Kekhawatiran Dra*

Mereka bicara dalam bahasa Negeri Kaa. Terjemahan.

Dra tak menyangka, jika sosok Kiarra penuh kejutan untuknya. Wanita yang kini masuk dalam raga sang kakak ternyata sudi membagikan ilmu pengetahuan miliknya kepada kaum rendahan itu. Kiarra yang dulunya seorang supermodel dan sangat memperhatikan gaya, mengajari mereka cara membuat pakaian dengan model beragam.

"Aku memiliki sebuah impian untuk menjadi seorang designer terkenal," ujarnya seraya menggambar menggunakan kertas dan tinta celup berwarna ungu.

"De-sig-ner?" tanya para dayang mengulang karena Kiarra sering menggunakan bahasa yang tak mereka ketahui.

Dra yang penasaran dengan kehidupan masa lalu Kiarra, memilih diam dan mendengarkan.

"Ya. Seorang perancang busana," jawabnya lalu menunjukkan sebuah gambar model pakaian yang membuat kelima pria tampan itu spontan bertepuk tangan, kecuali Dra.

"Wawasan Anda sangat luas, Jenderal. Maaf, selama ini kami mengira jika Anda orang yang suka menyendiri. Anda jarang sekali keluar istana jika pulang dari berperang," ujar seorang dayang berwajah Asia.

"Ya, itu benar. Jarak terdekat untuk bisa melihat Anda ketika rombongan pasukan melintasi pemukiman saat akan pergi dan pulang berperang. Anda bahkan tak pernah hadir saat pesta perayaan. Namun, yang terjadi kemarin adalah hal tak terduga. Apalagi, Anda memilih saya sebagai salah satu dayang," ujar pria berambut cokelat tua.

Kiarra tersenyum karena perubahan pada dirinya yang sekarang lebih banyak dicintai oleh rakyat ketimbang dirinya yang dulu. Kiarra melirik ke arah Dra yang sedari tadi berwajah masam mendengarkan cerita.

"Penyihir Dra. Anda juga sangat—"

"Aku tak tertarik dengan pendapat kalian semua," ucapnya ketus memotong perkataan salah satu dayang lalu berdiri bersiap pergi.

"Dia tak tertarik dengan pujian. Ia lebih suka dengan hujatan," sindir Kiarra seraya meraih gelas perunggu berisi minuman berwarna ungu.

Tangan Dra mengepal dan langsung berbalik menatap Kiarra tajam. Mata ungunya kembali menyala dan hal itu membuat kelima dayang Kiarra panik seketika. Mereka bergegas berdiri dan mendekati sang Jenderal tampak waspada. Kiarra masih duduk dengan mata terkunci pada sosok Dra yang tersulut emosi. Kiarra meletakkan gelasnya perlahan dengan tenang.

"Aku akan pergi bertempur lagi. Entah kapan akan kembali. Sebaiknya saat kupulang nanti, kalian sudah menjadi seorang ahli seperti yang kuajarkan hari ini. Sanggup?" tanya Kiarra tenang seraya memandangi para pria rupawan di sekitarnya.

"Te-tentu saja, Jenderal," jawab pria gondrong yang perlahan menurunkan garpu dalam genggaman sebagai senjata dadakan.

"Fokuslah pada keahlian kalian masing-masing. Kemampuan kalian itu sebuah ciri khas. Jangan pedulikan ucapan menusuk dan meremehkan di luar sana. Ucapanku lebih bermakna ketimbang orang-orang itu. Percayalah," ujar Kiarra seraya berdiri perlahan.

Para dayang itu tersenyum, terharu dengan sikap lembut Kia pada mereka.

"Oia, kalian laki-laki kenapa disebut 'dayang'? Bukankah seharusnya dayang itu untuk para perempuan?" tanya Kiarra heran karena bertolak belakang dengan pengetahuan di dunianya.

"Semua pelayan baik Raja, Ratu atau pejabat tinggi negara, di Negeri Kaa disebut dayang. Apa sebutan itu menjadi masalah untukmu, Kakak?" tanya Dra penuh penekanan.

Para dayang sang Jenderal terlihat tegang dan hanya diam saling melirik. Kiarra yang tahu jika Dra masih marah padanya enggan melanjutkan pertanyaan meski banyak yang ingin diketahui karena tak semua pengetahuan Kia terserap olehnya.

"Kalian tak bisa kusebut 'kasiim' karena masih memiliki benda penuh kenikmatan itu," ujar Kiarra seraya menunjuk bagian kejantanan para dayang. Para pria itu terkekeh pelan meski mereka tak tahu apa itu 'kasiim'.

Kiarra melenggang seraya mengumpulkan hasil design-nya ke atas sebuah meja. Mata semua orang sibuk mengamati gerak-gerik sang Jenderal.

"Oh, aku hampir lupa!" pekik Kiarra yang mengejutkan semua orang.

"Apa itu, Jenderal?" tanya seorang dayang cemas.

"Aku belum tahu nama kalian," jawabnya polos.

Praktis, para lelaki muda dan tampan itu terkekeh. Seorang dayang berwajah Asia berdiri dengan senyum terkembang.

"Perkenalkan. Saya Fuu. Keahlian memijat dan sepertinya akan bertambah dengan menjadi perancang busana serta penjahit khusus untuk Anda, Jenderal Kia," ucapnya mantap.

"Halo, Fuu," sapa Kiarra seraya melambaikan tangan. Fuu tersipu.

"Saya Pop, Jenderal," ucap pria berambut gondrong. "Anda tahu keahlian saya."

"Ya, kau penari yang handal," jawab Kia mantap. Lelaki itu mengangguk dengan senyuman.

"Saya Ben, Jenderal Kia. Keahlian memasak," ucap pria berambut pirang terlihat sungkan.

"Aku harus berhati-hati dengan masakanmu, Ben," ujar Kiarra menunjuk.

"Kenapa, Jenderal?" tanya Ben panik.

"Kau bisa membuatku gendut."

"Hahahaha!" Suara tawa langsung memenuhi ruangan tersebut. Dra masih diam tak terlihat tertarik.

"Lalu kau?" tanya Kia menunjuk pria berambut cokelat tua.

"Saya Eur. Keahlian sebagai pengrajin. Lebih tepatnya ... pandai besi. Saya membuat perabotan dari bahan tersebut," ucapnya tenang.

Kiarra tersenyum dengan kedipan sebelah mata. Praktis, hal itu membuat Eur tersenyum malu hingga wajahnya tertunduk.

"Bagaimana denganmu, Tampan?" panggil Kia melirik pria dengan jambang tipis, berkulit cokelat gelap eksotis dan bermata hijau.

"Saya pekerja kasar, Jenderal. Nama saya Ron. Jujur, saya sebenarnya merasa tak pantas menyentuh tubuh Anda karena tanganku yang kasar," ucap pria itu tampak gugup seraya menatap telapak tangannya yang terbuka ragu.

Kiarra menatap pria itu lekat lalu mengulurkan tangan kanan minta disambut. Pria tersebut tampak gugup saat berjalan mendekat dan tangannya diraih sang Jenderal.

"Oh, ini bisa diperbaiki. Aku memiliki ramuan mujarab untuk membuatnya halus lagi," ujar Kiarra seraya mengelus lembut telapak tangan yang tebal dan terasa sedikit kasar karena pekerjaan berat yang dilakoni selama ini.

"Sungguh?" tanya pria itu takjub.

Kiarra meletakkan tangan lelaki itu di salah satu pipinya dengan mata terpejam. Pria itu diam seperti mencoba memahami maksud sang Jenderal. Hingga akhirnya, senyum pria itu terbit. Ron mendekati sang Jenderal dan memeluknya dari samping. Hal itu diikuti oleh dayang lainnya. Kiarra terkejut dan membuat jantungnya kembali berdetak cepat. Ia merasa seperti disayangi oleh para lelaki rupawan itu.

Siapa sangka, hal itu membuat amarah Dra mereda. Mata ungunya meredup dan kembali normal. Terlebih, saat melihat Kiarra kembali dijamah dan dicium mesra sehingga terdengar suara penuh gairah dari bibirnya. Dra yang sadar akan hal selanjutnya, memilih segera beranjak pergi dari kamar Kia. Kiarra tersenyum geli karena Dra tak berkeinginan untuk bergabung dalam kenikmatan.

"Bercinta lagi sebelum pergi berperang, Jenderal?" bisik pria berambut pirang yang tak lain adalah Ben.

"Yess," jawab Kiarra mendesis.

"Yess," sahut para pria itu menirukan ucapan Kiarra yang bagi mereka penuh dengan kejutan.

Lagi, Kiarra dipuaskan oleh kelima dayangnya. Suara erangan kenikmatan terdengar bersahut-sahutan hingga menembus dinding kamar. Beruntung, kamar sang Jenderal berada di menara tertinggi dan sangat luas layaknya hunian pribadi. Para pelayan yang datang untuk mengantarkan pasokan makanan dan kebutuhan harian sang Jenderal dibuat penasaran saat suara rintihan penuh gairah itu tak kunjung usai.

Namun, kali ini. Kiarra yang kurang tidur langsung terlelap usai tenaganya digempur habis-habisan demi memuaskan hasrat bercinta. Para dayang meninggalkan wanita cantik itu di ranjang besar untuk beristirahat. Mereka berlima fokus pada kemampuan masing-masing dan akan ditingkatkan seperti yang sang Jenderal harapkan.

Saat mereka sedang fokus bekerja, Dra kembali masuk. Orang-orang itu terkejut dan mematung saat Dra menatap mereka satu per satu.

"Apa yang kalian dengar dari sang Jenderal, jangan sebarkan ke orang-orang termasuk Raja sekalipun. Kalian mengerti?" ucap Dra yang mengejutkan para pria itu.

"Kenapa? Cerita sang Jenderal sangat luar biasa. Orang-orang akan menyukainya," jawab Pop.

"Sang Jenderal sedang diincar oleh musuh karena kekuatan barunya. Jika mereka tahu tentang dirinya, hal itu akan sangat membahayakan. Aku bisa merasakan ancaman sedang mengincar Kia. Apa kalian mau, Jenderal pulang berperang dalam keadaan tak bernyawa?"

Praktis, ucapan Dra membuat para dayang itu pucat seketika. Mereka yang mengagumi Kia dan perlahan merasakan cinta pada wanita perkasa itu, akhirnya menurut demi keselamatan sang Jenderal.

"Bagus, rahasiakan. Sebaiknya, kalian semua tetap di sini. Jangan keluar ruangan sampai Jenderal bangun," pinta Dra.

"Kami mengerti," ujar Fuu.

Dra mengangguk lalu pergi meninggalkan ruangan. Ternyata, ucapan Dra membuat para dayang memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu pada sang Jenderal. Tak disangka, Kiarra tertidur cukup lama hingga bulan kembali menjadi ungu.

***

ILUSTRASI. SOURCE : FREE IMAGES.

Uhuy 😍 cogan! cogan! cogan🎉

Terpopuler

Comments

Wati_esha

Wati_esha

Aihhh berapa lama Kiarra tertidur?

2023-04-02

0

Wati_esha

Wati_esha

Tq update nya.

2023-04-02

0

Wati_esha

Wati_esha

Dra ... bisa jadi benar.

2023-04-02

1

lihat semua
Episodes
1 Negeri Kaa*
2 Dra*
3 Bulan Merah*
4 Malam Perjodohan*
5 Kematian Kiarra*
6 Maafkan Kami, Kiarra*
7 Harem*
8 Amarah Dra*
9 Para Dayang Sang Jenderal*
10 Dunia Kiarra*
11 Kekhawatiran Dra*
12 Misi Yang Dipertanyakan*
13 Dewi Kematian*
14 Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15 Taktik Kiarra*
16 Sihir Dra*
17 Kebenaran Misi
18 Menentang Titah Raja
19 Pemberontakan Kiarra*
20 Buronan Vom*
21 Buah Naga
22 Jasper?*
23 Ram? Jasper?*
24 Dia Bukan Jasper*
25 Pulau Ilusi*
26 Dia Tahu Tentangku*
27 Menerobos Wilayah Zen*
28 Pohon Jembatan*
29 Demi Dra*
30 Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31 Kolam Penyembuh
32 Wilayah Yak*
33 Penjaga Pohon Jembatan*
34 Pohon Naga*
35 Sang Naga*
36 Menuntaskan Sumpah*
37 Misi 7 Hari*
38 Dukungan Keluarga*
39 Membidik Michelle*
40 Tawaran Kiarra
41 Keputusan Aiko*
42 Siapa Pria Itu?
43 Mengumpulkan Bukti
44 Mengejar Waktu*
45 Ke mana Mereka?
46 Jasper!
47 Selamat Tinggal
48 Kau Tuanku*
49 Sang Jenderal*
50 Naga Kecil*
51 Memburu Ram
52 Hukuman Sang Ratu
53 Raja Zalim
54 GIVE AWAY THR
55 Penghisap Kekuatan
56 Pengumuman Pemenang GA
57 Musuh atau Bantuan?
58 Kekuatan Negeri Kaa
59 Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60 Monster Hoo*
61 Kekuatan Bintang Biru*
62 Kristal Biru*
63 Kerajaan Yak*
64 Bola-bola Es*
65 Memilih Tubuh Pengganti
66 Rak*
67 Perubahan di Kerajaan Yak*
68 Kemarahan Monster Hoo*
69 Koloni Baru*
70 Ingatan yang Hilang*
71 Kelicikan Ark
72 Kekuatan Tersembunyi*
73 Lawan yang Sulit
74 Blue VS Red*
75 Tumbal*
76 Sungai Agung*
77 Kutukan Kerajaan Tur*
78 Manusia Setengah Binatang*
79 Menuju Tur*
80 Laut Merah*
81 Wilayah Tur*
82 Para Pemberontak Tur*
83 Menunda?*
84 Ditugaskan Kembali*
85 Kapal-kapal Perang*
86 Kapten Mun*
87 Tawanan*
88 Temuan yang Mencurigakan*
89 Pyu*
90 Kotak Kaca Ungu*
91 Makhluk Terkutuk*
92 Bujukan Noh*
93 Xii*
94 Menyegel Xii*
95 Hutan Kabut Putih*
96 Jebakan Ark*
97 Permintaan Rak*
98 Kenta Mengambil Alih*
99 Mundur*
100 Tak Ada Habisnya*
101 Kami Menemukannya*
102 Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103 Penyihir Cilik*
104 Menata Ulang*
105 Kedamaian yang Dirindukan
106 Kiarra Season 2
107 Dia Merepotkan (Kenta)*
108 Menerobos Masuk*
109 Pertemuan Saudara*
110 Dingin
111 Mengintai*
112 Ide-ide Liar
113 Mengikis Tur Perlahan
114 Pembalasan Raja Tur*
115 Sosok Berpakaian Emas*
116 Keputusan Sulit*
117 Taktik Baru*
118 Jawaban Raja Tur*
119 Meninggalkan Rumah*
120 Dia Memberikan Petuah
121 Tipuan Raja Tur*
122 Kesombongan
123 Penyesalan*
124 Kemunculan Roh Kiarra*
125 Serangan Balon Udara*
126 Serangan Jenderal Gor*
127 Satu Lawan Satu*
128 Bantuan Terselubung*
129 Para Pemimpin Pasukan Tur*
130 Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131 Para Monster yang Disegel*
132 Koloni Baru*
133 Keputusan Para Nym*
134 Tak Terduga*
135 Kelemahan Monster Iblis Wii*
136 Tekanan Besar
137 Mereka Mendatangi Vom*
138 Tawaran Rhi dan Gor*
139 Mengalah untuk Menang*
140 Evakuasi Masal
141 Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142 Belum Semuanya*
143 Ancaman Kapten Tom*
144 Nasib Yak
145 Kembali Bertempur*
146 Api Sihir Boh*
147 Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148 Menaklukkan Wii
149 Giliran Ark*
150 Kekuatan Doa*
151 Siapa Ayahnya?*
152 Senjata Rahasia Raja Tur*
153 Monster Roo*
154 Gempuran 4 Kerajaan*
155 Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156 Bantuan Ratu Nym*
157 Dia Penyihir Terkutuk*
158 Menata Ulang*
159 Gantikan Aku (Dra)*
160 Kapten Mun VS Kapten Mos*
161 Hasil Akhir*
162 Perang Terakhir*
163 Pengikut Naga*
164 Ruangan Rahasia
165 Monster Iblis Bii*
166 Berita Duka*
167 Ingatan Dra
168 Tiga Huruf*
169 Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170 Pengakuan Kiarra
171 Perubahan Besar
172 Kembali Seperti Semula
173 Wajah-wajah Baru
174 Bagai Seorang Dewi
175 Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176 Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177 Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178 Keluarga Besar Kiarra*
179 Penghuni Baru Negeri Kaa*
180 Kompetisi*
181 Menikahi Empat Dayang*
182 Kembali Pulang
183 Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184 Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185 Para Inovator Negeri Kaa*
186 Unjuk Kebolehan*
187 Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188 Presentasi Terakhir*
189 Penentuan Pemenang*
190 Hadiah Kompetisi*
191 TAMAT
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Negeri Kaa*
2
Dra*
3
Bulan Merah*
4
Malam Perjodohan*
5
Kematian Kiarra*
6
Maafkan Kami, Kiarra*
7
Harem*
8
Amarah Dra*
9
Para Dayang Sang Jenderal*
10
Dunia Kiarra*
11
Kekhawatiran Dra*
12
Misi Yang Dipertanyakan*
13
Dewi Kematian*
14
Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15
Taktik Kiarra*
16
Sihir Dra*
17
Kebenaran Misi
18
Menentang Titah Raja
19
Pemberontakan Kiarra*
20
Buronan Vom*
21
Buah Naga
22
Jasper?*
23
Ram? Jasper?*
24
Dia Bukan Jasper*
25
Pulau Ilusi*
26
Dia Tahu Tentangku*
27
Menerobos Wilayah Zen*
28
Pohon Jembatan*
29
Demi Dra*
30
Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31
Kolam Penyembuh
32
Wilayah Yak*
33
Penjaga Pohon Jembatan*
34
Pohon Naga*
35
Sang Naga*
36
Menuntaskan Sumpah*
37
Misi 7 Hari*
38
Dukungan Keluarga*
39
Membidik Michelle*
40
Tawaran Kiarra
41
Keputusan Aiko*
42
Siapa Pria Itu?
43
Mengumpulkan Bukti
44
Mengejar Waktu*
45
Ke mana Mereka?
46
Jasper!
47
Selamat Tinggal
48
Kau Tuanku*
49
Sang Jenderal*
50
Naga Kecil*
51
Memburu Ram
52
Hukuman Sang Ratu
53
Raja Zalim
54
GIVE AWAY THR
55
Penghisap Kekuatan
56
Pengumuman Pemenang GA
57
Musuh atau Bantuan?
58
Kekuatan Negeri Kaa
59
Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60
Monster Hoo*
61
Kekuatan Bintang Biru*
62
Kristal Biru*
63
Kerajaan Yak*
64
Bola-bola Es*
65
Memilih Tubuh Pengganti
66
Rak*
67
Perubahan di Kerajaan Yak*
68
Kemarahan Monster Hoo*
69
Koloni Baru*
70
Ingatan yang Hilang*
71
Kelicikan Ark
72
Kekuatan Tersembunyi*
73
Lawan yang Sulit
74
Blue VS Red*
75
Tumbal*
76
Sungai Agung*
77
Kutukan Kerajaan Tur*
78
Manusia Setengah Binatang*
79
Menuju Tur*
80
Laut Merah*
81
Wilayah Tur*
82
Para Pemberontak Tur*
83
Menunda?*
84
Ditugaskan Kembali*
85
Kapal-kapal Perang*
86
Kapten Mun*
87
Tawanan*
88
Temuan yang Mencurigakan*
89
Pyu*
90
Kotak Kaca Ungu*
91
Makhluk Terkutuk*
92
Bujukan Noh*
93
Xii*
94
Menyegel Xii*
95
Hutan Kabut Putih*
96
Jebakan Ark*
97
Permintaan Rak*
98
Kenta Mengambil Alih*
99
Mundur*
100
Tak Ada Habisnya*
101
Kami Menemukannya*
102
Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103
Penyihir Cilik*
104
Menata Ulang*
105
Kedamaian yang Dirindukan
106
Kiarra Season 2
107
Dia Merepotkan (Kenta)*
108
Menerobos Masuk*
109
Pertemuan Saudara*
110
Dingin
111
Mengintai*
112
Ide-ide Liar
113
Mengikis Tur Perlahan
114
Pembalasan Raja Tur*
115
Sosok Berpakaian Emas*
116
Keputusan Sulit*
117
Taktik Baru*
118
Jawaban Raja Tur*
119
Meninggalkan Rumah*
120
Dia Memberikan Petuah
121
Tipuan Raja Tur*
122
Kesombongan
123
Penyesalan*
124
Kemunculan Roh Kiarra*
125
Serangan Balon Udara*
126
Serangan Jenderal Gor*
127
Satu Lawan Satu*
128
Bantuan Terselubung*
129
Para Pemimpin Pasukan Tur*
130
Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131
Para Monster yang Disegel*
132
Koloni Baru*
133
Keputusan Para Nym*
134
Tak Terduga*
135
Kelemahan Monster Iblis Wii*
136
Tekanan Besar
137
Mereka Mendatangi Vom*
138
Tawaran Rhi dan Gor*
139
Mengalah untuk Menang*
140
Evakuasi Masal
141
Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142
Belum Semuanya*
143
Ancaman Kapten Tom*
144
Nasib Yak
145
Kembali Bertempur*
146
Api Sihir Boh*
147
Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148
Menaklukkan Wii
149
Giliran Ark*
150
Kekuatan Doa*
151
Siapa Ayahnya?*
152
Senjata Rahasia Raja Tur*
153
Monster Roo*
154
Gempuran 4 Kerajaan*
155
Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156
Bantuan Ratu Nym*
157
Dia Penyihir Terkutuk*
158
Menata Ulang*
159
Gantikan Aku (Dra)*
160
Kapten Mun VS Kapten Mos*
161
Hasil Akhir*
162
Perang Terakhir*
163
Pengikut Naga*
164
Ruangan Rahasia
165
Monster Iblis Bii*
166
Berita Duka*
167
Ingatan Dra
168
Tiga Huruf*
169
Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170
Pengakuan Kiarra
171
Perubahan Besar
172
Kembali Seperti Semula
173
Wajah-wajah Baru
174
Bagai Seorang Dewi
175
Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176
Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177
Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178
Keluarga Besar Kiarra*
179
Penghuni Baru Negeri Kaa*
180
Kompetisi*
181
Menikahi Empat Dayang*
182
Kembali Pulang
183
Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184
Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185
Para Inovator Negeri Kaa*
186
Unjuk Kebolehan*
187
Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188
Presentasi Terakhir*
189
Penentuan Pemenang*
190
Hadiah Kompetisi*
191
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!