Kiarra Sang Dewi Kematian

Kiarra Sang Dewi Kematian

Negeri Kaa*

Gelap, hampa dan rasa dingin menjalar di punggung Kiarra. Wanita cantik itu merasakan tubuhnya sakit di segala bagian. Bahkan, ada rasa perih seperti luka sayatan yang sudah lama sekali tak ia rasakan. Hingga tiba-tiba, ia mendengar suara seseorang bicara. Suaranya sayup-sayup dan hampir tak terdengar seperti orang berbisik.

"Kia! Kia! Le kara-kara meya riguna!"

"Ha?" jawab Kiarra saat mendengar suara orang bicara yang cukup dekat di telinganya. Matanya terasa berat hanya sekadar untuk dibuka.

"Meguna! Samalo! Nge gumaname leola sekago!"

PLAK!

"Aw!" jerit Kiarra saat ia merasakan tamparan kuat di salah satu pipinya. Seketika, matanya melebar. Ia melihat sebuah tangan melayang seperti siap untuk menamparnya lagi.

GRAB!

"Hah!" kejut wanita itu saat pergelangan tangannya ditangkap oleh wanita di hadapan.

"Cari mati? Beraninya kau menampar wajahku! Parasku ini sangat mahal dan bernilai puluhan juta!" teriaknya marah dengan mata melotot.

Namun, wanita berpakaian aneh seperti suatu suku karena banyak bulu di kepala dan pakaiannya malah bergembira. Kedua tangannya menengadah lalu bersujud. Kiarra bingung dan menatap sosok tak dikenalnya dengan kening berkerut.

"Kia! Lelaoto me gibuna sega! Sorake! Sorake!" serunya seraya menunjuk ke suatu tempat terlihat panik.

"Kau bicara apa? Dasar orang aneh," ujar Kiarra mengabaikan sosok tak dikenalnya itu.

Saat ia mencoba untuk bangun dengan memiringkan tubuhnya karena terasa sakit di beberapa bagian, tiba-tiba ....

DUNGG!!

"Oh!" kejutnya karena tanah yang menjadi alas tubuhnya bergetar.

Kiarra tertegun dan melihat langit-langit seperti gua itu menjatuhkan serpihan debu. Kiarra diam sejenak dan melihat sekitar di mana ia baru menyadari jika berada di suatu tempat tak dikenal. Bahkan, terdapat banyak nyala api, tetapi berwarna ungu mengelilinginya. Kiarra menatap sosok tak dikenalnya yang terlihat panik sedang menyeret sebuah pedang seperti sangat berat.

"Aku memanggilmu untuk menggantikan kakakku yang telah tewas! Kau seorang Jenderal Perang! Pergilah keluar sana dan balaskan dendam atas kematianmu!" teriak wanita itu dengan mata berlinang yang membuat Kiarra membisu seketika.

"Aku ... apa!" tanyanya memekik karena bingung dengan kondisi ini.

Namun, pertanyaannya tak dijawab. Tubuhnya ditarik dengan paksa yang membuatnya meringis kesakitan. Kiarra melihat pedang di tangan kirinya lalu melirik lengan kanannya yang berlapis besi pelindung seperti baju perang. Kiarra diam sejenak dan berpikir serius. Hingga ia tiba-tiba disiram air oleh wanita yang dipenuhi bulu binatang itu dan membuatnya basah kuyup.

"Dasar gila!" teriak Kiarra marah dengan mata terbelalak lebar.

"Bunuh mereka, atau kita akan mati di sini. Ramuan itu hanya bisa bertahan selama 1000 kedipan. Setelahnya, kau akan merasakan sakit yang teramat sangat. Kau terluka parah, dan aku minta maaf karena memanggil arwahmu dari dunia lain untuk memintamu bertarung lagi," ucapnya penuh harap dengan suara bergetar seperti ketakutan.

"Aku sungguh tak mengerti dengan yang kau ucapkan, Wanita aneh," jawab Kiarra menatap wanita di depannya tajam.

Wanita itu tersenyum. "Aku akan melindungimu, meski kecil kemungkinan bisa selamat. Jika kau ingin tahu apa yang terjadi, menanglah. Hanya itu yang bisa aku katakan," ucapnya serius.

Kiarra menyipitkan mata. Ia memejamkan mata sejenak. Namun, ia akui jika rasa sakit di tubuhnya menghilang dalam sekejap usai disiram air aneh itu. Kiarra melangkah dengan pedang di tangan kirinya. Ia merasa aneh karena seperti kidal.

Selama ini, ia selalu memegang benda di sebelah kanan. Semua hal yang dilakukan selalu diawali dengan tangan kanan, tetapi kenapa hasratnya ingin ia melakukannya dengan tangan kiri? Kiarra memilih untuk mengesampingkan hal itu dan fokus dengan apa yang terjadi di luar sana. Seketika ....

"What the ...," ucapnya saat keluar dari mulut gua dan mendapati sekumpulan makhluk mengerikan seperti alien.

"Hiikkkk!"

"AAAA!" teriak Kiarra ngeri saat melihat seekor makhluk tiba-tiba membuka mulutnya dan menyuarakan lengkingan dengan beberapa benang layaknya liur dari mulut merekah seperti bunga tersebut.

Pergerakan Kiarra terlihat oleh makhluk-makhluk mengerikan itu dan menjadikannya incaran. Kiarra dengan sigap berbalik untuk kembali masuk dalam gua, tetapi tiba-tiba, wanita aneh berbulu itu muncul dari dalam gua seraya merentangkan kedua tangan tampak serius melafalkan sebuah mantra yang aneh.

"Geaga! Geaga! Heraaa!" serunya lantang dan seketika ....

"Oh!" kejut Kiarra ketika melihat bulu-bulu yang membungkus tubuh wanita itu meruncing layaknya jarum.

Benda-benda itu terlepas dari lapisan pakaian layaknya jubah dan melayang. Mata Kiarra melotot saat bulu-bulu tajam seperti unggas tersebut melesat cepat dan menusuk tubuh para makhluk seram itu.

JLEB! JLEB! JLEB!

"Heekkk!" lengking para monster merintih kesakitan.

"Jangan diam saja! Bunuh mereka dan pergi dari sini!" seru wanita yang masih merentangkan tangan, tetapi matanya berubah ungu dan menyala terang.

Kiarra bingung, tetapi melihat banyaknya jumlah musuh dan tak terlihat manusia di antara mereka—selain dia dan wanita aneh—membuat Kiarra terpaksa kembali bertempur.

"Hargghhh!" serunya lantang dan bergegas berlari kencang dengan menggenggam pedang dengan tangan kiri. Kiarra membidik salah satu di antara kumpulan musuh yang sedang sekarat karena tusukan mematikan itu.

KRASS!!

"Heekkk!"

"Heh, rasakan!" serunya dengan seringai terpancar saat berhasil menebas dada makhluk di depannya dan membuat luka robek di sana.

Namun, seketika ....

"Benar begitu, genggaman harus kuat agar benda dalam tanganmu tak terlepas, Ara," ujar sosok pria dalam kenangan yang muncul begitu saja di kepalanya.

"Dexter ...," ucapnya lirih dengan tubuh mematung dan pedang dalam genggaman.

"Kia!" panggil seseorang yang suaranya ia kenal dan membuat wanita cantik itu langsung menoleh seketika.

Tiba-tiba, KRAUK!!

"Aggg!" erangnya saat pergelangan tangannya digigit oleh mulut bergigi tajam layaknya kelopak bunga sedang mekar itu.

Mata Kiarra melebar. Ia melihat tangannya seperti akan dimakan. Sekejap, ia kembali teringat akan serangan wabah monster yang menerjang Bumi beberapa tahun silam dan membuatnya bersama saudara serta saudari terjun langsung untuk ikut menumpas.

"Haarghhh!" teriaknya lantang dengan mata melotot lebar dan tangan mengepal.

BUKK!

Mata wanita yang tubuhnya tertutupi jubah bulu terbelalak saat melihat pukulan wanita bernama Kia mampu menghancurkan tengkorak lawan. Kiarra membiarkan tangannya tetap digigit, tetapi tangan kanannya yang terbebas terus menghajar tubuh monster itu hingga akhirnya lawan terjatuh dan mati.

"Heahhh!"

KRAKK!!

Kiarra menuntaskan aksinya dengan menginjak kepala monster itu dengan satu kaki dan meremukkannya. Matanya langsung bergerak ke monster lainnya yang sedang menyerang segerombolan hewan aneh seperti kuda, tetapi memiliki wujud lain.

"Aku pasti bermimpi buruk dan harus segera bangun. Namun, bagaimana caranya?" tanyanya bingung dan melihat tangannya yang digigit meninggalkan bekas.

Hingga ia menyadari jika darahnya berwarna ungu. Kiarra mengedipkan mata terlihat mencoba untuk memahami situasi, tetapi waktu tak mengizinkannya untuk beristirahat dalam kurun lama.

"Hikkk!!"

Kiarra mendapati dua makhluk seram lainnya berlari mendatangi. Ia melihat bangkai monster yang dikalahkannya tadi lalu ditariknya kuat. Kiarra baru menyadari jika kemampuannya cukup hebat dan sangat kuat karena makhluk itu terasa ringan.

"Heahhh!" teriaknya lantang seraya melemparkan bangkai lawan ke arah para alien yang ingin menyerangnya.

Namun seketika, "Hek! Hek!" seru makhluk-makhluk itu menghindar dan terlihat takut.

Kening Kiarra berkerut saat melihat lawannya menjauh dari bangkai-bangkai jenisnya seperti ketakutan.

"Heh, aku tahu kelemahan kalian," kekehnya memancarkan kemenangan.

Kiarra menyarungkan pedangnya ke pinggang karena melihat ada sebuah sarung pengikat di sana. Kini, dua tangan Kiarra terbebas tanpa beban. Ia mengambil sebuah bangkai dan kembali dilemparkan kuat ke arah para musuh. Siapa sangka, usahanya berhasil. Lawannya bergerak menjauh seperti tak berani mendekati bangkai kawannya. Kiarra melihat peluang.

"Hei, kau! Kemari cepat!" teriaknya menunjuk wanita yang ditemukannya dalam gua.

Wanita itu mengangguk dan berlari dengan tergesa ke arah Kiarra, tetapi ....

BRUKK!!

"Ha?" kejut Kiarra karena baru menyadari jika fisik wanita itu lemah.

Wanita seperti penyihir dengan pakaian serba hijau dan mirip gaun zaman kuno tersandung begitu saja, padahal tak ada benda apa pun yang menghalangi langkahnya. Kiarra mengembuskan napas panjang dan bersabar menunggu.

"Hah, hah," engahnya dengan wajah pucat dan keringat bercucuran sembari mengangkat rok gaunnya dengan dua tangan.

"Ke mana kita harus pergi? Aku akan membuatkan jalan untuk pelarian kita!" tanya Kiarra dengan dua buah bangkai monster dalam tiap genggaman.

"Kau lihat pohon itu?" tanya wanita berbulu tersebut seraya menunjuk. Kiarra mengangguk.

"Jangan sampai terpisah dariku dan perhatikan langkahmu! Kita bergerak cepat, ayo!" ajak Kiarra lantang.

Wanita itu mengangguk siap dan berlari mengikuti Kiarra. Kiarra melemparkan bangkai-bangkai monster ke arah lawan yang ingin mendekat ke arahnya. Ia terus mengambil dan melempar. Ternyata, usahanya membuahkan hasil. Kiarra berhasil membawa dirinya dan wanita tak dikenal tiba di pohon berdaun biru yang bersinar tanpa diserang oleh kumpulan monster mengerikan layaknya kumpulan predator.

"Pegang pohon ini!" pinta wanita itu.

Kiarra segera melakukannya, dan seketika ....

"Oh!" kejutnya saat menyadari jika dirinya kini berada di tempat lain dengan pohon biru yang sama, tetapi suasana berbeda seperti teleportasi.

"Hah, hah, aku lelah sekali," ucap wanita itu langsung roboh di samping pohon.

Mata Kiarra memindai sekitar dan berjalan menjauh dari pohon. "Di mana kita?" tanyanya bingung.

"Kaa. Kau berada di Negeri Kaa," jawab wanita itu duduk dengan lesu.

***

ILUSTRASI. SOURCE : GOOGLE

Makasih ya dukungannya. Lele padamu💋 Ikuti terus kisah Kiarra ya😘

Terpopuler

Comments

lady daisy

lady daisy

apa mksudnya thor

2023-09-16

1

Minthil She Judhezt

Minthil She Judhezt

Kulonuwun ,permisi ,sampurasun mbx Kiarra

2023-08-03

1

𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩

𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩

nyetempel disini ntee

2023-08-01

1

lihat semua
Episodes
1 Negeri Kaa*
2 Dra*
3 Bulan Merah*
4 Malam Perjodohan*
5 Kematian Kiarra*
6 Maafkan Kami, Kiarra*
7 Harem*
8 Amarah Dra*
9 Para Dayang Sang Jenderal*
10 Dunia Kiarra*
11 Kekhawatiran Dra*
12 Misi Yang Dipertanyakan*
13 Dewi Kematian*
14 Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15 Taktik Kiarra*
16 Sihir Dra*
17 Kebenaran Misi
18 Menentang Titah Raja
19 Pemberontakan Kiarra*
20 Buronan Vom*
21 Buah Naga
22 Jasper?*
23 Ram? Jasper?*
24 Dia Bukan Jasper*
25 Pulau Ilusi*
26 Dia Tahu Tentangku*
27 Menerobos Wilayah Zen*
28 Pohon Jembatan*
29 Demi Dra*
30 Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31 Kolam Penyembuh
32 Wilayah Yak*
33 Penjaga Pohon Jembatan*
34 Pohon Naga*
35 Sang Naga*
36 Menuntaskan Sumpah*
37 Misi 7 Hari*
38 Dukungan Keluarga*
39 Membidik Michelle*
40 Tawaran Kiarra
41 Keputusan Aiko*
42 Siapa Pria Itu?
43 Mengumpulkan Bukti
44 Mengejar Waktu*
45 Ke mana Mereka?
46 Jasper!
47 Selamat Tinggal
48 Kau Tuanku*
49 Sang Jenderal*
50 Naga Kecil*
51 Memburu Ram
52 Hukuman Sang Ratu
53 Raja Zalim
54 GIVE AWAY THR
55 Penghisap Kekuatan
56 Pengumuman Pemenang GA
57 Musuh atau Bantuan?
58 Kekuatan Negeri Kaa
59 Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60 Monster Hoo*
61 Kekuatan Bintang Biru*
62 Kristal Biru*
63 Kerajaan Yak*
64 Bola-bola Es*
65 Memilih Tubuh Pengganti
66 Rak*
67 Perubahan di Kerajaan Yak*
68 Kemarahan Monster Hoo*
69 Koloni Baru*
70 Ingatan yang Hilang*
71 Kelicikan Ark
72 Kekuatan Tersembunyi*
73 Lawan yang Sulit
74 Blue VS Red*
75 Tumbal*
76 Sungai Agung*
77 Kutukan Kerajaan Tur*
78 Manusia Setengah Binatang*
79 Menuju Tur*
80 Laut Merah*
81 Wilayah Tur*
82 Para Pemberontak Tur*
83 Menunda?*
84 Ditugaskan Kembali*
85 Kapal-kapal Perang*
86 Kapten Mun*
87 Tawanan*
88 Temuan yang Mencurigakan*
89 Pyu*
90 Kotak Kaca Ungu*
91 Makhluk Terkutuk*
92 Bujukan Noh*
93 Xii*
94 Menyegel Xii*
95 Hutan Kabut Putih*
96 Jebakan Ark*
97 Permintaan Rak*
98 Kenta Mengambil Alih*
99 Mundur*
100 Tak Ada Habisnya*
101 Kami Menemukannya*
102 Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103 Penyihir Cilik*
104 Menata Ulang*
105 Kedamaian yang Dirindukan
106 Kiarra Season 2
107 Dia Merepotkan (Kenta)*
108 Menerobos Masuk*
109 Pertemuan Saudara*
110 Dingin
111 Mengintai*
112 Ide-ide Liar
113 Mengikis Tur Perlahan
114 Pembalasan Raja Tur*
115 Sosok Berpakaian Emas*
116 Keputusan Sulit*
117 Taktik Baru*
118 Jawaban Raja Tur*
119 Meninggalkan Rumah*
120 Dia Memberikan Petuah
121 Tipuan Raja Tur*
122 Kesombongan
123 Penyesalan*
124 Kemunculan Roh Kiarra*
125 Serangan Balon Udara*
126 Serangan Jenderal Gor*
127 Satu Lawan Satu*
128 Bantuan Terselubung*
129 Para Pemimpin Pasukan Tur*
130 Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131 Para Monster yang Disegel*
132 Koloni Baru*
133 Keputusan Para Nym*
134 Tak Terduga*
135 Kelemahan Monster Iblis Wii*
136 Tekanan Besar
137 Mereka Mendatangi Vom*
138 Tawaran Rhi dan Gor*
139 Mengalah untuk Menang*
140 Evakuasi Masal
141 Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142 Belum Semuanya*
143 Ancaman Kapten Tom*
144 Nasib Yak
145 Kembali Bertempur*
146 Api Sihir Boh*
147 Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148 Menaklukkan Wii
149 Giliran Ark*
150 Kekuatan Doa*
151 Siapa Ayahnya?*
152 Senjata Rahasia Raja Tur*
153 Monster Roo*
154 Gempuran 4 Kerajaan*
155 Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156 Bantuan Ratu Nym*
157 Dia Penyihir Terkutuk*
158 Menata Ulang*
159 Gantikan Aku (Dra)*
160 Kapten Mun VS Kapten Mos*
161 Hasil Akhir*
162 Perang Terakhir*
163 Pengikut Naga*
164 Ruangan Rahasia
165 Monster Iblis Bii*
166 Berita Duka*
167 Ingatan Dra
168 Tiga Huruf*
169 Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170 Pengakuan Kiarra
171 Perubahan Besar
172 Kembali Seperti Semula
173 Wajah-wajah Baru
174 Bagai Seorang Dewi
175 Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176 Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177 Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178 Keluarga Besar Kiarra*
179 Penghuni Baru Negeri Kaa*
180 Kompetisi*
181 Menikahi Empat Dayang*
182 Kembali Pulang
183 Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184 Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185 Para Inovator Negeri Kaa*
186 Unjuk Kebolehan*
187 Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188 Presentasi Terakhir*
189 Penentuan Pemenang*
190 Hadiah Kompetisi*
191 TAMAT
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Negeri Kaa*
2
Dra*
3
Bulan Merah*
4
Malam Perjodohan*
5
Kematian Kiarra*
6
Maafkan Kami, Kiarra*
7
Harem*
8
Amarah Dra*
9
Para Dayang Sang Jenderal*
10
Dunia Kiarra*
11
Kekhawatiran Dra*
12
Misi Yang Dipertanyakan*
13
Dewi Kematian*
14
Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15
Taktik Kiarra*
16
Sihir Dra*
17
Kebenaran Misi
18
Menentang Titah Raja
19
Pemberontakan Kiarra*
20
Buronan Vom*
21
Buah Naga
22
Jasper?*
23
Ram? Jasper?*
24
Dia Bukan Jasper*
25
Pulau Ilusi*
26
Dia Tahu Tentangku*
27
Menerobos Wilayah Zen*
28
Pohon Jembatan*
29
Demi Dra*
30
Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31
Kolam Penyembuh
32
Wilayah Yak*
33
Penjaga Pohon Jembatan*
34
Pohon Naga*
35
Sang Naga*
36
Menuntaskan Sumpah*
37
Misi 7 Hari*
38
Dukungan Keluarga*
39
Membidik Michelle*
40
Tawaran Kiarra
41
Keputusan Aiko*
42
Siapa Pria Itu?
43
Mengumpulkan Bukti
44
Mengejar Waktu*
45
Ke mana Mereka?
46
Jasper!
47
Selamat Tinggal
48
Kau Tuanku*
49
Sang Jenderal*
50
Naga Kecil*
51
Memburu Ram
52
Hukuman Sang Ratu
53
Raja Zalim
54
GIVE AWAY THR
55
Penghisap Kekuatan
56
Pengumuman Pemenang GA
57
Musuh atau Bantuan?
58
Kekuatan Negeri Kaa
59
Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60
Monster Hoo*
61
Kekuatan Bintang Biru*
62
Kristal Biru*
63
Kerajaan Yak*
64
Bola-bola Es*
65
Memilih Tubuh Pengganti
66
Rak*
67
Perubahan di Kerajaan Yak*
68
Kemarahan Monster Hoo*
69
Koloni Baru*
70
Ingatan yang Hilang*
71
Kelicikan Ark
72
Kekuatan Tersembunyi*
73
Lawan yang Sulit
74
Blue VS Red*
75
Tumbal*
76
Sungai Agung*
77
Kutukan Kerajaan Tur*
78
Manusia Setengah Binatang*
79
Menuju Tur*
80
Laut Merah*
81
Wilayah Tur*
82
Para Pemberontak Tur*
83
Menunda?*
84
Ditugaskan Kembali*
85
Kapal-kapal Perang*
86
Kapten Mun*
87
Tawanan*
88
Temuan yang Mencurigakan*
89
Pyu*
90
Kotak Kaca Ungu*
91
Makhluk Terkutuk*
92
Bujukan Noh*
93
Xii*
94
Menyegel Xii*
95
Hutan Kabut Putih*
96
Jebakan Ark*
97
Permintaan Rak*
98
Kenta Mengambil Alih*
99
Mundur*
100
Tak Ada Habisnya*
101
Kami Menemukannya*
102
Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103
Penyihir Cilik*
104
Menata Ulang*
105
Kedamaian yang Dirindukan
106
Kiarra Season 2
107
Dia Merepotkan (Kenta)*
108
Menerobos Masuk*
109
Pertemuan Saudara*
110
Dingin
111
Mengintai*
112
Ide-ide Liar
113
Mengikis Tur Perlahan
114
Pembalasan Raja Tur*
115
Sosok Berpakaian Emas*
116
Keputusan Sulit*
117
Taktik Baru*
118
Jawaban Raja Tur*
119
Meninggalkan Rumah*
120
Dia Memberikan Petuah
121
Tipuan Raja Tur*
122
Kesombongan
123
Penyesalan*
124
Kemunculan Roh Kiarra*
125
Serangan Balon Udara*
126
Serangan Jenderal Gor*
127
Satu Lawan Satu*
128
Bantuan Terselubung*
129
Para Pemimpin Pasukan Tur*
130
Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131
Para Monster yang Disegel*
132
Koloni Baru*
133
Keputusan Para Nym*
134
Tak Terduga*
135
Kelemahan Monster Iblis Wii*
136
Tekanan Besar
137
Mereka Mendatangi Vom*
138
Tawaran Rhi dan Gor*
139
Mengalah untuk Menang*
140
Evakuasi Masal
141
Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142
Belum Semuanya*
143
Ancaman Kapten Tom*
144
Nasib Yak
145
Kembali Bertempur*
146
Api Sihir Boh*
147
Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148
Menaklukkan Wii
149
Giliran Ark*
150
Kekuatan Doa*
151
Siapa Ayahnya?*
152
Senjata Rahasia Raja Tur*
153
Monster Roo*
154
Gempuran 4 Kerajaan*
155
Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156
Bantuan Ratu Nym*
157
Dia Penyihir Terkutuk*
158
Menata Ulang*
159
Gantikan Aku (Dra)*
160
Kapten Mun VS Kapten Mos*
161
Hasil Akhir*
162
Perang Terakhir*
163
Pengikut Naga*
164
Ruangan Rahasia
165
Monster Iblis Bii*
166
Berita Duka*
167
Ingatan Dra
168
Tiga Huruf*
169
Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170
Pengakuan Kiarra
171
Perubahan Besar
172
Kembali Seperti Semula
173
Wajah-wajah Baru
174
Bagai Seorang Dewi
175
Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176
Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177
Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178
Keluarga Besar Kiarra*
179
Penghuni Baru Negeri Kaa*
180
Kompetisi*
181
Menikahi Empat Dayang*
182
Kembali Pulang
183
Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184
Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185
Para Inovator Negeri Kaa*
186
Unjuk Kebolehan*
187
Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188
Presentasi Terakhir*
189
Penentuan Pemenang*
190
Hadiah Kompetisi*
191
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!