih, saya sudah dewasa ya Om, jangan panggil saya Anak ingusan!" tegas Alena, sembari menunjuk ke arah Fino, Pria ini membulatkan mata nya di panggil Om, oleh Alena.

"Saya dokter muda disini, bukan Om - Om !" Fino dan Alena, tidak berhenti berdebat, malah membuat Arga terkekeh melihat mereka berdua.

"Terserah, jadi Paman, uang ini saya ambil ya" seru Alena dengan wajah yang penuh senyum, Fino melipatkan ke dua tangan di dada tidak habis pikir melihat Alena yang begitu senang di kasih uang.

"Ambil lah, Alena tulis 'kan nomer ponsel mu di handphone saya, biar nanti jika saya perlu bantuan kamu, saya bisa menghubungi nya"

"Baik lah Paman, nanti malam saya datang kemari lagi, untuk sementara waktu saya akan kembali ke kontrakan dulu ya paman!"

"Biarkan di antar sama dokter Fino"

"Tidak usah paman, aku bisa naik angkot"

"Naik angkot?" Fino menaikan alis nya sembari menatap ke arah Alena,

"Memang kenapa? naik angkot itu bisa hemat tahu!" ketus Alena, lalu berpamitan dengan Fino dan Arga.

Blam !

Arga menghela nafas, lalu pria ini segera duduk, setelah Alena pergi.

"Apa Tuan baik- baik saja?" tanya Fino,

"Saya baik, mereka tidak akan pulang untuk menjenguk saya, tapi saya bisa membuat mereka segera kembali. Fino tolong hubungi pengacara dan pihak bank, aku ingin membuat Mereka pulang sendiri kesini !"

"Baik Tuan"

Fino pun permisi dari hadapan Arga, dan pergi untuk melaksanakan perintah Arga.

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Mampir di sini Thor krn pengen tau permasalahan klrg Al Barrack Xander dgn klrg Fairuz sehingga mrk berkonflik

2023-12-09

0

Yeti Karniati

Yeti Karniati

mulai baca nih

2023-10-03

0

Mur Wati

Mur Wati

dunia halu mah bebas uang segepok gampang bgt ya🤔🤔🤔

2023-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!