Gelagapan

Tok ! Tok ! Tok !

Alena sudah mengetuk lebih dari dua kali, namun pintu kamar tersebut belum juga terbuka.

Tok ! Tok ! Tok !

Berdiri dengan tidak tenang, tangan di pinggang, satu lagi sembari mengetuk, dalam hati mengutuk pemilik kamar, yang tidak bangun untuk membuka pintu.

Alena memegang kenop pintu, saat di rasa tak seorang pun yang datang membuka pintu tersebut.

Ceklek !

"Tidak di kunci" gumam Alena, lalu sedikit mengintip hanya memasukan kepala nya saja.

Tidak ada orang di dalam, namun ada seseorang yang tidur dengan telanjang dada di atas kasur, Alena mengedarkan pandangan nya ke arah ranjang, dan mulia menelusuri wajah yang terlihat damai dan tenang itu, barulah bola mata Alena membulat seakan keluar dari tempat nya.

"Tuan Muda El!" ucap Alena setengah berteriak, lalu melangkah masuk dan menutup pintu kamar tersebut.

Dengan langkah besar, ia mendekat ke arah ranjang, dan berdiri di samping ranjang sembari berkacak pinggang.

"Tuan muda El bangun!" panggil Alena, namun tidak adak jawaban dari pemilik nama, terlihat dua botol minuman yang terletak di atas nakas, lalu Alena berjalan ke arah kamar mandi untuk mencari orang lain, siapa tahu wanita yang di maksud Al masih ada di sini.

"Tidak ada!" gumam Alena saat pintu kamar mandi terbuka, lalu ia berbalik, mendapati El yang sudah bangun, masih duduk di atas ranjang, sembari merenggangkan otot-otot nya.

"K-Kau!" ketus El yang gagap, melihat Alena berjalan ke arah ranjang.

"Sudah bangun, cepat turun dari ranjang, kita harus pergi dari sini" Alena terlihat mengutip semua pakaian milik El, pria itu, masih menatap Alena dengan bingung. Dia baru sadar, hanya mengenakan celana pendek saja.

"Kenapa kau datang kemari? apa kau ingin memarahi ku, dan melapor pada Papa?" tanya El, yang masih duduk di atas kasur, Alena tidak menjawab, ia terus mengambil sepatu El, dan memegang nya.

"Alena, katakan apa sekarang rencana mu!" teriak El.

"Diam!" Alena berbalik berteriak, karena ia sudah sangat capek, dari sejak tadi mencari El di semua kamar. Mendengar suara teriakan Alena, lalu El turun dari ranjang, dan menghampiri wanita itu.

"Siapa Kau berani meninggikan suara mu terhadap ku, Haah?" El berdiri di depan Alena.

Dari luar terdengar suara langkah kaki yang begitu terburu-buru, dan Alena tahu langkah kaki itu berjalan ke arah kamar El.

"Kita tidak punya banyak waktu, Tuan El kamu harus pergi dari sini, aku akan menceritakan semua nya pada mu, saat kita di rumah!" tukas Alena, El berjalan ke arah pintu kamar, dan ingin keluar.

Dari luar aparat kepolisian, dan ada beberapa wartawan yang di percayakan untuk meliput kasus ini.

"Kamar ini yang belum di periksa, dan ini kamar terakhri!" ucap salah satu bawahan.

"Baik, periksa kamar ini, dan jangan sampai ada yang lengah, periksa semua sudut kamar dengan teliti, ambil gambar !" titah pria dengan badan tegap yang memakai seragam kepolisian.

"Baik ..!"

Ceklek !

Pintu kamar terbuka, dan semua orang yang di depan kamar segera masuk, tidak terlihat adanya El dan Alena disana.

"Periksa seluruh tempat ini, dan periksa siapa yang menyewa kamar ini, periksa di buku resepsionis!"

"Lapor Pak!" seseorang baru saja datang untuk melapor, pria yang sangat di segan oleh bawahan nya lalu berbalik.

"Kamar ini semalam di sewa oleh seseorang yang tidak di ketahui indentitas nya, dan tidak ada cctv yang dapat menangkap wajah orang yang menyewa kamar ini, dan terlihat status nya tidak jelas. Padahal di tempat parkir kami melihat dua orang yang sangat mirip dengan Tuan muda Fernandez!"

Mendengar nama nya di sebut, El dan Alena terkejut, saat ini berada di balkon kamar, dan sedang bersembunyi berharap mereka tidak ketahuan.

Pria itu masih mencerna apa yang disampaikan bawahan nya.

"Pak, kami menemukan nya!" seseorang datang dengan sarung tangan yang lengkap, membawa satu paket benda terlarang ke hadapan atasan nya.

"Ini barang bukti kita, apa kalian menemukan bukti yang lain?"

"Tidak pak, seperti nya penghuni nya telah pergi, dan tidak ada bukti lain nya"

Setelah mereka memeriksa seluruh tempat itu tidak menemukan bukti lain, mereka pun pergi meninggalkan tempat tersebut.

Blam!

Pintu kamar kembali tertutup, El dan Alena menghela nafas lega nya.

"Untung saja!" Alena terduduk lemas, di sisi balkon, sedikit saja bergerak mereka bisa terjatuh. Kaki dan tangan Alena serasa lemas, dan tidak bertenaga, bahkan tangan nya dingin.

Setelah sesaat tersadar, Alena segera menoleh ke arah El yang masih berjongkok disana.

"Cepat berdiri, dan pakai 'kan baju mu dengan benar!" ketus Alena, dengan tatapan tajam nya, kini menatap El, pria ini tidak berani untuk membantah ucapan Alena setelah kejadian itu terjadi.

Setelah El berpakaian, mereka kembali ke kamar itu, Alena sedikit mengintip, memastikan jika semua polisi dan wartawan telah pergi.

[Aku baru saja selesai rapat. Bagaimana keadaan adik-adik ku, apa mereka baik-baik saja? kau tidak membalas pesan ku, untuk apa kau meminta nomer Ju?]

Alena hanya menghela nafas saat membaca pesan dari Xan, tidak ingin membalas nya, saat ini yang harus di urus nya adalah masalah El.

El melihat ke arah Alena, yang berdiri di depan pintu, lalu ia mengajak El untuk pergi, setelah memastikan tempat itu aman.

Mereka berdua turun sampai lantai bawah, Alena memberikan sebuah sapa tangan untuk El, dan meminta pria itu untuk menutup wajah nya, jika tidak resepsionis akan dengan mudah mengenali wajah El.

Tiba di dalam mobil, El duduk di kursi kemudi, sementara Alena duduk di samping, El melirik ke arah Alena yang fokus menatap ke depan.

"Ale..."

"Kita pulang sekarang!" El terdiam, saat ucapan nya di potong oleh Alena, tidak ada ekspresi lain di raut wajah Alena, selain raut wajah nya yang terlihat tegang.

Tanpa membantah, El pun melajukan mobil nya dan pulang ke rumah.

Sementara itu, di kediaman Fernandez, Al dan Leo, sedang menunggu Alena dan El.

"Leo, apa kau yakin, mereka sudah bertemu?"

"Iya, aku mendapat kabar dari Alena, mereka sendang kembali ke rumah" jawab Leo, yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Eeemmm, syukur lah!" Al menjadi lega, setelah mendengar jawaban Leo sekali lagi, lalu ia duduk di sofa dengan menyenderkan kepala nya, sembari menunggu El dan Alena pulang.

Bruumm...Bruumm...

Suara mobil sport, milik El telah memasuki halaman rumah Fernandez, Leo atau pun Al segera berdiri, dan berjalan ke arah pintu utama untuk menemui El dan Alena.

Terpopuler

Comments

Mur Wati

Mur Wati

alena berasa mamanya bukan pengasuh laah yg di asuh udah tua tapi kelakuan 🤦🤦

2023-09-17

0

ria

ria

syukurlah el tertolong..

2023-03-26

0

ria

ria

semangat el juga alena..

2023-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!