Sahabatku, Penggoda Suamiku
"Ta, makasih banget ya kamu memang sahabatku yang paling mengerti aku. Entah apa yang harus aku lakukan untuk membalas semua kebaikan kamu selama ini," ucap Melisa di panggilan telepon.
Melisa mendapatkan tawaran pekerjaan di Jakarta, dan sementara waktu dia ingin menumpang tinggal di rumah Jihan. Setelah gajian, barulah dia bisa mengontrak.
Melisa adalah sahabat Jihan sejak duduk di bangku SMA. Kehidupan Jihan bisa dikatakan lebih beruntung dari Melisa. Jihan selalu unggul dari Melisa dari segi apapun. Namun, tak menjadikan Jihan bersikap sombong.
Setelah tamat SMA, Jihan memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Jakarta. Karena dia mendapatkan beasiswa di Universitas Negeri di Jakarta. Dia juga bekerja, dan mendapatkan jodoh di Jakarta. Hingga akhirnya dia menetap di Jakarta.
Jihan menikah dengan seorang laki-laki bernama Wildan. Pernikahan mereka sudah berjalan hampir lima tahun. Namun sayangnya, hingga sampai sekarang mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Meskipun demikian, rumah tangga mereka tetap terlihat harmonis.
"Bukankah seorang sahabat memang harus seperti itu? Membantu sahabatnya yang membutuhkan pertolongan," sahut Jihan.
"Tapi, bagaimana dengan suami kamu? Apa dia tak keberatan aku menumpang sementara di rumah kamu? Aku tak enak Ta, kalau nantinya kalian justru malah bertengkar gara-gara aku," ujar Melisa. Melisa memiliki panggilan khusus untuk sahabatnya, dia memanggil nama belakang Jihan yaitu Dita.
Melisa seorang janda anak satu. Setelah lulus SMA, Melisa memutuskan menikah dengan kekasihnya. Anaknya kini sudah berusia 9 tahun. Namun, rumah tangganya kandas di tengah jalan. Enam bulan yang lalu, Melisa memutuskan bercerai dengan sang suami.
"Kamu tak usah khawatir. Nanti aku akan coba bicarakan sama Mas Wildan. Aku yakin pasti dia mengerti Mel. Dia suami yang baik," jelas Jihan.
"Alhamdulillah kalau begitu Ta, aku tenang. Aku tak ingin, kehadiran aku nanti membuat kalian bertengkar. Doakan aku ya Ta, semoga aku bisa sukses seperti kamu. Ya, meskipun aku hanya bekerja sebagai SPG kosmetik. Paling tidak, kehidupan aku lebih baik daripada di kampung. Aku bisa menyekolahkan anakku," ujar Melisa.
"Amin. Semangat ya Mel, aku yakin pasti ada rezekinya untuk anak kamu. Kamu harus bersyukur karena sudah memiliki anak, tak seperti aku yang sampai saat ini belum juga dikaruniai seorang anak. Padahal mertua aku dan suami sudah sangat menginginkannya," ucap Jihan lirih.
Jika membahas masalah anak, Jihan pasti akan merasa sedih. Penantian panjangnya belum terwujud, dia masih harus terus bersabar. Sebenarnya, Jihan sempat mengajak sang suami untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dan juga program bayi tabung. Namun, Wildan selalu menolaknya.
"Sabar ya Ta, diluaran sana banyak kok yang mengalami nasib seperti kamu. Bahkan banyak juga yang sampai menunggu puluhan tahun. Kamu tahu Bude Pur 'kan? Yang dekat rumah aku. Dia punya anak setelah kosong 20 tahun. Sampai orang mengejeknya, si Maurin cocok jadi cucunya," Melisa mencoba menenangkan hati sahabatnya.
"Iya, Mel. Doakan aku ya Mel, semoga aku bisa segera mendapatkan momongan. Aku ingin sekali menyenangkan hati Mas Wildan, sebagai pelengkap rumah tangga kami juga. Oh ya, kapan kamu berangkat ke Jakarta? Soalnya aku ada rencana mau ke Surabaya Mel. Aku mau audit klien aku di Surabaya," ujar Jihan.
Jihan bekerja di sebuah kantor akuntan publik, sebagai auditor. Kantornya cukup besar di Jakarta, mereka juga memiliki banyak klien yang berasal dari luar daerah. Membuat Jihan kerap melakukan perjalanan dinas ke kota-kota di Indonesia.
"InsyaAllah hari Minggu Ta, soalnya hari senin aku sudah mulai bekerja," sahut Melisa.
"Ok deh kalau begitu, InsyaAllah hari Sabtu aku sudah kembali ke Jakarta. Kemungkinan aku di Surabaya tiga atau empat hari. Tergantung selesainya tugas aku di sana. Nanti aku kirimin alamat aku ya Mel. Ya sudah, aku lanjut bekerja dulu ya. Sampai ketemu hari Minggu ya. Assalamualaikum," ucap Jihan. Mereka akhirnya, mengakhiri percakapan mereka lewat telepon.
Hari ini Jihan berencana pulang cepat, dia sudah mendapatkan izin dari atasannya. Karena besok pagi dia harus terbang ke Surabaya. Sebelum berangkat, Jihan ingin menghabiskan waktunya bersama suaminya. Inilah momen yang biasa dia lakukan, kala dirinya akan berangkat bertugas.
Jihan berniat menghubungi suaminya, untuk memberitahu rencananya pulang cepat. Wildan bekerja sebagai Manager marketing di perusahaan advertising. Keduanya sama-sama memiliki karier yang bagus, membuat rumah tangga mereka tak pernah memiliki masalah ekonomi. Mereka memiliki segalanya, tetapi tidak untuk urusan anak.
"Assalamualaikum, Mas."
"Waalaikumsalam."
"Mas, hari ini bisa pulang cepat tidak? Rencananya, aku mau pulang cepat. InsyaAllah jam 15.00 aku sudah sampai rumah," ucap Jihan mengawali pembicaraan dengan sang suami.
"Em, kalau sudah seperti ini. Pasti kamu mau meninggalkan Mas lagi 'kan ke luar kota?" sahut Wildan lesu.
"Iya, Mas. Maaf. Makanya aku ingin menghabiskan waktu berdua dulu sama Mas, sebelum aku meninggalkan Mas untuk pergi ke Surabaya," jelas Jihan. Dia tahu kalau suaminya pasti kecewa. Namun, dia juga masih ingin terus bekerja. Ini adalah cita-citanya sejak dulu.
Akhirnya mereka sudah sepakat pulang cepat. Demi ingin bersama sang istri, Wildan pun akan pulang cepat. Wildan tak ingin melewatkan momen sedikit pun dengan sang istri. Dia sangat mencintai Jihan.
Jihan terlihat sangat bahagia, rasa cintanya kepada sang suami semakin besar seiringnya waktu. Usia Wildan lebih tua 3 tahun dari Jihan. Saat ini dia sudah berusia 31 tahun, sedangkan Jihan saat ini berusia 28 tahun. Mereka menikah saat Jihan berusia 23 tahun dan Wildan 26 tahun.
"Em, pasti Mas Wildan senang aku masakkan makanan kesukaannya," ujar Jihan, wajahnya terlihat berseri-seri.
Jihan sudah menata semua makanan di meja makan. Hari ini dia memasak semua makanan kesukaan suaminya, yaitu cumi saus padang, ayam rica-rica, dan juga capcay. Semua dia yang memasak. Jika dia memiliki waktu senggang, dia akan memanjakan lidah suaminya dengan masakan dia.
Wildan baru saja sampai. Makanan sudah tertata rapi, dan istrinya pun sudah terlihat cantik. Jihan memiliki wajah cantik yang alami. Memiliki bibir mungil berwarna pink, berkulit putih seperti susu, dan hidung yang mancung. Dia juga memiliki rambut panjang yang indah, alis yang tebal, dan tubuh yang indah. Begitu sempurna bagi sang suami.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, Mas," sahut Jihan.
Jihan langsung menyambut kedatangan suaminya, dia langsung mencium tangan suaminya.
"Mas mau langsung makan apa mandi dulu?" Tanya Jihan lembut. Jihan adalah wanita yang lemah lembut, dia juga memakai hijab.
"Aku mandi dulu ya biar bersih, tunggu ya sayang," sahut Wildan. Wildan melabuhkan kecupan di pipi istrinya. Dia selalu menunjukkan kemesraannya kepada Jihan, meskipun saat itu ada sang ART. Jihan mempekerjakan satu orang ART untuk membantunya. Tentu saja hal itu membuat Jihan tersenyum. Merasa bahagia, karena suaminya selalu memperlakukan dirinya dengan romantis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 373 Episodes
Comments
Nia Nara
Bini sering keluar kota, masukin temen perempuan. Piye toh ? Ngumpanin kucing ikan asin
2024-01-24
2
Samsia Chia Bahir
Ni mah mengundang masalah 😫😫😫
2024-01-04
0
Arin
hemm ini mah nmnya kmu ngundang pelkor Jihan..
2023-07-09
2