Kiarra Sang Dewi Kematian
Gelap, hampa dan rasa dingin menjalar di punggung Kiarra. Wanita cantik itu merasakan tubuhnya sakit di segala bagian. Bahkan, ada rasa perih seperti luka sayatan yang sudah lama sekali tak ia rasakan. Hingga tiba-tiba, ia mendengar suara seseorang bicara. Suaranya sayup-sayup dan hampir tak terdengar seperti orang berbisik.
"Kia! Kia! Le kara-kara meya riguna!"
"Ha?" jawab Kiarra saat mendengar suara orang bicara yang cukup dekat di telinganya. Matanya terasa berat hanya sekadar untuk dibuka.
"Meguna! Samalo! Nge gumaname leola sekago!"
PLAK!
"Aw!" jerit Kiarra saat ia merasakan tamparan kuat di salah satu pipinya. Seketika, matanya melebar. Ia melihat sebuah tangan melayang seperti siap untuk menamparnya lagi.
GRAB!
"Hah!" kejut wanita itu saat pergelangan tangannya ditangkap oleh wanita di hadapan.
"Cari mati? Beraninya kau menampar wajahku! Parasku ini sangat mahal dan bernilai puluhan juta!" teriaknya marah dengan mata melotot.
Namun, wanita berpakaian aneh seperti suatu suku karena banyak bulu di kepala dan pakaiannya malah bergembira. Kedua tangannya menengadah lalu bersujud. Kiarra bingung dan menatap sosok tak dikenalnya dengan kening berkerut.
"Kia! Lelaoto me gibuna sega! Sorake! Sorake!" serunya seraya menunjuk ke suatu tempat terlihat panik.
"Kau bicara apa? Dasar orang aneh," ujar Kiarra mengabaikan sosok tak dikenalnya itu.
Saat ia mencoba untuk bangun dengan memiringkan tubuhnya karena terasa sakit di beberapa bagian, tiba-tiba ....
DUNGG!!
"Oh!" kejutnya karena tanah yang menjadi alas tubuhnya bergetar.
Kiarra tertegun dan melihat langit-langit seperti gua itu menjatuhkan serpihan debu. Kiarra diam sejenak dan melihat sekitar di mana ia baru menyadari jika berada di suatu tempat tak dikenal. Bahkan, terdapat banyak nyala api, tetapi berwarna ungu mengelilinginya. Kiarra menatap sosok tak dikenalnya yang terlihat panik sedang menyeret sebuah pedang seperti sangat berat.
"Aku memanggilmu untuk menggantikan kakakku yang telah tewas! Kau seorang Jenderal Perang! Pergilah keluar sana dan balaskan dendam atas kematianmu!" teriak wanita itu dengan mata berlinang yang membuat Kiarra membisu seketika.
"Aku ... apa!" tanyanya memekik karena bingung dengan kondisi ini.
Namun, pertanyaannya tak dijawab. Tubuhnya ditarik dengan paksa yang membuatnya meringis kesakitan. Kiarra melihat pedang di tangan kirinya lalu melirik lengan kanannya yang berlapis besi pelindung seperti baju perang. Kiarra diam sejenak dan berpikir serius. Hingga ia tiba-tiba disiram air oleh wanita yang dipenuhi bulu binatang itu dan membuatnya basah kuyup.
"Dasar gila!" teriak Kiarra marah dengan mata terbelalak lebar.
"Bunuh mereka, atau kita akan mati di sini. Ramuan itu hanya bisa bertahan selama 1000 kedipan. Setelahnya, kau akan merasakan sakit yang teramat sangat. Kau terluka parah, dan aku minta maaf karena memanggil arwahmu dari dunia lain untuk memintamu bertarung lagi," ucapnya penuh harap dengan suara bergetar seperti ketakutan.
"Aku sungguh tak mengerti dengan yang kau ucapkan, Wanita aneh," jawab Kiarra menatap wanita di depannya tajam.
Wanita itu tersenyum. "Aku akan melindungimu, meski kecil kemungkinan bisa selamat. Jika kau ingin tahu apa yang terjadi, menanglah. Hanya itu yang bisa aku katakan," ucapnya serius.
Kiarra menyipitkan mata. Ia memejamkan mata sejenak. Namun, ia akui jika rasa sakit di tubuhnya menghilang dalam sekejap usai disiram air aneh itu. Kiarra melangkah dengan pedang di tangan kirinya. Ia merasa aneh karena seperti kidal.
Selama ini, ia selalu memegang benda di sebelah kanan. Semua hal yang dilakukan selalu diawali dengan tangan kanan, tetapi kenapa hasratnya ingin ia melakukannya dengan tangan kiri? Kiarra memilih untuk mengesampingkan hal itu dan fokus dengan apa yang terjadi di luar sana. Seketika ....
"What the ...," ucapnya saat keluar dari mulut gua dan mendapati sekumpulan makhluk mengerikan seperti alien.
"Hiikkkk!"
"AAAA!" teriak Kiarra ngeri saat melihat seekor makhluk tiba-tiba membuka mulutnya dan menyuarakan lengkingan dengan beberapa benang layaknya liur dari mulut merekah seperti bunga tersebut.
Pergerakan Kiarra terlihat oleh makhluk-makhluk mengerikan itu dan menjadikannya incaran. Kiarra dengan sigap berbalik untuk kembali masuk dalam gua, tetapi tiba-tiba, wanita aneh berbulu itu muncul dari dalam gua seraya merentangkan kedua tangan tampak serius melafalkan sebuah mantra yang aneh.
"Geaga! Geaga! Heraaa!" serunya lantang dan seketika ....
"Oh!" kejut Kiarra ketika melihat bulu-bulu yang membungkus tubuh wanita itu meruncing layaknya jarum.
Benda-benda itu terlepas dari lapisan pakaian layaknya jubah dan melayang. Mata Kiarra melotot saat bulu-bulu tajam seperti unggas tersebut melesat cepat dan menusuk tubuh para makhluk seram itu.
JLEB! JLEB! JLEB!
"Heekkk!" lengking para monster merintih kesakitan.
"Jangan diam saja! Bunuh mereka dan pergi dari sini!" seru wanita yang masih merentangkan tangan, tetapi matanya berubah ungu dan menyala terang.
Kiarra bingung, tetapi melihat banyaknya jumlah musuh dan tak terlihat manusia di antara mereka—selain dia dan wanita aneh—membuat Kiarra terpaksa kembali bertempur.
"Hargghhh!" serunya lantang dan bergegas berlari kencang dengan menggenggam pedang dengan tangan kiri. Kiarra membidik salah satu di antara kumpulan musuh yang sedang sekarat karena tusukan mematikan itu.
KRASS!!
"Heekkk!"
"Heh, rasakan!" serunya dengan seringai terpancar saat berhasil menebas dada makhluk di depannya dan membuat luka robek di sana.
Namun, seketika ....
"Benar begitu, genggaman harus kuat agar benda dalam tanganmu tak terlepas, Ara," ujar sosok pria dalam kenangan yang muncul begitu saja di kepalanya.
"Dexter ...," ucapnya lirih dengan tubuh mematung dan pedang dalam genggaman.
"Kia!" panggil seseorang yang suaranya ia kenal dan membuat wanita cantik itu langsung menoleh seketika.
Tiba-tiba, KRAUK!!
"Aggg!" erangnya saat pergelangan tangannya digigit oleh mulut bergigi tajam layaknya kelopak bunga sedang mekar itu.
Mata Kiarra melebar. Ia melihat tangannya seperti akan dimakan. Sekejap, ia kembali teringat akan serangan wabah monster yang menerjang Bumi beberapa tahun silam dan membuatnya bersama saudara serta saudari terjun langsung untuk ikut menumpas.
"Haarghhh!" teriaknya lantang dengan mata melotot lebar dan tangan mengepal.
BUKK!
Mata wanita yang tubuhnya tertutupi jubah bulu terbelalak saat melihat pukulan wanita bernama Kia mampu menghancurkan tengkorak lawan. Kiarra membiarkan tangannya tetap digigit, tetapi tangan kanannya yang terbebas terus menghajar tubuh monster itu hingga akhirnya lawan terjatuh dan mati.
"Heahhh!"
KRAKK!!
Kiarra menuntaskan aksinya dengan menginjak kepala monster itu dengan satu kaki dan meremukkannya. Matanya langsung bergerak ke monster lainnya yang sedang menyerang segerombolan hewan aneh seperti kuda, tetapi memiliki wujud lain.
"Aku pasti bermimpi buruk dan harus segera bangun. Namun, bagaimana caranya?" tanyanya bingung dan melihat tangannya yang digigit meninggalkan bekas.
Hingga ia menyadari jika darahnya berwarna ungu. Kiarra mengedipkan mata terlihat mencoba untuk memahami situasi, tetapi waktu tak mengizinkannya untuk beristirahat dalam kurun lama.
"Hikkk!!"
Kiarra mendapati dua makhluk seram lainnya berlari mendatangi. Ia melihat bangkai monster yang dikalahkannya tadi lalu ditariknya kuat. Kiarra baru menyadari jika kemampuannya cukup hebat dan sangat kuat karena makhluk itu terasa ringan.
"Heahhh!" teriaknya lantang seraya melemparkan bangkai lawan ke arah para alien yang ingin menyerangnya.
Namun seketika, "Hek! Hek!" seru makhluk-makhluk itu menghindar dan terlihat takut.
Kening Kiarra berkerut saat melihat lawannya menjauh dari bangkai-bangkai jenisnya seperti ketakutan.
"Heh, aku tahu kelemahan kalian," kekehnya memancarkan kemenangan.
Kiarra menyarungkan pedangnya ke pinggang karena melihat ada sebuah sarung pengikat di sana. Kini, dua tangan Kiarra terbebas tanpa beban. Ia mengambil sebuah bangkai dan kembali dilemparkan kuat ke arah para musuh. Siapa sangka, usahanya berhasil. Lawannya bergerak menjauh seperti tak berani mendekati bangkai kawannya. Kiarra melihat peluang.
"Hei, kau! Kemari cepat!" teriaknya menunjuk wanita yang ditemukannya dalam gua.
Wanita itu mengangguk dan berlari dengan tergesa ke arah Kiarra, tetapi ....
BRUKK!!
"Ha?" kejut Kiarra karena baru menyadari jika fisik wanita itu lemah.
Wanita seperti penyihir dengan pakaian serba hijau dan mirip gaun zaman kuno tersandung begitu saja, padahal tak ada benda apa pun yang menghalangi langkahnya. Kiarra mengembuskan napas panjang dan bersabar menunggu.
"Hah, hah," engahnya dengan wajah pucat dan keringat bercucuran sembari mengangkat rok gaunnya dengan dua tangan.
"Ke mana kita harus pergi? Aku akan membuatkan jalan untuk pelarian kita!" tanya Kiarra dengan dua buah bangkai monster dalam tiap genggaman.
"Kau lihat pohon itu?" tanya wanita berbulu tersebut seraya menunjuk. Kiarra mengangguk.
"Jangan sampai terpisah dariku dan perhatikan langkahmu! Kita bergerak cepat, ayo!" ajak Kiarra lantang.
Wanita itu mengangguk siap dan berlari mengikuti Kiarra. Kiarra melemparkan bangkai-bangkai monster ke arah lawan yang ingin mendekat ke arahnya. Ia terus mengambil dan melempar. Ternyata, usahanya membuahkan hasil. Kiarra berhasil membawa dirinya dan wanita tak dikenal tiba di pohon berdaun biru yang bersinar tanpa diserang oleh kumpulan monster mengerikan layaknya kumpulan predator.
"Pegang pohon ini!" pinta wanita itu.
Kiarra segera melakukannya, dan seketika ....
"Oh!" kejutnya saat menyadari jika dirinya kini berada di tempat lain dengan pohon biru yang sama, tetapi suasana berbeda seperti teleportasi.
"Hah, hah, aku lelah sekali," ucap wanita itu langsung roboh di samping pohon.
Mata Kiarra memindai sekitar dan berjalan menjauh dari pohon. "Di mana kita?" tanyanya bingung.
"Kaa. Kau berada di Negeri Kaa," jawab wanita itu duduk dengan lesu.
***
ILUSTRASI. SOURCE : GOOGLE
Makasih ya dukungannya. Lele padamu💋 Ikuti terus kisah Kiarra ya😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
lady daisy
apa mksudnya thor
2023-09-16
1
Minthil She Judhezt
Kulonuwun ,permisi ,sampurasun mbx Kiarra
2023-08-03
1
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
nyetempel disini ntee
2023-08-01
1